• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dimensi-Dimensi Ajaran Islam

Dalam dokumen Studi Islam (Halaman 64-72)

Islam dengan seperangkat ajarannya yang dibawa oleh nabi Mauhmmad SAW merupakan agama “rahmatan lil ‘alamin”. Agama yang dijamin dapat membawa terwujudnya kedamaian, kete nangan, ketentraman dan kesejahteraan baik lahir dan bathin, dunia dan akhirat. Didalamnya terdapat berbagai petunjuk bagaimana seha-rusnya manusia menyikapi hidup dan kehidupan secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitar.

Islam merupakan agama multi-dimensional. Ia mengandung ajaran tentang akidah, ibadah, akhlak dan hubungan sesama manusia. Kesemuanya mesti dipegang dan dijalankan, tanpa pengaplingan dan totalitas dari keempat unsur itulah yang akan membentuk kepribadian seorang muslim72.

Menurut K.H. Firdaus.A.N., keempat dimensi tersebut terangkum dalam ajaran tentang akidah, syariah, ibadah dan muammalah. 1. Akidah dan Syari’ah

Agama Islam mengandung akidah dan syariah artinya ia mengatur tentang kepercayaan tertentu dan peraturan hukum-hukun agama yang harus diyakini dan ditaati oleh para peng-anutnya.

72 Afif Muhammad, MA, 1998, Islam Mazhab Masa Depan; Menuju Islam

Akidah artinya kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah S.W.T. yang Maha esa dan yang wajib diibadahi, sebagai-mana firman Allah dalam surah al-Ikhlas [112]: 1-4.

Artinya:“Katakanlah Dialah Yang Maha Esa. Allah adalah tumpuan segala harapan. Dia tidak melahirkan dan dia tiodak pula melahirkan. Dan tidak ada seorangpun yang menyerupai-Nya”.

Sedangkan syariah berarti peraturan atau hukum yang datang dan bersumber dari Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Jaatsiah [45]: 18

Artinya: “ Kemudian Kami tempatkan pada suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama). Maka ikutilah syariat itu. Dan janganlah engkau ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”

Akidah merupakan kekuatan rohaniah dan kekuatan iman bagi setiap muslim, sedangkan syariah merupakan kekuatan lahiriahnya. Syariah merupakan rambu-rambu yang harus diper-hatikan dan ditaati oleh setiap muslim dalam kehidupan ini sebagai menifestasi dari imannya.

Akidah dan syariah merupakan dwi-tunggal, yang tak bisa dipisahkan. Akidah tanpa syariah adalah bagaikan manusia yang pincang. Sedangkan syariah tanpa akidah adalah bagaikan manusia

yang buta. Hidup seorang muslim adalah dengan akidahnya. Bila akidahnya benar, maka benar pula jalan hidupnya, demikian sebaliknya. Dan untuk memiliki akidah yang benar, maka sese-orang harus mempelajarinya dengan cara yang benar pula. 2. Ibadah dan Muamalah

Ibadah ialah hubungan antara manusia dengan Tuhannya secara vertikal, dengan segala peraturan yang mengatur tata cara manusia berhubungan tersebut, sebagaimana firman Allah Surah Adz-Dzaariyaat [51]: 56.

Artinya: “Dan tidak menciptakan jin dam manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku”.

Sedangkan muammalah ialah segala peraturan Islam yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya73. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah [2]: 275

73 K.H. Firdaus A. N., 1991, Panji-Panji Dakwah, (Jakarta : CV. Pedoman Inti Jaya), hlm., 22-23.

Artinya:“Orang-orang yang makan (harta) riba, tidaklah sang-gup berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan. Demikian itu karena mereka ber-kata, sesungguhnya jual beli itu sama juga dengan riba’. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’. Maka siapa yang sudah sampai kepadanya peng-ajaran tuhannya (melarang riba’) lantas ia berhenti, maka baginya apa (harta riba’) yang sudah diambilnya, dan urusannya kembali kepada Allah. Dan siapa yang kembali (memakan riba’) maka ialah penghuni neraka. Mereka kekal disana”.

Sementara itu dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yakni aspek akidah, ibadah, hukum, tasawuf/mistisisme, filsafat, politik dan pembaharuan.74

Aspek Akidah. Dalam Islam ada 5 aliran teologi utama,

yakni aliran khawarij, Murji’ah, Muktazilah, Asy’ariyah dan Maturidiyah. Aliran ini timbul dari perebdaan pendapat para ulama dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam yang berksiar pada pengertian dosa besar, kapir, mukmin, sifat-siofat Tuhan, perbuatan tuhan dan manusia, keadilan Tuhan dan masalah-masalah kebaikan dan kejahatan.

Aliran Khawarij adalah aliran yang membawa ajaran-ajaran teologi yangbersifat sederhana. Aliran Murjiah ialah aliran yang membawa ajaran-ajaran teologi yang bersifat moderat,Aliran Muktazilah ialah aliran yang membawa ajaran teologi yang bercorak liberal dan rasional. Dalam aliran ini, akal dan kebebasan manusia dalam berkehendak dan berbuat mendapat kedudukan yang tinggi. Aliran Asy’ariyah adalah aliran yang membawa ajaran-ajaran teologi yang bercorak tradisional dan tidak memberikan kedudukan yang tinggi bagi akal manusia. Menurut aliran ini kebebasan manusia dalam berkehendak dan 74 Ensiklopedi Islam…hlm.253-258.

berbuat tidak ada. Aliran Maturidiyah ialah aliran yang membawa ajaran-ajaran teologi yang bersifat rasional-tradisional. Teologi rasional banyak memekai penafsiran metaporis, sedangkan teologi tardisional banyak terikat pada penafsiran harfiyah.75

Aspek Ibadah. Dalam Islam ibadah mempunyai pengertian

umum yang mencakup seluruh perilaku manusia yang dilakukan semata-mata untuk mencapai ridha Allah SWT dan pengertian khusus yang diwujudkan dalam bentuk amalan-amalan yang secara langsung menyangkut ketaatan kepada Allah seperti salat, puasa, zakat dan haji. Tujuan dari iabdah tersebut adalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWt.

Dalam aspek ibadah terdapat empat madzhab besar, yakni Madzhab Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali. Madzhab Maliki bercorak tradisional dengan mengambil pemikiran Imam Malik. Mazhab Hanafi bercorak rasional dengan mengambil pemikiran Abu Hanifah atau Imam Hanafi. Madzhab Hamba;li bercorak tradisional dengan mengambil pemikiran Ahmad bin Hambal. Madzhab Syafi’i menggabungkan pendekatan rasinal Imam Hanafi dengan pendekatan tardisional Imam Malik. Timbulnya perbedaan pendapat dikalangan para imam ini karena adanya perbedaan pemahaman atau penafsiran terhadap ajaran-ajaran dasar dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

Aspek hukum, Dalam Islam hukum datang dalam bentuk

global. Hal ini dimaksudkan agara hukum-hukum tersebut tidak terlalu kaku dalam mengatur masyarakat. Dengand emikian hukum Islam lebih flrksibel, tidak larut dimakan zaman dan keadaan dan dapat diapliaksikan disegala tempat dan zaman.

Aspek Tasawuf. Ajaran-ajaran tasawuf yang membawa

manusia lebih dekat kepada Allah, bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, sehingag disadri benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. Ajaran ini dipraktikan oleh 75 Untuk jelasnya tentang aliran-aliran dalam teologi Islam lihat Harun Nasution ,

Teologi Islam (Jakarta : UI Press, 1986 ) Lihat juga Abdul Razak dan Rosihan

orang-orang Islam yang belum merasa puas hanya dengan men-dekatkan diri epada Tuhan melalui ibadh-ibadh ritual seperti salat, puasa. Mereka ingin lebih dekat lagi pada Tuhan.

Sebelum sampai pada pengalaman ajaran tasawuf, seseorang muslim terlebih dahulu dituntut mampu melaksanakan ajaran-ajaran ibadah. Seorang sufi sebelum benar-benar dekat pada Tuhan, terlebih daulu menempuh tingkatan-tingkatan yang disebut dengan

maqam yang terdiri dari taubat, zuhud (meninggalkan kesenangan

dunia), sabar, tawakkal, rida, cinta, makrifat (pengetahuan mendalam tentang Tuhan), dan ittihad (bersatu dengan Tuhan). Orang yang telah mencapai tingkatan tersebut baru disebut sufi.

Dalam Taswuf terdapat dua aliran besar, yakni tasawuf ‘amali dan tasawuf nazari. Tasawuf ‘amali memberikan penekanan pada masalah akhlak, sedangkan tasawuf nazari memberikan pene-kanan pada masalah ketuhanan. Dalam bentuk terakhir muncul istilah “ittihad” dan “hulul” yang kemudian berkembang menjadi tasawuf filsafat, ketika Ibnu “arabi mengembangkan paham

Wihdatul Wujud.

Aspek filsafat. Menurut Harun Nasution pemikiran fiolosofis

masuk kedalam Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai ahli-ahli pikir Islam di Suria, Mesopotomia, Persia dan mesir. Filsafat datang ke daerah itu dengan ekspansi Alexander Yang Agung ke Timur di abad ke empat sebelum Kristus. Politik Alexander Yang Agung untuk menyatukankebudayaan Yunani dan Persia meninggalkan bekas besar di daerah-daerah yang pernah dikuasainya dan kebudian timbulllah pusat-pusat kebudaytaan Yunani di Timur seperti Alexandria di Mesir, Antioch di Suria, Jundisyanpur di Mesopotamia dan Bactra diu Persia.76 Filsafat dalam Islam muncul setelah dilakukan penterjemahan buku-buku filsafat kedalam bahasa Arab pada masa kekhalifahan Abbasiyah dan meningkat pada masa Khaliufah Al-Makmun 9813-833) putra Harun Ar Rasyid. Untuk keperluan penterjemahan tersebut 76 Lihat Harun Nasution, Islam ditinjau dari Beragai Aspeknya (Jakarta,

Al-Makmun mendirikan Bait Al-Hikmah di Bagdad. Pemikiran-pemikiran filsafat dalam Islam kebanyakan membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan hakikat roh, jiwa, hari akhir, penciptaan alam dan sebaginya. Pemikrian tersebut terbagi kedalam dua aliran yaitu aliran tradisional dan aliran yang bersifat liberal.

Golongan yang banyak tertarik kepada filsafat Yunani adalah kaum Mu’tazilah, Abu Al-Huzail, Al-Nazzam, Al-Jahiz, Al-Juba’i dan lain-lain yang banyak membaca buku-buku filsafat Yunani dan pengaruhnya dapat dilihat dalam pemikrian-pemikiran mereka dalam pemikiran teologi mereka.

Filosof kenamaan yang pertama adalah Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Al-Kindi yang dalam teologi ia menganut paham Mu’tazilah. Ia lahir pada tahun 796 masehi di Kuffah dan me-ninggal pada tahun 873 masehi di Bagdad. Al-Kindi juga dikenal sebagai Failasuf Al-“Arab (Filosop Orang Arab)

Filosop besar kedua dalam Islam adalah Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzlagh Al-Farabi. Ia lahir di Farab, Transoxania pada tahun 872 dan berasal dari keturunan Turki.Ia mendapat gelar Al-Mu’alim Al-Sani (Guru kedua). Al-Mua’allim Awwal (guru pertama) adalah Aristoteles.

Tokoh filosof yang lain adalah Abu ‘Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Lahir pada thaun 980 M di Afshana suatu tempat dekat Bukhara. Di dunia Islam ia dikenal dengan nama Syekh Al-Ra’is, Pemimpin Utama (dari filosof-filosof). Tokoh lain seperti Ibn Maskawaih, Al-Ghazali, Ibn Bajjah, Ibn Tufail, Ibn Rusyd77

Aspek Politik. Masalah-masalah politik dalam Islam pada

awalnya bermula dari masalah penentuan pengganti Nabi Muhammad dalam urusan negara dan agama. Dalam perkem-bangannya muncul aliran politik dalam Islam yakni Khawarij, Sunni dan Syiah.

77 Untuk lebih jelasnya tentang para filosof dan pemikiran mereka lihat Harun Nasution, Islam ditinjau dari Beragai Aspeknya (Jakarta, UI-Press,1985) jil. II hlm.46-69

Menurut khawarij, Islam adalah agama yang lengkap yang mengatur segala segi kehidupan manusia termasuk kehi-dupan bernegara. Menurut aliran ini, kenegaraan yang harus dikembangkan Islam adalah sistem yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin. Sementara aliran Suni berpendapat bahwa Islam tidak ada hubungannya dengan negara, Nabi Muhammad sebagaimana rasul sebelumnya hanya berfungsi sebagai rAsul, tidak sebagai kepala negara. Adapun aliran Syiah disatu sisi menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap dan disisi lain menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam ada hubungannya dengan kehidupan bernegara.

Menurut Fazlur Rahman, kendatipun tidak menyatakan secara gambling pendapatnya mengenai konsep Islam mengenai Negara (pemerintahan), nampaknya lebih cendrung berpendapat bahwa Islam tidak mengajarkan secara jelas mengenai system kenegaraan tetapi mengakui bahwa terdapatnya sejumlah tata nilai dan etika dalam al-Qur’an. Kendatipun Nabi Muhammad tidak pernah menyatakan dirinya sebagai pemimpin Negara, tetapi dia telah menjadikan Negara sebagai alat bagi agama Islam untuk menyebarkan dan mengembangkan agama. Namun Fazlur Rahman lebih tegas menyatakan bahwa “antara agama dan politik tidak bisa dipisahkan. 78

Aspek Sejarah dan Kebudayaan. Dilihat dari sejarah

Islam telah melalui tiga periode, yakni periode klasik (650-1250), periode pertengahan (1250-1800) dan periode modern (1800-sekarang). Pada periode klasik, Islam mencapai puncaknya kejayaan yang ditandai dengan masa ekspansi ke daerah-daerah yang sangat luas, integrasi dan kemajuan dibidang ilmu dan sains. Pada periode pertengahan, Islam mengalami kemunduran yang ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Isam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah-wilayah Islam dan terpecahnya 78 Lihat. M. Hasbi Amirudin, Konsep Negara menurut Fazlur Rahman, (pengantar)

Islamkedalam beberapa kerajaan seperti kerajaan Usmani, Safawi dan Mongol. Pada abad pertengahan ini juga ilmu pengetahuan dan sain mengalami ekmunduran. Adapun apda periode modern, umat Islam bangkit kembali , sehingga periode ini disebut juga dengan masa kebangkitan Islam yang itandai dengan kesadaran umat Islam akan kelemahan dirinya dan keinginan untuk memajukan kembali ilmud an sains , sehingga lahirlah tokoh-tokoh pembaharu dan pemikirn islam diberbagai negara.

Aspek Pembaharuan dan Pemikiran. Setelah umat Islam

menyadari berbagai kelemahannya, maka munculllah pemikirna-pemikiran dan usaha pembaharuan dalam Islam. Pembaharuan dimaksud adalah usaha untuk menafsirkan kembali hasil pemikiran terhadap ajaran-ajaran Islam yang nampaknya kurang relepan dengan perkembangan zaman. Tujuannya adalah agar umat Islam terlepas dari berbagai keterbelakangan dan ketertinggalan.

Disamping aspek tersebut, aspek lainnya seperti pendidikan dan pengajaran, ilmu pengetahuan dan pengembangan peradaban mendapat perhatian dari Islam.

Harun Nasution dalam bukunya “Islam ditinjau dari berbagai aspek” juga berpendapat bahwa Islam berlainan dengan apa yang umumnya diketahui, bukan hanya mempunyai satu-dua aspek, tetapi mempunyai berbagai aspek . Islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek mistisme, aspek falsafat, aspek sejarah, aspek kebudayaan dan lain sebagainya.79

Dalam dokumen Studi Islam (Halaman 64-72)