• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan-pelayanan yang berbasiskan rumah sakit

Kesehatan Jiwa

A. Pekerjaan Sosial di dalam Sistem Kesehatan

5. Pelayanan-pelayanan yang berbasiskan rumah sakit

Pekerjaan sosial yang berbasiskan rumah sakit bermula dengan pekerjaan Ida Cannon di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat, pada awal abad ke-20. Berdasarkan atas pengalamannya sebagai Kepala Bidang Pelayanan Sosial, ia mengembangkan prinsip-prinsip pekerjaan sosial medis yang mengalamatkan keterkaitan antara dimensi-dimensi sosial dan fisik dari kondsi-kondisi kesehatan pasien. Menurut Cannon, pekerjaan sosial medis menyembuhkan komplikasi-komplikasi sosial dari penyakit klien dengan menggunakan informai tentang diagnosis kesehatan pasien, situasi sosial pasien, dan prinsip-prinsip sosiologi (Lieberman, 1986, dalam DuBois & Miley, 2005: 320).

Hakekat pekerjaan sosial di dalam rumah sakit yang memberikan perawatan kesehatan yang parah telah berubah secara drastis dalam menghadapi tuntutan-tuntutan perawatan yang komprehensif untuk memperoleh pengurangan biaya dan pengurangan yang drastis pada jumlah orang yang menerima pelayanan rawat-inap dan lamanya pasien dirawat di rumah sakit (Dziegielewski, 1998, dalam DuBois & Miley, 2005: 320). Pekerjaan sosial yang berbasiskan rumah sakit harus mendefinisikan ulang peran-peran mereka yang telah berkembang pesat sesuai dengan perubahan-perubahan kebijakan dan organisasi ini. Pelayanan-pelayanan masih meliputi suatu kontinuum kegiatan-kegiatan, antara lain ialah:

x Rujukan—memberikan informasi tentang sumberdaya-sumberdaya masyarakat dan memfasilitasi rujukan-rujukan

x Persiapan perawatan dan perencanaan tindak lanjut (pre-admission and discharge planning)—berbicara dengan pasien dan keluarganya tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan persiapan perawatan (antara lain biaya) dan perawatan tindak lanjut setelah pasien kembali ke rumah

x Penemuan kasus atau penyeleksian resiko sosial—memberikan pelayanan-pelayanan kepada pasien dan keluarganya yang beresiko mengalami kesulitan-kesulitan karena kondisi- kondisi kesehatan

x Memberikan konseling kepada pasien dan keluarganya—membantu klien menghadapi isu- isu yang berkaitan dengan kesehatan dan perawatan kesehatan serta memberikan bantuan yang konkret seperti bantuan keuangan, tiket bis atau kereta api, dan cara-cara menyesuaikan diri

x Evaluasi psikososial—mengases faktor-faktor psikosisal dan sosial yang berkaitan dengan penyakit dan kesembuhannya

x Pendidikan kesehatan dan kegiatan-kegiatan masyarakat lainnya

x Mengkonsultasikan kasus dengan pihak rumah sakit dan lembaga-lembaga yang ada di dalam masyarakat—memberikan pengetahuan khusus tentang masalah-masalah psikososial, prosedur- prosedur, atau pelayanan-pelayanan sosial

x Mengkonsultasikan program dengan pihak rumah sakit—merekomendasikan perubahan- perubahan dalam kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan pasien dan keluarganya secara lebih efektif dan untuk memastikan hak-haknya

x Kegiatan-kegiatan perencanaan—berpartisipasi dalam perencanaan organisasi untuk meningkatkan program-program rumah sakit dan sumberdaya-sumberdaya masyarakat

x Penelitian—memanfaatkan metodologi- metodologi penelitian dalam rangka mengases hasil yang telah dicapai oleh klien dan mengevaluasi program (Krell & Rosenberg, 1990, dalam DuBois & Miley, 2005: 320).

Rumahsakit-rumahsakit kecil sering mempekerjakan seorang pekerja sosial saja, yang kemudian bertanggung jawab atas semua aspek pelayanan-pelayanan sosial. Rumahsakit-rumahsakit yang besar biasanya mempekerjakan beberapa pekerja sosial, yang mengkhususkan diri dalam bidang-bidang seperti kesehatan anak, pelayanan trauma, rehabilitasi tulang, dialisis ginjal, perawatan intensif anak dan ibu yang baru melahirkan, onkologi, kesehatan perempuan, dan pelayanan-pelayanan ruang kedaruratan. Sebagai contoh pekerjaan sosial di dalam setting-setting yang berbasiskan rumah sakit, kita akan membahas dua spesialisasi atau bidang keahlian— bekerja di dalam pelayanan onkologi dan di dalam ruang- ruang kedaruratan.

a. Pekerjaan sosial dan Onkologi

Penyakit kanker mempengaruhi kehidupan banyak orang. Pada semua tahap, penyakit ini dapat memutuskan proses-proses perkembangan dan mengganggu keberfungsian sosial yang normal setiap hari. Beberapa praktisioner pekerjaan sosial

membantu orang-orang menghadapi krisis penyakit kanker dengan memfasilitasi kelompok-kelompok orientasi bagi keluarga-keluarga pada saat orang-orang yang mereka kasihi itu masuk rumah sakit (Parsonnet & O’Hare, 1990, dalam DuBois & Miley, 2005: 321). Kelompok-kelompok ini, yang difasilitasi oleh pekerja sosial dan seorang relawan yang telah sembuh dari penyakit kanker, membiasakan keluarga dengan rutinitas fasilitas, mendidik mereka tentang penyakit kanker dan penyembuhannya, dan memberikan dukungan emosional. Meningkatnya dukungan keluarga dapat mengurangi dampak-dampak stres, dan informasi tentang sumberdaya-sumberdaya membantu keluarga-keluarga dalam menghadapinya secara lebih efektif. Data yang diperoleh dari partisipasi kelompok mengingatkan staf akan keluarga-keluarga yang mengalami resiko, seperti keluarga-keluarga yang sangat terdisorganisasikan (berantakan), memiliki suatu sejarah masalah-masalah emosional, atau keadaan yang mereka tidak inginkan bahwa orang- orang yang mereka kasihi itu tidak diberitahukan tentang penyakit kanker yang dialaminya. Kelompok- kelompok orientasi memberdayakan keluarga-keluarga pada saat keterlibatan keluarga sangat penting.

Walaupun kaum laki-laki dan kaum perempuan sama- sama beresiko mengidap penyakit kanker, para perempuan secara khusus lebih rentan terhadap kanker payudara, ketika kaum perempuan pada saat ini memiliki suatu angka resiko seumur hidup mengidap penyakit kanker 1 dari 8 perempuan (National Cancer Institute, 2002, dalam DuBois & Miley, 2005: 321). Mastektomi atau pembedahan bagian-bagian payudara yang terkena penyakit kanker, memiliki sejumlah implikasi psikososial antara lain ialah kehilangan rasa keperempuanan dan harga diri, dampaknya terhadap orang-orang kunci, dan semakin jarang melakukan hubungan seksual. Pekerja sosial memberikan bantuan dan konseling kepada pasien-pasien mastektomi dan keluarganya selama dalam proses pengobatan dan penyembuhan.

b. Pekerjaan sosial di ruang-ruang darurat

Di banyak rumah sakit, para praktisioner pekerjaan sosial merupakan suatu bagian yang integral dari tim ruang kedaruratan. Orang-orang yang diperlakukan di dalam ruang kedaruratan pada umumnya berada di dalam suatu keadaan krisis. Dengan menggunakan teknik-teknik intervensi krisis, pekerja sosial membantu orang-orang tersebut memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya mereka sendiri dan sumberdaya-sumberdaya yang terdapat di dalam lingkungan sosial mereka.

Orang-orang yang membutukan pelayanan-pelayanan ruang kedaruratan itu ialah orang-orang yang mengalami penyakit atau cedera yang parah; penyakit kronis atau menahun yang tidak dapat ditahan lagi; atau trauma yang diakibatkan oleh pemerkosaan, penganiayaan, kekerasan kriminal lainnya, atau bencana. Orang-orang lain yang cenderung menggunakan pelayanan-pelayanan ruang kedaruratan ialah orang-orang yang mencoba bunuh diri; yang mengalami penyakit jiwa yang parah dan kronis; atau yang menderita dampak-dampak dari kemiskinan, ketunawismaan, penyalahgunaan obat-obat terlarang atau bahkan yang kesepian. Individu-individu yang tidak mempu membayar biaya pengobatan dokter praktek atau yang tidak dapat menemukan seorang dokter umum yang akan menerima suatu kartu berobat sering harus menyandarkan diri pada pelayanan- pelayanan ruang kedaruratan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan mereka yang bersifat darurat dan bukan darurat.

Pelayanan-pelatanan pekerjaan sosial di ruang-rutang kedaruratan antara lain ialah memberikan dukungan dan konseling kepada pasien dan keluarganya, berfungsi sebagai seorang anggota dari tim lintas disiplin, dan mempromosikan komunikasi dengan menjelaskan masalah yang dialami oleh pasien kepada petugas kesehatan atau, sebaliknya, rencana kesehatan kepada pasien. Pekerja sosial ruang kedaruratan sering memberikan bantuan yang konkret antara lain

seperti membantu klien memperoleh karcis bis atau kereta api, makanan, pakaian, dan resep obat. Pekerja sosial juga melakukan rujukan-rujukan kepada lembaga-lembaga masyarakat, mengadvokasikan prosedur-prosedur dan kebijakan-kebijakan yang dapat ditempuh, dan memelihara catatan-catatan kasus secara akurat.

6. Pekerjaan sosial di bidang perawatan jangka