Kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air termasuk ke dalam aspek kenavigasian untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. Dasar hukum penyusunan kriteria badan usaha yang dapat melakukan kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air dapat diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008pasal 1 butir 55 UU No. 17 tahun 2008 disebutkan bahwa salvage adalah pekerjaan untuk memberikan pertolongan terhadap kapal dan/atau muatannya yang mengalami kecelakaan kapal atau dalam keadaan bahaya di perairan termasuk mengangkat kerangka kapal atau rintangan bawah air atau benda
Laporan Akhir V - 106
lainnya. Sedangkan pasal 1 butir 51 menyebutkan bahwa pekerjaan Bawah Air adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi, konstruksi, atau kapal yang dilakukan di bawah air dan/atau pekerjaan di bawah air yang bersifat khusus, yaitu penggunaan peralatan bawah air yang dioperasikan dari permukaan air.
Sesuai dengan UU No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran pasal 204 ayat 1 bahwa kegiatan salvage dilakukan terhadap kerangka kapal dan/atau muatannya yang mengalami kecelakaan atau tenggelam. Selanjutnya dalam ayat 2 disebutkan bahwa setiap kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air harus memperoleh izin dan memenuhi persyaratan teknis keselamatan dan keamanan pelayaran dari Menteri. Oleh sebab itu diperlukan kriteria badan usaha yang dapat melakukan kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air, karena menyangkut masalah perlindungan lingkungan maritim. Dalam PP No. 5 Tahun 2010 tentang KenavigasianPasal 1 butir 25 Salvage adalah pekerjaan untuk memberikan pertolongan terhadap kapal dan/atau muatannya yang mengalami kecelakaan kapal atau dalam keadaan bahaya di perairan termasuk mengangkat kerangka atau rintangan bawah air atau benda lainnya. Sedangkan butir 26: Pekerjaan Bawah Air adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi, konstruksi, atau kapal yang dilakukan di bawah air dan/atau pekerjaan di bawah air yang bersifat khusus, yaitu penggunaan peralatan bawah air yang dioperasikan dari permukaan air. Bangunan atau instalasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) paling sedikit harus memenuhi persyaratan:penempatan, pemendaman, dan penandaan;tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan atau instalasi Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dan fasilitas Telekomunikasi-Pelayaran;memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan jembatan;memperhatikan koridor pemasangan kabel laut danpipa bawah laut; dan berada di luar perairan wajib pandu. Kemudian persyaratan bangunan atau instalasi wajib menempatkan sejumlah uang di bank Pemerintah sebagai jaminan untuk menggantikan biaya pembongkaran bangunan atau instalasi yang tidak digunakan lagi oleh pemilik yang besarannya ditetapkan oleh Menteri. Selanjutnya membangun, memindahkan, dan/atau membongkar bangunan atau instalasi yang berada di perairan harus mendapat izin dari Menteri. Bangunan atau instalasi yang tidak memenuhi ketentuan yang tidak digunakan wajib dibongkar.Pembongkaran sebagaimana dimaksud dilakukan oleh pemilik bangunan atau instalasi paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dinyatakan tidak memenuhi syarat atau tidak digunakan lagi. Beberapa peraturan yang berlaku adalah Permenhub No. 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi Pasal 1 butir 7 didefinsikan bangunan atau isntalasi adalah setiap konstruksi baik berada di atas dan/atau di bawah permukaan perairan dan Permenhub No. PM 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayarn di Laut. Bangunan atau instalasi meliputi jembatan, pipa, kabel.Bangunan atau
Laporan Akhir V - 107 Aspek lingkungan hidup Kriteria Lokasi Perairan Untuk Bangunan/ Instalasi di Laut Tidak didaerah terumbu karang Koordinat pembangunan Persyaratan Lokasi Aspek Lainnya
Ruang bebas dalam pembangunan jembatan Penempatan,pemenda man dan pendandaan
Tidak merusak SBNP Dan fasilitas telkompel
Memperhatikan koridor pemasangan kabel dan pipa Bawah laut
Tidak Dilingkungan pelabuhan
Tidak berada pada Alur
Tidak berada pada arus, gelombang yang ekstrim
Diluar perairan wajib pandu
Tidak di pelabuhan
paling sedikit wajib memenuhi persyaratan:penempatan, pemendaman, dan penandaan, tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan atau instalasi Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dan fasilitas Telekomunikasi-Pelayaran, memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan jembatan, memperhatikan koridor pemasangan kabel laut dan pipa bawah laut dan berada di luar perairan wajib pandu. Selanjutnya didalam MARPOL Convention 73/78 Consolidated
Edition 1997 yang memuat peraturan :Mengatur kewajiban dan
tanggung jawab Negara-negara anggota yang sudah meratifikasi konvensi tersebut guna mencegah pencemaran dan buangan barang-barang atau campuran cairan beracun dan berbahaya dari kapal. Konvensi-konvensi IMO yang sudah diratifikasi oleh Negara anggotanya seperti Indonesia, memasukkan isi konvensi-konvensi tersebut menjadi bagian dari peraturan dan perundang-undangan Nasional. Kemudian Protocol of 1978 yang merupakan peraturan tambahan “Tanker Safety and Pollution Prevention (TSPP)” bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kapal tanker dan melaksanakan peraturan pencegahan dan pengontrolan pencemaran laut yang berasal dari kapal terutama kapal tanker dengan melakukan modifikasi dan petunjuk tambahan untuk melaksanakan secepat mungkin peraturan pencegahan pencemaran yang dimuat di dalam Annex konvensi.
Gambar 5.14. Diagram Fishbone Kriteria Lokasi Perairan Untuk Bangunan/Instalasi di Laut
Laporan Akhir V - 108
Berdasarkan diagram fishbone tersebut, selanjutnya dijabarkan aspek yang dinilai menjadi kriteria dan sub kriteria dari Lokasi Perairan Untuk Bangunan/ Instalasi di Laut yang mengacu kepada peraturan yang ada dan literatur lainnya. Hasil pengolahan opini responden didapatkan bobot masing-masing aspek yang dapat dilihat pada Tabel 5.32. di bawah ini.
Tabel 5.32. Hasil Pembobotan Kriteria Lokasi Perairan Untuk Bangunan/Instalasi di Laut
No. Kriteria Lokasi Perairan Untuk Bangunan/Instalasi di Laut
Bobot (%)
1 Memenuhi persyaratan penempatan, pemendaman, dan
penandaan 11.158
2 Tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan atau instalasi
SBNP dan fasilitas telkompel 11.158
3 Memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan jembatan 9.876
4 Memperhatikan koridor pemasangan kabel laut dan pipa bawah
laut 11.158
5 Berada di luar perairan wajib Pandu 8.592
6 Tidak berada dalam alur pelayaran 10.500
7 Tidak berada dalam lingkungan perairan pelabuhan 7.967
8 Tidak berada pada daerah rawan gelombang dan arus laut yang
ekstrim 9.842
9 Tidak berada pada daerah terumbu karang yang dilestarikan 9.235
10 Memiliki koordinat pembangunan 10.517
Total 100
Sumber : Hasil Data Primer (diolah)
Tabel 5.32. diatas menunjukkan bahwa ada pada pemenuhan syarat penempatan, pemendaman dan penandaan, kemudian yang mepunyai peringkat yang sama pentingnya tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan atau instalasi SBNP dan fasilitas tekompel, kemudian koridor pemasangan kabel laut dan pipa bawah laut merupakan hal yang mempunyai kepentingan peringkat pertama. Kriteria yang memiliki peringkat kedua adalah bahwa tidak berada dalam alur pelayaran serta memiliki koordinat pembangunan. Selanjutnya, memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan jembatan, tidak berada pada daerah rawan gelombang dan arus laut yang ekstrim. Kemudian tidak berada pada daerah terumbu karang. Dari setiap aspek yang menjadi kriteria dijabarkan menjadi sub kriteria dengan hasil pembobotan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.33. berikut ini:
Laporan Akhir V - 109 Tabel 5.33. Hasil pembobotan sub kriteria Kriteria lokasi
perairan yang dapat dimanfaatkan untuk bangunan atau instalasi di laut
No. Aspek dan Kriteria
Bobot (%)
1 Memenuhi persyaratan penempatan, pemendaman, dan
penandaan 11.158
a. Memiliki Layout pelabuhan 2.441
b. Memiliki koordinat lokasi yang telah ditetapkan 2.441
c. Memiliki bentuk peta kontur dasar laut 2.092
d. Mempunyai struktur lapisan dasar laut yang sesuai dengan standar konstruksi yang diijinkan
2.092
e. Mempunyai gelombang dan arus yang memenuhi syarat
untuk bangunan anatu isntalasi di laut
2.092
2 Tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan atau
instalasi SBNP dan fasilitas telekomunikasi pelayaran
11.158
a. Bangunan dan instalasi di laut pada saat peletakannya harus dilakukan survei dan kajian
2.050 b. Memperhatikan kondisi perairan, baik gelombang dan arus
laut yang terjadi
1.671 c. Bentuk konstruksi yang kuat dan tidak mengganggu
bangunan, instalasi SBNP, dan fasilitas telekomunikasi
2.050 d. Memiliki pengaman, apabila terjadi pergeseran karena
gelombang atau arus
2.050
e. Memiliki jadual dan pelaksanaan perawatan 1.543
f. Mempunyai tanda signal pada bangunan atau instalasi bawah air
1.794
3 Memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan jembatan 9.876
a.Memiliki studi kelayakan 2.828
b.Mempunyai Layout daerah yang akan dibangun jembatan 2.599
c.Mempunyai alternatif peletakan jembatan 2.023
d.Memiliki gambar kontur 2.426
4 Memperhatikan koridor pemasangan kabel laut dan pipa
bawah laut
11.158
a. Mempunyai Layout pemasangan kabel laut dan pipa bawah
laut
2.492
b. Mempunyai gambar konstruksi 2.151
c. Spesifikasi material dan perilaku material 2.151
d. Penahan pergerakan kabel dan pipa bawah laut 2.211
Penandaan letak koridor maupun kabel laut dan pipa bawah laut
2.151
5 Berada di luar perairan wajib Pandu 8.592
a. Memiliki Layout pelabuhan 2.864
b. Mempunyai koridor lokasi 2.864
Laporan Akhir V - 110
No. Aspek dan Kriteria
Bobot (%)
6 Tidak berada dalam alur pelayaran 10.500
a. Memiliki Layout pelabuhan 3.500
b. Mempunyai koridor lokasi 3.500
c. Secara visual, dapat terlihat posisi kabel dan pipa, lewat tanda peletakan
3.500
7 Tidak berada dalam lingkungan perairan pelabuhan 7.967
a. Memiliki Layout pelabuhan 2.656
b. Mempunyai koordinat lokasi 2.656
c. Secara visual, dapat terlihat posisi kabel dan pipa, lewat tanda peletakan
2.656
8 Tidak berada pada daerah rawan gelombang dan arus laut
yang ekstrim
9.842
a. Memiliki Layout pelabuhan 3.281
b. Mempunyai koordinat lokasi 3.281
c. Secara visual, dapat terlihat posisi kabel dan pipa, lewat tanda peletakan
3.281
9 Tidak berada pada daerah terumbu karang yang dilestarikan 9.235
a. Memiliki Layout pelabuhan 3.040
b. Mempunyai koordinat lokasi 3.040
c. Secara visual, dapat terlihat posisi kabel dan pipa, lewat tanda peletakan
3.154
10 Memiliki koordinat pembangunan 10.517
a. Memiliki Layout pelabuhan 3.506
b. Mempunyai koordinat lokasi 3.506
c. Secara visual, dapat terlihat posisi kabel dan pipa, lewat tanda peletakan
3.506 Sumber : Hasil Data Primer (diolah)
Berdasarkan hasil pembobotan diatas, maka dapat disusun kriteria lokasi perairan yang dapat dimanfaatkan untuk bangunan atau instalasi di laut adalah :
a. Memenuhi persyaratan penempatan, pemendaman, dan penandaan b. Tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan atau instalasi
SBNP dan fasilitas telekomunikasi pelayaran
c. Memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan jembatan d. Berada di luar perairan wajib Pandu
e. Tidak berada dalam alur pelayaran
f. Tidak berada dalam lingkungan perairan pelabuhan
g. Tidak berada pada daerah rawan gelombang dan arus laut yang ekstrim
h. Tidak berada pada daerah terumbu karang yang dilestarikan i. Memiliki koordinat pembangunan
Laporan Akhir V - 111
Berdasarkan peraturan yang ada untuk lokasi perairan yang dapat dimanfaatkan untuk bangunan atau instalasi dilaut harus memenuhi persyaratan penempatan, pemendaman dan penandaan yang didasarkan pada keadaan lokasi dari koordinat sampai pada kontur dasar laut yang didokumentasikan melalui layout pelabuhan, sehingga dapat terlihat lokasi alur dan juga kabel, pipa bawah laut secara visual. Lay out pelabuhan dibuat sudah meliputi koordinat dan fasilitas pelabuhan serta telah diperhitungkan arus dan gelombang laut.