• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Outline Atau Proposal

Dalam dokumen Panduan Menulis Buku Nonfiksi (Halaman 58-63)

MEMBUAT KISI-KISI

A. Memahami Outline Atau Proposal

Menuliskan naskah sebuah buku sama dengan menulis skripsi atau karya tulis nonfiksi lainnya. Masing-masing membutuhkan proposal atau istilahnya dalam dunia penerbitan adalah outline. Outline merupakan gambaran buku yang hendak dibuat si penulis. Dari outline tersebut diharapkan pihak penerbit atau agensi mengerti tema, arah penulisan, dan bisa memperkirakan hasil jadi naskah yang hendak ditulis.

Berikut bagian-bagian dari outline atau proposal :

- Tema

Pada setiap karya tulis nonfiksi, tema merupakan bagian inti atau terpenting yang pertama kali harus ditetapkan. Tanpa tema, tulisan seseorang tidak akan fokus pada satu bidang yang diinginkan. Bisa merembet kemana-mana dan justru membuat informasi yang disajikan kurang mengena.

Tema bisa dibuat dari ide. Ketika seseorang memiliki ide untuk mengangkat satu fenomena ke dalam sebuah naskah nonfiksi maka hendaknya dia langsung membuat temanya. Dengan tema maka nantinya tulisan yang dihasilkan diharapkan sarat informasi bermanfaat dan tidak keluar dari jalur yang ingin disampaikan.

Beberapa contoh tema, misalnya :  Masakan Jawa

 Kue tradisional Indonesia  Pengasuhan anak usia remaja  Menembus pasar ekspor

 Kreasi jilbab dan pashmina modern  dsb

- Nama penulis dan narasumber (jika diperlukan)

Biasakan untuk mencantumkan nama penulis dan narasumber pada proposal atau outline kita. Nama penulis di sini menunjukkan jati diri kita, bahwa outline yang dibuat adalah karya kita. Sehingga nantinya kita harapkan kita pulalah yang akan menulisnya sesuai dengan gambaran umum di dalam outline atau proposal tersebut.

Nama yang dicantumkan dalam outline bisa menggunakan nama asli atau nama pena. Nama pena bukan dimaksudkan untuk menyembunyikan jati diri penulis. Tetapi bagi penulis nonfiksi, nama pena memiliki tujuan untuk mengenalkan diri secara luas. Daripada harus mencantumkan nama lengkap yang panjang beserta gelar sekolah dan pemberian.

Namun, pada buku-buku nonfiksi tertentu penulisan nama lengkap beserta gelar dirasa lebih menjual dan kompeten dibandingkan hanya menyebutkan nama pena. Misalnya bagi penulis buku psikotes, akan lebih menjual nama yang bergelar sarjana Psikologi atau magister Psikologi daripada nama pena.

Maka bagi penulis nonfiksi bisa jadi nama yang ada di buku berbeda-beda, kadangkala memakai nama pena, nama asli, dan nama yang disertai gelar. Semua itu ditujukan sebagai daya tarik tersendiri bagi buku yang akan diterbitkan.

Sedangkan pencantuman nama narasumber juga dirasa cukup penting untuk memikat hati penerbit. Seorang ahli pertanian akan terasa pas apabila menulis buku budidaya bunga hebras, misalnya. Namun karena keterbatasan waktu, maka mereka memilih hanya menjadi narasumber saja sedangkan penulis bisa mengambil dari beberapa penulis nonfiksi terpercaya.

Jika demikian, maka si ahli atau si pemilik kebun hebras bisa dituliskan sebagai narasumber di buku. Nantinya pada bagian bawah narasumber dituliskan keahlian atau kedudukan beliau sehingga cukup berkompeten apabila diambil menjadi narasumber.

- Judul dan alternatif judul

Meskipun nantinya bisa diubah, judul juga perlu dicantumkan dalam penulisan outline atau proposal. Buatlah lebih dari satu judul sebagai alternatif bagi penerbit atau agensi untuk menetapkan mana yang terbaik dan menarik. Beberapa hal yang perlu dipikirkan ketika membuat judul telah kita bahas di bab sebelumnya.

Beberapa contoh judul dari tema yang kita sebut di atas antara lain :  30 Masakan Jawa Paling Populer

 Ragam Kue tradisional Indonesia, dari Sabang sampai Merauke  Anakku, Sahabatku

 Tata Cara Menembus Pasar Ekspor (Bagi Pebisnis UKM)  25 Kreasi jilbab dan Pashmina Modern

- Sinopsis

Sinopsis merupakan ringkasan isi buku yang akan kita tulis. Di dalam sinopsis hendaknya ada beberapa hal untuk diungkapkan dan menjadi daya tarik karena nantinya akan disematkan di cover belakang buku kita.

Hal yang perlu disampaikan dalam membuat sinopsis adalah :

 Pengertian dari pokok bahasan yang hendak diungkapkan dalam sebuah buku  Sekilas isi buku

 Manfaat buku bagi calon pembaca  Ucapan selamat membaca

Contoh sebuah sinopsis buku bertema resep tumpeng :

Tumpeng, identik dengan nasi berbentuk kerucut yang berhiaskan berbagai lauk serta sayur khas Indonesia.Tak jarang pula tumpeng yang dilengkapi dengan kerupuk, salah satu makanan favorit di seantero nusantara.

Berbagai acara seringkali menghidangkan varian tumpeng dengan hiasan yang cantik serta menggugah selera. Mulai dari acara ulang tahun, pernikahan, sampai dengan kegiatan tasyakuran proklamasi kemerdekaan.Siapapun ternyata bisa membuatnya sendiri, tentu saja dengan menyisihkan sedikit waktu luang di dapur Anda.

Buku ini akan memuat tentang berbagai jenis tumpeng, lengkap dengan pengenalan bahan, alat, dan tips menyajikannya. Buku full colour yang berisikan foto dan resep tumpeng, menarik untuk dibaca serta mudah untuk dipraktekkan.Bisa digunakan sebagai inspirasi bagi sajian spesial di hari yang istimewa.Bisa juga digunakan sebagai penggugah inspirasi pada usaha katering Anda. Selamat Mencoba…

- Kelebihan naskah

Kelebihan naskah merupakan hal yang akan membuat naskah kita berbeda dengan naskah lain sejenis. Kelebihan naskah ini mengungkapkan apa yang hendak dibuat dengan naskah tersebut. Penambahan konten dan berbagai hal pendukung lain dijadikan dalam satu point “kelebihan naskah”.

Berikut contoh kelebihan naskah kreasi tumpeng :

Naskah ini menyajikan perpaduan pengenalan bahan-bahan dan cara memasak tumpeng khas Nusantara. Baik tumpeng tradisional maupun modern.Disertai dengan tahapan memasak.

Nantinya buku ini akan dilengkapi dengan : 1. Pengenalan bahan

2. Foto hasil masakan

3. Saran penyajian di tiap-tiap resep masakan

- Bentuk dan ukuran buku

Kita bisa mencantumkan jumlah halaman serta ukuran kertas cetak buku yang akan disusun. Gambaran global ini memudahkan penerbit untuk mengartikan kemauan kita sebagai seorang penulis tentang penampakan bukunya. Di sana bisa ditetapkan jumlah halaman (biasanya merupakan kelipatan 4) sesuai dengan percetakannya. Misalnya 40 halaman, 56 halaman, 120 halaman, atau 160 halaman.

Bentuk buku bisa disebutkan hard cover ataukah soft cover dengan berbungkus plastik tipis. Penulis juga bisa menyebutkan usulan tentang warna buku, misalnya full colour, black and white, atau semi. Kemudian sebutkan pula ukuran buku yang hendak dibuat, caranya dengan mengukur buku yang sekiranya sesuai. Misalnya ukuran A4, 13 x 20 cm, atau ukuran lain sesuai selera penulis.

Nantinya memang penerbit tidak serta merta menuruti kemauan penulis untuk memiliki buku dengan ukuran tertentu. Namun setidaknya penulis juga boleh turut andil mengusulkan bentuk buku yang disusunnya. Dengan ikut mengusulkan bentuk, ukuran, warna, dan jumlah halaman maka akan menjadi pertimbangan berharga bagi penerbit untuk mengakomodasikannya apabila dirasa memang cukup relevan.

- Daftar isi

Daftar isi mutlak diperlukan dalam pembuatan outline atau proposal. Daftar isi menunjukkan gambaran isi buku yang akan ditulis secara lebih terinci dibandingkan sinopsis. Dari daftar isi inilah nantinya seorang penulis akan mengembangkannya menjadi naskah utuh siap edit dan terbit.

Daftar isi memuat hal-hal sebagai berikut :  Halaman judul

Nantinya dibuat dalam dua lembar, halaman judul pada cover depan dan halaman judul pada cover bagian dalam buku.

Nantinya berisikan undang-undang hak cipta, ISBN, dan keterangan tentang penerbit, cetakan ke berapa buku tersebut dibuat, sampai dengan deretan nama penulis, editor, dan desainer.

 Dari penulis

Bisa juga disebut sebagai pengantar, kata pengantar, atau dibagi menjadi dua yaitu kata pengantar dan ucapan terima kasih. Nantinya halaman yang memuat pengantar ini berisikan tentang sapaan penulis kepada para pembacanya.  Daftar Isi

Nantinya berisikan daftar isi dari tulisan yang dibuat dalam buku tersebut.  Bab, sub bab, dan keterangan.

Bagian bab memuat tentang pokok-pokok bahasan dalam buku yang dibagi ke dalam beberapa bagian disebut dengan BAB. Sedangkan sub bab berisikan tentang penjabaran dari pokok bahasan pada setiap bab tersebut. Bab dan sub bab ini bisa dijelaskan secara global. Maksudnya yaitu menerangkan apa yang akan ditulis pada tiap-tiap bagian bab dan sub bab tersebut.

 Daftar pustaka

Daftar pustaka ini bisa disebutkan di awal penulisan outline atau proposal karena ada beberapa penerbit dan agensi yang mensyaratkan demikian. Namun bisa juga daftar pustaka dibuat ketika selesai menyusun sebuah buku. Nantinya daftar pustaka bukan hanya berisi buku yang menjadi referensi kepenulisan karya nonfiksi tersebut, tetapi juga berisi media lain seperti internet dan media cetak yang mungkin digunakan juga sebagai referensi.

 Indeks dan glosarium

Indeks dan glosarium adalah kata-kata sulit dan artinya yang nanti dibuat setelah menyelesaikan penyusunan sebuah naskah nonfiksi. Karena tidak semua bahasa dalam kepenulisan nonfiksi dimengerti oleh setiap pembaca.  Profil penulis

- Profil penulis dan narasumber (jika diperlukan)

Dalam pembuatan outline atau proposal, profil penulis dan narasumber (jika ada) sangatlah penting. Karena dari profil tersebut bisa diperkirakan kualitas penulis yang akan menyusun karya nonfiksi tersebut. Penulis yang berkompeten biasanya dipilih dari latar belakang pendidikan sesuai naskah, pengalaman, ketrampilan, pekerjaan, dan keikutsertaan narasumber.

Oleh karenanya apabila hendak menuliskan naskah nonfiksi sedangkan kita tidak memiliki latar belakang pendidikan, ketrampilan, pengalaman, dan pekerjaan di bidang tersebut maka kehadiran narasumber sangat dibutuhkan. Carilah

narasumber yang benar-benar berkompeten dan terjun langsung ke dalam pembahasan di dalam naskah tersebut.

Contoh narasumber kompeten :

 Dokter, bidan, perawat, apoteker, untuk naskah kesehatan  Petani untuk naskah budidaya pertanian dan perkebunan  Peternak untuk naskah budidaya peternakan

 Pebisnis untuk naskah manajemen perusahaan dan bisnis  Psikolog untuk naskah parenting

 Pemilik salon kecantikan untuk naskah kecantikan

 Pemilik katering atau guru tata boga untuk naskah masakan  Dsb

Dalam dokumen Panduan Menulis Buku Nonfiksi (Halaman 58-63)

Dokumen terkait