• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Sosial dan Genetika

Kesehatan Jiwa

B. Pekerjaan Sosial dan Genetika

Bidang pelayanan-pelayanan genetika berkembang dengan sangat pesat seiring dengan selesainya proyek genetika manusia untuk mengidentifikasikan semua gen pada khromosom manusia dan janji kemajuan di bidang teknologi yang penting bagi penyembuhan gangguan-gangguan genetika. Suatu survei sampel acak tentang pekerja sosial baru-baru ini yang diselenggarakan oleh proyek Human Genome Education Model menemukan bahwa, walaupun hanya 13 persen pekerja sosial

yang dijadikan responden dalam survei mengikuti suatu mata kuliah genetika, 78 persen mendiskusikan genetika dengan kliennya, 27 persen merujuk klien kepada konselor genetik, 20 persen merujuk klien untuk mengikuti pemeriksaan genetik, dan 52 persen memberikan beberapa jenis konseling genetik (Lapham, Weiss, & Allen, 2000, dalam DuBois & Miley, 2005: 325).

Untuk bekerja secara efektif di bidang ini, pekerja sosial harus memahami dasar-dasar warisan genetic dan jenis-jenis konisi genetic (NASW, 1999d; 2000b; dalam DuBois & Miley, 2005: 326). Kegiatan-kegiatan praktek yang sangat relevan antara lain ialah penemuan kasus dan asesmen, intervensi krisis dan konseling dukungan, advokasi, pendidikan, perantaraan dengan kelompok-kelompok swabantu, dan pelayanan-pelayanan pendukung lainnya (Rauch & Black, 1995; Taylor-Brown & Johnson, 1998; dalam DuBois & Miley, 2005: 326). Kompetensi-kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh pekerja sosial yang akan berkecimpung di bidang pelayanan-pelayanan genetika ialah:

x Memiliki penegtahuan dasar tentang genetika dan isu-isu etika, hukum, dan sosial yang berkaitan dengan genetika

x Memahami pentingnya privasi dan kerahasiaan informasi genetik termasuk cacatan-catatan tentang informasi itu

x Memahami pengaruh etnisitas, kebudayaan, kesehatan, keyakinan-keyakinan, dan ekonomi dalam kemampuan- kemampuan klien untukmemanfaatkan informasi dan pelayanan-pelayanan genetik

x Melakukan rujukan-rujukan yang sesuai kepada kalangan profesional genetik dan kelompok-kelompok pendukung genetik

x Membantu klien menghadapi dampak psikososial dari diagnosis genetik

x Membantu klien dalam membuat keputusan-keputusan tentang pemeriksaan, penelitian, dan penyembuhan genetik

x Memelihara kesadaran akan informasi baru, mengakui keterbatasan-keterbatasan diri sendiri dan kebutuhan akan pembaharuan yang terus menerus

x Mendukung kebijakan-kebijakan yang berfokuskan klien (Lapham, Weiss, & Allen, 2000, dalam DuBois & Miley, 2005: 326).

Isu-isu genetika berkembang ke dalam banyak bidang praktek pekerjaan sosial. Pekerja sosial yang bekerja di dalam program- program pelayanan pengangkatan anak memasukkan informasi genetik ke dalam studi kasus dan evaluasi serta memberikan konseling genetik kepada orangtua angkat. Pekerja sosial perlindungan anak barangkali harus berhadapan dengan isu-isu genetik seperti kekerasan prenatal (sebelum kelahiran bayi), suatu isu yang mulai mendapatkan perhatian oleh peraturan perundang-undangan dan pengadilan. Para pelaku pengorgansiasian masyarakat (community organizers) dan pekerja sosial yang bekecimpung di dalam pelayanan ketenagakerjaan dapat mengambil peran-peran advokasi untuk melindungi anak-anak yang belum lahir dari masalah-masalah kesehatan dan reproduksi yang berkaitan dengan keracunan di dalam lingkungan dan tempat kerja.

Lagi pula, pengetahuan publik tentang genetika dan isu-isu etika yang berkaitan dengan genetika itu cenderung akan meningkatkan tuntutan akan konseling genetika. Klien barangkali akan bertanya tentang sejarah keluarganya dalam kaitan dengan masalah kecacatan lahir, penyalahgunaan obat- obat terlarang dan alkohol, atau gangguan-gangguan kejiwaan (Rauch, 1990, dalam DuBois & Miley, 2005: 326). Sebagai suatu pelayanan spesialis, konseling genetik sering hanya ada di pusat-pusat kesehatan yang besar. Keluarga dapat bekerjasama dengan praktisioner pekerjaan sosial yang rumahnya berdekatan untuk menindaklanjuti pelayanan-pelayanan dukungan, konseling, dan koordinasi kasus.

Isu-isu etika apa yang terkandung di dalam penyelenggaraan pelayanan genetik? Dilema etik melekat di dalam pelayanan- pelayanan pekerjaan sosial yang berkaitan dengan setiap aspek pembuatan anak. Sebagai contoh, bekerja dengan calon orangtua pada periode waktu sebelum kelahiran dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan etika tentang proses pembuatan anak melalui bayi tabung atau tentang pengakhiran kehamilan melalui aborsi. Pada masing-masing situasi ini, tidak ada satu pun posisi etika yang tunggal. Reamer (1986: 470,

dalam DuBois & Miley, 2005: 326) memunculkan beberapa pertanyaan yang menarik:

Apakah pekerja sosial berkewajiban untuk memosisikan dirinya tetap netral, penganjur yang bebas nilai (sarat nilai), atau mereka diberi hak untuk membujuk calon orangtua membuat suatu keputusan yang penting tentang opsi-opsi yang tersedia pada mereka? Apakah pekerja sosial yang memiliki keyakinan-keyakinan yang dalam dan sungguh-sungguh tentang moralitas aborsi berkewajiban untuk menyimpan keyakinan-keyakinan itu di kantong belakangnya ketika ia sedang bekerja dengan klien, atau bolehkah pekerja sosial mendiskusikan pendapatnya?

Pertanyaan-pertanyaan yang diidentifikasikan oleh Human Genome Project (Proyek Genome Manusia) antara lain ialah sebagai berikut:

x Siapa yang harus memiliki akses kepada informasi genetik pribadi, dan bagaimana informasi itu akan digunakan?

x Siapa yang memiliki dan mengendalikan informasi genetik itu?

x Bagaimana informasi genetik pribadi itu mempengaruhi persepsi-pesepsi individu dan masyarakat tentang individu itu?

x Apakah petugas perawatan kesehatan memberikan konseling yang benar kepada orangtua tentang resiko- resiko dan keterbatasan-keterbatasan teknologi genetik?

x Bagaimana pemeriksaan-pemeriksaan genetic dapat dievaluasi dan diatur demi akurasi, reliabilitas, dan pemanfaatannya?

x Apakah pemeriksaan tetap dilakukan ketika tidak ada alat penyembuhan? (Human Genome Project, 2003, Societal Concerns Arising from the New Genetics section, dalam DuBois & Miley, 2005: 327).

Isu-isu etika terdapat banyak di bidang pelayanan-pelayanan genetik. Bagi klien, isu-isu muncul di seputar implikasi pemeriksaan bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Pemeriksaan

genetik memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang batas- batas kerahasiaan dan pentingnya privasi, dan persetujuan klien. Isu-isu lain ialah “diskriminasi, hak klien untuk menentukan nasib atau masa depannya sendiri, dan manfaat segera dari hasil pemeriksaan genetik itu” (NASW, 2000c, dalam DuBois & Miley, 2005: 327). Pekerja sosial harus memainkan suatu peran kunci dalam mengalamatkan isu-isu ini di dalam badan sosialnya dan dalam memastikan bahwa perundang-undangan kebijakan sosial di masa depan responsif terhadap situasi-situasi klien.