• Tidak ada hasil yang ditemukan

4PENCAPAIAN PEMBERDAYAAN GENDER

4.3. Disparitas IDG

Pembangunan nasi onal seyogi anya mer upakan pembangunan merat a di seluruh wilayah Indonesia, t et api salah sat u masalah pembangunan di Indonesia adalah kesenj angan pembangunan ant ar wilayah. Wilayah bagian barat Indonesia cenderung mengalami pembangunan yang lebih pesat dibandingkan wilayah bagian t imur Indonesia. Akibat nya, kualit as sumber daya di wilayah t imur Indonesia j auh t ert inggal dibandingkan sumber daya manusia di wilayah bagian barat Indonesia. Banyak fakt or yang menyebabkan ket ert inggalan pembangunan di wilayah bagian t imur Indonesia, salah sat unya t erkait dengan kondisi alamnya dan kondisi Infrast rukt ur di bagian pedalaman yang sangat buruk sehingga t ercipt a daerah-daerah kant ong yang t erisolasi (BPS, 2001).

Ket ert inggalan pembangunan di wilayah bagian t imur Indonesia menyebabkan t erj adinya kesenj angan capaian pembangunan di berbagai bidang kehidupan ant arwilayah. Kesenj angan pemberdayaan gender ant ar wilayah masih menj adi fenomena yang perlu mendapat perhat ian khusus dari pemerint ah daerah dan pemerint ah pusat . Pada subbab ini akan mengulas lebih j auh t ent ang kesenj angan pemberdayaan gender ant arwilayah di Indonesia.

Capaian IDG Provinsi

Indeks Pemberdayaan Gender secara nasional pada t ahun 2010 sebesar 68,15 dan set ahun kemudian meningkat 0,99 poin menj adi 69,14. Peningkat an nilai indeks t ersebut mencerminkan adanya peningkat an persamaan peranan perempuan dan laki-laki secara nasional dalam pengambilan keput usan di bidang polit ik maupun bidang manaj erial. Namun demikian, peningkat an nilai IDG nasional t ersebut masih menunj ukkan kesenj angan yang relat if besar ant arwilayah di t ingkat provinsi.

Indeks Pemberdayaan Gender di t ingkat provinsi memberikan gambaran lengkap pencapaian persamaan peranan perempuan dan laki-laki sebagai dampak dari kegiat an

pembangunan di suat u provinsi. Perkembangan pencapaian IDG menurut provinsi t ahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 4.8. Pada gambar t ersebut menunj ukkan bahwa pencapaian IDG enam provinsi melebihi rat a-rat a IDG nasional. Keenam provinsi t ersebut bert urut -t urut adalah Bengkulu, DI Yogyakart a, Sumat era Ut ara, Kalimant an Tengah, Sulawesi Ut ara, Sumat era Barat , Bali, dan Bengkulu.

Sedangkan pencapaian IDG pada t ahun 2011 yang melebihi rat a-rat a IDG nasional hanya t erj adi di lima provinsi, yait u DI Yogyakart a, Maluku, DKI Jakart a, Kalimant an Tengah, dan Bengkulu (Gambar 4.9). Pada periode 2010-2011, provinsi Sulawesi Ut ara mengalami penurunan pencapaian nilai IDG (t urun 2,44 poin) sehingga nilai IDG t ahun 2011 yang dicapai dibawah rat a-rat a IDG nasional.

Namun demikian, j ika dilihat dari perkembangannya pencapaian IDG pada periode 2010-2011t erlihat bahwa ada empat provinsi menunj ukkan penurunan, yait u Sulawesi Ut ara (t urun 2,44), Aceh (t urun 1,34), Papua Barat (t urun 0,44), dan Sumat era Ut ara (t urun 0,40). Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan gender di beberapa provinsi menunj ukkan kemunduran. Kondisi ini perlu perhat ian khusus dan upaya lebih kuat lagi unt uk meningkat kan peranan perempuan mengingat kesenj angan gender masih t erj adi di beberapa provinsi.

Di t ingkat provinsi pencapaian IDG t ahun 2011 relat if bervariasi. Pencapaian IDG t ert inggi diraih oleh DI Yogyakart a dengan nilai 77,84, sedangkan IDG t erendah sebesar 52,06 diraih oleh Aceh. Perbedaan pencapaian IDG t ert inggi dengan IDG t erendah sekit ar 25,78 poin. Jarak yang dit imbulkan perbedaan pencapaian IDG t ert inggi dan t erendah t ersebut meningkat dibandingkan t ahun 2010 dimana perbedaan pencapaian IDG t ert inggi dan IDG t erendah sekit ar 17,33 poin. Hal ini berart i bahwa disparit as pembangunan gender di t ingkat provinsi semakin meningkat .

Tabel 4. 2 memperlihat kan 6 provinsi yang mencat at kemaj uan pesat selama t ahun 2010-2011. Provinsi yang menempat i urut an t iga besar selama dua t ahun t erakhir dit empat i oleh DI Yogyakart a, Maluku, dan DKI Jakart a. IDG t ert inggi diperoleh DI Yogyakart a pada t ahun 2010 mencapai angka 77, 70 dan meningkat menj adi 77, 84 di t ahun 2011. Berikut mya disusul oleh Maluku (76, 51), dan DKI Jakart a (74, 70). Unt uk posisi keempat dimana pada t ahun sebelumnya dit empat i oleh Sul awesi Ut ara maka pada t ahun 2011 digant ikan oleh Kalimant an Tengah (69, 48). Unt uk posisi kelima dimana pada t ahun sebelumnya dit empat i Kalimant an Tengah maka pada t ahun 2011 dit empat i oleh Bengkulu (69, 33). Sedangkan posisi keenam yang sebelumnya dit empat i

oleh Bengkulu pada t ahun sebelumnya maka pada t ahun 2011 digant ikan oleh Jawa Tengah (68, 99). Sedangkan provinsi Sulawesi Ut ara yang menempat i urut an keempat pada t ahun 2010 t ergeser menempat i urut an kedelapan (68, 61). Namun demikian perlu dicat at bahwa berbeda dengan lima provinsi lainnya t ercat at hanya Jawa Tengah yang memiliki indeks dibawah IDG nasional pada t ahun 2011.

Enam provinsi dengan pencapaian IDG t erendah pada dua t ahun t erakhir ini diraih oleh lima provinsi yang sama dan sat u provinsi yang berbeda ant ar t ahun (Tabel 4. 3). Kelima provinsi yang sama mengalami pergeseran at au pert ukaran t empat ant arprovinsi kecuali Aceh dan Kalimant an Barat bert urut -t urut menempat i urut an t erendah dan ket iga

Tabel

4.3 Provinsi dengan IDG Terendah, 2010-2011

2010 IDG 2011 IDG

Kepulauan Riau 56, 70 Papua 57, 74 Kep. Bangka Belit ung 55, 62 Papua Barat 57, 54

Papua 55, 42 NTB 56, 57

Kalimant an Barat 55, 26 Kalimant an Barat 56, 39

NTB 54, 49 Kep. BABEL 56, 03

Aceh 53, 40 Aceh 52, 06

Sumber : BPS

Tabel

4.2 Provinsi dengan IDG Tertinggi, 2010-2011

2010 IDG 2011 IDG

DI Yogyakart a 77, 70 DI Yogyakart a 77, 84

Maluku 75, 94 Maluku 76, 51

DKI Jakart a 73, 23 DKI Jakart a 74, 70 Sulawesi Ut ara 71, 05 Kalimant an Tengah 69, 48 Kalimant an Tengah 68, 62 Bengkulu 69, 33 Bengkulu 68, 50 Jawa Tengah 68, 99

t erendah. Provinsi yang menduduki peringkat IDG enam t erendah t ahun 2011 adalah Papua, Papua Barat , Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimant an Barat , Kep. Bangka Belit ung, dan Aceh. Kep. Bangka Belit ung menduduki peringkat kedua t erendah di t ahun 2011, t et api pada t ahun 2010 posisi t ersebut diduduki oleh NTB dengan angka IDG sebesar 54, 49. Hal ini bukan berart i Kep. Bangka Belit ung mengalami kemunduran karena angka IDG Kep. Bangka Belit ung mengalami peningkat an, namun peningkat an t ersebut t idak sepesat peningkat an yang t erj adi di NTB. Peringkat kelima t erendah pada t ahun 2011 dit empat i oleh Papua Barat t et api mengalami kemunduran dibanding t ahun sebelumnya dengan angka IDG sebesar 57, 97). Secara keseluruhan, sebagian besar angka IDG provinsi mengalami peningkat an t et api laj u kecepat an peningkat an IDG masing-masing provinsi berbeda sehingga t erj adi pergeseran peringkat IDG provinsi.

Capaian IDG Kabupaten/Kota

Perkembangan pencapaian IDG sebagian besar kabupat en/ kot a sel ama t ahun 2010-2011 mengal ami peningkat an, kecuali 154 kabupat en/ kot a (30, 99 persen dari

Tabel

4.4 Kabupaten/Kota dengan IDG Tertinggi, 2010-2011

2010 IDG 2011 IDG

Gunung Mas 82, 53 Gunung Mas 83, 08 Kot a Madiun 78, 69 Kot a Salat iga 81, 45 Kot a Kendari 78, 52 Kot a Kendari 79, 37 Kot a Banj armasin 78, 44 Kot a Madiun 79, 21 Kot a Tomohon 78, 40 Kot a Banj armasin 78, 77 Minahasa Ut ara 77, 63 Kot a Malang 78, 75 Kot a Surabaya 77, 53 Kep. Siau Tagulandang Biaro 78, 75 Kot a Depok 77, 29 Barit o Ut ara 78, 56 Minahasa 76, 66 Kot a Tomohon 78, 40 Barit o Ut ara 76, 63 Minahasa 78, 27

497 kabupat en/ kot a di seluruh Indonesia. Dat a t ahun 2010 menunj ukkan bahwa t ercat at 65 kabupat en/ kot a yang memiliki indeks diat as IDG nasional, dan set ahun kemudian berkurang menj adi 61 kabupat en/ kot a. Sebagian besar kabupat en/ kot a t ersebut berasal dari wilayah bagian barat dan memiliki IDG yang cukup t inggi.

Dari sepuluh Kabupat en/ kot a yang memiliki IDG t ert inggi di t ahun 2010 hanya t uj uh yang mampu mempert ahankan posisinya di t ahun 2011 meskipun t erj adi beberapa pergeseran urut an. Pada posisi pert ama dan ket iga t idak ada pergeseran urut an kabupat en/ kot a dengan kat a lain masih dit empat i kabupat en/ kot a t ahun 2010, yait u Gunung Mas (83, 08) dan Kot a Kendari (79, 37). IDG t ert inggi kabupat en/ kot a t ahun 2011 mencapai 83, 08, angka ini naik sebesar 0, 55 poin dari t ahun 2010.

Sedangkan unt uk urut an sepuluh kabupat en/ kot a dengan IDG t erendah t erlihat mengalami perubahan posisi yang umumnya disebabkan oleh pembent ukan kabupat en baru (pemekaran). Sebagian besar kabupat en/ kot a t ersebut berasal dari wilayah bagian t imur dan memiliki IDG yang rendah. Pada t ahun 2011, posisi sepuluh kabupat en/ kot a

Tabel

4.5 Kabupaten/Kota dengan IDG Terendah, 2010-2011

2010 IDG 2011 IDG

Pulau Morot ai 38, 91 Luwu Ut ara 39, 29 Sumbawa Barat 38, 85 Melawai 39, 13 Labuhan Bat u Ut ara 38, 61 Lingga 38, 59

Sorong 38, 27 Dogiyai 38, 53

Lingga 37, 88 Yahukimo 38, 27

Tambrauw 37, 02 Teluk Bi nt uni 38, 09 Halmahera Selat an 35, 36 Tambrauw 31, 61

Paniai 32, 58 Asmat 31, 44

Teluk Bi nt uni 30, 83 Labuhan Bat u Ut ara 23, 59

Deiyai 19, 61 Deiyai 20, 24

dengan IDG t erendah didominasi oleh kabupat en/ kot a dari Provinsi Papua dan Papua Barat , sisanya masing-masing sat u kabupat en dari provinsi Sumat era Ut ara (Labuhan Bat u Ut ara), Kepulauan Riau (Lingga), Kalimant an Barat (Melawai), dan Sulawesi Selat an (Luwu Ut ara). Enam kabupat en/ kot a lainnya adalah Teluk Bint uni, Tambrauw, Asmat , Yakuhimo, dan dua kabupat en baru/ pemekaran yait u Dogiyai dan Deiyai. Hal ini menunj ukkan adanya disparit as pembangunan dimana pembangunan di wilayah bagian t imur Indonesia masih t ert inggal j auh dibandingkan provinsi at au kabupat en/ kot a di bagian barat Indonesia.

5

Ket erkait an Ant ara IPM,