BAB V PEMBAHASAN
F. Improvement Berdasarkan Bobot FMEA-AHP
4. Diagram Venn
Gambar 5.4 Diagram Venn 5 faktor penyebab Defect dari Ketiga Produk
Dengan:
1 = Kualitas bahan baku logam kurang bagus 2 = Pasir cetak lembab
3 = Kurang perawatan secara berkala 4 = Peforma mesin tidak optimal
5 = Kurang terlatih saat menuangkan logam 6 = Cara penuangan ke cetakan tidak sesuai SOP 7 = Cara pembongkaran kurang bagus
8 = Fasilitas untuk operator kurang memadai Manhole Cover TA Flange Spigot
Giboult Joint 110 1 2
3
4
5 6 7
8
Hasil dari diagram venn diatas menyatakan bahwa dari ketiga produk tersebut ada 3 faktor penyebab defect yang sama yaitu kualitas bahan baku logam, pasir cetak lembab dan kurang perawatan secara berkala. Namun memiliki nilai RPN FMEA-AHP yang berbeda. Ada 2 produk yang memiliki 1 faktor penyebab defect yang sama yaitu produk Flange Spigot dan Giboult Joint 110 yang disebabkan oleh performa mesin tidak optimal. Untuk usulan perbaikan semua factor penyebab sudah dijelaskan sebelum sub bab diagram venn.
86 A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan serta analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian, diantaranya yaitu:
1. Berdasarkan diagram pareto, untuk produk Manhole jenis defect yang dipiroritaskan adalah defect rantap, sedangkan untuk jenis produk adalah Manhole Cover TA. Produk Flange jenis defect yang diprioritaskan adalah defect kropos, sedangkan untuk jenis produk adalah Flange Spigot. Terakhir untuk produk Giboult Joint jenis defect yang diprioritaskan adalah defect rantap, sedangkan jenis produk adalah Giboult Joint 110.
2. Berdasarkan data-data yang telah diolah dengan FMEA-AHP, pada produk Manhole Cover TA penyebab defect terbesar untuk diprioritaskan adalah kualitas bahan baku logam kurang bagus, kurang terlatih saat menuangkan logam dan pasir cetak lembab. Produk Flange Spigot penyebab defect terbesar untuk diprioritaskan adalah kualitas bahan baku logam kurang bagus, pasir cetak lembab dan kurang perawatan secara berkala. Produk Giboult Joint 110 penyebab defect terbesar untuk diprioritaskan adalah kualitas bahan baku logam kurang bagus, pasir cetak lembab dan kurang perawatan secara berkala.
3.
Pada produk Manhole Cover TA terdapat kejadian yang sering menyebabkan terjadi kecacatan ialah kondisi kualitas bahan baku logam kurang bagus disebabkan jenis logam yang dicampurkan terlalu banyak dan logam sudah berkarat. Pada Produk Flange Spigot terdapat beberapa kejadian yang sering menyebabkan terjadi kecacatan ialah pasir cetak yang lembab disebabkan oleh campuran bahan baku tidak sesuai yang telah ditentukan perusahaan. Pada Produk Giboult Joint 110 terdapat beberapa kejadian yang sering menyebabkan terjadi kecacatan ialah kondisi kualitas bahan baku logam kurang bagus disebabkan jenis logam yang dicampurkan terlalu banyak dan logam sudah berkarat.4. Usulan perbaikan pada produk Manhole Cover Ta yang bisa diambil adalah sebelum pemesanan bahan baku logam sebaiknya dilakukan pengecekan oleh pihak perusahaan. Selanjutnya usulan perbaikan pada produk Flange Spigot yang bisa diambil adalah operator sebaiknya mengetahui takaran campuran bahan baku pembuatan pasir cetak dan cuaca yang kurang mendukung. Terakhir usulan perbaikan pada produk Giboult Joint 110 adalah sebelum pemesanan bahan baku logam sebaiknya dilakukan pengecekan oleh pihak perusahaan.
B. Saran
1. Perusahaan perlu untuk melakukan proses mitigasi dari tingginya defect yang terjadi selama proses pengecoran selain produk yang peneliti usulkan.
2. Pada meeting pagi ditekankan lagi mengenai ketelitian dan kedisiplinan dalam bekerja, jika perlu ditunjukan data kecacatan yang telah terjadi setiap harinya dan juga total kerugiaan yang dialami oleh perusahaan dari kecacatan tersebut serta diberi pengarahan agar tingkat kesadaran untuk selalu berbuat yang terbaik untuk perusahaan selalu terjaga dengan baik bahkan meningkat didalam diri operator.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa mencari banyak mode kegagalan yang timbul saat proses pengecoran selain yang telah diteliti.
Ardiansyah, N, Wahyuni, HC. 2018. “Analisis Kualitas Produk dengan Menggunakan Metode FMEA dan Fault Tree Analisys (FTA) di Exotic UKM Intako”, Jurnal Teknik Industri, 2, 2, 58-63.
Ariani, Wahyu Dorothea, 2003. ”Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif”, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Aryanto, AT, Auliandri, TA. 2015. “Analisis Kecacatan Produk Fillet Skin On Red Mullet dengan The Basic Seven Tools Of Quality dan usulan Perbaikkan Menggunakan Metode FMEA pada PT. Holi Mina Jaya”.
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 8, 1, 9-24.
Aslani, R. K. 2014. “A Hybrid of Fuzzy FMEA-AHP to Determine Factors Affecting Alternator Failure Causes. Management Science Latters”, 1981-1984.
Basori, M, Supriyadi. 2017. “Analisis Pengendalian Kualitas Cetakan Packaging dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)”, Seminar Nasional Riset Terapan, Serang.
Bastuti, S, DKK. 2018. “Analisis Pengendalian Kualitas Proses Hot Press pada produk cacat Outsole menggunakan Metode Statistical Processing Control (SPC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. KMK Global Sports 2”, Jurnal Teknologi, 1, 1, Maret 2018.
Darmanto, E, Latifah, N, Susanti, N. 2014. “Penerapan Metode AHP (Analythic Hierarchy Process) untuk Menentukan Kualitas Gula Tumbu”, Jurnal SIMETRIS, 5, 1, April 2014.
Derajat, MA. 2014. “Pengurangan Jumlah Cacat Produk dengan Metode FMEA pada Section Forming PT. XYZ”, Jurnal InovisiTM, 10, 2, Oktober 2014.
Dermawan, Rizky, 2005. Model Pengambilan Keputusan & Perencanaan Strategis, ALFABETA, Bandung.
Efendik, A, Hariastuti, NLP. 2018. “Pengendalian Kualitas Produk dengan Pendekatan Six Sigma dan serta Seven Tools sebagai usaha Pengurangan Kecacatan Produk pada CV. Prima Perkasa”, Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan, VI, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Ellianto, MSD, Santoso, PB, Sonief, AA. 2015. “Usulan Penerapan Lean Six Sigma, FMEA dan Fuzzy untuk Meningkatkan Kualitas Produk Botol Sabun Cair”, Jurnal Teknik Mesin, Universitas Brawijaya.
(FMEA)”, Jurnal Kalibrasi, 14, 1, 2016.
Fazra, A, Rusmiati, E. 2018. “Peningkatan Kualitas Produk Pan Frame R, Back RR dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Analythic Hierarchy Process (AHP) di PT Nusa Indah Jaya Utama”, Seminar Nasional VII Manajemen & Rekayasa Kualitas 2018.
Fithri, P; Yeni, NE. 2016. “Analisis Pengendalian Kualitas pada Engine Boss Drive Face K44F dengan Metode Six Sigma”, Jurnal Optimasi Sistem Industri, 15, 2, Oktober 2016.
Gasperz, Vincent,. 2002, Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi Dengan ISO 9001: 2000, MBNQA, Dan HACCP, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gaspersz, Vincent, 1998, Statistical Process Control: Penerapan Teknik-Teknik Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Handoko, Andre. 2017. “Implementasi Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Pendekatan PDCA dan Seven Tools pada PT. Rosandex Putra Perkasa di Surabaya”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 6, 2, 2017.
Hetharia, D; Ramadhani, SK. 2016. “Perbaikan Kualitas Produk Velg Racing TL 1570 menggunakan Metode AHP (Analythic Hierarchy Process) dan Design Of Experiment pada Proses Casting”, Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 8, Universitas Trisakti.
Kurniawan, O, Wiwi, U. 2015. “Analisis Kualitas Produk Pengecoran Logam di PT. Apie Indo Karunia dengan Metode Six Sigma”, Jurnal Teknik Mesin, 1, 1, Tahun 2015.
Miranda., Amin Widjaja Tunggal, 2002, Six Sigma Gambaran Umum, Penerapan Proses dan Metode — metode yang Digunakan untuk Perbaikan GE Motorola, Harvarindo, Jakarta.
Mubaroq, S, Iqbal, M. 2017. “Analisa Kecacatan pada Produksi Sepatu Nike G40 dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Merancang Perawatan Msein PU (Polyuretahne) Sol Sepatu di PT XYZ”, Prosiding SNATIF, Ke-4 Tahun 2017.
Pande, S. P., Neuman, P. R.,Cavanogh, R. R. 2003. The Six Sigma Way, Bagaimana GE, Motorola, dan Perusahaan Terkenal lainnya, Mengasah Kinerja Mereka. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Prasetiyo, MD, Santoso, I, Mustaniroh, SA, Purwadi. 2017. “Penerapan Metode FMEA dan AHP dalam Perumusan Strategi Pengelolaan Resiko Proses Produksi Yoghurt”, Jurnal Teknologi Pertanian, 18, 1, April 2017.
Pratama, FS. Suhartini. 2019. “Analisis Kecacatan Produk dengan Metode Seven Tools dan FTA dengan Mempertimbangkan Nilai Risiko berdasarkan Metode FMEA”, Jurnal Senopati, 1, 1, September 2019.
Pydzek, Thomas, 2002, The Six Sigma Handbook, Salemba Empat, Jakarta.
Riswan, DKK. 2017. “Pengendalian Kualitas dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk Mengurangi Cacat Produk pada Hasil Produksi Grass Block Lubang Lima”, Prosiding Teknik Industri, 3, 2, Tahun 2017.
Sari, DP, Marpaung, KF, Calvin, T, Mellysa, Handayani, NU. 2018. “Analisis Penyebab Cacat Menggunakan Metode FMEA dan FTA pada Departemen Final Sanding PT. Ebako Nusantara”, Jurnal Teknik Industri, Universitas Diponegoro.
Sudarwati, W, Wijaya, A. 2015. “Penggunaan Metode Six Sigma dalam upaya Menurunkan Cacat Mengalir (Flow Out) ke Metal Finish (Dept Body Welding) di PT. ADM Press-Plant”, Jurnal Integrasi Sistem Industri, 2, 2, Agustus 2015.
Suliantoro, H, DKK 2016. “Analisis Penyebab Kecacatan dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Metode Fault Tree Analysis (FTA)”, Jurnal Teknik Industri, Universitas Diponegoro.
Supono, J, Lestari. 2018. “Analisis Penyebab Kecacatan Produk Sepatu Terrex AX2 Goretex dengan menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Di PT. Panarub Industri”, Journal Industrial Manufacturing, 3, 1, 15-22.
Utami, RT, DKK. 2016. “Analisis Kecacatan Produk menggunakan Metode FMEA dan FTA pada PT. XXX”. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.