• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disfemisme Diterjemahkan menjadi Eufemisme

BAB IV: TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian

1. Penerjemahan Ungkapann Eufemisme dan Disfemisme dalam Teks

1.4 Disfemisme Diterjemahkan menjadi Eufemisme

Jenis pergeseran lain yang terjadi akibat penerjemahan adalah pergeseran ungkapan disfemisme yang berubah menjadi eufemisme. Dalam hal ini, ungkapan yang bernilai rasa kasar dalam bahasa sumber justru diperhalus dalam bahasa sasaran. Terdapat 13 ungkapan atau 8,3% dari keseluruhan data merupakan ungkapan disfemisme yang diterjemahkan menjadi eufemisme. Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai jenis pergeseran ini, berikut adalah contoh-contoh data beserta pembahasannya.

(16) BSu : Unesco's director-general, Irina Bokova, accused IS of seeking to "deprive the Syrian people of its knowledge, its identity and history".

BSa : Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova, menuduh ISIS berusaha agar "warga Suriah kehilangan pengetahuan, jati diri dan sejarahnya".

Teks berita 2 mengulas pengrusakan kuil kuno di Suriah oleh ISIS, sebuah kelompok garis keras yang berusaha mendirikan negara sendiri. Tindakan ini disoroti di banyak media asing dan BBC adalah salah satunya. Pengrusakan kuil peninggalan sejarah ini juga mengundang banyak komentar dari banyak pihak yang salah satunya adalah UNESCO. Pernyataan ini diungkapkan oleh Irina Bokova, Direktur Jenderal UNESCO. Bokova menilai tindakan ISIS itu sebagai deprive. Sebagai kata kerja, deprive dimaknai oleh CALD sebagai to take something, especially something necessary or pleasant, away from someone. Kata ini berpadanan kata dengan take away yang didefinisikan sebagai tindakan removing something. Dengan kata lain, keduanya sama-sama mewakili tindakan pengambilan sesuatu dari seseorang. Perbedaannya, tindakan deprive berarti mengambil sesuatu yang sangat penting atau sangat menyenangkan sedangkan take away tidak menekankan kepentingan sesuatu yang diambil itu. Selain itu, deprive juga mengandung makna yang lebih kasar daripada take away. Dalam kata deprive terindikasi adanya kekerasan dalam prosesnya. Artinya, ada kerugian atau pihak-pihak yang tidak diuntungkan karena tindakan ini. Sementara itu, take away tidak memiliki makna yang demikian. Karena itu, deprive dianggap lebih kasar daripada take away.

Dalam teks berita bahasa sasaran, kata kerja deprive diterjemahkan menjadi kata sifat kehilangan. Kata ini berasal dari kata hilang yang dalam bentuk kata kerja adalah menghilangkan. KBBI mendefinisikan menghilangkan sebagai melenyapkan atau membuat hilang. Kata yang juga memiliki arti yang hampir sama yang juga dapat digunakan sebagai padanan deprive adalah merampas.

Dalam KBBI, merampas artinya mengambil secara paksa atau dengan kekerasan. Tindakan merampas ini juga sering kali digunakan bila yang diambil secara paksa adalah benda berharga atau bernilai tinggi. Kata menghilangkan dan merampas ini sama-sama dapat digunakan sebagai padanan deprive. Namun, kata merampas memiliki nilai rasa yang lebih kasar daripada menghilangkan. Dalam kata menghilangkan atau kehilangan, ada unsur ketidaksengajaan dalam prosesnya. Namun, tindakan merampas dilakukan dengan sengaja dan dengan disertai kekerasan. Karena itu, menghilangkan bernilai rasa lebih halus daripada merampas.

(17) BSu : More than a million migrants, most of them refugees, arrived in Europe last year.

BSa : Lebih dari sejuta migran, sebagian besar dari mereka adalah pencari suaka, tiba di Eropa tahun lalu.

(074/ T10/ DE) Ungkapan disfemisme dapat diterjemahkan menjadi ungkapan eufemisme dalam bahasa sasaran. Kata refugee yang adalah ungkapan disfemisme dalam bahasa sumber, misalnya, diterjemahkan menjadi pencari suaka yang juga merupakan ungkapan eufemisme di bahasa sasaran. Kata benda refugee dalam bahasa Inggris didefinisikan CALD sebagai a person who has escaped from their own country for political, religious or economic reasons or because of a war. Artinya, refugee adalah orang-orang yang meninggalkan negaranya karena alasan politik, agama, ekonomi atau alasan perang. Dalam konteks ini, refugee merujuk pada orang-orang yang harus meninggalkan negaranya karena perang. Selain refugee, kata yang juga digunakan untuk mendefinisikan para korban perang ini

adalah migrant. Dalam penggalan berita ini, kata migrant juga disebutkan untuk merujuk pada para korban perang. Kata benda ini didefinisikan oleh OD sebagai a person who moves from one place to another so as to find work. Meskipun merujuk pada hal yang sama, keduanya memiliki nilai rasa yang berlawanan. Kata refugee lebih menyoroti penderitaan akibat perang yang menyebabkan orang-orang tidak bersalah keluar dari negaranya. Sementara migrant tidak menyoroti hal tersebut, hanya menyebutkan bahwa mereka hanyalah orang-orang yang berpindah tempat untuk bertahan hidup.

Dalam bahasa sasaran, frasa benda pencari suaka dipilih sebagai padanan refugee. Dalam KBBI, kata benda suaka artinya adalah tempat mengungsi (berlindung), menumpang, menumpang hidup. Karena itu, pencari suaka berarti orang-orang yang mencari termpat berlindung karena terancam keselamatannya. Dengan demikian, frasa benda ini merujuk para korban perang yang sedang mencari perlindungan dari negara lain. Ungkapan ini bila dibandingkan dengan ungkapan lainnya, pengungsi, yang juga menunjuk pada para korban perang, bernilai rasa lebih kasar. Kata refugee dalam bahasa suber akan lebih tepat bila diterjemahkan menjadi pengungsi. Kata pengungsi menurut KBBI adalah orang yang pergi menghindarkan (menyingkirkan) diri dari bahaya atau menyelamatkan diri (ke tempat yang dirasa aman). Baik pencari suaka maupun pengungsi dapat digunakan dalam konteks kalimat berita ini. Namun, keduanya berbeda dalam hal nilai rasa. Kata pengungsi bermakna rasa lebih kasar (disfemisme) sedangkan frasa pencari suaka bermakna rasa lebih halus (eufemisme).

(18) BSu : The first boat struck rocks near the Greek island of Farmakonisi, while the second overturned near Kalolimnos. Many of those killed were children.

BSa : Satu perahu mereka tenggelam di lepas pantai pulau Kalolimnos, sebuah pulau kecil di Yunani, memakan korban 34 orang, 11 di antara mereka adalah anak-anak.

(079/ T11/ DE) Teks berita 11 mengulas kecelakaan kapal yang ditumpangi ribuan pengungsi dari Syria. Ungkapan disfemisme yang terdapat dalam penggalan teks berita ini adalah killed. CALD mendefinisikan kata kerja killed sebagai to cause someone or something to die. Bila penulis berita menggunakan kata ini, artinya penulis ingin menunjukkan betapa dahsyatnya kecelakaan itu sehingga menyebabkan banyaknya korban meninggal. Berdasarkan konteks berita ini, selain killed, penulis berita sebenarnya dapat menggunakan kata drown yang maknanya menurut CALD adalah to (cause to) die by being unable to breathe under water. Bahkan, berdasarkan definisi tersebut, kata drown menjelaskan secara lebih spesifik penyebab meninggalnya banyak korban itu. Selain menjelaskan lebih spesifik penyebab kematian para korban, drown juga mengandung nilai rasa yang lebih halus bila dibandingkan dengan killed. Karena itu, killed tergolong sebagai ungkapan disfemisme.

Dalam teks terjemahan, kata killed diterjemahkan menjadi memakan korban. Frasa ini lebih halus nilai rasanya dibandingkan dengan menewaskan atau membunuh yang berpadanan langsung dengan killed. Dalam bahasa Indonesia, kata memakan korban bermakna konotatif yang artinya menimbulkan atau menyebabkan jatuhnya korban. Dengan menggunakan ungkapan memakan korban, penulis memberi kesan yang lebih halus dalam menyikapi kecelakaan

yang memang faktanya banyak merenggut korban jiwa. Sebaliknya, apabila penerjemah menggunakan kata menewaskan atau membunuh, kesan yang ditampilkan akan terasa lebih kasar, tragis dan menyedihkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan memakan korban memuat rasa yang lebih halus dibanding menewaskan atau membunuh. Sehingga, frasa memakan korban tergolong sebagai ungkapan eufemisme.

(19) BSu : Critics had alleged the money came from state-owned investment fund 1MDB.

BSa : Pengamat di Malaysia menuduh dana tersebut datang dari dana investasi milik negara, 1MDB.

(090/ T13/ DE) Teks berita 13 mengulas kasus tuduhan korupsi yang ditujukan pada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Penggalan berita ini menuturkan pendapat para pengamat di Malaysia mengenai hal tersebut. Pada kalimat ini, penulis berita menggunakan ungkapan critics untuk merujuk pada para pengamat politik yang turut memberikan komentarnya. Menurut CALD, critics adalah someone who says that they do not approve of someone or something. Maksudnya, seorang critic adalah seseorang yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap seseorang atau sesuatu. Kata ini berpadanan makna dengan reviewers. Kata benda review dalam OD mengandung makna a formal assessment of something with the intention of instituting change if necessary. Sehingga, kata reviewers dapat diartikan sebagai orang-orang yang memberikan penilaian mengenai sesuatu. Kedua kata ini critics dan reviewers sama-sama dapat digunakan dalam kalimat ini. Yang membedakan adalah nilai rasa yang ditimbulkan. Kata critics dianggap lebih negatif nilai rasanya (disfemsime) karena

critics biasanya memberikan pendapat-pendapat negatif mereka saja terhadap suatu hal. Sebaliknya, reviewers menyikapi suatu persoalan secara lebih obyektif sehingga mereka tidak hanya menyampaikan pendapat negatif namun juga pendapat positif yang membangun.

Dalam teks terjemahan, critics diterjemahkan menjadi pengamat di Malaysia. Pengamat menurut KBBI adalah orang yg meneliti; orang yg mengawasi. Berdasarkan konteks ini, pengamat merujuk pada orang-orang yang tidak sekadar meneliti ataupun mengamati kegiatan politik di Malaysia. Mereka yang disebut pengamat adalah orang-orang yang juga memberikan pendapat dan masukan tentang aktifitas politik di negaranya. Dengan kata lain, mereka dapat pula disebut kritikus. Kata kritikus didefinisikan oleh KBBI sebagai orang yang ahli dalam memberikan pertimbangan (pembahasan) tentang baik buruknya sesuatu. Dalam definisi ini kritikus dimaknai secara positif. Namun, apabila dibandingkan dengan kata pengamat, kata kritikus menyimpan nilai rasa yang lebih negatif. Seorang kritikus biasanya memberikan kritik-kritik pedas dalam menanggapi sesuatu. Sementara itu, pengamat memiliki nilai rasa yang lebih halus dan dapat digolongkan sebagai ungkapan eufemisme di bahasa sasaran.

Dokumen terkait