• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Komoditas

DIAGNOSIS AGROINDUSTRI PANGAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI PROPINSI JAMB

Diagnosis agroindustri pangan komoditas pertanian unggulan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran posisi strategis agroindustri pangan komoditas pertanian unggulan yang ada di Propinsi Jambi pada saat sekarang dan prakiraan perkembangannya dalam jangka waktu 5 tahun yang akan datang. Ber- dasarkan hasil analisis situasional diketahui agroindustri pangan komoditas per- tanian unggulan yang berkembang di Propinsi Jambi adalah agroindustri minyak nabati kasar (crude vegetable oil, ISIC 15141) yang terdiri dari agroindustri kelapa dengan produk berupa minyak kelapa kasar (crude coconut oil, CCO) dan agroindustri kelapa sawit dengan produk berupa minyak kelapa sawit kasar (crude palm oil, CPO) dan minyak inti sawit (palm karnel oil, PKO).

Penempatan posisi strategis agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit dilakukan pada level perusahaan berdasarkan hasil analisis portofolio de- ngan menggunakan matriks McKinsey-Ansoff. Matriks ini merupakan pengem- bangan dari matriks daya tarik industri (the industry attractiveness – business strength matrix) GE-McKinsey dan matriks posisi menyebar (dispersed posi- tioning) Ansoff. Matriks ini digunakan untuk menggambarkan posisi strategis perusahaan pada saat sekarang dan prakiraan perkembangannya pada masa men- datang. Di samping itu, matriks ini juga digunakan untuk mensintesis alternatif strategi pada level perusahaan (Pearce and Robinson, 1996; Muhammad, 2002; Supratikno, dkk, 2003).

Penyusunan matriks posisi strategis perusahaan agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama dilaku- kan analisis perkembangan agroindustri. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan daya tarik agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit pada saat sekarang dan prakiraan perkembangannya dalam jangka waktu 5 tahun yang akan datang. Pada tahap kedua dilakukan diagnosis posisi persaingan perusahaan yang tergolong dalam agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit yang ada di Propinsi Jambi. Adapun pada tahap ketiga dilakukan sintesis posisi strategis

perusahaan agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit berdasarkan hasil analisis daya tarik agroindustri dan diagnosis posisi persaingan perusahaan.

Perkembangan Agroindustri Pangan

Pendeskripsian perkembangan daya tarik agroindustri pangan mengguna- kan pendekatan refleksi pasar (pre-commercialization, Metode PRECOM) berda- sarkan konsep produk, konsep teknik dan konsep ekonomi yang dikembangkan oleh Hubeis (1997 dan 1998) dengan indikator pertumbuhan pasar dan pangsa pasar (konsep ekonomi), perkembangan mutu dan jajaran/variasi produk turunan (konsep produk) serta perkembangan teknologi proses (konsep teknik).

Pertumbuhan Pasar Agroindustri Pangan

Daya tarik agroindustri pangan berdasarkan indikator pertumbuhan pasar dianalisis dengan menggunakan data pertumbuhan pasar ekspor dan pertumbuhan pasar domestik produk agroindustri kelapa (CPO) dan produk agroindustri kelapa sawit (CPO dan PKO). Pertumbuhan pasar ekspor dihitung dari data keseimbang- an penawaran dan permintaan minyak nabati dunia. Pada tahun 2002, pasar eks- por CCO, CPO dan PKO masing-masing sebesar 1.732.500 ton, 10.544.900 ton dan 1.579.300 ton atau masing-masing tumbuh sebesar 1,4%, 8,8% dan 7,7% di- bandingkan dengan pasar ekspor pada tahun 2001 (Ditjen Perkebunan, 2004a dan 2004b). Dengan demikian, berdasarkan indikator pertumbuhan pasar ekspor, daya tarik agroindustri kelapa (CCO) berada pada posisi sedang. Adapun daya tarik agroindustri kelapa sawit (CPO dan PKO) berada pada posisi tinggi (Tabel 31).

Prediksi pertumbuhan pasar ekspor CCO, CPO dan PKO dalam kurun waktu 5 tahun mendatang didasarkan pada ekstrapolasi data pasar ekspor ketiga komoditi tersebut selama 10 tahun terakhir. Berdasarkan data tahun 1993-2002 (Gambar 49), diketahui pasar ekspor CCO berfluktuasi dengan pertumbuhan rata- rata sebesar 1,6% per tahun (Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2004a). Pada ta- hun yang sama pertumbuhan pasar ekspor CPO sebesar 10,7% per tahun, sedang- kan pertumbuhan pasar ekspor PKO sebesar 7,4% per tahun (Ditjen Bina Pro- duksi Perkebunan, 2004b).

Ekstrapolasi data pertumbuhan pasar ekspor CCO, CPO dan PKO untuk 5 tahun mendatang menghasilkan angka pertumbuhan pasar ekspor CCO pada tahun 2007 sebesar 1,4% per tahun. Pada tahun yang sama pertumbuhan pasar ekspor CPO sebesar 4,8% per tahun dan pertumbuhan pasar ekspor PKO sebesar 4,5% per tahun. Dengan demikian, berdasarkan indikator pertumbuhan pasar ekspor, daya tarik agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit dalam kurun waktu 5 tahun mendatang tergolong sedang (Tabel 31).

0 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 P as ar E k sp o r (. 0 0 0 T o n )

CCO CPO PKO

Gambar 49. Pasar ekspor CCO, CPO dan PKO pada tahun 1993 - 2002 Tabel 31. Pertumbuhan pasar ekspor produk agroindustri kelapa dan kelapa sawit

Pertumbuhan Pasar Ekspor

Pada Saat Sekarang 5 Tahun Mendatang

Golongan/Jenis Industri

Nilai Daya Tarik Nilai Daya Tarik

Agroindustri Kelapa

CCO 1,4% Rendah 1,3% Rendah

Agroindustri Kelapa Sawit

CPO 8,8% Tinggi 4,8% Sedang

PKO 7,7% Tinggi 4,5% Sedang

Sumber : Hasil analisis

Berdasarkan indikator pertumbuhan pasar domestik, daya tarik agroindustri kelapa tergolong rendah, sebaliknya daya tarik agroindustri kelapa sawit berada pada posisi sedang sampai tinggi (Tabel 32). Hal ini diindikasikan oleh pertum- buhan pasar domestik pada tahun 2002 dimana pasar domestik produk CCO mengalami konstraksi sebesar –1,4% (Ditjen Perkebunan, 2004a), sebaliknya

pasar domestik produk CPO tumbuh sebesar 5,4% dan pasar domestik PKO tumbuh sebesar 8,2% (Ditjen Perkebunan, 2004b).

Prediksi pertumbuhan pasar domestik CCO, CPO dan PKO untuk 5 tahun mendatang menggunakan data perkembangan pasar domestik 10 tahun terakhir (1993-2002) sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 50 (Ditjen Perkebunan, 2004a dan 2004b). Hasil prediksi mengindikasikan berdasarkan pertumbuhan pa- sar domestik, daya tarik agroindustri kelapa dalam kurun waktu 5 tahun men- datang berada pada posisi rendah. Pada waktu yang sama, daya tarik agroindustri kelapa sawit berada pada posisi sedang (Tabel 32). Hal ini dapat dilihat dari prediksi pertumbuhan pasar domestik CCO dlam kurun waktu 5 tahun mendatang yang mengalami konstraksi sebesar –4,5%, sedangkan pasar domestik produk CPO dan PKO masing-masing tumbuh sebesar 3,5% dan 5,2%.

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 P as ar D o m es ti k ( .0 0 0 T o n )

CCO CPO PKO

Gambar 50. Pasar domestik CCO, CPO dan PKO pada tahun 1993 – 2002 Tabel 32. Pertumbuhan pasar domestik produk agroindustri kelapa dan kelapa sawit

Pertumbuhan Pasar Domestik

Pada Saat Sekarang 5 Tahun Mendatang

Golongan/Jenis Industri

Nilai Daya Tarik Nilai Daya Tarik

Agroindustri Kelapa

CCO -1,4% Rendah -4,5% Rendah

Agroindustri Kelapa Sawit

CPO 5,4% Sedang 3,5% Sedang

PKO 8,2% Tinggi 5,2% Sedang

Pangsa Pasar

Penilaian daya tarik agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit berdasarkan pangsa pasar ditinjau dari perkembangan pasar ekspor produk CCO, CPO dan PKO Indonesia dalam perdagangan dunia. Volume dan pangsa ekspor CCO, CPO dan PKO Indonesia dalam perdagangan dunia pada tahun 2002 dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Volume dan pangsa ekspor CCO, CPO dan PKO Indonesia pada tahun 2002

Ekspor Komoditi

Volume (ton) Pangsa (%)

CCO 476.300 27,5%

CPO 6.379.500 32,6%

PKO 738.400 46,8%

Sumber : Ditjen Perkebunan, 2004a dan 2004b

Prediksi pangsa ekspor CCO, CPO dan PKO untuk jangka waktu 5 tahun mendatang didasarkan pada prediksi volume ekspor Indonesia dan perkembangan pasar ekspor dengan menggunakan data keseimbangan penawaran dan permintaan dunia terhadap CCO, CPO dan PKO dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (1993- 2002). Prediksi volume dan pangsa ekspor CCO, CPO dan PKO Indonesia dalam perdagangan dunia pada kurun waktu 5 tahun mendatang dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Prakiraan volume dan pangsa ekspor CCO, CPO dan PKO Indonesia pada tahun 2007

Ekspor Komoditi

Volume (ton) Pangsa (%)

CCO 722.000 38,3%

CPO 11.870.000 39,6%

PKO 1.020.000 49,2%

Sumber : Hasil analisis

Dari data ekspor CCO, CPO dan PKO pada tahun 2002 (Tabel 33) dan prediksi pertumbuhannya pada kurun waktu 5 tahun kemudian (Tabel 34), dapat

diperkirakan agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit di Indonesia akan memiliki daya tarik yang tinggi sampai jangka waktu 5 tahun mendatang. Hal ini diindikasikan oleh pangsa ekspor untuk ketiga komoditi agroindustri tersebut pada saat sekarang dan prakiraannya pada masa mendatang berada pada kisaran angka yang tinggi, yaitu di atas 25% (Tabel 35).

Tabel 35. Pertumbuhan pangsa pasar produk agroindustri kelapa dan kelapa sawit Pangsa Pasar

Pada Saat Sekarang 5 Tahun Mendatang

Jenis Industri

Nilai Daya Tarik Nilai Daya Tarik

Agroindustri Kelapa

CCO 27,5% Tinggi 38,3% Tinggi

Agroindustri Kelapa Sawit

CPO 32,6% Tinggi 39,6% Tinggi

PKO 46,8% Tinggi 49,2% Tinggi

Sumber : Hasil analisis

Perkembangan Produk Agroindustri Pangan

Penilaian daya tarik agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit ber- dasarkan konsep produk dilakukan dengan menggunakan pendekatan refleksi pa- sar (pre-commercialization) dengan parameter posisi horizontal dan posisi vertikal (Hubeis, 1997 dan 1998) produk CCO, CPO dan PKO. Penilaian posisi horizon- tal didasarkan pada perkembangan mutu produk. Sedangkan posisi vertikal dini- lai dari kedudukan CCO, CPO dan PKO di dalam produk turunannya.

Dari hasil diagnosis agroindustri kelapa dengan menggunakan parameter perkembangan produk CCO, diketahui daya tarik agroindustri kelapa berada pada posisi tinggi yang diindikasikan dari adanya segmentasi pasar berdasarkan dife- rensiasi produk CCO. Posisi ini akan terus bertahan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Hal yang sama diperoleh dari hasil diagnosis agroindustri kelapa sa- wit dengan menggunakan parameter perkembangan produk CPO, diketahui daya saing agroindustri kelapa sawit pada saat sekarang dan 5 tahun ke depan berada pada posisi tinggi. Sebaliknya dari hasil diagnosis agroindustri kelapa sawit de- ngan menggunakan parameter perkembangan produk PKO, diketahui daya saing

agroindustri kelapa sawit pada saat sekarang berada pada posisi sedang dan akan meningkat menjadi tinggi dalam jangka waktu 5 tahun mendatang (Tabel 36).

Tabel 36. Perkembangan mutu produk agroindustri kelapa dan kelapa sawit Perkembangan Mutu Produk

Pada Saat Sekarang 5 Tahun Mendatang

Jenis Industri

Nilai Daya Tarik Nilai Daya Tarik

Agroindustri Kelapa

CCO 3 Tinggi 3 Tinggi

Agroindustri Kelapa Sawit

CPO 3 Tinggi 3 Tinggi

PKO 2 Sedang 3 Tinggi

Sumber : Hasil analisis

Dari hasil diagnosis agroindustri kelapa dengan menggunakan parameter perkembangan produk turunan CCO, diketahui daya tarik agroindustri kelapa ber- ada pada posisi tinggi yang diindikasikan dari adanya produk hilir yang menggu- nakan CCO sebagai bahan baku utama. Diperkirakan produk hilir CCO akan te- rus berkembang sampai jangka waktu 5 tahun mendatang. Hasil yang sama di- peroleh dari hasil diagnosis agroindustri kelapa sawit dengan menggunakan para- meter perkembangan produk turunan CPO, diketahui daya saing agroindustri kela- pa sawit pada saat sekarang dan 5 tahun ke depan berada pada posisi tinggi. Se- dangkan dari hasil diagnosis dengan menggunakan parameter perkembangan pro- duk turunan PKO, diketahui daya saing agroindustri kelapa sawit pada saat seka- rang berada pada posisi rendah dan akan berkembang menjadi tinggi dalam jang- ka waktu 5 tahun mendatang (Tabel 37).

Tabel 37. Perkembangan produk turunan agroindustri kelapa dan kelapa sawit Perkembangan Produk Turunan

Pada Saat Sekarang 5 Tahun Mendatang

Jenis Industri

Nilai Daya Tarik Nilai Daya Tarik

Agroindustri Kelapa

CCO 3 Tinggi 3 Tinggi

Agroindustri Kelapa Sawit

CPO 3 Tinggi 3 Tinggi

PKO 1 Rendah 3 Tinggi

Perkembangan Teknologi Proses

Penilaian daya tarik agroindustri pangan berdasarkan indikator perkem- bangan teknologi proses dilakukan dengan menggunakan parameter perkembang- an perangkat teknologi (technoware) dan metode proses produksi yang digunakan oleh perusahaan yang tergolong dalam agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit. Dari hasil diagnosis terhadap agroindustri kelapa, diketahui daya tarik agroindustri kelapa berada pada posisi sedang. Diperkirakan posisi ini akan tetap bertahan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang (Tabel 38).

Dari hasil diagnosis terhadap agroindustri kelapa sawit berdasarkan per- kembangan teknologi proses produksi CPO, diketahui daya tarik agroindustri kelapa sawit berada pada posisi tinggi. Diperkirakan posisi ini akan terus berta- han sampai jangka waktu 5 tahun mendatang. Adapun dari hasil diagnosis berda- sarkan perkembangan teknologi proses produksi PKO, diketahui daya tarik agro- industri kelapa sawit berada pada posisi sedang. Posisi daya tarik ini akan ber- kembang menjadi tinggi dalam kurun waktu 5 tahun mendatang (Tabel 38).

Tabel 38. Perkembangan teknologi proses agroindustri kelapa dan kelapa sawit Perkembangan Teknologi Proses

Pada Saat Sekarang 5 Tahun Mendatang

Jenis Industri

Nilai Daya Tarik Nilai Daya Tarik

Agroindustri Kelapa

CCO 2 Sedang 2 Sedang

Agroindustri Kelapa Sawit

CPO 3 Tinggi 3 Tinggi

PKO 2 Sedang 3 Tinggi

Sumber : Hasil analisis

Perkembangan Daya Tarik Agroindustri Pangan

Pendeskripsian perkembangan agroindustri kelapa dan agroindustri kela- pa sawit mengggunakan ukuran daya tarik industri pada saat sekarang dan pra-

kiraan perkembangannya 5 tahun mendatang. Penilaian dilakukan dengan cara memberi pembobotan terhadap indikator daya tarik industri yang digunakan (Tabel 39)

Tabel 39. Perkembangan daya tarik agroindustri kelapa dan kelapa sawit Daya Tarik Agroindustri Pangan Indikator Daya Tarik Bobot Sekarang Mendatang