• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang mengangkat ungkapan eufemisme dan disfemisme sebagai topik utama penelitian. Ungkapan eufemisme dan disfemisme yang dimiliki dua bahasa yang berbeda tentunya berbeda pula ragamnya. Sebuah ungkapan eufemisme di bahasa A bisa saja merupakan ungkapan disfemisme di bahasa B. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat penerjemahan eufemisme dan disfemisme sebagai bahan kajian. Setelah melakukan analisis mendalam pada data ungkapan eufemisme dan disfemisme yang terdapat dalam teks berita BBC, penulis dapat memberikan beberapa saran yang ditujukan kepada:

1. Peneliti Selanjutnya

Penelitian mengenai ungkapan eufemisme dan disfemisme khususnya disfemisme yang dikaitkan dengan penerjemahan masih sangat jarang dikembangkan. Penelitian yang sudah ada masih lebih banyak terfokus pada penerjemahan eufemisme saja. Oleh karena itu, bagi peneliti lain bidang penerjemahan yang tertarik mengkaji ungkapan eufemisme dan disfemisme dapat meneliti perbandingan ideologi penulis dan penerjemah berkaitan dengan penggunaan ungkapan eufemisme maupun disfemisme di teks sumber dan sasaran. Peneliti selanjutnya juga dapat mengkaji ideologi penerjemahan yang dianut penerjemah. Bila ungkapan eufemisme dan disfemisme diterjemahkan dengan menganut ideologi bahasa sumber, maka ideologi yang dianut penerjemah adalah ideologi foreignisasi. Sebaliknya, bila penerjemah cenderung menerjemahkan ungkapan eufemisme dan disfemisme dengan mengikuti ideologi bahasa sasaran, maka dapat dipastikan bahwa penerjemah menganut ideologi domestikasi.

Sementara itu, bagi peneliti lain yang tertarik pada kajian semantik khususnya yang berhubungan dengan ungkapan eufemisme dan disfemisme, peneliti dapat mengklasifikasikan ungkapan disfemisme sebagaimana ungkapan eufemisme diklasifikasikan. Selama ini, penelitian-penelitian terdahulu sudah menggolongkan ungkapan eufemisme namun sama sekali belum menyentuh ranah disfemisme. Fitur-fitur makna serta nilai rasa yang berbeda antara ungkapan eufemisme dan disfemisme tentu berpengaruh pada klasifikasi keduanya. Untuk itu, akan lebih baik bila ungkapan disfemisme yang juga merupakan salah satu

bentuk gaya bahasa digolongkan, misalnya, berdasarkan cara pembentukannya. Dengan klasifikasi itu, diharapkan proses identifikasi eufemisme dan disfemisme akan menjadi lebih mudah.

2. Praktisi Penerjemahan

Bagi praktisi penerjemahan, baik penerjemah karya fiksi maupun non-fiksi, akan lebih baik bila penerjemah memperhatikan dengan seksama ungkapan-ungkapan yang maknanya spesifik. Terlebih lagi ungkapan-ungkapan-ungkapan-ungkapan yang sarat ideologi seperti eufemisme dan disfemisme. Mungkin para praktisi penerjemah sering kali menemukan jenis ungkapan ini dalam teks yang diterjemahkan namun tidak menyadari sepenuhnya bahwa penulis asli teks tersebut memilih ungkapan tersebut dengan maksud tertentu. Penulis teks asli terkadang menyisipkan ideologinya dengan mengasarkan atau menghaluskan makna ungkapan. Berdasarkan hasil penelitian ini, selain menyadari adanya ungkapan eufemisme dan disfemisme, penerjemah juga harus menggunakan teknik yang paling tepat untuk menerjemahkannya. Teknik padanan lazim adalah teknik yang paling sesuai untuk menerjemahkan ungkapan eufemisme dan disfemisme. Namun, dalam menggunakan teknik ini pun, penerjemah harus memperhatikan pemilihan kata atau frasa yang akan dijadikan padanan. Terjemahan harus tetap mengakomodasi nilai rasa yang sama dengan yang terdapat dalam teks bahasa sumber.

169

approach. New Orleans: WEI International Academic Conference Proceedings, Hal. 146-150

Al-Husseini, H. A. M. (2007). Euphemism in English and Arabic: A comparative study. http://www.researchgate.net/publication/275031386. Retrieved on 16 October 2015

Allan, K & Burridge, K. (1991).Euphemism, dysphemism, and cross-varietal synonymy.

Allan, K & Burridge, K.(2006).Forbidden words: Taboo and the cencoring of language. Cambridge: Cambridge University Press

Allan, K. (2012). X-phemism and creativity.Lexis: E-Journal in English Lexicology, Hal. 5-42. http://lexis.univ-lyon3.fr

Alvestad, S. S. (2014). Evaluative language in academic discourse: Euphemisms vs. dysphemisms in ANDREWS’ & KALPAKLI’s the age of beloved (2005) as a case in point.Journal of Arabic and Islamic Studies • 14, Hal.155-177

Bakhtiar, M. (2012).Communicative functions of euphemism in Persian.The journal of International social research, Vol. 5, Hal. 7-12

Bassnett, S. (2002).Translation studies. New York: Routledge

Blaxter, L., Hughes, C., & Thigh, M. (2006).How to research. Jakarta: Gramedia. Bloomfield, L. (1995). Bahasa. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama

Cellyne,A. N. &Nyaigoti, B. W. (2014).A cognitive linguistic analysis of sexual dysphemisms and euphemisms in South Nyanza Dholuo.A Paper to be presented at Kabarak University 4thAnnual International Conference on 15-18thJuly, 2014

Chaer, A. (2012). Linguistikumum. Jakarta: RinekaCipta

Dhika, I. G. S. (2013).Euphemism and dysphemism in the movie remember me. Bali: UniversitasUdayana

Duda, B. (2011). Euphemisms and dysphemisms: In search of a boundary line.Círculo de lingüísticaaplicada a la comunicación45, 3-19.http://www.ucm.es/info/circulo/no45/duda.pdf

Febrianjaya, A.Syakur, Nazaruddin, K., danWidodo, M. (2013).Penggunaan eufemisme dan disfemisme serta implikasinya terhadap pembelajaran. Jurnal kata (Bahasa, sastra, danpembelajarannya), Hal. 1-8

Fernandez, E. C. (2008). Sex-related euphemism and dysphemism: An analysis in terms of conceptual metaphor theory. Atlantis: Journal of the Spanish association of Anglo-American studies. 30.2, Hal. 95–110

Fernandez, E. C. (2011). Conceptual metaphors in taboo-induced lexical variation. Revista alicantina de studios Inglesses 24. Hal. 53-71

Fernandez, E. C. (2014). Euphemism and political discourse in the British regional press.Brno studies in English volume 40, No. 1. Hal. 5-26

Gómez, M. C. (2012). The expressive creativity of euphemism and dysphemism. Lexis: E-Journal in English lexicology, Hal. 43-64. http://lexis.univ-lyon3.fr

Greene, C. T. (2000). The use of euphemisms and taboo terms by young speakers of Russian and English. Thesis. Alberta: University of Alberta

Hammad. O. B. (2007). Euphemism: Sweet talking or deception? D-essay in linguistics. Hogskolan Dalarna

Hormingo, M. T. D. (2012). Lexical creation and euphemism: Regarding the distinction denominative or referential neologys. Stylistic or expressive neology. Lexis: E-Journal in English lexicology, Hal. 107-120. http://lexis.univ-lyon3.fr

Jacova, M. (2010).Euphemisms in today’s English. Bachelor Thesis. Zlin: Tomas Bata University

Karoly, K. (2012). News discourse in translation: Topical structure and news content in the analytical news article. Meta: Translators’ Journal, vol. 57. Hal. 884-908

Kitzinger, J.(1994). The methodology of focus groups: the importance of interaction between research participants. Sociology of Health & Illness Vol.16 No.1 Hal. 103-121

Kurniawati, H. (2011). Eufemisme dan disfemisme dalam spiegel online. Litera, Vol. 10, No. 1, Hal. 51-63

Lincoln, Y.S., & Guba, E.G. (1985). Naturalistic inquiry. Beverly hills: Sage publication.

Lyons, J. (1995). Linguistic semantics: An introduction. Cambridge: Cambridge University Press

Nababan, M. R. (2004). Strategi penilaian kualitas terjemahan. Jurnal linguistik BAHASA, Volume 2 No. 1 Tahun 2004, Mei 2004: 54-65.

Nababan, M. R., Nuraeni, A., & Sumardiono. (2012). Pengembangan model penilaian kualitas terjemahan. Kajian linguistic dan sastra, Vol. 24, No. 1, Juni 2012: 39-57.

Nida, E. & Taber, C. R. (1982). The theory and practice of translation. Netherlands: E. J. Bill

Molina, L. & Amparo H. A. (2002). Translation techniques revisited: A dynamic and functionalist approach. Meta, XLVII, 4, 2002: 498-512.

Mugair, S. K. (2014). A comparative study of euphemism and dysphemism in English and Arabic with special reference to political discourse. Journal of advances in linguistics, Vol. 4, No. 1, Hal. 259-268

Munday, J. (2001). Introducing translation studies: Theories and applications. New York: Routledge

Munday, J. (2009). Issues in translation studies. In the Routledge companion to translation studies. Hal. 1-19. New York: Routledge

Parera, J. D. (2004). Teori semantik. Jakarta: PenerbitErlangga Pateda, M. (2001).Semantik leksikal. Jakarta: RinekaCipta

Pujaningrat, S. (2011). An analysis of euphemism in rubric world of the Jakarta post of December 2010 edition. Thesis. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Rababah, H. A. 2014. The translatability and use of x-phemism expressions (x-phemization): Euphemisms, dysphemisms and orthophemisms in the medical discourse. Studies in literature and language, Vol. 9, No. 3, Hal. 229-240

Santosa, R. (2014). Metode penelitian kualitatif kebahasaan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Sari, D. S. (2013). Euphemism found in opinion column of the Jakarta Post newspaper. English language and literature E-Journal, Hal. 77-82

Shehab, E., Qadan, A., dan Hussein, M. (2014). Translating contextualized Arabic euphemisms into English: Socio-cultural perspective. Cross-Cultural Communication Vol. 10, No. 5, Hal. 189-198

Sportiche, D., Koopman, H.,& Stabler, E. (2014). An introduction to syntactic analysis and theory. West Sussex: Wiley Blackwell

Sutopo, B. H. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret Univerity Press.

Thawabteh, M. A. (2012). The translatability of euphemism and dysphemism in Arabic-English subtitling. Lexis: E-Journal in English lexicology, Hal. 145-156. http://lexis.univ-lyon3.fr

Wiratno, T. (2010).Mencerna buku teks Bahasa Inggris melalui pemahaman gramatika. Yogyakarta: PustakaPelajar

http://jurnalistikpraktis.blogspot.com/2015/02/pengertian-karakteristik-bahasa-jurnalistik.html http://aurumabdillah.blogspot.com/2011/02/kelas-kata-dalam-bahasa-indonesia.html http://www.bbc.com/news/world-asia-34062664 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/08/150826_dunia_taliban_helmand http://www.bbc.com/news/world-middle-east-34051870 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/08/150825_dunia_palmyra_isis http://www.bbc.com/news/world-africa-34082304 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/08/150828_dunia_kapal_libya http://www.bbc.com/news/uk-34078900 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/08/150828_dunia_jihadis_inggris http://www.bbc.com/news/world-europe-34192391 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/09/150908_dunia_jerman http://www.bbc.com/news/world-middle-east-34541655 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/10/151015_dunia_suriah_homs http://www.bbc.com/news/world-asia-34714205

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/11/151103_dunia_afghanistan_rajam http://www.bbc.com/news/world-asia-india-34707254 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/11/151103_majalah_india_uber http://www.bbc.com/news/world-asia-35379056 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160122_dunia_bangladesh_singapu ra http://www.bbc.com/news/world-europe-35375303 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160122_dunia_prancis_status_daru rat http://www.bbc.com/news/world-europe-35383371 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160122_dunia_migran_eropa http://www.bbc.com/news/world-europe-35417732 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160127_dunia_prancis_teror http://www.bbc.com/news/world-asia-35407017 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160126_dunia_malaysia_najibraza k http://www.bbc.com/news/world-asia-china-35416532 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160127_dunia_korea_pbb http://www.bbc.com/news/world-europe-35435526 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160129_dunia_senjata_disneyland http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35432428 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160128_dunia_yaman_bom http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35427572 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160128_dunia_hamas_terowongan http://www.bbc.com/news/world-europe-35547032

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/02/160211_dunia_auschwitz_pengadil an http://www.bbc.com/news/world-latin-america-35537615 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/02/160210_dunia_meksiko_mahasisw a http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35546692 http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/02/160211_dunia_pengungsi_aleppo_ palangmerah

175 Teks 1

BSu BSa

Taliban capture key Helmand district of Musa Qala

Taliban fighters have seized control of a strategically-important district

headquarters in Afghanistan's Helmand province despite American air strikes. Musa Qala, once a key Nato position, is the second town in northern Helmand to fall to the Taliban in recent weeks. The group also captured Nawzad after intensifying attacks in the region. Musa Qala saw some of the fiercest clashes between Western forces and the Taliban following the American-led invasion of Afghanistan in 2001. Three US air strikes on Saturday around Musa Qala reportedly killed up to 40 Taliban fighters but the militants regrouped to push Afghan ground forces back.

District governor Mohamad Sharif said he fled the district on Wednesday morning as the Taliban attacked. "We left the district early in the morning because the Taliban were attacking from all sides," he told Reuters.

Taliban kuasai daerah penting di Helmand

Para milisi Taliban menguasai markas daerah penting strategis di provinsi Helmand, Afghanistan meskipun Amerika Serikat terus melakukan serangan udara.

Musa Qala, yang sebelumnya daerah penting NATO, adalah kota kedua di Helmand utara yang menjadi wilayah Taliban dalam beberapa minggu terakhir. Kelompok ini juga menguasai Nawzad setelah meningkatkan serangan di daerah itu.

Musa Qala menjadi tempat terjadinya bentrokan paling sengit antara pasukan Barat dengan Taliban setelah

dilakukannya invasi pimpinan Amerika terhadap Afghanistan pada tahun 2001. Tiga serangan udara AS pada hari Sabtu (22 Agustus) di sekitar Musa Qala

dilaporkan menewaskan sampai 40 milisi Taliban.

Tetapi kelompok tersebut kemudian menghimpun kembali kekuatan dan memukul mundur pasukan darat Afghanistan.

"We had asked for reinforcements for days but none arrived and this was what happened."

In southern Helmand, also on Wednesday, two Nato soldiers were killed when two men in Afghan military uniforms opened fire on a vehicle at a military base.

The nationalities of the victims are not known.

Key strategic position

Musa Qala was once a Taliban stronghold and centre of the country's opium trade, but the defection of a local Taliban commander, Mullah Salaam, helped turn the tide in favour of Western forces.

The town was recaptured in December 2007 after fierce fighting between the Taliban and Nato and Afghan forces and became a vital strategic position. UK forces led the counter-insurgency operations in Helmand during the protracted conflict with the Taliban and lost more than 400 soldiers there in the process.

Now the Taliban have recaptured the key parts of the province, in the first summer fighting season since foreign troops formally stepped back from combat roles in the country.

Violence has increased sharply across Afghanistan since most foreign forces withdrew in December, leaving only a

mengatakan dirinya melarikan diri pada hari Rabu saat Taliban menyerang. "Kami meninggalkan daerah itu dini hari karena Taliban menyerang dari semua arah," katanya kepada kantor berita Reuters.

Pada hari Selasa di daerah tersebut, dua tentara NATO terbunuh ketika dua pria berseragam militer Afghanistan

menembaki kendaraan pada sebuah markas militer.

Sumber:

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/20 15/08/150826_dunia_taliban_helmand

small contingent of about 12,000 Nato troops to train Afghan forces.

The Taliban have extended their influence in Helmand into isolated towns in the north of the province, where Afghan security forces are vulnerable to attack. Sumber: http://www.bbc.com/news/world-asia-34062664 Teks 2 BSu BSa

Islamic State photos 'show Palmyra temple destruction' Islamic State (IS) has published images of what appears to be the destruction of the Temple of Baalshamin at the ancient ruins of Palmyra in Syria. The photos showing militants rigging the temple with explosives and a large explosion were circulated by the jihadist group's supporters.

Syrian officials and activists said on Sunday that it had been blown up. The UN's cultural organisation said the deliberate destruction of Syria's cultural heritage was a war crime.

Unesco's director-general, Irina Bokova, accused IS of seeking to "deprive the Syrian people of its knowledge, its identity and history".

ISIS 'perlihatkan pengrusakan Kuil Palmyra'

Kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS menerbitkan foto-foto yang diduga adalah pengrusakan Kuil Baalshamin pada reruntuhan kuno Palmyra, Suriah.

Gambar yang disebarkan pendukung kelompok jihadis tersebut

memperlihatkan para milisi

menempatkan bahan peledak pada kuil dan adanya ledakan besar.

Pejabat Suriah dan pada pegiat pada hari Minggu (23 Agustus) mengatakan tempat tersebut diledakkan.

Organisasi kebudayaan PBB mengatakan pengrusakan warisan budaya Suriah yang dilakukan secara sengaja ini adalah suatu kejahatan perang.

Dokumen terkait