• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis yang akurat

Kesehatan Jiwa

F. Pekerjaan Sosial dan Kesehatan Jiwa

2. Diagnosis yang akurat

Langkah kedua dalam mengembangkan tujuan-tujuan perlakuan dan rencana-rencana perlakuan ialah mendiagnosis secara akurat kondisi-kondisi kesehatan mental. Salah satu aspek dari asesmen biopsikososial- budaya yang paling berguna ialah ialah bahwa model itu mendorong pekerja sosial untuk mempertimbangkan berbagai perspektif yang membantu dalam merumuskan suatu gambaran diagnostic. Untuk mencapai tujuan ini, biasa menggunakan DSM-IV-TR(APA, 2000).

Pendekatan konvensional untuk merumuskan suatu diagnosis bermula dengan mengembangkan suatu profil klien dengan menggunakan Aksis I hingga V dari DSM.

Secara singkat, Aksis I mengacu kepada gangguan- gangguan klinis atau kondisi-kondisi lain yang dapat merupakan fokus perhatian klinis—yaitu, kode V. Aksis II digunakan untuk mencatat gangguan-gangguan kepribadian dan keterbelakangan mental. Aksis III digunakan bagi kondisi-kondisi kesehatan umum. Aksis IV mengacu kepada masalah-masalah psikososial dan lingkungan yang memperparah gangguan. Dan Aksis V mengacu kepada asesmen keberfungsian global, yang ditetapkan bagi keadaan klien pada saat ini dan level keberfungsian tertinggi pada tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, Aksis I hingga V mencerminkan suatu perspektif holistik klien dan memungkinkan pekerja sosial untuk menggunakan manfaat sepenuhnya pengetahuan yang menjadi dasar model biopsikososial-budaya. Karena bab ini memfokuskan diri pada tujuan-tujuan dan perencanaan perlakuan bagi Aksis I, para pekerja sosial sebaiknya menggunakan semua kelima aksis ini. Sebagaimana tabel 53.1 mengilustrasikan, Aksis I memiliki tiga kategori diagnosis: gangguan-gangguan klinis, kondis- kondisi psikologis dan medis, serta kode V; dua kategori yang terakhir ini merupakan “kondisi-kondisi lain yang dapat merupakan fokus perhatian klinis.” Gangguan- gangguan klinis pada umumnya mengacu kepada kondisi- kondisi kesehatan mental yang mengakibatkan ketegangan atau kecacatan yang lebih besar daripada yang diharapkan dari lingkungan kehidupan. Aksis I gangguan-gangguan klinis mencakup 15 kategori diagnostik yang berbeda.

Selain diagnosis suatu gangguan klinis, pekerja sosial sebaiknya mempertimbangkan 30 opsi diagnostik yang berbeda di bawah kategori “kondisi-kondisi lain yang dapat merupakan fokus perhatian klinis.” Kadang-kadang kategori ini digunakan apabila kondisi medis dikacaukan dengan diagnosis psikiatris atau tidak ada gangguan mental dan klien sedang menghadapi multistresor.

Tabel 12.1 Tiga Kategori untuk Aksis I Gangguan

Diagnosis AXIS I Kondisi Lain Yang Dapat Merupakan Fokus Perhatian Gangguan-gangguan Klinis Psikologis dan Medis Kode V

xGangguan-gangguan biasanya pertama kali didiagnosis pada masa bayi, masa anak-anak, atau masa remaja (tidak

termasuk keterbelakangan mental, yang didiagnosis pada Axis II)

xDelirium, Dementia, dan Amnestic serta Gangguan- gangguan Kognitif lainnya

xGangguan-gangguan Mental yang disebabkan oleh Kondisi Medis Umum

xGangguan-gangguan yang Berkaitan dengan Obat Bius

xSkizofrenia dan Gangguan- gangguan Psikotik Lainnya

xGangguan-gangguan Suasana Hati xGangguan-gangguan Kecemasan xGangguan-gangguan Somatoform xGangguan-gangguan Disasosiatif xGangguan-gangguan

Seksual dan Identitas Jender

xGangguan-gangguan Makan

xGangguan-gangguan Tidur

xGangguan-gangguan Pengendalian Impuls Yang Tidak Diklasifikasikan Dimana-mana

xGangguan-gangguan Penyesuaian

xKondisi-kondisi Lain Yang

Faktor-faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kondisi Medis x(316)

-gangguan-gangguan mental -gejala psikologis

-sifat-sifat kepribadian atau gaya menghadapi situasi -perilaku sehat yang

maladaptif

-respons psikologis yang berkaitan dengan stres -faktor-faktor psikologis

lain/yang tidak dispesifikasikan

Gangguan-gangguan

Pergerakan Yang Disebabkan Oleh Pengobatan x(331.1) Parkinson Yang Disebabkan Oleh Neuroleptic x(339.92) Neuroleptic Malignant Syndrome

x(337.7) Distonia Akut Yang Disebabkan Oleh

Neuroleptic

x(339.99) Dyskinesia Tardive Yang Disebabkan Oleh Neuroleptic

x(331.1) Tremor Postural Yang Disebabkan Oleh Pengobatan

x(331.90) Medication-

Induced Movement Disorder NOS

Gangguan-gangguan Yang

Masalah-masalah Rela x(V61.9) Masalah-mas

Relasi yang berkaitan dengan suatu ganggua mental atau kondisi m umum x(V61.20) Masalah Re Orangtua-Anak x(V61.1) Masalah Rela Pasangan x(V61.8) NOS Masala Relasi Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Penyiksaan atau Peng

Catatan: Bagi ANAK- ANAK, spesifikasi kod apabila fokusnya pada korban; kalau tidak ko mengacu kepada pelak

x(V61.21) Penganiaya Anak secara Fisik

x(V61.21) Penganiaya Anak secara Seksual

x(V61.21) Pengabaian Catatan: Bago ORANG DEWASA, spesifikasi 995 apabila fokusnya p korban; kalau tidak ko mengacu kepada pelak

xV61.21) Penganiayaa Orang Dewasa secara

xPenganiayaan Orang Dewasa secara Seksu

Dapat Merupakan Fokus Perhatian Klinis

Disebabkan Oleh Pengobatan Lain

x(995.2) Adverse Effects of Medication NOS

Yang Dapat Merupaka Fokus Perhatian Klini x(V15.81) Ketidaksesu perlakuan x(V65.2) Pura-pura sak x(V71.01) Perilaku An Orang Dewasa x(V71.02) Perilaku An Anak/Remaja x(780.9) Penurunan Ko yang Berkaitan denga

x(V62.82) Kehilangan tercinta x(V62.3) Masalah Aka x(V62.2) Masalah Pek x(313.82) Masalah Ide x(V62.89) Masalah Keagamaan atau Spir

x(V62.4) Masalah Aku

x(V62.89) Fase Masala Kehidupan

Seperti dalam setiap asesmen biopsikososial-budaya, pekerja sosial mencocokkan informasi dengan mempertimbangkan status psikologis dan medis klien. Ketika mengases bidang- bidang ini, pekerja sosial sebaiknya menjelajahi faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (misalnya, gangguan depresi serius yang menghambat kesembuhan dari myocardial infraction). Persamaannya, gangguan-gangguan pergerakan yang disebabkan oleh pengobatan dan gangguan- gangguan lain yang disebabkan oleh pengobatan adalah pertimbangan asesmen yang penting karena pentingnya pengobatan itu dalam manajemen pengobatan (misalnya, gangguan kecemasan vs neuroleptic malignant syndrome).

Kode V merupakan kondisi yang tidak ada kaitannya dengan suatu gangguan mental yang namun demikian menjadi fokus intervensi teraputik. Contohnya meliputi:

ƒ Masalah-masalah relasional (misalnya, masalah relasional pasangan)

ƒ Masalah-masalah yang berkaitan dengan penganiayaan atau pengabaian (misalnya, penganiayaan anak secara fisik)

ƒ Kondisi-kondisi tambahan (misalnya, ketidaktaatan terhadap perlakuan)

Pembaca dirujuk kepada manual DSM untuk suatu tinjauan menyeluruh tentang kriteria atas kategori-kategori ini.

Pekerja sosial dapat menggunakan kategori “kondisi-kondisi lain” apabila:

1. Masalah merupakan fokus diagnosis dan perlakuan serta individu tidak mengalami gangguan mental (misalnya, V61.1, masalah relasional pasangan yakni tidak satu pun pasangan mengalami gangguan mental). 2. Individu mengalami suatu gangguan mental, akan

tetapi gangguan itu tidak ada kaitannya dengan masalah (misalnya, V61.20, ketika seorang pasangan mengalami suatu fobia dalam kasus mana keduanya dapat diberi kode).

3. Individu mengalami suatu gangguan mental yang ada kaitannya dengan masalah, akan tetapi masalahnya sangat parah sehingga membutuhkan perhatian klinis yang independen (misalnya, V61.9, individu dengan skizofrenia kronis yang sedang dalam proses penyembuhan dapat mengalami ketegangan perkawinan).