• Tidak ada hasil yang ditemukan

GERAKAN POLITIK ZIONIS YAHUDI

BAB V Gerakan Politik Yahudi

A. GERAKAN POLITIK ZIONIS YAHUDI

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa Yahudi dalam ideologinya meyakini kalau mereka adalah bangsa pililah Tuhan, dan tanah Jerusalem yang saat ini adalah Palestina adalah hak mereka sejak nenek moyangnya. Untuk merealisasikan ideologi tersebut, yaitu mengembalikan tanah Palestina ke tangan Yahudi, mereka menganggap perlu adanya strategi politis dan ekomomi yang kuat. Strategi-strategi tersebut mereka tuangkan dalam kumpulan kesepakatan yang disebut dengan Protokolat. Protokolat Zionism adalah gerakan362 yang memiliki langkah-langkah strategis untuk mengembalikan Jerusalem yang mereka anggap sebagai tanah hak milik mereka.363 Gerakan Zionism didirikan pada tanggal 1 Mei 1776 M., oleh tokoh Yahudi yang bernama Nathan       

362 Gerakan Zionism didirikan pada tanggal 1 Mei 1776 M., oleh tokoh Yahudi yang bernama Nathan Bernbaum, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika dideklarasikan Baca Aviezer Ravitzky, Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism (USA: The University of Chicago, 1996), 10. 

363  Aviezer Ravitzky, Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, 15.

Bernbaum, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika dideklarasikan.

Secara politis, Zionisme dikembangkan secara meluas oleh seorang tokoh Yahudi bernama Teodor Herzl. Pada tahun 1897 M., melalui konfrensi Basel, Herzl mengatakan kepada peserta konfrensi; “Kita berkumpul di sini untuk meletakkan pondasi bangunan prinsip-prinsip yang dapat mengikat bangsa Yahudi”. Ia juga mengatakan “Zionis bukanlah aliran kecil yang ditunjang oleh kepulangan orang-orang Yahudi ke Palestina, tetapi sebagai gerakan massa, petani-petani, pekerja-pekerja, para sarjana dan intelektual”.364 Oleh karena itu, konfrensi ini sebagaimana dikutip oleh ahmad Syalabi kemudian menelorkan sebuah keputusan penting yang berbunyi; “Sesungguhnya cita-cita zionisme ialah mendirikan tanah air untuk bangsa Yahudi, yang diakui secara de facto dan de jure, sehingga dengan pendirian itu bangsa Yahudi dapat hidup aman dari tekanan-tekanan dan tanah air itu tiada lain adalah Palestina”.365

Sebuah buku "Protocols of Zion",366 yang diduga merupakan karangan palsu dinas rahasia Rusia pernah beredar luas di Eropa, Amerika, dan melebur pula sampai ke dunia Islam. Buku itu sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan basaha-bahasa lain itu dunia Islam. Buku itu juga dipercayai oleh banyak kalangan sebagai dokumen otentik yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah tentang rencana bangsa Yahudi untuk menguasai dan menghancurkan dunia. Buku semacam ini jelas dengan gampang memberikan keterangan tentang rencana zionisme Yahudi. Dari sini, sangatlah jelas bahwa cita-cita bangsa Yahudi memang ingin menjadikan Palestina sebagai Negara Israel demi untuk merealisasikan apa yang sejalan dengan keinginan yang didasarkan pada teologi agama yang ada dalam kitab suci mereka. Di samping itu, agar eksistensinya lebih kuat di mata dunia dan hukum internasional.

      

364

Max. J. Dimont, Jews, God and History (New York: Penguin Group, 2004), 348.

365

Ah}mad Shalabi>. Muqa>ranah al-Adya>n, al-Yahu>diyyah

(Kairo: Maktabat} an-Nahd}ah al-Mis}riyyah, Cet. 12, 1997). 67. 366

Baca Aviezer Ravitzky, Messianism, Zionism, and Jewish Religious Radicalism, 13.

Keinginan orang-orang Yahudi untuk mendirikan sebuah negara di Palestina, yang sudah menjadi ideologi mereka sejak dulu, sampai mereka mampu mewujudkannya pada abad ke-20 sampai sekarang, telah memicu gelombang konflik dan ketegangan antara Yahudi dan Umat Islam yang sangat dahsyat. Sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948,367 aktivitas militer Yahudi terhadap warga Palestina terus terjadi, baik terhadap warga sipil maupun militer. Salah satu efek nyata dari pendirian Negara Israel ini adalah terjadinya Perang Palestina (Perang Arab-Israel) pada tahun 1948 M/1367 H.

Terbentuknya Negara Israel di tanah Palestina yang dianggap sebagai hak milik bangsa Yahudi atau anak keturunan bani Israel, merupakan titik kluminasi pergumulan politik yang terjadi di Jerusalem. Cikal bakal terbentuknya negara Israel kalau ditarik ke belakang dicanangkan oleh kolonialisme Inggris, yaitu pada tahun 1917 M, berhasil menduduki Jerusalem di bawah pimpinan Jenderal Edmund Allenby. Pada tahun yang sama, Arthur Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris memberikan dukungan kepada Lord Rothschild atas ide terbentukya homeland (tanah kediaman) bagi orang-orang Yahudi di Palestina.368

      

367

Di saat pecah perang antara Arab dan Israel pada tanggal 15 Mei 1948, setelah kekuatan tempur Inggris menarik mundur, PBB mengirim Count Bernadotte sebagai mediator di Palestina untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi kedua negara. Ia memulai misinya pada tanggal 21 Maret 1948 karena ada gencatan senjata antara Arab dan Israel. Count mengusulkan beberapa hal. Ia merasa bahwa persoalan imigrasi Yahudi ke Palestina yang ia anggap sebagai isu yang bertentangan dengan upaya damai karena Arab mengkhawatirkan hal tersebut yang hendaknya diorganisir di level internasional. Karena persoalan ini sangat penting bagi bangsa Yahudi untuk berlaku baik terhadap tetangganya. Selain itu, ia juga mengusulkan beberapa perubahan di dalam soal perbatasan antara Arab dan Yahudi sebagaimana yang tertera di keputusan PBB, khususnya aneksasi Al-Naqab ke negara Arab, Galilee ke negara Yahudi, dan Jerusalem akan dikuasai oleh orang Arab yang diberi otonomi dalam persoalan kelurahan. Namun, hal itu menegaskan bahwa kota ini akan berada di bawah proteksi bangsa Arab. Pada saat inilah negara Israel resmi berdiri. Lihat Jacob Neusner,

Judaism in Moderen Times; an Introduction and Reader. Cet. I; (USA: Blackwell, 1995) 25.

368 Adel Safety, Might Over Right; How The Zionists Took Palestine

Bagi kaum Yahudi, kolonialisasi terhadap Palestina merupakan proses pengambilalihan dan penaklukan terhadap negeri sendiri.369 Mereka menganggap, kolonialisasi yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain berbeda dengan apa yang mereka lakoni di Palestina; kolonialisasi Yahudi terhadap Palestina hanyalah sebagai pengembalian hak milik, sedangkan koloniasasi bangsa lain – seperti yang dilakukan bangsa Eropa terhadap bangsa-bangsa di asia- adalah cenderung sebagai pragmatisme feodal, karena di Eropa pada waktu itu, penduduk semakin banyak, sumber daya alam tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan mereka.370

Dari itu, sejarah Yahudi yang paling penting di zaman sekarang adalah masa dikenalnya bangsa Yahudi sebagai bangsa yang memiliki bangsa sendiri, yang dimulai sejak tahun 1948 M. Berdirinya negara Israel di Palestina ini merupakan pertanda lahirnya kekuatan politik Yahudi yang efektif untuk mewujudkan cita-cita politik dan ideologis Yahudi yang sejak dulu ingin direalisasikan.

Zionisme Sebagai Gerakan Politik Yahudi untuk Kembali ke Jerusalem

Istilah “Zionisme” berasal dari akar kata Zion atau Sion yang pada masa awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Jerusalem. Secara etimologis, kata Zion setidaknya mempunyai tiga arti; Pertama, ia merupakan kota raja agung, atau kota Tuhan tempat singgasana Raja Israel. Kedua, nama benteng di kota Jerusalem yang diberikan oleh Raja Daud sebagaimana yang terdapat dalam Taurat. Ketiga, nama gunung yang terletak di sebelah Timur kota Jerusalem. Dalam terminologi politik modern, Zionisme merupakan ajaran Taurat dan Talmud yang ditulis oleh para Rabbi pada masa diaspora, yang pada akhirnya mengkonstruksi beberapa kesepakatan sebagaimana tertuang dalam protokolat, yang merupakan langkah strategis kaum Yahudi untuk       

369

David Novak, The Election of Jerusalem, 143.  

370

mewujudkan cita-cita mereka untuk menguasai Gunung Zion di Palestina.371

Kata "Zion" merujuk kepada kata yang berasal dari asal kata Ibrani, Tsyon. Kata tersebut sering digunakan dalam kamus bahasa orang-orang Yahudi untuk menunjuk ke sebuah bukit di Jerusalem yang di atasnya Raja Daud pernah mendirikan ibu kota kerajaannya.372

Gunung Zion merupakan satu tempat yang sangat penting dalam sejarah Jerusalem.373 Sebagaimana yang terdapaat dalam Mazmur Ibrani, Gunung Zion terletak di sebelah utara Bukit Ophel di Jerusalem, di mana orang-orang Yahudi menganggap tempat ini sebagai tempat yang sakral. Para ahli Mazmur dan rabbi       

371

Muhammad Ali Ahmad Bakharibah, al-S{uhyu>niyyah} Bi’ija>z}

(Riya>d}: Maktabah} Malik Fahd al-Wathaniyah, Cet. I, 2001,) 14. 372

Fenomena penindasan terjadi terhadap orang-orang Yahudi yang menetap di Rusia, terutama ketika pengangkatan Alexander II tahun 1881, dan ditetapkan peraturan yang melarang orang-orang Yahudi tinggal dan memiliki harta kekayaan di luar kota-kota besar, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dan banyak larangan-larangan lain yang dikenakan terhadap mereka, seperti larangan memasuki profesi tertentu kemudian, tahun 1891 lebih dari 10.000 penduduk Yahudi diusir dari Rusia, dan terjadi pengusiran besar-besaran di daerah lain antara tahun 1893 dan 1895. Kemudian, pada tahun 1905 terjadi pembunuhan dan penindasan di Kishinev. Sekitar lima puluh orang meninggal, dan ratusan yang luka-luka. Dengan demikian, umat Yahudi mulai mengungsi ke arah barat. Rata-rata 50.000 orang setahun menetap di Eropa Barat, Amerika Serikat dan Palestina.) Pada tahun 1886, Jerman memilh deputi parlementer yang pertama berdasarkan model anti-Semitic secara resmi. Di Austria, seorang Kristen Sosialis, Karl Lueger (1844-1910), membentuk gerakan anti Semitisme yang sangat kuat. Gerakan anti-Semitic juga melanda Francis dan negara-negara Eropa lainnya.22 Ada program pengusiran secara besar-besaran di daerah-daerah lain, bahkan terjadi pembantaian tragis yang mereka alami di Jerman pada masa Hitler (1889-1945).

373

Kata “zion” dalam Perjanjian Lama disebutkan sebanyak 152 kali. Semuanya menyebutkan nama Jerusalem lebih dari separuhnya dalam 2 kitab, yaitu Isaiyah 46 kali dan dalam Mazmur 38 kali. Lainnya tersebar dalam berbagai kitab. Namun, tidak dapat dipastikan mengapa nama Zion lebih banyak dipakai dalam perjanjian lama dibandingkan dengan Jerusalem. Kata Zion yang terdapat dalam kitab Mazmur, yang berbunyi: Di tepi sungai-sungai Babylon Di sana kita duduk sambil menangis Ketika kita teringat Zion. (Mazmur 137:1). Al-Masi>ri>, Mau>su>ah al-Yahu>diyah, (Kairo: Da>r al-Shuru>q, 2005), 4/17.

kontemporer mengklaim bahwa Gunung Zion merupakan tempat tertinggi di Dunia, walaupun pada kenyataanya bahwa Buki Barat pada sisi lain dari Lembah Tyropoeon, jelas lebih tinggi daripa Zion.374 Menurut para sejarawan, Zion merupakan sebuah nama bukit yang diceritakan dalam Perjanjian Lama, yaitu terletak di wilayah Jerusalem lama, ibu kota kerajaan Israel pada masa kekuasaan Raja Daud. Haikal Sulaiman didirikan di atas sebuah bukit sebelah utara kota Jerusalem. Ketika itu kebanyakan kota terletak di daerah bukit Zion.375

Secara terminologis Zionisme adalah sebuah gerakan dan ideologi yang terkait dengan sejarah orang-orang Yahudi di negara pembuangan untuk kembali ke negeri nenek moyang mereka, Jerusalem, setelah bangsa Yahudi terpaksa "diaspora" menyebar di berbagai wilayah seperti Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan negara-negara yang ada di Timur Tengah.376 Dalam artian ini, Zionisme merupakan sebuah dominasi politik dalam hubungan sosio-politik dan konteks budaya di level lokal dan global.

Dalam bukunya S}uhyu>niyyah} ‘A<lamiyyah} wa al-Ra’ad ‘ala> al-Fikr al-S}uhyu>n al-Mua>’as}ir, Mahmud Diab mengatakan bahwa Zionisme adalah sebuah gerakan terstruktur, bergerak secara internasional bertujuan untuk menjajah dan menguasai dunia Arab dan mengeluarkan orang-orang Arab dari tanah wilayahnya yang terhampar dari sungai Nil sampai sungai Efrat dan menggantikan mereka dengan orang-orang dengan beraneka ragam etnis, menjadi sebuah Negara Israel dengan agama Yahudi dan dipimpin oleh orang-orang Yahudi.377

Dalam mengkaji masalah Zionis Yahudi, harus dibedakan antara dua fase perkembanganya. Perkembangan pertama adalah       

374

Baca Karen Armstrong, One City Tree Faith, 11.

375

Sebelumnya, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas bangsa Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang juru selamat, yang akan membawa mereka kepada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan di tempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

376

Ilan Pappe, The Israel-Palestine Question (London & New York: Routledge, 1999), 47.

377

sebelum tahun 1898 M., di mana pada masa ini gerakan Zionis belum berhubungan secara signifikan dengan teks-teks kitab-kitab suci Yahudi, ritual-ritual dan perayaan-perayaan yang murni bersifat keagamaan. Zionis juga pada fase ini hanyalah sebuah kelompok Yahudi yang mengusung ideologi kembalinya orang Yahudi ke Palestina. Fase kedua adalah setelah tahun 1898, fase di mana Zionisme telah menjadi sebuah gerakan yang terstruktur secara sistematis untuk merealisasikan ideologi yang telah dibangun. Hal ini ditandai dengan diadakannya Muktamar Zionis pertama yang dilaksanakan di kota Basel Swiss pada tahun 1898 M.378

Mircea Widhan menerjemahkan dan mengedit sebuah stetmen Theodore Herzl, tokoh pendiri Zionis; “Dalam diari lengkapnya, Vol. II hlm. 711, Theodore Herzl mengatakan bahwa area Negara Yahudi terbentang dari Mesir hingga sungai Eufrat”. Rabbi Fischmann, anggota Agensi Yahudi untuk Palestina mendeklarasikan testimoninya pada Komite Khusus PBB pada 9 Juli 1947: “Tanah terjanji terbentang dari sungai Mesir hingga Eufrat termasuk bagian Syiria dan Lebanon”.379

Selain itu, ada juga pernyataan yang pernah dilontarkan oleh presiden pertama Negara Israel David Ben Gurion; “Tanah Israel merupakan tempat kelahiran orang-orang Yahudi. Di sinilah identitas roh spiritual mereka, keagamaan dan nasionalisme mereka terbentuk. Di sinilah orang-orang Yahudi mendapatkan kemerdekaan dan menciptakan sebuah kebudayaan nasional dan internasional”. Lebih lanjut ia mengatakan, “Pada 29 November 1947, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) mengadopsi sebuah Resolusi yang dibutuhkan dalam pendirian Negara Israel Yahudi di Palestina. Itulah sebabnya Kami di sini mengumumkan Negara Israel. Ini merupakan hak orang Yahudi memimpin, sama seperti yang dilakukan Negara lain, sebuah       

378

Lihat Mah}mu>d Dia>b, Al-S{uh}yu>niyyah al-‘A<lamiyyah

(‘Amma>n: Mat}bu’a>t al-Sha’b) 2002), 76. 379

Lihat JW Lotz Mircea Windham, Master Plan Yahudi; Poros Asia dan Timur Tengah (Yogyakarta: Pustaka Solomon, Cet. I, th. 2010, hal. 7, mengutip dari Oded Yinon’s, Sebuah Strategi Israel pada Tahun Sembilan belas Delapan puluhan, Diterbitkan oleh Asosiasi Sarjana Arab-Amerika, Inc Belmot, Massachusetts, th, 1982.

eksistensi kemerdekaan yang menguasai negeri sendiri. Negara Israel akan terbuka bagi para Yahudi yang mau berimigran dari berbagai Negara. Negara ini berdiri atas prinsip kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Kami akan menegakkan kesamaan sosial dan politik bagi seluruh penduduk tanpa perbedaan agama, ras ataupun jenis kelamin. Kami akan menjamin kemerdekaan keagamaan, hati nurani, pendidikan dan kebudayaan”.380 Ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi mempunyai keinginan yang kuat untuk kembali ke Jerusalem.

Di samping itu, orang-orang Yahudi juga mempunyai sebuah organisasi yang berkaitan dengan ideologi zion yang disebut dengan Hibbat Zion. Hibbat Zion berarti ‘cinta Zion’, sebuah gerakan yang mendapat banyak dukungan dari masyarakat Yahudi di Negara-negara Eropa Timur seperti Rusia, Polandia dan Romania. Tapi sebelum pernikahan silangnya dengan gerakan Zionisme yang dibangun oleh Herzl, Hibbat Zion tidak mengalami banyak perkembangan disebabkan karena tema-tema yang diangkatnya berkisar tentang tema melankolis dan sentimental seperti perasaan dikucilkan, kerinduan akan pembebasan dan ikatan emosional dengan tanah Israel. Mereka tidak melakukan usaha-usaha praktis untuk mewujudkan cita-cita mereka tentang negara Israel. Gerakan ini lambat berkembang disebabkan karena adanya keyakinan dari sebagian bangsa Yahudi bahwa berdirinya negara Israel adalah fenomena sakral yang tidak bisa dicampuri oleh tangan manusia, ia harus melalui juru selamat atau sang Messiah. Ide inilah yang ditolak dan ditentang sangat keras oleh gerakan Zionisme yang dibentuk oleh Herzl. Bagi Herzl, Negara Israel tidak mungkin terwujud begitu saja, ia harus dibangun dengan tangan dan dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh orang Yahudi di seluruh dunia.381

Ide-ide Herzl tentang cita-cita kaum Yahudi tertuang dalam karyanya yang berjudul Der Judenstaat. Herzl mendedikasikan hidupnya dalam buku ini, yang mencakup pandangan filosofisnya       

380

Lihat JW Lotz Mircea Windham, Master Plan Yahudi; Poros Asia dan Timur Tengah, 53-54.

381

Lihat, Herry Nurdi, Membongkar Rencana Israel Raya (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009),20.

tentang dunia, pandangannya tentang sebuah negara dan pikirannya tentang manusia dan kaummya.382 Bahkan juga mengenai sains dan teknologi yang semestinya dimiliki oleh bangsa dan kaum Yahudi.383 Selanjutnya Istilah Zionisme atau Zionist Movement secara utuh dipopulerkan oleh bapak Yahudi Dunia, seperti yang tertuang dalam idenya mengenai negara yahudi. Ia menegaskan bahwa Yahudi harus mempunyai negara sendiri.

Politik Zionis dan Khilafah Turki Usmani

Cita-cita tertinggi yang ingin dicapai oleh Gerakan Zionisme yang dipelopori oleh Theodeor Herzl adalah kembalinya Kaum Yahudi ke Jerusalem. Dalam membangun strategi untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Herzl merencanakan gerakan-gerakan yang berkonsentrasi pada tiga hal:

1. Perlunya dibangun sebuah wadah dari komunitas Yahudi yang memiliki pemikiran dan concern yang sama dengan dirinya tentang tanah yang dijanjikan.

2. Kerja-kerja diplomatik harus dilakukan terutama dengan dua sasaran, membangun pengaruh di Istambul, tempat kekuasaan Khilafah Usmaniyah yang berkuasa atas tanah palestina, dan juga mendekati orang-orang yang memiliki kekuatan politik di dunia internasional.

3. Menciptakan media yang mampu membangun opini demi kepentingan Zionisme. Media berfungsi sebagai salah satu alat dominan untuk mematangkan situasi dan mempercepat

      

382

Ide Herzl ini ditentang oleh para rabbi Yahudi di Amerika dan para ilmuwan Yahudi, termasuk Einstein. Mereka menyatakan ketidaksetujuannya untuk mendirikan sebuah negara Yahudi, dan menolak berimigrasi ke Palestina. Alasan mereka menolak Zionisme adalah karena pendirian negara Yahudi di Palestina akan mengakibatkan terjadinya pertikaian dengan penduduk asli yang telah mendiami tempat tersebut selama berabad-abad. Di samping itu, Zionisme akan membangkitkan kecurigaan terhadap orang-orang Yahudi yang saat itu tersebar di seluruh dunia. Mereka akan dituduh mempunyai kesetiaan ganda dan kewarganegaraan rangkap.

383

migrasi akbar perpindahan kaum Yahudi ke tanah yang dijanjikan.384

Setelah berhasil mendirikan gerakan Zionis dengan berbagai langkah-langkah strategis yang telah dicetuskan, Theodor Herzl memulai langkah praktis untuk terealisasinya cita-cita tinggi yaitu mendirikan negara Israel di Palestina.

Herzl memulai langkah Zionisnya dengan pertama-tama mengupayakan lobi politik terhadap Imperium Usmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II.385 Upaya lobi yang dimulai sejak tahun 1897 M. berusaha meyakinkan Sultan Abdul Hamid bahwa permintaan Zionis untuk mendapatkan tempat di Palestina adalah hal yang manusiawi, tidak memiliki dampak yang membahayakan eksistensi Daulah Usmaniyah. Bahkan Herzl mempertegas ketundukannya kepada Daulah Usmaniyah, yaitu dengan mematuhi segala aturan yang dibuat oleh Usmaniyah tentang undang-undang pelarangan migrasi ke Palestina. Dia juga mempertegas bahwa Daulah Usmaniyah akan mendapatkan keuntungan Besar -seandainya Sultan Hamid II mengizinkan Yahudi untuk menempati Palestina- yaitu bangkitnya Daulah Usmaniyah dari keterpurukan ekonomi yang melandanya pada saat itu.386

Untuk menemui Sultan Abdul Hamid II, ada dua upaya pendekatan yang dilakukan. Pertama, mendekati segenap pejabat dalam kekuasaan Turki Usmani untuk bisa memediasi       

384

Herry Nurdi, Membongkar Rencana Israel Raya, 29. 385

Ada dua h yang dipayakan oleh Herzl dalam memulai perjuangannya untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. Pertama, mengupayakan terjadinya kesepakatan dengan Raja Usmaniyah Sultan Hamid II untuk mengizinkan oran-orang Yahudi menempati Palestina, karena Palestina pada saat itu berada di bawah kekuasaan Turki Usmani. Kedua, menyeru negara-negara besar Eropa seperti, Prancis, Inggeris, Jerman, Irlandia, Italia dan Amerika Serikat dalam membantu melobi Sultan Hamid II untuk menyetujui proyek Yahudi di Palestina.

386

Perekonomian Khilafah Utsmani pada waktu itu jatuh terpuruk, bahkan pada tahun-tahun itu Sultan Abdul Hamid II mendapat julukan The Sick Man of Europe karena hutangnya yang sudah sanngat tinggi. Pada tahun 1891, hutang luar negeri Turki Ustmani mencapai 53 juta poundsterling. Membongkar Rencana Israel Raya, 34.

pertemuannya dengan Sultan dengan menggunakan manipolitik. Kedua, bekerjasama dengan teman-temanya dari orang-orang asing yang bekerja kepada Sultan sekiranya bisa dia pengaruhi.387

Kedua pendekatan ini cukup efektif dalam penjajakannya untuk bisa bertemu dengan Sultan Abdul Hamid II. Pada tahun 1896 M., Herzl memulai penjajakannya dengan mengkomunikasikan maksudnya kepada salah seorang wartawan Yahudi bernama Rosnfield,388 pemimpin redaksi surat kabar Usmani Merdeka di Istambul pada saat itu. Dengan dijanjikan untuk diberikan harta yang melimpah, ia bersedia menjadi mediator untuk memperkenalkan Herzl dengan pejabat-pejabat yang berpengaruh dalam kekuasaan Turki Utsmani.

Pada tanggal 25 agustus tahun 1896 M., Herzl mengirim surat kepada Sultan Hamid II untuk menyampaikan tawaran proyek Zionis. Dalam surat tersebut disampaikan bahwa pihak Zionis siap memberikan imbalan uang yang tinggi berupa pajak atas imigran Yahudi di Palestina –sekiranya Sultan Hamid II memberikan tempat dan izin Imigrasi kepada orang-orang Yahudi tanpa batas- kepada pihak kerajaan Turki Utsmani. Pihak Zionis juga meminta kemerdekaan penuh atas imigran Yahudi yang dijamin oleh undang-undang internasional. Dengan kata lain, Negara Palestina menjadi Negara Yahudi yang merdeka.389 Penyampaian Herzl yang mengakomodasi kepentingan Zionis tersebut tidak mendapatkan tanggapan dari Sultan Hamid II. Pada intinya, pihak

Dokumen terkait