• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK: Terima kasih atas pertanyaannya sendiri Ibu Vena

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 63-67)

DIREKTUR UTAMA PT. CEQUAL INDONESIA: Terima kasih Bu.

Jujur sejujurnya ini Bu, kami ini cukup ketat Bu untuk menjalankan bisnis di Content Provider ini. Dari awal kami mulai pun sudah terdaftar di BRTI, semua aturan main di Telkomsel pun kami ikutin. Kami ada yang sedikit menyimpang, kami langsung dipanggil, dibenahi, bahkan kami juga sudah pernah dilakukan audit oleh Telkomsel sendiri. Jadi Insya Allah kami ini tidak akan pernah berani lah Bu, bermain hal-hal, apalagi diajak, mungkin diajak, ya tadi perusahaan kami kan perusahaan tidak terlalu besar, mungkin ya gak ada indikasi ke sana. Jadi kalau Ibu tanya, pernah diajak? Tidak pernah Bu.

Terima kasih Bu. KETUA RAPAT:

Saya bisa disomasi oleh Ibu Vena, karena sudah begitu lama di-pending. Silahkan Ibu Vena.

F-PD (VENNA MELINDA, S.E.): Terima kasih Pimpinan.

Saya langsung aja pengen ke Colibri. Saya tertarik sekali dengan kasus anda dan Feri ya, karena terus terang kalau saya pribadi menjalankan usaha apalagi yang notabene-nya jasa di sini ya. Kita akan punya satu misi untuk menganggap pelanggan itu seperti raja. Bapak setuju gak dengan itu? Cuma di sini lucunya, tapi saya juga harus tanya dulu sebelum saya melanjutkan ini, sebelum Bapak melaporkan Pak Feri Kuntoro itu apakah Bapak pernah bertemu langsung melakukan konfirmasi atau klarifikasi?

Silahkan dijawab Pak.

DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK: Terima kasih atas pertanyaannya sendiri Ibu Vena.

Jadi mungkin pertanyaannya sendiri kenapa kami melaporkan Saudara Feri kepada, jadi beliau melaporkan kita tanggal 5 dan Tim Riset kami di kantor, karena banyak anak muda dan lainnya sendiri, mendapatkan 10 komplain tentang Saudara Feri Kuntoro itu di internet. Mc. Donald oh Mc. Donald, PLN oh PLN kecewa, ANZ mengecewakan, karena kirim SMS, tagihannya sudah dibayar masih dikirim SMS, padahal SMS bilang diabaikan. Jadi ada 10 komplain yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar. Jadi kuasa hukum kami menduga bahwa takutnya sendiri ini sedang ada angin tsunami ada yang mau mengambil kesempatan. Jadi...

F-PD (VENNA MELINDA, S.E.):

Siapa kira-kira yang mau mengambil kesempatan? Maksudnya menunggangi Feri maksudnya?

64 DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK:

Gak, pengacara kami merasa bahwa Saudara Feri ini sepertinya sendiri apa akan ingin mengambil kesempatan ekonomi dari kasus ini sifatnya, karena mungkin...

F-PD (VENNA MELINDA, S.E.):

Kesempatan ekonomi maksudnya bagaimana spesifiknya? DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK:

Spesifiknya sendiri, kan media kemarin itu sudah secara tidak langsung terdakwa, bahwa memang Panja ini aja sudah diberikan nama Pencurian Pulsa, padahal masih diselidiki sama Bareskrim sebenarnya sendiri. Jadi bagi kami itu, kami hanya merasa bahwa kami ngerasa bahwa beliau merasa pencuri, tapi pas kami cek di log proof-nya sendiri beliau memang reg. Jadi itu saja. Jadi bukti-buktinya sendiri bahwa beliau mengikut layanan ini ada, beliau komplain terhadap 10 perusahaan besar sifatnya sendiri, log proof-nya ada, dan itu menjadikan salah satu alasan terhadap tim legal kami untuk mengambilkan tindakan itu, itu saja.

F-PD (VENNA MELINDA, S.E.):

Jadi intinya adalah solusi terbaik untuk melayani komplain pelanggan itu dengan cara langsung melaporkan balik. Itu kira-kira satu-satunya cara bukan diadakan mediasi, bertemu dulu, klarifikasi, karena menurut saya pelanggan itukan aset kalau dalam suatu perusahaan. Jadi kalau aset menurut saya, itukan meskipun cuma satu orang, tapi nilainya kan tidak ternilai itu Pak, bukan masalah uangnya. Sekali lagi kalau Pak Feri mungkin dicurinya gak seberapanya saya, misalkan, tapi inikan melaporkan balik itu kan memberikan satu traumatik psikologis yang luar biasa. Bapak tahu gak waktu Feri ke sini, laki-laki saja bisa nangis di ruangan ini, karena beliau menyesal sekali. Karena di sini kan beliau baca atau mungkin dengar di televisi bahwa korban harus melaporkan, karena merasa Warga Negara yang baik dan di sini kita ada Undang-Undang Perlindungan Konsumen, saya rasa itu tidak ada salahnya Tapi menurut saya, ini mungkin ini saya potong sedikit ya Pak ya, menurut saya Colibri terlalu tergesa-gesa, dalam artian gini, kalau misalkan masalah ini Bapak mediasi dulu, saya rasa ini tidak akan menjadi satu bola api kepada Colibri sendiri. Karena bayangkan saja, kalau seperti ini ya jadinya kan sepertinya Content Provider itu hampir semua sama, hampir semua itu karena punya teknologinya, punya database pelanggan, akhirnya bisa semena-mena mengakal-akali rakyat yang sebetulnya sangat lemah dalam hal ini. Kalau melapor salah, tidak melapor rugi, mau mengurus capek, jadi kiri-kanan, depan-belakang salah semua.

Menurut saya kalau Bapak merasa benar, justru tidak perlu melaporkan balik, menurut saya, karena itu akan menjadikan satu di sini ya seperti tadi yang sebelah situ bilang, merehabilitasi nama Content Provider. Sebetulnya siapa sih yang paling berhak mengembalikan atau merehabilitasi? Kalau satu Colibri saja sudah berani melaporkan pelanggannya yang katanya asetnya, terus masyarakat kita mau berpegang kepada siapa? Ada 78 Content Provider yang tidak terdaftar yang bisa seperti Colibri ikut-ikutan melaporkan balik siapa yang berani akhirnya melaporkan berbicara kebenaran? Saya rasa kalau kita betul, sebetulnya tidak perlu melaporkan balik. Jadi kalau di sini saya melihat alasannya apa ya, kasihan ya masyarakat kita, sudah pulsanya diambil, kalau melapor, kalau dia tidak kuat back up akhirnya dia pencemaran nama baik, fitnah, dan apa tadi Bapak kan, ke Pak Feri pencemaran nama baik, fitnah, dan perbuatan yang tidak menyenangkan. Perbuatan tidak menyenangkan yang seperti apa yang telah dilakukan Pak Feri sebagai korban? Itu yang harus Bapak jawab, tadi kan teman-teman juga Panja ingin menanyakan jujur, kalau Bapak pada posisi Feri, Bapak akan melakukan apa? Tolong dijawab.

DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK:

Jadi balik lagi kenapa kita melaporkan Feri, karena kita menemukan 10 komplain blog Saudara Feri di media massa tentang perusahaan-perusahaan besar itu, itu menjadikan alasan kami. Dan di komplain blog itu ada nomor Feri itu terdaftar yang kami cek bahwa beliau mengikutkan layanan kami, bukan satu, tapi 2 (dua), bukan bulan Maret, tapi bulan Februari. Tapi pernyataan itu yang diberikan, maaf Ibu, Ibu hanya melihat Saudara Feri saja, gimana kami,

65 keluarga kami, dan karyawan kami. Jadi sebelum terdakwa aja, saya mungkin sudah mendengar 50 kali pencurian sifatnya sendiri di sini sifatnya. Jadi bagi kami, mohon maaf, kami Warga Negara Indonesia juga, kami..

F-PD (VENNA MELINDA, S.E.):

Jadi di sini kesimpulannya Bapak membenarkan diri dengan melaporkan balik, itu satu-satunya solusi yang terbaik untuk menanggapi mekanisme komplain dari pelanggan anda.

DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK:

Saya setuju dengan Ibu Venna, saya setuju banget, bahwa sebenarnya musyawarah adalah hal yang baik sifatnya sendiri. Tim legal kami bilang, sifatnya sendiri, itu melaporkan kami laporkan, kami mencoba puluhan kali untuk hubungkan lawyer-nya Feri dengan lawyer kami, tetapi tidak berhasil sampai sekarangpun, sampai sekarangpun, sampai minggu kemarin kita pengen duduk bareng satu kamar sama dia, gak bisa sifatnya sendiri. Sampai kami kasih lihat kepada dia, ini loh log proof kami, kami cocokan dengan tagihan kamu, dan lain, sampai sekarang belum bisa, berpuluh-puluh kali kami coba, lewat demikian banyak orang sifatnya sendiri, sampai di TV One, Telkomsel ingin memberikan ganti rugi atas satu layanannya sendiri, saya punya rekamannya sendiri, katanya jangan diterima. Kenapa kata lawyer-nya. Ya terus gimana caranya kita mau musyawarah, gimana caranya kita mau bertemu, sifatnya sendiri.

F-PD (VENNA MELINDA, S.E.):

Seandainya Bapak menang nanti di pengadilan, apakah menurut Bapak, nama Colibri akan otomatis kembali lagi harum seperti yang Bapak bilang bahwa itu pencemaran nama baik?

DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK:

Bagi saya bukan nama harumnya, bagi saya sifatnya sendiri saya harus, kami sebagai orang hidup bukan masalah duit, masalah reputasi, nama baik sifatnya sendiri, bahwa perjuangan paling besar saya di sini adalah untuk meluruskan nama baik saya, sifatnya sendiri. Jadi saya tidak peduli dengan finance, itu Tuhan yang ini kan sifatnya sendiri. Jadi kalau kawan-kawan ngerasa istilahkan, makanya saya membuka diri sifatnya sendiri. Jadi bagi saya ada keimbangan, semua hal ada dua sisi sifatnya, bukan satu saja, mohon lihat dua sisinya sendiri. Sampai sekarang di media itu berbalik-balik tiap kali kami diserang, memang nangis, kami juga bisa nangis Bu Vena, sifatnya sendiri. Iya, benar sifatnya, apakah simpati akan balik kepada saya? Apakah keluarga saya saya dudukkan di sini semua atau karyawan saya saya dudukkan di sini semua, sifatnya, bahwa kita malu, benar sifatnya, oh Colibri ya sifatnya sendiri? Tapi sampai sekarang, kami sedang duduk, kami berkooperatif atas pemeriksaannya sendiri. Apakah bisa reg atau unreg, kami terbuka sifatnya sendiri. Saya setuju sama Ibu Vena, the peace away is the best away. Saya sangat setuju, kami mencoba beberapa kali. Mudah-mudahan dengan ini Panja mungkin bisa mempertemukan kami dan kami bisa duduk bareng sifatnya sendiri. Dan tidak, kami secara usaha sebenarnya sendiri hanya menegakan saja, bahwa beliau ikut layanan ini, titik, itu saja, kami tidak punya motif apa-apa selain itu. Sebagai pengusaha kami merasa intelektualitas bukan emosi yang mesti dipakai, itu yang kami rasa. Jadi berbalik lagi, saya sangat menghormati para Dewan, karena memang tugasnya sendiri, tapi tugas kami adalah membela saya, keluarga saya, maupun orang-orang saya yang bekerjasama di saya dan saya tidak akan mau berhenti untuk membelakan itu.

Terima kasih banyak.

F-PAN (Ir. MUHAMMAD NAJIB, M.Sc.):

Pak Ketua ijin, saya tujukan kepada Mabes, dalam konteks dialog Mbak Vena dengan Pak Nafin saya kira Mabes bisa memberikan catatan, tolong BRTI kalau saya keliru, dalam konteks Feri, ini kan konsumen hanya berhubungan kepada Operator, jadi kalau toh ada pihak yang dirugikan, mestinya Operator yang merasa dirugikan. Nah, setahu saya, Pak Nafin (Colibri) ya, Colibri ini kan CP, CP ini hanya berhubungan dengan Operator, tidak ada hubungannya dengan konsumen. Kalau Colibri langsung menuju ke konsumen ini, berarti something wrong, ada langkahnya saja sudah salah, aturan dilanggar. Tolong ini menjadi catatan bagaimana

66 hubungan Colibri dengan Telkomsel selaku Operator yang mestinya harus bertanggungjawab dengan persoalan Feri. Ini saya kira satu catatan, secara yuridis aturan main Colibri sudah salah, sebelum masuk pada substansi.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Pak Zaki Iskandar, silakan.

F-PG (AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAEN, B.Bus.): Terima kasih Pimpinan.

Saya baru mau minta ijin, buat Colibri, begini Mas, kita punya Undang-Undang Perlindungan Konsumen, saya baca satu-satu, “hak konsumen dalam Pasal 4 adalah:

(a) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; itu hak konsumen,

Yang kedua, di letter (c):

(c) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; itu hak konsumen juga.

(e) Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; itu hak konsumen juga, di letter (e);

Hak untuk, letter (d) nya:

(d) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; itu hak konsumen juga

(g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; itu hak konsumen juga di- letter (g).

Letter (h) atau bagian (h)-nya:

(h) Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan/atau tidak sebagaimana mestinya.”

Ini hak-haknya konsumen Mas.

Jadi kalau dia komplain, kemudian dia merasa pelayanan yang dia terima, komplain yang dia terima tidak diterima dengan baik oleh Operator, karena dia melaporkan itu nomornya, nomor short list, yang dia tahu Operatornya. Bukan Colibrinya, kenapa Colibri yang langsung, itu tadi pertanyaannya. Nah, sekarang pertanyaan saya, apakah Colibri sebagai Produsen atau Perusahaan Penyedia Jasa telah memberikan informasi yang benar, jujur, dan jelas kepada masyarakat terhadap produk-produknya? Yang saya tahu, kalau produk layanan yang dikirim lewat SMS caster atau apapun itu, lewat SMS, dan segala macam, lewat layanan jasa telkom seluler, tidak ada itu tulisan persyaratan dan segala macam tetek bengek-nya. Bisa saya bacakan di sini, tulisannya cuma beberapa kalimat saja, 2000 sekian/hari, 2000 sekian/minggu, gak ada konsekuensi syarat-syarat yang lain. Apa Mas Colibri ini sudah merasa memberikan informasi yang jelas kepada konsumen pengguna telepon seluler seluruh Indonesia bahwa produk anda adalah produk yang begini-begini, konsekuensinya begini-begini sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen? Pernah tidak melakukan itu? Jawabannya saya yakin tidak, karena yang anda jual itu hanya beberapa kalimat dan ketika diterima oleh konsumen telepone seluler yang dikirimi oleh anda, itu langsung di-charge Rp. 2000. Itu yang kemudian terjadi, sebetulnya ini pencurian pulsa, bukan pulsa yang dicuri, tapi dipaksa konsumen itu membeli produk-produk yang dijual oleh para Content Provider secara paksa. Di sini, di Undang-Undang Perlindungan Konsumen jelas sekali melindungi konsumen bahwa produk yang dijual itu tidak boleh paksa. Kemudian adalagi dengan inovasi kreatif yang baru, ada yang namanya smart charging, silent charging, segala macam, access charging yang lain yang membebani kepada masyarakat terhadap konsumen yang dia tidak pernah menyetujui produk-produk tersebut untuk dinikmati oleh mereka. Jadi sekali lagi di sini, bukan masalah saya terdzolimi, saya, anda sebagai penyedia barang ataupun jasa, anda harus terima itu, komplain konsumen dalam rangka memperbaiki kualitas kinerja dan pelayanan anda, bukan terus konsumennya terus diadudomba, segala macam, kemudian diancam dengan pasal-pasal yang ini pasal ini lebih berat loh, pasal ini Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini jauh lebih berat daripada pencemaran nama baik,

67 terus apa tadi fitnah, dan perlakuan tidak menyenangkan, ini jauh lebih berat daripada itu. Terus kenapa karena Feri komplain ke bank ini, karena Feri komplain ke bank itu, terus anda melakukan aksi yang juga menekan Saudara Feri, itu saja sih. Apa sih ininya Saudara Feri? Orang dia juga komplainnya kepada Operator kok, terhadap short name itu. Jadi kalau anda merasa didakwa sekarang, merasa dipersalahkan, saya pikir anda harus baca lagi yang namanya Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Kalau anda mau melakukan penjualan barang dan jasa, sebagai produsen anda harus baca lagi ini baik-baik, begitu juga dengan CP-CP yang lain, karena yang anda lalai lakukan adalah pasal-pasal yang ada di Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini. Dari saya itu saja.

Terima kasih Ketua.

F-PG (YORRYS RAWEYAI):

Ketua, saya mau minta kita stressing saja. Colibri, saya hanya simple saja, anda jawab, iya apa tidak. Anda sudah baca Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang disampaikan oleh Saudara Zaki atau tidak? Tolong dijawab dulu. Colibri.

DIREKTUR UTAMA PT. COLIBRI NETWORK:

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 63-67)