• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKTRIN ISLAM TENTANG JERUSALEM

Kristen tentang Jerusalem

C. DOKTRIN ISLAM TENTANG JERUSALEM

Kota Jerusalem dalam literatur Islam banyak disebutkan dengan term al-Quds (Kota Suci). Ia memiliki posisi yang sangat penting dan sakral bagi umat Islam. Kota Quds dianggap sebagai Kota Suci karena salah satu simbol utama agama Islam berada di kota itu, yaitu Mesjid al-Aqsha. Selain itu, banyak mesjid selain Mesjid Aqsha yang dianggap penting bagi umat Islam, seperti Mesjid Quba al-Shakhrah (Dome of the Rock), Mesjid Umar, Mesjid al-Buraq, dan banyak mesjid lainnya. Namun yang paling penting adalah Mesjid yang disebutkan dalam Qur’an surah al-Isra’ sebagai Mesjid Aqsha.321

Mesjid Aqsha dalam ajaran agama Islam diyakini sebagai salah satu tempat yang didatangi oleh Nabi Muhammad ketika

      

320 Kronologi peristiwa Armageddon, waktu dan tempat terjadinya secara lebih 

lengkap bisa dilihat dalam karya Wisnu Sasongko yang berjudul Amageddon; 

Perang Akhir Zaman. Karya ini memuat study tentang keterang‐keterangan al‐

Qur’an, Taurat dan Injil tentang perihal Armageddon. 

diperjalankan dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.322 Dalam al-Qur’an dikatakan bahwa Allah telah memperjalankan Nabi Muhammad saw. dari mesjid Haram yang terletak di kota Mekah, sekarang berada dalam daerah pemerintahan Arab Saudi, menuju mesjid al-Aqsha’ yang terletak di Jerusalem atau al-Quds. Menurut para ulama, Nabi Muhammad menempuh perjalanan antara Mekah - Jerusalem dalam sekejap mata dengan kecepatan sekitar 300 ribu km per detik. Proses diperjalankan Nabi Muhammad saw merupakan sebuah perjalanan suci karena ia diperjalankan oleh Tuhan.323

Mesjid al-Aqsha sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Isra’ ayat 1 adalah Mesjid yang sekelilingnya diberkahi oleh Allah swt untuk memperlihatkan tanda-tanda kekuasaannya. Mesjid Aqsha dan sekelilingnya biasa juga disebut sebagai H}aram Quds. Menurut Fairus Abadi, istilah H}{aram al-Quds bukanlah makna al-Tashri>’ karena istilah al-h}aram dalam makna tasyri>’ hanya dipakai untuk Mesjid al-Haram di Mekah dan Mesjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah. Yang dimaksud dengan al-H{aram al-Quds menurut Fairus abadi adalah pelataran atau pekarangan al-Quds.324

Dalam al-Qur’an juga disebutkan tanah Jerusalem sebagai al-ard} al-Muqaddas (tanah yang suci). Yang menarik dalam pandangan al-Qur’an tentang tanah suci Jerusalem adalah adanya perintah Allah untuk memasuki tanah suci ini. Seperti firman       

322

Sekitar tahun 621 Masehi, terjadilah peristiwa Isra' Mi'raj. Muhammad 

tengah menginap di rumah keluarga sepupunya, Hindun binti Abu Thalib. 

Menurut Hindun, malam hari selesai salat terakhir, semua anggota keluarga 

tidur. Demikian pula Muhammad. Pagi harinya, mereka salat bersama. Usai 

salat itulah Muhammad berkata: "Ummi Hani (panggilan Hindun), saya salat 

akhir malam bersama kalian seperti yang kalian lihat di sini. Lalu saya ke Baitul 

Maqdis (Jerusalem) dan salat di sana, sekarang saya salat siang bersama‐sama 

seperti yang kalian lihat." 

323 Dalam al-Qur’an Allah berfirman: “Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya323 agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” QS. Al-Israa: 1

Allah, “Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang Telah ditentukan Allah bagimu,dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.”325

Al-‘Ard} al-Muqaddas (tanah Suci) artinya adalah tanah yang suci dan tanah yang penuh berkah. Abu Hayyan dalam tafsir al-Muhi>t menyebutkan lima pendapat tentang maksud dari Al-‘Ard} al-Muqaddas. Pendapat pertama adalah Tu>r Si>na’ dan sekitarnya, pendapat kedua adalah Syam secara keseluruhan, pendapat ketiga Damaskus, Palestina dan sebagian wilayah Yordania, pendapat keempat Ari>h}a dan pendapat kelima adalah Elia326 (Bait al-Muqaddas).327 Imam Ibnu Jarir al-Tabari memandang bahwa pendapat yang paling kuat tentang Ard} al-Mukaddas adalah wilayah antara Sungai Eufrat dan ‘Arisy di Mesir. 328

Telah ditentukan Allah bagimu, maksudnya adalah tanah Jerusalem itu ditentukan Allah bagi kaum Yahudi selama mereka beriman dan taat kepada Allah. Ini adalah perintah Allah kepada kaum Yahudi untuk membuka dan memasuki tanah Jerusalem, karena tanah ini adalah warisan bagi orang-orang Yahudi yang beriman dan taat kepada Allah melalui lisan nabinya. Tetapi tanah suci tersebut hanya diwariskan kepada orang-orang beriman kepada Tuhan Yang Esa dan tidak mempersekutukan-Nya.329

Persoalan yang kemudian muncul adalah apakah ayat ini menjadi landasan bahwa kepemilikan tanah Suci Jerusalem       

325 QS. al‐Maidah: 21.   

326 Elia adalah nama kota Bait al‐Maqdis yang diberikan oleh orang‐orang 

Romawi pada masa Imperialisme Eliuas. Jadi nama Elia adalah merupakan nama 

imperialism.  

327 Abi Hayya>n dalam tafsir al‐Muh>}it} (Beirut: Da>r al‐Kutub al‐‘Ilmiyyah, 

t.th.) Juz III,  35 

328 Ibnu Jari>r al‐Tabari>, Tafsi>r al‐T}abari> (Beirut: Da>r al‐Fikr, 1999), Juz 6, 

172. 

329 Ibnu Kathi>r, Tafsi>r al‐Qur’a>n al‐‘Adhi>m (Beirut: Da>r al‐Qur’a>n al‐

menjadi hak permanen bagi orang-orang Yahudi sepanjang masa. Islam secara tegas menjawab bahwa tanah Suci Jerusalem bukanlah milik permanen bagi orang-orang Yahudi. Setidaknya ada beberapa alasan sehingga Islam menolak tanah Jerusalem sebagai tanah milik kaum Yahudi:

Pertama, tanah Jerusalem adalah milik Tuhan yang diwariskan kepada hambanya yang dikehendaki. Sebagaimana firman Allah yang artinya: Musa Berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."330

Dalam ayat ini Nabi Musa menyampaikan kepada kaumnya untuk memohon pertolongan kepada Allah swt., ketika mereka dalam keadaan kesulitan dan tersiksa oleh kekejaman Firaun kepada mereka karena sesungguhnya tanah yang mereka tempati adalah milik Allah. Seperti dijelaskan oleh Sayyid Qutub bahwa tanah tersebut adalah milik Allah, sedangkan Firaun dan kekuasaanya hanyalah penghuni sementara. Berdasarkan karunia dan kekuasaanya, dan atas kepemilikannya atas bumi ini, Tuhan berhak melenyapkan segala bentuk kejahatan kapan ia kehendaki dan Dialah yang mampu memberikan tempat yang layak bagi orang-orang yang bertakwa dan memberikannya kehidupan yang baik.331

Subtansi dari ayat ini meng-counter doktrin Yahudi bahwa tanah Suci Jerusalem merupakan kepemilikan permanen kaum Yahudi sepanjang masa. Itu ditunjukkan oleh kandungan ayat tersebut yang menjelaskan bahwa al-Ard al-Muqaddas adalah milik Tuhan sehingga Ia berhak memberikan kepada siapa saja dari hambanya yang dikehendaki, dan mempersiapakan tanah tersebut bagi hamba-hambanya yang bertakwa.

Kedua, sesungguhnya Tuhan mengkhususkan tanah Suci tersebut hanya untuk kaumnya yang shaleh. Dalam al-Qur’an Allah berfirman yang artinya: “Dan sungguh Telah kami tulis didalam       

330

 Allah berfirman dalam al-Qur’an:

Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.332

Ini adalah bentuk penjelasan bahwa hukum Allah di muka bumi ini senantiasa berpihak kepada orang yang beriman dan melakukan amal baik. Islam sebagai risalah terakhir yang diturunkan oleh Allah swt. mengajarkan secara rinci ajaran tentang keimanan dan berbuat amal-amal shaleh. Islam secara jelas mencakup aturan yang relevan untuk dipakai manusia dalam mencapai kehidupan yang baik, mengajarkan keseimbangan hidup untuk memakmurkan bumi ini dan memanfaatkan kekayaan-kekayaan yang ada di dalamnya.333

Ajaran Islam sebagaimana yang dikehendaki teks al-Qur’an di atas mengindikasikan bahwa umat manusia dipersilahkan oleh Allah untuk menempati al-Ard al-Muqaddas bahkan harus senantiasa mempertahankan agama Allah yang benar dan menjadi orang mukmin. Oleh karena itu, Bani Israel yang menduduki tanah Jerusalem -sebelum mereka dilaknat dan diusir- adalah kaum yang paling berhak menduduki tanah tersebut dibandingkan dengan kaum-kaum lainnya yang menyembah berhala. Ketika bani Israel menyimpang dari agama Allah yang benar dan berbuat kemungkaran di bumi ini, mereka kemudian tidak berhak lagi mewarisi tanah suci Jerusalem. Ketika orang-orang arab memeluk agama Islam yang benar, dan berbuat kebaikan untuk memakmurkan bumi ini, maka merekalah yang berkah mewarisi

al-‘Ardh al-Muqaddas.334

Dengan demikian kaum yang dikehendaki untuk mewarisi tanah Suci Jerusalem, dalam pandangan Islam, adalah kaum yang memiliki etika kehidupan yang lurus, memiliki sejarah kemanusiaan yang baik dan memiliki hubungan penyembahan yang baik dengan Allah. Di samping itu harus memenuhi faktor-faktor sosiologis di mana mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan materil untuk bisa mempertahankan keberlangsungan hidup di tanah Suci tersebut. Dan yang terpenting adalah umat yang       

332 QS. Al-Anbiya>: 105.

333 ‘Izzat Daru>zah, Muh}ammad, Al‐Yahu>d fi al‐Qur’a>n al‐Kari>m, (Damaskus: 

al‐Maktabah} al‐Isla>mi, Cet. I, 1949). 67. 

akan mewarisi al-‘Ard al-Muqaddas harus bersatu dalam memerangi kebatilan dan kemungkaran, siap mengorbankan jiwa dan harta benda demi untuk mempertahankan kesucian tanah tersebut.335

Ketiga, bahwa sesungguhnya bani Israel adalah umat yang akan berbuat kerusakan di muka bumi ini. Dalam al-Qur’an Allah berfirman yang artinya: Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali336 dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".337

Ayat di atas menjelaskan bahwa bani Israel berbuat kerusakan di bumi ini dua kali. Pengrusakan pertama dalam penafsiran ulama klasik, seperti dalam tafsir al-T{abari>, beliau meriwayatkan dari Ibnu Abbas, sesungguhnya kerusakan pertama yang dilakukan oleh bani Israel adalah mereka membunuh Nabi Allah Zakariyah.338 Ibnu Ishak meriwayatkan kerusakan pertama yang dilakukan oleh bari Israel adalah dengan membunuh Nabi Allah Syu'ya bin Amshia.339 Ada juga yang berpendapat, karena mereka menganggap Armia Nabi Allah. Dan ada yang berpendapat karena mereka merubah Taurat dan tidak mengamalkannya.340 Sedangkan kerusakan kedua yang dimaksudkan oleh ayat ini sebagaimana dijelaskan oleh para ulama seperti yang sebutkan oleh al-T{abari adalah karena mereka membunuh Zakaria dan bermaksud membunuh Isa.341

      

335 Muh}ammad A<li ‘Umar, ‘Aqai>dat al‐Yahu>d fi al‐Wa’ad bi Filist}i>n, 53. 

336 Yang dimaksud dengan membuat kerusakan dua kali ialah pertama 

menentang hukum Taurat, membunuh nabi Syu'ya dan memenjarakan Armia 

dan yang kedua membunuh nabi Zakaria dan bermaksud untuk membunuh nabi 

Isa a.s. akibat dari perbuatan itu, Jerusalem dihancurkan (Al Maraghi). Lihat  

337

 QS. al-Isra’ ayat 4.

338 Ibnu Jari>r al‐Tabari>, Tafsi>r al‐T}abari>, Juz 15,  21. 

339 Ibnu Jari>r al‐Tabari>, Tafsi>r al‐T}abari>, Juz  15,  22. 

340 Abu Fad}l al‐Alu>si>, Ru>h} al‐Ma’a>ni>  (Cairo: Da>r al‐Shuru>q, 1985) Juz 9,  

24  

Dalam pandangan ulama kontemporer, seperti yang dipaparkan oleh Ibrahim al-‘Illi, bahwa kerusakan pertama yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi sebelum dan sesudah peristiwa Hijrah Rasul ke Madinah al-Munawwarah. Hal tersebut bisa dilihat ketika Yahudi dari berbagai kabilah, termasuk Bani al-Nadhir, Bani Quraidzah dan penduduk Khaibar, mereka memilih daerah-daerah yang baik untuk pertanian dan strategis untuk menguasai jazirah arab. Dengan pengetahuan dan peradaban yang lebih maju yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi, mereka mampu menguasai jazirah arab dalam bidang ekonomi, pemikiran dan politik, sehingga membawa bangsa arab berada dalam kerusakan moral dan keterpurukan sosial politik sebelu datangnya Nabi Muhammad saw.342

Menurut Ibrahim al-‘Illi, kerusakan kedua yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi adalah apa terjadi sekarang ini di Palestina di mana orang-orang Yahudi mendirikan Negara Israel di wilayah tersebut dan melakukan penindasan terhadap bangsa Palestina. Dengan bantuan dan kerjasama negara-negara barat terhadap orang-orang Yahudi dengan gerakan Zionis, mereka mampu berkumpul di Palestina dan mendirikan Negara Israel. Penindasan yang nayata yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap bangsa Palestina adalah mereka mengusir dan bangsa Palestina dari tanah kelahiran mereka. Lebih ironis lagi, orang-orang Yahudi lebih leluasa untuk menindas orang-orang-orang-orang Palestina karena negara-negara Islam dan berbagai organisasi Islam terikat dengan kesepakatan damai dengan Israel, dan mereka harus tunduk dengan kesepakatan tersebut dengan alasan normalisasi hubungan diplomatik, walaupun setiap hari orang-orang Palestina jatuh di tangan orang-orang Israel.343

Dalam Islam diyakini bahwa kerusakan tersebut akan berakhir berdasarkan hukum alam yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Allah swt. Berfirman, “Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali       

342 Muh}ammad A<li ‘Umar, ‘Aqai>dat al‐Yahu>d fi al‐Wa’ad bi Filist}i>n, 155. 

kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.344

Maksudnya adalah ketika orang-orang Yahudi melakukan kerusakan pada masa jahiliah, Nabi Muhammad kemudian datang dengan membawa Islam dan mengeluarkan mereka dari Jazirah Arab. Pada abad moderen, mereka juga dibantai oleh kekejaman Hitler. Sekarang ini, ketika hari ini mereka kembali dalam bentuk Negara Israel untuk menindas umat Islam Palestina dan umat Islam di seluruh dunia, umat Islam meyakini bahwa orang-orang Yahudi akan diazab karena mereka berbuat kerusakan dan tidak beriman.345

Demikianlah doktrin yang dianut oleh Yahudi, Kristen dan Islam tentang Jerusalem. Berdasarkan doktrin teologis yang dianut –seperti yang ada dalam al-Qur’an dan Bibel- ketiga agama ini masing-masing mengklaim bahwa pihaknyalah yang berhak menempati kota suci ini.

      

344 QS. Al‐Isra>: 8. 

BAB V

Dokumen terkait