• Tidak ada hasil yang ditemukan

Didampingi buku

Dalam dokumen Panduan Menulis Buku Nonfiksi (Halaman 74-78)

tulisan terasa kaku pembahasan terbatas oleh literasi banyak memberikan pengertian/te ori waktu pengerjaan lebih lama

Ketika seseorang penulis dengan memahami pokok bahasan maka tulisan akan terasa lebih mengalir. Unsur plagiat juga diminimalkan karena apa yang telah dipahami akan diulas dengan kata-kata sendiri.

Pemahaman terhadap pokok bahasan lebih mendalam sehingga bahasa tidak menjemukan bagi pembaca. Memahami pokok bahasan juga membuat seorang penulis lebih banyak menunjukkan contoh-contoh atau aplikasi tema di dalam kehidupan sehari-hari. Lebih komunikastif dan membuat pembaca seakan mengalami sendiri berbagai kejadian yang diungkapkan.

Misalnya : dalam kepenulisan budidaya burung kenari, ketika seorang penulis memahami tentang beternak burung kenari maka tulisannya akan langsung tertuju pada praktek. Pembahasan tentang asal mula dan berbagai jenis kenari hasil kawin silang lebih sedikit dibandingkan pembahasan tentang cara membuat kenari bibit unggul. Oleh karenanya si pembaca yang kebetulan tertarik dan akan mengembangkan budidaya kenari merasa lebih sederhana.

Tidak berpikiran bahwa beternak kenari adalah hal yang sulit dan tidak terjangkau oleh orang awam. Di sinilah fungsi buku nonfiksi yaitu menjembatani antara literasi yang

ORIGIN

AL

PLAGIA

T

serba teoritis dengan pembaca awam. Agar apa yang diungkapkan oleh teori lebih bisa dipahami dan diaplikasikan untuk menjadi karya nyata.

Seperti yang kita ungkapkan pada paragraf sebelumnya, bahwa menulis dengan memahami terlebih dahulu tentang pokok bahasan akan mengurangi unsur plagiat. Lalu apakah yang disebut dengan PLAGIAT itu sendiri? Plagiat adalah kepenulisan yang serupa dengan naskah lain yang telah terlebih dahulu terbit.

Baik dalam bentuk buku, website, artikel, dan lainnya. Dikatakan serupa apabila tulisan yang dibuat sama secara kontent, bahasa, dan susunan kalimat. Istilah sederhana untuk plagiat adalah copy-paste, yaitu mengambil dan menuliskan kembali dalam susunan bahasa yang sama dengan naskah lain.

Berikut batasan-batasan yang dimiliki oleh penulis untuk mencegah dari tindakan yang termasuk dalam plagiat :

- Memilih tema dan judul

Tema atau judul yang dipilih bisa dianggap sebagai tiruan dari judul lain apabila sama persis. Menjadi berbeda apabila kita ubah judul menjadi bahasa kita sendiri, atau ditambahkan dengan kata-kata lain yang menerangkan bahwa keberadaan buku tersebut berbeda dengan buku lainnya.

Kadangkala penulis memang tidak diberi kabar jika judulnya diubah sesuai dengan minat pasar. Namun, pada beberapa penerbit mayor hal ini telah diantisipasi dengan memberikan naskah fixed yang akan diterbitkan untuk diperiksa kembali kesesuaian judul dan isi dengan kehendak penulis.

Beberapa waktu lalu saya/penulis sempat tersentak ketika mengetahui judul buku yang terbit tidak sesuai dengan judul yang saya berikan ke penerbit. Sebenarnya ada beberapa buku yang tiba-tiba terbit tanpa dikonfirmasi terlebih dahulu. Namun, kali ini judul yang digunakan oleh penerbit sama dengan judul buku lain yang terbit terlebih dahulu. Untunglah setelah penulis mengamati lagi ternyata ada tambahan judul yang menjadi keterangan dari judul awal buku tersebut.

Misalnya : buku berjudul “Utak-Atik Mainan Anak” bisa jadi akan sama dengan beberapa buku lain yang memiliki judul serupa. Tetapi dengan penambahan “Utak-Atik Mainan Anak, Pola Asuh Bagi Balita Dengan Cara Bermain”, maka judul tersebut menjadi berbeda dengan judul pada buku lainnya.

Lebih aman memang menulis buku dengan ide dan tema yang dikembangkan sendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan dengan tema yang dikembangkan tim penerbitpun kita tetap bisa berlaku original dengan sentuhan khas masing-masing penulis.

- Memilih sumber penulisan

Memilih sumber penulisan perlu diantisipasi oleh para penulis nonfiksi. Karena tidak semua buku nonfiksi adalah buku diktat sehingga korelasinya dengan naskah yang akan kita susun juga perlu dipertimbangkan.

Oleh karenanya sumber penulisan yang akan digunakan sebaiknya dari buku diktat, jurnal penelitian, media cetak terkemuka, dan media internet yang memiliki validitas tinggi. Pemilihan sumber penulisan atau daftar pustaka ini sangat diperlukan agar tulisan kita tidak terkesan mencontoh begitu saja dari naskah yang sudah terlebih dahulu terbit.

- Cara menyusun naskah

Penyusunan naskah inilah unsur yang paling penting dalam mencegah adanya anggapan plagiat. Penyusunan naskah dengan terlebih dahulu memahami pokok bahasan akan jauh lebih mudah daripada penyusunan naskah dengan didampingi buku literasi.

Dengan membaca, meneliti, survey, dan cara pengumpulan data lainnya untuk kemudian dituangkan menjadi naskah maka penulis nonfiksi akan terhindar dari unsur menjiplak. Karena masing-masing penulis memiliki bahasa sendiri yang

unik dan khas. Berbeda ketika seorang penulis menyusun naskah dengan disertai buku di samping kanan dan kirinya serta media internet di depannya.

Rawan sekali bagi mereka untuk membandingkan tulisan dengan naskah lain dan akhirnya memutuskan mengambil naskah lain tersebut secara mentah-mentah atau tidak diolah lagi. Inilah yang nantinya terdeteksi sebagai plagiat.

- Mengambil foto atau gambar

Jika satu tahun lalu penerbit masih membolehkan pengambilan gambar melalui internet asalkan disebutkan sumbernya maka saat ini penerbit lebih berhati-hati lagi. Penulis disarankan memiliki gambar atau foto sendiri baik foto pribadi, keluarga, teman, dan orang lain dengan menggunakan kamera sendiri. Cara ini memang lebih aman daripada mengambil lewat internet baik di website maupun jejaring sosial.

Pada intinya plagiat itu tidak diperbolehkan, tidak etis, dan akan melukai harga diri si penulis sendiri. Oleh karenanya kita perlu sangat berhati-hati terhadap berbagai unsur yang bisa menjebak kita ke dalam kata-kata mengerikan tersebut. Sebelum setor naskah sebaiknya dideteksi dulu pada beeberapa website pendeteksi plagiat seperti www.plagiarisma.net

danwww.grammarly.com.

Menghindarkan diri dari berbagai bentuk plagiat akan membuat diri seorang penulis menjadi lebih tenang, nyaman, dan tulisanpun enak untuk dibaca. Jika terpaksa harus menggunakan data dari buku dan internet secara utuh maka kita perlu memiliki batasan data mana yang bisa ditulis secara sama persis dan mana yang harus diretouch/ditulis ulang dengan bahasa sendiri.

Waspadai juga partner dalam menulis. Bisa jadi memang kita telah berusaha keras menghindarkan diri dari unsur plagiat tetapi ternyata partner menulis kita, misalnya penulis tandem, cowriter, dan lainnya mendapatkan naskah dengan cara-cara yang tidak diperbolehkan/plagiat.

Berikut sebagian data yang bisa ditulis sama persis dengan sumber penulisan (buku/ internet) dan data yang harus ditulis ulang dengan bahasa sendiri :

Boleh ditulis

Dalam dokumen Panduan Menulis Buku Nonfiksi (Halaman 74-78)

Dokumen terkait