• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.

Pendahuluan

Pada beberapa dekade belakangan ini, karya-karya yang berlatarkan kedaerahan, baik karya tulis, seperti karya sastra, esai, dan lain-lain maupun karya kreatif di industri perfilman, dan pertelevisian, semakin mengemuka. Untuk mendukung latar kedaerahannya, susupan kosakata bahasa daerah pun makin melimpah masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia. Jika pada penutur yang bahasa Indonesianya belum memadai, masuknya susupan bahasa daerah merupakan interferensi atau terbawa-bawanya fitur bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia karena kompetensi bahasa Indonesia penutur belum memadai, namun dalam karya- karya yang berlatarkan kedaerahan, penyusupan kosakata bahasa daerah memang disengaja oleh penutur bahasa atau pencipta karya. Kosakata bahasa daerah diberdayakan untuk membangun nuansa kedaerahan. Di antaranya yang menonjol masuknya ke dalam bahasa Indonesia adalah kosakata sapaan, khususnya sapaan berupa istilah-istilah kekerabatan. Sapaan kekerabatan juga masuk melalui cerita- cerita rakyat dari berbagai daerah yang semakin banyak diterbitkan dan juga dikemas lewat tayangan televisi.

Sapaan kekerabatan bahasa daerah banyak digunakan dalam karya-karya sastra Indonesia yang berlatar kadaerahan, tetapi yang berhasil menembus ke khazanah sastra Indonesia secara nasional. Dalam artian karya sastra yang tidak saja dinikmati oleh pencinta sastra di daerahnya, tetapi juga telah berhasil merebut perhatian pembaca dan para kritisi sastra Indonesia. Karya-karya, seperti Para Priyayi, Jalan Menikung, karya Umar Kayam, Pengakuan Pariyem karya Linus G Suryadi, karya Kerajaan Raminem Suparto Brata, Burung-burung Manyar, karya Mangun Wijaya,

2 Tarian Bumi, Tempurung, Sagra karya Oka Rusmani, telah menjadi konsumsi nasional, bahkan beberapa di antaranya berhasil menyedot perhatiaan dunia dan meraih pengharaan internasional. Dalam karya-karya tersebut sapaan-sapaan kekerabatan bahasa daerah punya andil besar dalam membangun suasana kedaerahan yang kental.

Sapaan kekerabatan bahasa daerah telah pula masuk ke dalam program- program TV nasional, yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia, bahkan pada acara-acara yang rating-nya relatif tinggi di televisi nasional, seperti ajang mencari bakat, Indonesian Idol, X-Factor, sinetron dan lain-lain. Para selebriti juga banyak yang dengan senang hati disapa dan menyapa dirinya dengan sapaan kekerabatan bahasa daerah.

Sapaan-sapaan kekerabatan yang masuk pada ranah-ranah yang disebutkan di atas, khususnya yang belum masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia (KBBI) dapat dikatakan sebagai sapaan yang sedang mengindonesia. Sebagai bentuk penghargaan terhadap bahasa-bahasa daerah dan agar karya dan acara-acara tersebut terkomunikasikan secara efektif KBBI sudah seyogyanya semakin terbuka dan menyambut kehadiran sapaan-sapaan tersebut. Dalam artian istilah-istilah kekerabatan dimaksud perlu diserap secara institusional ke dalam bahasa Indonesia untuk memperkaya khazanah sapaan bahasa Indonesia.

2.

Faktor-faktor yang Menjadi Alasan Perlunya Penyerapan

Sapaan Kekerabatan Bahasa Daerah

1)

MeningkatkanKekomunikatifanTutur

Karya-karya Sastra Indonesia dibaca oleh para siswa, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia dari berbagai etnik yang belum tentu mengetahui makna sapaan-sapaan kekerabatan bahasa daerah yang terdapat dalam karya-karya itu. Jika kata-kata itu ditemukan di dalam Kamus Bahasa Indonsia, mereka akan terbantu dalam memahami karya tersebut dan dapat memberikan apresiasi secara tepat. Demikian juga sapaan kekerabatan bahasa daerah yang semakin merebak pada acara televisi, baik pada sinetron-sinetron yang berlatarkan kedaerahan, maupun acara-acara lain

3

yang rating-nya relatif tinggi pada TV Nasional. Selain oleh masayarakat Indonesia dari berbagai etnik, karya kreatif itu juga dibaca dan dipirsa, pengguna bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, seperti pebelajar BIPA, darmasiswa, para pebisnis atau pekerja asing. Para pebelajar asing mengalami kesulitan memahami tutursn bahasa Indonesia ysng di dalamnya terdapat banyak kosakata yang tidak mereka temukan dalam kamus bahasa Indonesia.

2)

MemperkayaKhazanahKosakataBudayaBahasa

Indonesia

Sangat menarik pernyataan Melalatoa (1995), sebagaimana disitir oleh Tilaar (2007: 203), bahwa bahasa Indonesia adalah suatu bahasa yang hidup karena dihidupi oleh 726 suku bangsa yang juga memiliki bahasanya sendiri. Pernyataan yang menarik dan sedikit “hiperbolis” itu menunjukkan bahwa bahasa-bahasa daerah memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan bahasa Indonesia. Sebagaimana tertuang dalam rumusan politik bahasa 2003, salah satu fungsi bahasa daerah dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia adalah sebagai pendukung bahasa Indonesia. Fungsi ini ditunjang oleh fungsi bahasa daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.

Bagian menarik dari penjelasan pasal 32 UUD 45 yang berbunyi .... Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa .... juga menujukkan pentingnya dukungan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia. Untuk dapat mewahanai kebudayaan (nasional) Indonesia dengan segenap keberagamannya, bahasa Indonesia di dalam perkembangannya hendaknya secara terus-menerus menggali kekayaan kosakata bahasa daerah, khususnya kosakata- kosakata yang menyangkut budaya. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan salah satu hasil Kongres Kebudayaan di Bukit Tinggi yang merekomendasikan agar digali kearifan maupun nilai-nilai yang terdapat dalam warisan budaya untuk dikembangkan dalam masyarakat yang multikultural (Tilaar, 2007). Warisan budaya

4

tersimpan dalam gudang penyimpanan berbahasa daerah, karena itu, menggali nilai berarti menggali juga kekayaan kosakata bahasa daerah.

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang memiliki daya tarik yang kuat dalam sebuah budaya. Melalui istilah-istilah kekerabatan kita mendapat gambaran tentang sistem kekerabatan dalam sebuah budaya. Oleh karena itu, masuknya sapaan- sapaan kekerabatan bahasa daerah ke dalam tuturan berbahasa Indonesia sesungguhnya merupakan gayung bersambut.

Sumbangan bahasa daerah berperan memperkuat bahasa Indonesia sebagai identitas dan jati diri bangsa. Kekayaan kosakata budayalah yang akan menguatkan keindonesiaan bahasa Indonesia. Tanpa penguatan dari bahasa daerah, bahasa Indonesia dapat terancam kejatiannya di tengah arus deras globalisasi dengan kuasa bahasa Inggrisnya.

3)

Mengisi Rumpang Pronomina Persona Kedua dalam