• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT WAWANCARA

A. Mahasiswa Untirta (Informan Pendukung)

Disini saya Steptian Akbar sebagai peneliti Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar musik Electronic Dance Music (EDM) pada eventDjakarta Warehouse Project (DWP) 2015, untuk skripsi saya bermaksud untuk melakukan wawancara dengan anda sebagai Informan Pendukung. Apakah anda bersedia?

Boleh minta biodata anda.

a. Nama : Muhamad Ridwan

b. Usia : 24

c. Pendidikan : S1

d. Status : Mahasiswa

e. Agama : Islam

Ok bisa kita langsung kebutir-butir pertanyaannya?

A. Mind (Pikiran)

1. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music

(EDM)? Musik Electronic Dance Music (EDM) ya, kalau ngomongin mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) sering sehari itu bisa sampai frekuensi dua atau tiga jam untuk dengerin musik, karena soalnya enak ya

easy listening, up beat juga kan. Apalagi saya mahasiswa tingkat akhir sambil mendengarkan musik ini biar tidak pusing.

2. Anda biasa mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dimana? Mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) di playlist handphone, youtube, spotify, di apple, Joox, dikamar, dilaptop, dikampus kadang dijalan juga, kalau bisa dibilang tiada hari tanpa Electronic Dance Music (EDM).

3. Awalnya anda tahu musik Electronic Dance Music (EDM) darimana? Awalnya kenal dari temen memperkenalkan nih wan dengerin kata temen, dulu itu tahun 2013 waktu awal lagunya Disk Jockey (DJ) David Guetta dengan judul Titanium meledak dipasaran bahkan di Pandean dijadikan koplo lagunya.

4. Apa yang anda ketahui tentang eventDjakarta Warehouse Project (DWP)? Mengetahui kok event Djakarta Warehouse Project (DWP) sempat beberapa kali ikut ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) diajakin temen masih newbie juga pada saat itu David Guetta pada tahun 2013 lagi booming banget asli pengen nonton kesana, akhirnya diajakin temen karena event akhir tahun butuh refreshing penat dengan kuliah berangkat lah kita kesana.

5. Bagaimana pendapat anda tentang event Djakarta Warehouse Project

(DWP) yang telah berlangsung beberapa tahun ini? Kalau yang saya lihat perkembangannya baik maksudnya signifikan, kalau tidak salah Djakarta Warehouse Project (DWP) ada itu tahun 2010 event itu masih kecil-kecilan dengan konsep outdoornya, dulu pertama ikut event ini 2013 Djakarta Warehouse Project (DWP) itu masih diadakan satu hari di Ancol di Ecopark pada saat itu

hujan selama acara berlangsung parah pokoknya acak-acakan orang bersatu dengan tanah, danau, air, banyak hal yang menarik dan tidak terlupakan seumur hidup, baru pertama kalinya juga ikut event begitu datang langsung melihat David Guetta performance lihat Zedd dan Alesso juga banyak lah pada saat itu karena masih newbie juga selama acara berlangsung hujan deras parah, karena bulan desember pelaksanaannya Jakarta tahu sendiri akhir tahun banjir dimana-mana belum kayak sekarang udah membaik walaupun basah kuyup semua penonton happy.

6. Apakah anda tahu beberapa mahasiswa untirta yang pergi ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Awalnya saya bareng-bareng bersama temen saya Agi anak komunikasi dia yang awalnya mengajak saya ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) anak komunikasi, ternyata selain dia mengajak saya dia pun mengajak temen-temen mahasiswa yang di Jakarta dan Tangerang jadi kita kenal ditempat disana dan sksd dan asik juga teman-temannya terus ada juga selain mahasiswa ada buruh juga temennya Agi, sekelas buruh pegawai KS dateng ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) ini. Disana tidak ada yang namanya jaga images (Jaim), enaknya disana pada saling, kita punya kebutuhan seperti minuman, cemilan dan segala macem ya bareng pete-pete apa yang dibutuhkan.

7. Apakah anda mengenal Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky? Oh ia saya kenal Merina dan Agi, pada saat kenal Merina ketika berangkat kedua kalinya dwp tahun kemaren bareng sama Merina tahun 2015 yang diselenggarakan 2 hari. Cuma memang saya baru tahu Merina anak untirta

fakultas hukum, karena saya anak teknik kampusnya beda jadi saya kenalan disitu.

8. Apakah anda tahu mereka (Merina Fauziyah dan Agi Maulana Rizky) beberapa kali datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau yang saya denger untuk Agi hampir setiap tahun tidak pernah absen kayaknya kehidupannya disitu terlalu addict, up to date banget, jangankan Djakarta Warehouse Project (DWP) maksudnya kayak event-event seperti yang lain dia sering infoin ada event dan Disk Jockey (DJ) siapa yg performance di club. Kalau Merina karena ketemunya baru tahun kemaren jadi kurang banyak tahu tentang dia tapi pernah beberapa kali ke club.

9. Bagaimana Pendapat anda tentang mereka berdua di event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Asyik banget mereka berdua itu, mereka berdua kesehariannya mencerminkan dia itu seorang penikmat dan pendengar Electronic Dance Music (EDM) banget, karena melihat dari penampilan, perilaku, berkomunikasi, berkomunikasi yang paling dilihat dari obrolannya tidak jauh dari musik, Disk Jockey (DJ), event-event di club acara yang bisa dikatakan gaul banget. Bahkan masalah segi fashion punya untuk menunjukkan identitas dia bahkan kalau dia memakai salah satu kaos Djakarta Warehouse Project (DWP) jadi kayak menunjukkan banget, nempel banget dengan badan dan diri dia kalau dia anak musik Electronic Dance Music (EDM) berjalan, menurut saya kalau saya menggambarkan mereka berdua seperti itu.

B. Self (Diri Sendiri)

1. Apa yang membuat anda tertarik dengan musik Electronic Dance Music (EDM)? Warna musiknya beda kalau misalkan menurut saya musik lain itu warna musiknya ya dari alat musik piano ya piano, biola ya biola, gitar ya gitar, vokal ya vokal. Tapi kalau Electronic Dance Music (EDM) itu namanya juga Electronic Dance Music (EDM) dari mesin-mesin elektronik itu unik jadi kayak hal yang tidak pernah terpikirkan bunyi-bunyian apa, kemudian di ubah menjadi instrumen, di mix, jadi enak buat didengarkan, terus Electronic Dance Music (EDM) itu penuh kreatifitas jadi menurut saya warna-warna musik yang lain di dobrak sama Electronic Dance Music (EDM), misalnya musik Electronic Dance Music (EDM) digabung dengan not not musik yang biasa itu bisa diremix, jadi menurut saya unik aja itu yang membuat saya tertarik dengan musik Electronic Dance Music

(EDM).

2. Menurut anda, bagaimana perkembangan musik Electronic Dance Music

(EDM) saat ini? Kalau menurut saya dulu perkembangan musik itu dikenal hanya Disk Jockey (DJ) memainkan musik bergenrekan house music, techno, kalau sekarang mungkin ada pergeseran dari zaman ke zaman aliran yang saya tahu di Electronic Dance Music (EDM) itu awalnya intsrumen saja sekarang bisa ditambah ada vokalnya bisa diremix lagunya siapa aja, seperti lagunya ada dan dimasukkan unsur Electronic Dance Music (EDM) nya, jadi apa ya perkembangannya awalnya musik yang dikenal itu hanya dimainkan di clubbing, dugem. Sekarang berkembang menjadi musik festival bergenrekan Electronic Dance Music (EDM). Perkembangannya sangat bagus dan makin banyak orang

yang kreatif karena musik Electronic Dance Music (EDM), makin banyak juga menjadi mata pencaharian, seperti di televisi acara the remix. Dijadikan acara televisi, dikompetisikan, cari yang terbaik se- Indonesia. Perkembangannya signifikan banget kalau saya memperkirakan musik Electronic Dance Music (EDM) ini sampe lima tahun ke depan masih banyak yang mendengarkan, seperti sekarang bermunculan Disk Jockey (DJ) muda seperti Marshmallow, Martin Garrix, Allan Walker yang masih belia yang masih kreatifitas untuk jiwa seni musiknya.

3. Apakah anda pernah datang ke eventDjakarta Warehouse Project (DWP)? Pernah datang dari tahun 2013, 2014, 2015.

4. Banyak yang bilang, banyak hal negatif di event Djakarta Warehouse Project (DWP). Bagaimana anda sebagai mahasiswa menyikapi hal tersebut? Kalau dibilang negatif atau positif itu tergantung perspektif dan cara sudut pandangnya lagi, kita lihat dari negatifnya seperti apa dulu, saya lihat sendiri ada orang yang mencium tanah, nyebur ke danau mungkin karena udah tidak sadar karena alkohol itu negatif kita tahu sendiri orang Indonesia mabok pada doyan dan anak-anak yang addict sering dateng ke club sering minum akhirnya itulah muncul perspektif negatif itu dari situ. Cuma kalau saya pribadi ingin enjoy datang kesana pengen nikmatin ya saya rasa itu positif-positif aja bahkan ada beberapa kali cewek yang datang pakai gamis dan kerudung itu ada, jadi gimana orang memandangnya dan tujuannya kesana seperti apa, kalau bisa dibilang tujuannya kesana pengen rileks dan menghilangkan otot-otot saraf ya udah

karena buat apa kan tujuannya ingin mendengarkan musiknya, siapa artis Disk Jockey (DJ) yang difavoritkannya. Tapi memang beberapa kali ada yang saya lihat cewe yang memakai hijab tetap asyik dan menjaga norma adat ketimurannya tetap pakai yang rapi dan enjoy banget dan itu ada disana. terlepas dari minum atau tidaknya saya kurang mengerti karena hanya melihat sekilas saja dan musik Electronic Dance Music (EDM) itu tanpa perlu kita mabok juga tetap asyik dan bikin semangat dan tidak mungkin juga kita mau semangat harus mabok juga menurut saya tidak seperti itu. Memang disana dikasih pilihan dan disediakan tempat untuk mabok atau tidaknya tergantung kita memilihnya. Jadi kalau yang bilang Djakarta Warehouse Project (DWP) itu negatif itu kembali ke orangnya saja, mungkin budayanya yang biasa mendengarkan musik di club kebawa ke event Djakarta Warehouse Project (DWP), padahal disana pengamanan sangat ketat banget, tapi ada beberapa cewek yang saya denger kalau membawa minuman dari luar taruh nya di badan cewe karena pemeriksaannya juga tidak terlalu di raba banget kadang ya memanfaatkan itu, padahal aturan di Djakarta Warehouse Project (DWP) itu tidak boleh membawa makanan dan minuman dari luar, tidak boleh membawa senjata tajam biasalah aturan umum, tidak boleh bawa drugs, cuman kembali lagi tujuan orangnya seperti apa. Disana itu mahal banget untuk beli minuman aqua yang 600ml aja diluar hanya 5rb kalau didalam bisa sampai 50rb dan itu saya alamin banget minumnya pun hati-hati setetes-setetes karena mahalnya itu, di dalam pun ada yang jual keliling bahkan kalau dikedai atau both aquanya sendiri lumayan harganya 75rb itupun sulit karena pake sistem token, harus beli dulu tokennya pake berapa point, kalau misalnya 1 point token

diharga 25rb berarti harus beli 3 point token untuk menukar minum aqua. Lumayan menguras kantong juga tapi sepadan lah apa yang kita dapet.

5. Menurut anda apa perbedaan event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan event musik Electronic Dance Music (EDM) lainnya? Karena event Djakarta Warehouse Project (DWP) adalah event terbesar di Indonesia bahkan se- Asia Tenggara bahkan sampai orang ;Malaysia, Singapore, Brunei, Hongkong, Jepang dan lain-lain. Karena emang keren penyelenggara ini mengadakan acara ini waktunya pas diakhir tahun dibulan Desember disaat orang lain mulai jenuh dengan aktivitasnya. Jadi kaya event penutup ketika eventElectronic Dance Music (EDM) diluar negeri udah pada selesai Januari sampai November nah di Djakarta Warehouse Project (DWP) ini seperti event penutup terakhir di Indonesia jadi pada datang yang dari luar negeri juga, mungkin itu yang saya lihat perbedaannya dengan event festival Electronic Dance Music (EDM) lain. Karena diluar negeri juga banyak seperti UMF, Tommorowland sering lihat di youtube juga eventnya sangat meriah banget kalau diluar negeri bahkan UMF pernah mengadakan di Bali cuma ya itu tidak diakhir tahun, biasanya dipertengahan tahun kalau diluar negeri biasanya ada summerseason dibulan musim panas, ya kalau Djakarta Warehouse Project (DWP) ini ya diakhir tahun event penutup pas banget deh waktunya.

6. Apakah anda tahu penampilan penonton saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Kalau ditahun 2015 kemaren lagi musim-musimnya joggerpants dan kaos glow in the dark sama buat ikat kepala yang menyala, Running Shoes, lekbong, banyak yang memakai di event Djakarta Warehouse

tersendiri untuk pendengar dan penikmat Electronic Dance Music (EDM) itu. Kalau yang saya lihat untuk cowo kebanyakan pakai lekbong ya minimal berotot juga kalau kurus kan tidak enak juga di lihatnya jadi harus rajin-rajin ketempat gym, kalau cewe memakai baju tanktop, celana hotpants tapi tidak bikini juga karena masih menjaga adat ketimurannya itu, tapi kalau beberapa kali saya nonton di youtube aftermovienyaDjakarta Warehouse Project (DWP) ada yang memakai bikini tapi kayanya bukan orang Indonesia soalnya membawa bendera negara lain karena memang budaya diluar negeri sudah biasa memakai bikini mereka pikir datang ke Indonesia pun sama, tapi secara kasat mata belum pernah lihat kalau orang Indonesia yang pake bikini. Kecuali kalau yang saya lihat lagi di acara UMF Bali tepatnya konsep full party dikolam renang itu banyak orang Indonesia yang pakai bikini. Lagi-lagi kalau event Djakarta Warehouse Project (DWP) di Jakarta yang udaranya sangat panas jarang saya lihat yang seperti itu.

7. Saat datang ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) apakah ada aksesoris khusus yang anda persiapkan? Biasanya joggerpants dan kaos glow in the dark sama buat ikat kepala yang menyala, Running Shoes, lekbong, banyak yang memakai di event Djakarta Warehouse Project (DWP) mencirikan banget pokoknya, dan punya ciri khas dan karakter tersendiri untuk pendengar dan penikmat Electronic Dance Music (EDM) itu.

8. Biasanya untuk berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) menghabiskan biaya berapa? Menguras kantong banget karena kita mahasiswa dapet uang jajan masih dari orang tua kalau saya pribadi, cuman kalau yang saya tahu si Agi itu dia udah punya pekerjaan dia sebagai pelatih badminton jadi adalah

pemasukan, kalau saya pribadi itu lumayan relatif besar dan mempersiapkannya pun lumayan lah ya lima juta itu masih kotor.

9. Anda mendapatkan uang untuk pergi ke eventDjakarta Warehouse Project

(DWP) darimana? Sedangkan anda mahasiswa, apakah orang tua anda mengetahuinya? Dari orang tua kalau saya pribadi, tidak mengetahui karena tahunya ya saya main ke jakarta. Samanya dengan mereka berdua kalau si agi memang dari dulu sering keluar daerah serang dan sebagai pelatih badminton orang tuanya pun tidak khawatir, sedangkan Merina sendiri sepertinya orang tuanya mengetahui dia pergi ke Jakarta untuk menoonton festival musik.

10. Apakah anda sampe rela menyisihkan tabungan untuk event Djakarta Warehouse Project (DWP) tersebut? Rela tidak rela sebenernya mending buat liburan, tapi awal pertama kali ikut berat banget soalnya apa ia acara sehari menghabiskan sekian juta, dan akhirnya ketika sudah datang ya sepadan dengan tujuan apa yang saya mau disana, bedanya ketika kita sudah pernah ke Djakarta Warehouse Project (DWP) dan ke club saja ya sudah beda aja kelasnya. Rela dan sepadan dengan nominal yang segitu.

11. Biasanya berangkat ke event Djakarta Warehouse Project (DWP) dengan siapa? Dengan teman, pasangan, atau bahkan sendiri? Berangkat sama temen-temen agi yang mahasiswa dan buruh banyak pengalaman dan kenal orang-orag baru. Ternyata banyak banget orang Serang dan Cilegon yang datang kesana bahkan mahasiswa UNTIRTA yang ada di Banten notabenenya daerah religius ternyata animonya banyak banget yang antusias.

12. Pernahkah anda mengalami jadwal yang bentrok dengan event Djakarta Warehouse Project (DWP)? Pernah pertama kali ikut Djakarta Warehouse Project (DWP) 2013 bentrok dengan sidang praktikum maklumin teknik, jadi kebetulan sidang praktikum saya itu jumat sore jam lima dan sedangkan si Agi dan kawan-kawan berangkat duluan dari sebelum jumatan dari jam sembilan mungkin udah berangkat niatnya karena berangkat pagi karena belum dapet hotel takut terjadi apa-apa, Akhirnya tadi lagi-lagi pendidikan nomor utama bagi saya jadi berangkat nyusul sendiri biasa ngeteng alhamdulillahnya daerah Jakarta sedikit tahu nyampe ketemu agi dan kawan-kawan dan kontek-kontekan juga sebelum berangkat, dan kendala juga untuk sinyal karena kalau sudah ada event besar biasanya sinyal diputus biar tidak mengganggu radiasi saya kurang begitu mengerti, tapi emang susah sinyal disana. Atau mungkin lagi havefun tidak mau diganggu dan lagi up banget musiknya tapi saya tetap berangkat pertama kali sendiri. Pada saat itu berangkat abis magrib dan belum ada yang namanya GO-Jek, GrabCar dan Uber mikirnya awal mau naik taksi dari Serang ke Jakarta Cuma mahal kisaran harga 700 lumayan mendingan buat beli yang lain, akhirnya kepikiran buat nyari temen yang searah ke Ancol dari Serang akhirnya ada cuman lagi-lagi temen yang searah itu ada keperluan sampe Kali Deres dan akhirnya nekat naik busway sekalian mendukung program pemerintah pada saat itu transportasi massal dan beruntungnya nyampe lokasi.

13. Misalnya, anda sebagai mahasiswa ada UAS yang bersamaan dengan

event Djakarta Warehouse Project (DWP), anda lebih memprioritaskan yang mana. Mengapa demikian? Memprioritaskan pendidikan yaitu sidang praktikum kalau cuma mata kuliah biasa mungkin udah berangkat duluan kalau saya pribadi kalau ada kuis atau uas ya bisa susulan. Kalau agi sendiri uniknya disini walaupun dia addict banget tapi tidak pernah meninggalkan pendidikan karena menurut dia pendidikan nomer satu, kalau untuk Merina mungkin setipe seperti saya, kalau bisa ditinggalin ya ditinggalin dulu mata kuliahnya untuk Electronic Dance Music (EDM).

C. Society (Masyarakat)

1. Bagaimana pendapat anda mengenai key informan yang memiliki kesenangan berlebih terhadap jenis musik Electronic Dance Music

(EDM)? ada positif ada negatifnya punya kesenangan berlebih ya sah-sah saja. 2. Bagaimana prosesnya sehingga key informan anda bisa memiliki

kesenangan terhadap jenis musik Electronic Dance Music (EDM) dan menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya yang pasti awalnya mendengarkan lagu secara terus-menerus mungkin dia juga dateng ke beberapa club yang disitu memutar dan memainkan jenis-jenis musik Electronic Dance Music (EDM) dari situ dia mulai suka mendalami browsing, youtube mungkin akhirnya dia jadi addict dan jadi penikmat musik Electronic Dance Music (EDM) sampai akhirnya datang ke Djakarta Warehouse Project (DWP) beberapa kali bahkan setiap tahun.

3. Bagaimana anda menyikapi key informan yang memilih menjadi penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Ya kalo saya menyikapinya pertama wajar dia suka, addict senang dengan musik Electronic Dance Music (EDM), wajar dan sah-sah saja selama itu tidak merugikan diri dia sendiri dan lingkungannya.

4. Seberapa penting mendengarkan musik Electronic Dance Music (EDM) dalam kehidupan key informan anda? Cukup penting bagi dia, karena dia tiada hari tanpa Electronic Dance Music (EDM) dan butuh banget dengan Electronic Dance Music (EDM) itu.

5. Dengan banyaknya waktu yang dipergunakan oleh key informan anda untuk mendengarkan jenis musik Electronic Dance Music (EDM), apakah aktivitas tersebut sesuai dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Sebenernya masuk-masuk aja ke dalam masyarakat, jadi begini kita hidup dimasyarakat yang campur aduk, yang banyak paham, yang banyak kebiasaan jadi ya selama itu tidak menganggu masyarakat ya wajar, dan bisa menyesuaikan tempat aja.

6. Bagaimana seharusnya key informan anda yang seorang penikmat

Djakarta Warehouse Project (DWP) menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang ada di dalam masyarakat? Ya harus mengikuti aturan yang ada dimasyarakatnya aja.

7. Apa harapan anda kepada key informan anda terhadap musik Electronic Dance Music (EDM) di eventDjakarta Warehouse Project (DWP)? Ya terus lah menjadi pendengar Electronic Dance Music (EDM) tetap jadi diri sendiri dan karena fashionnya sudah seperti itu harus tetap jadi diri sendiri.

8. Semenjak memiliki kecenderungan untuk mendengarkan musik

Electronic Dance Music (EDM) secara terus menerus, apakah ada hal yang berubah dari key informan anda? Yang pasti paling gampang dilihat dari fashionnya sama obrolan, fashionnya lebih menunjukkan stylenya anak Electronic Dance Music (EDM).

9. Apa saja hal positif yang berkembang ketika key informan anda memilih untuk menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? Hal positifnya lebih energik terus aktivitasnya lebih bersemangat, up to date,

kekinian, apapun yang berhubungan dengan Djakarta Warehouse Project (DWP) dan event musik Electronic Dance Music itu dia tau banyak.

10.Apa saja hal negatif yang key informan anda lakukan ketika dia memilih menjadi seorang penikmat Djakarta Warehouse Project (DWP)? hal negatif lebih boros karena tadi mengikuti trend up to date, glamour, segala macemnya, uang tabungan lebih terkuras padahal disisi lain harus menabung sendiri juga dia masih muda, masih mahasiswa juga negatifnya pasti sih boros tapi itupun dilakukan dengan sadar oleh key informan.

Lampiran 12

DRAFT WAWANCARA

B. Mahasiswa Untirta (Informan Pendukung)

Disini saya Steptian Akbar sebagai peneliti Konsep Diri mahasiswa UNTIRTA pendengar Electronic Dance Music (EDM) pada event Djakarta Warehouse Project (DWP) 2015, untuk skripsi saya bermaksud untuk melakukan wawancara dengan anda sebagai informan Pendukung. Apakah anda bersedia?

Boleh minta biodata anda

a. Nama : Firmansyah

b. Usia : 22

c. Pendidikan : S1

d. Status : Mahasiswa

e. Agama : Islam

Ok bisa kita langsung kebutir-butir pertanyaannya?

A. Mind (Pikiran)

1. Seberapa sering anda mendengarkan musik Electronic Dance Music

(EDM)? Kalau ditanya seberapa sering, sering banget bahkan kalau sekarang hampir tiap hari dulu kan tidak se-booming sekarang, kalau sekarang