• Tidak ada hasil yang ditemukan

3PENCAPAIAN PEMBANGUNAN GENDER

3.2. Pencapaian Komponen Indeks Pembangunan Gender

Peningkat an IPG selama kurun wakt u 2004-2011 t ersebut t ent unya akan dipengaruhi oleh peningkat an beberapa komponen IPG it u sendiri. Hal ini berart i bahwa kapabilit as dasar perempuan yang t erangkum dalam dimensi kesehat an, pendidikan maupun hidup layak selama kurun wakt u 2004-2011 t erus mengalami peningkat an seiring dengan pelaksanaan program-program pembangunan. Pada subbab ini akan dibahas perkembangan masing-masing komponen IPG.

Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup (AHH) adalah rat a-rat a perkiraan banyak t ahun yang dapat dit empuh oleh seseorang selama hidup. Indikat or ini sering digunakan unt uk mengevalusi kinerj a pemerint ah dalam meningkat kan kesej aht eraan penduduk khususnya di bidang kesehat an. Gambar 3.2 memperlihat kan AHH laki-laki dan perempuan selama periode 2004-2011.

Dari gambar t ersebut t erlihat bahwa perkembangan AHH perempuan mengalami peningkat an selama periode 2004-2011. Pada t ahun 2004 AHH perempuan mencapai 69,60 t ahun, kemudian t ahun berikut nya meningkat lagi menj adi 71,69 t ahun pada t ahun 2011. Peningkat an AHH perempuan j uga diikut i dengan peningkat an AHH laki-laki, hanya saj a level yang dicapai masih dibawah perempuan yait u di angka 60-an t ahun. Pada t ahun 2004 AHH laki-laki mencapai 65,70, meningkat menj adi 67,72 t ahun pada t ahun 2011. Lebih j auh, pada gambar t ersebut t erlihat pola peningkat an AHH perempuan yang j uga diikut i oleh peningkat an AHH laki-laki namun peningkat an kedua AHH t ersebut t idak cukup nyat a unt uk mempersempit gap ant ara pencapaian AHH perempuan dan laki-laki. Tet api, dalam j angka panj ang perbedaan t ersebut diperkirakan semakin mengecil sej alan dengan perbaikan pelayanan di bidang kesehat an. Jika dilihat secara umum t erlihat bahwa AHH laki-laki cenderung empat t ahun lebih rendah dibanding AHH perempuan.

Secara umum pembangunan di bidang kesehat an di Indonesia t elah membawa dampak semakin membaiknya kualit as kesehat an penduduk. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan AHH yang meningkat dari wakt u ke wakt u baik laki-laki maupun

perempuan. Tet api sayangnya, sepert i yang t elah dij elaskan sebelumnya bahwa level AHH yang dicapai penduduk laki-laki masih j auh dibawah level AHH yang dicapai perempuan, yakni di level 60-an t ahun unt uk laki-laki berbanding level 70-an t ahun unt uk perempuan. Banyak fakt or penyebab rendahnya AHH laki-laki dibandingkan AHH perempuan sepert i kesehat an, perilaku, dan kemampuan bert ahan hidup. Hasil kaj ian dari aspek kesehat an, salah sat unya mengungkapkan bahwa banyaknya kej adian kemat ian pada laki-laki umumnya bersifat premat ur yang seharusnya dapat dicegah melalui t indakan promosi kesehat an at au pencegahan yang dapat dilakukan sedini mungkin. Selain it u, beberapa penyakit yang menj adi penyebab ut ama kemat ian pada laki-laki adalah penyakit degenerasi sepert i j ant ung, paru, st roke, hipert ensi, diabet es dan kanker.

Angka Melek Huruf & Rata-rata Lama Sekolah

Kemaj uan di bidang pendidikan memiliki andil yang sangat besar dalam kemaj uan pembangunan manusia karena pendidikan membawa dampak posit if bagi kualit as manusia. Penunt asan but a huruf dan penurunan angka put us sekolah menj adi program priorit as dalam kebij akan pemerint ah baik pusat maupun daerah. Pembangunan sert a revit alisasi gedung-gedung sekolah merupakan salah sat u upaya dalam meningkat kan part isipasi

sekolah secara berkelanj ut an.

Indikat or pendidikan yang merepresent asikan dimensi penget ahuan baik dalam IPM maupun IPG adalah Angka Melek Huruf (AMH) dan Rat a-rat a lama Sekolah (MYS). AMH menggambarkan persent ase penduduk umur 15 t ahun ke at as yang mampu baca t ulis, sedangkan indikat or rat a-rat a lama sekolah menggambarkan rat a-rat a j umlah t ahun yang dij alani oleh penduduk usia 15 t ahun ke at as unt uk menempuh semua j enis pendidikan formal.

Gambar 3.3 menyaj ikan perkembangan Angka Melek Huruf

(AMH) laki-laki dan perempuan selama periode 2004-2011. Perkembangan AMH baik laki-laki maupun perempuan selama periode 2004-2011 t erus meningkat meski peningkat annya berj alan lambat t erut ama unt uk laki-laki. Sepert i yang t elah dij elaskan sebelumnya bahwa peningkat an indikat or sosial sepert i kesehat an dan pendidikan t idak dapat dilakukan dalam j angka pendek. Hal ini berlaku baik unt uk AMH laki-laki maupun perempuan. Meski AMH perempuan masih lebih rendah dibanding AMH laki-laki, namun suat u hal yang menggembirakan adalah bahwa peningkat an AMH perempuan lebih cepat dibandingkan dengan AMH laki-laki. Pada periode 2004-2011 AMH perempuan meningkat hampir 4 persen, sement ara AMH laki-laki hanya meningkat sekit ar 1,7 persen. Pada t ahun 2011,

AMH laki-laki mencapai 95,73 persen dan perempuan mencapai 90,55 persen. Hal ini berart i bahwa penduduk perempuan usia 15 t ahun ke at as yang but a huruf mencapai 9,45 persen, sedangkan laki-laki hanya 4,27 persen.

Fakt a t ersebut menunj ukkan bahwa dalam pembangunan pendidikan di Indonesia masih t erj adi ket impangan kemampuan baca t ulis ant ara laki-laki dan perempuan. Salah sat u penyebab ket impangan t ersebut adalah belum merat anya akses pendidikan dasar bagi perempuan t erut ama bagi keluarga dengan kemampuan ekonomi yang sangat t erbat as at au keluarga miskin yang j umlahnya masih cukup besar.

Sepert i halnya dengan komposisi angka melek huruf penduduk, unt uk angka rat a-rat a lama sekolah penduduk laki-laki -pun secara umum lebih lebih t inggi pada kisaran 1 t ahun dibandingkan rat a-rat a lama sekolah penduduk perempuan (Gambar 3.4). Pada t ahun 2011 MYS laki-laki mencapai 8,35 t ahun, naik dari t ahun sebelumnya yang sebesar 8,34. Art inya pada t ahun 2010-2011 secara umum pendidikan penduduk laki-laki di Indonesia yang dij alani set ara dengan kelas 2 SMP. Sedangkan MYS perempuan meningkat dari 7,50 pada t ahun 2010 menj adi 7,54 pada t ahun 2011, yang berart i set ara dengan kelas 1 SMP. Pola sepert i ini berlangsung dari t ahun ke t ahun selama periode 2004-2011. Perbedaan pencapaian rat a-rat a lama

sekolah ant ara laki-laki dan perempuan hampir t idak mengalami perubahan selama kurun wakt u t ersebut , hanya pada t ahun 2008 pernah mengalami penyempit an gap.

Sumbangan Pendapatan

Gambar 3.5 menyaj ikan perkembangan sumbangan pendapat an dalam pekerj aan di sekt or non pert anian baik laki-laki maupun perempuan secara nasional. Pada t ahun 2011, sumbangan pendapat an perempuan dalam pekerj aan di sekt or non pert anian mengalami peningkat an sebesar 0,66 persen dari t ahun sebelumnya. Tahun 2011 sumbangan pendapat an perempuan mencapai 34,16 persen naik dari t ahun 2010 yang mencapai 33,50 persen. Sumbangan pendapat an ini t erkait dengan dua fakt or yang memengaruhinya, yait u fakt or angkat an kerj a dan upah yang dit erima. Berdasarkan dat a Sakernas, angkat an kerj a perempuan di Indonesia masih sekit ar 38–39 persen dari seluruh angkat an kerj a. Rendahnya proporsi angkat an kerj a perempuan t ersebut t ent unya akan sangat berpengaruh t erhadap sumbangan pendapat annya.

Fakt or upah, secara nominal set iap t ahun selalu mengalami peningkat an baik yang dit erima pekerj a laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian upah nominal yang dit erima pekerj a sebagai dampak dari biaya

kebut uhan hidup yang selalu mengalami kenaikan agar kemampuan daya beli masyarakat t et ap t erj aga. Pada penghit ungan IPG, komponen upah menggunakan dat a upah buruh di sekt or non-pert anian. Tahun 2010, rat a-rat a upah perempuan non-pert anian di Indonesia mencapai 1.292.300 rupiah per bulan. Nilai upah ini masih lebih rendah dibanding upah yang dit erima laki-laki mencapai 1.593.600 rupiah per bulan. Hal ini memberikan gambaran bahwa dalam dunia kerj a t ernyat a masih t erdapat perbedaan j umlah upah yang dit erima ant ara laki-laki dan perempuan. Penduduk perempuan menerima upah j auh lebih rendah dibanding laki-laki. Perbedaan upah yang dit erima ant ara laki-laki dan perempuan berpengaruh t erhadap IPG2.

Banyak fakt or yang diduga sebagai penyebab adanya perbedaan upah yang dit erima laki-laki dan perempuan. Salah sat u fakt or yang berpengaruh pada perbedaan t ingkat upah adalah t ingkat pendidikan. Kecenderungan pendidikan perempuan lebih rendah dibanding pendidikan laki-laki j elas berpengaruh pada perbedaan upah yang dit erima ant ara laki-laki dan perempuan. Fakt or lain j uga erat kait annya dengan fakt or lapangan pekerj aan, j enis pekerj aan, dan st at us pekerj aan. Berdasarkan dat a Sakernas sebagian besar pekerj a perempuan bekerj a di sekt or j asa yang umumnya di perdagangan, dan j asa kemasyarakat an, sosial dan perorangan. Sedangkan j enis pekerj aan yang dilakukan perempuan sebagai t enaga usaha perdagangan, dan st at us pekerj aannya sebagai buruh/ karyawan dan pekerj a t idak dibayar. Kat egori pekerj aan sepert i ini pada umumnya mempunyai produkt ivit as yang rendah dan upah yang dibayarkan relat if kecil. Sement ara it u, pekerj a laki-laki lebih banyak bekerj a di sekt or padat modal, sebagai t enaga profesional, t eknisi dan kepemimpinan dengan upah yang dit erima relat if besar. Disini, perbedaan yang mendasar t ersebut menyebabkan gap upah yang dit erima pekerj a laki-laki dan perempuan.

Semakin besar j arak (gap) upah yang dit er-ima ant ara laki-l aki dan perempuan men-yebabkan angka IPG makin kecil.

2

3.3. Disparitas Pembangunan Manusia (IPM) dan