• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Dalam dokumen Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara (Halaman 35-43)

4. Relevansi Modul

1.1 Uraian dan Contoh

1.1.6 Dokumen Pelaksanaan Anggaran

a. DIPA sebagai Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Dalam rangka pelaksanaan APBN, PA menyusun DIPA menurut bagian anggaran yang dikuasainya. DIPA terdiri atas DIPA Induk dan DIPA Petikan.

1) DIPA Induk

DIPA Induk merupakan akumulasi dari DIPA per Satker yang disusun oleh PA menurut Unit Eselon I Kementerian Negara/Lembaga.

DIPA Induk terdiri atas:

a) Lembar Surat Pengesahan DIPA Induk (SP DIPA Induk). Lembar SP DIPA Induk memuat:

• dasar hukum penerbitan DIPA Induk;

• identitas unit dan pagu DIPA Induk;

pernyataan syarat dan ketentuan (disclaimer);

• tanda tangan pejabat yang mengesahkan DIPA Induk; dan

kode pengaman berupa digital stamp.

b) Halaman I memuat Informasi Kinerja dan Anggaran Program. c) Halaman II memuat Rincian Alokasi Anggaran per Satker.

d) Halaman III memuat Rencana Penarikan Dana dan Perkiraaan Penerimaan.

Halaman I, halaman II, dan halaman III DIPA Induk dilengkapi dengan: a) tanda tangan sekretaris jenderal/sekretaris utama/sekretaris/pejabat

eselon I selaku penanggung jawab program; dan b) kode pengaman berupa digital stamp.

Pernyataan syarat dan ketentuan (disclaimer) meliputi hal-hal sebagai berikut:

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 29

a) DIPA Induk yang telah disahkan lebih lanjut dituangkan kedalam DIPA Petikan untuk masing-masing Satker;

b) pengesahan DIPA Induk sekaligus merupakan pengesahan DIPA Petikan;

c) DIPA Petikan berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Satker dan dasar pencairan dana/pengesahan bagi Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum;

d) DIPA Petikan dicetak secara otomatis melalui sistem yang dilengkapi dengan kode pengaman berupa digital stamp sebagai pengganti tanda tangan pengesahan (otentifikasi);

e) informasi mengenai KPA, Bendahara Pengeluaran, dan Pejabat Penanda tangan SPM untuk masing-masing Satker terdapat pada DIPA Petikan;

f) Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan yang tercantum dalam Halaman III DIPA Induk diisi sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan;

g) tanggung jawab terhadap penggunaan dana yang tertuang dalam DIPA Induk sepenuhnya berada pada PA/KPA; dan 31 Desember 2XXX.

2) DIPA Petikan

DIPA Petikan merupakan DIPA per Satker yang dicetak secara otomatis melalui sistem. DIPA Petikan digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Satker dan pencairan dana/pengesahan bagi Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.

DIPA Petikan Kementerian Negara/Lembaga dikategorikan sebagai berikut :

1) DIPA Satker Pusat/Kantor Pusat (KP) yaitu DIPA yang dikelola oleh Satker Kantor PPusat dan/atau Satker pusat suatu Kementerian Negara/Lembaga, termasuk di dalamnya DIPA Satker Badan Layanan Umum (BLU) pada kantor pusat, dan DIPA Satker Non Vertikal Tertentu (SNVT).

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 30

2) DIPA Satker Vertikal/Kantor Daerah (KD) yaitu DIPA yang dikelola oleh Kantor/Instansi Vertikal Kementerian Negara/Lembaga di daerah termasuk di dalamnya untuk DIPA Satker BLU di daerah. 3) DIPA Dana Dekonsentrasi (DK) yaitu DIPA dalam rangka

pelaksanaan dana dekonsentrasi, yang dikelola oleh SKPD Provinsi yang ditunjuk oleh Gubernur.

4) DIPA Tugas Pembantuan (TP) yaitu DIPA dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan, yang dikelola oleh SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang memberi tugas pembantuan.

5) DIPA Urusan Bersama (UB) yaitu DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga dalam rangka pelaksanaan Urusan Bersama, yang pelaksanaannya dilakukan oleh SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga berdasarkan usulan Kepala Daerah.

DIPA Petikan terdiri atas:

a) Lembar Surat Pengesahan DIPA Petikan (SP DIPA Petikan). Lembar SP DIPA Petikan memuat antara lain:

• dasar hukum penerbitan DIPA Petikan;

• identitas dan pagu Satker;

pernyataan syarat dan ketentuan (disclaimer); dan

kode pengaman berupa digital stamp.

b) halaman I memuat Informasi Kinerja dan Sumber Dana yang terdiri dari:

• halaman I A mengenai Informasi Kinerja; dan

• halaman I B mengenai Sumber Dana; c) halaman II memuat Rincian Pengeluaran;

d) halaman III memuat Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan; dan

e) halaman IV memuat Catatan.

Halaman I, halaman II, halaman III, dan halaman IV DIPA Petikan dilengkapi dengan kode pengaman berupa digital stamp.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 31

Pernyataan syarat dan ketentuan (disclaimer) meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) DIPA Petikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari DIPA Induk (Nama Program, Unit Organisasi, dan Kementerian Negara/Lembaga);

b) DIPA Petikan dicetak secara otomatis melalui sistem yang dilengkapi dengan kode pengaman berupa digital stamp sebagai pengganti tanda tangan pengesahan (otentifikasi);

c) DIPA Petikan berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Satker dan pencairan dana/pengesahan bagi Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara;

d) Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan yang tercantum dalam halaman III DIPA Petikan diisi sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan;

e) tanggung jawab terhadap penggunaan dana yang tertuang dalam DIPA Petikan sepenuhnya berada pada PA/KPA;

f) dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan, maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan (berdasarkan bukti-bukti yang ada); dan g) DIPA Petikan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2XXX sampai dengan

31 Desember 2XXX.

Pengesahan DIPA dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri Keuangan. Pengesahan DIPA oleh Direktur Jenderal Anggaran dilakukan dengan menandatangani lembar SP DIPA Induk. Pengesahan DIPA Induk sekaligus merupakan pengesahan atas DIPA Petikan. Berdasarkan pengesahan DIPA Induk, DIPA Petikan untuk tiap-tiap Satker dicetak secara otomatis melalui sistem yang dilengkapi dengan kode pengaman berupa digital stamp sebagai pengganti tanda pengesahan (otentifikasi).

Dalam hal DIPA Induk belum diterima sampai dengan batas waktu, Direktur Jenderal Anggaran menerbitkan DIPA Induk Sementara dan DIPA Petikan Sementara. DIPA Petikan Sementara dibatasi untuk pembayaran

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 32

gaji pegawai, pengeluaran keperluan sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa, dan lauk pauk/bahan makanan.

b. Fungsi DIPA :

1) Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan bagi satker.

2) Sebagai dasar pencairan dana/pegesahan bagi Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.

3) Sebagai alat pengendali, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan APBN, dan perangkat akuntansi pemerintah.

4) Sebagai sarana penuangan anggaran terkait empat strategi pembangunan nasional (four track strategy) yang meliputi

pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-environment.

c. Pokok-Pokok Materi DIPA 1) Identitas Organisasi

Identitas organisasi disusun sebagai berikut :

a) Bagian Anggaran, adalah K/L yang menguasai bagian tertentu dari penggunaan anggaran yang ditetapkan dalam UU APBN. b) Unit Organisasi, adalah unit eselon I pada K/L yang bertanggung

jawab terhadap sebuah program tertentu dan mendapatkan alokasi anggaran dari Bagian Anggaran K/L yang bersangkutan (memiliki portofolio).

c) Satker, adalah bagian dari unit organisasi pada K/L yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu organisasi yang membebani dana APBN.

2) Pernyataan Syarat dan Ketentuan (disclaimer) Pernyataan syarat dan ketentuan meliputi :

a) Hubungan hukum antara DIPA Induk dengan DIPA Petikan: i. DIPA Induk yang telah disahkan lebih lanjut dituangkan dalam

DIPA Petikan.

ii. Pengesahan DIPA Induk sekaligus merupakan pengesahan DIPA Petikan.

iii. DIPA Petikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari DIPA Induk.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 33

iv. DIPA Petikan dicetak secara otomatis melalui system yang dilengkapi dengan kode pengaman berupa digital stamp sebagai pengganti tanda tangan pengesahan.

b) Fungsi DIPA Petikan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Satker dan dasar pencairan dana/pengesahan bagi BUN/Kuasa BUN. c) Informasi pejabat perbendaharaan (KPA, Bendahara

Pengeluaran, dan PPSPM tiap-tiap Satker).

d) Pengisian halaman III DIPA yaitu Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan.

e) Tanggung jawab PA/KPA terhadap penggunaan dana yang tertuang dalam DIPA Petikan.

f) Penyelesaian atas perbedaan data antara K/L dan Kementerian Keuangan dimana yang berlaku adalah database RKA-K/L-DIPA pada Kementerian Keuangan.

g) Masa berlaku DIPA yaitu sejak tanggal 1 Januari 2xxx sampai dengan 31 Desember 2xxx.

3) Rumusan Fungsi dan Sub Fungsi

Rumusan Fungsi dan Sub Fungsi sebagaimana sudah dijelaskan dalam bahasan klasifkasi anggaran di atas.

4) Informasi Kinerja

Rumusan informasi kinerja merupakan uraian kualitatif yang menunjukkan ketrkaitan alokasi anggaran yang ditetapkan dengan program/kegiatan yang dilaksanakan dan sasaran/hasl/keluaran yang akan dihasilkan. Rumusan informasi kinerja juga merupakan perwujudan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran.

Informasi kinerja dalam DIPA meliputi :

a) Program, adalah penjabaran kebijakan K/L yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi yang dilaksanakan instansi atau masyarakat dalam koordinasi K/L yang bersangkutan.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 34

b) Hasil (Outcome), adalah kinerja atau tujuan yang akan dicapai oleh pelaksanaan sebuah program atau mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan.

c) Indikator Kinerja Utama (IKU) Program, adalah indicator unggulan yang digunakan sebagai alat ukur pencapaian kinerja Program.

d) Kegiatan, adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satker sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu Program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik berupa personel (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang atau jasa.

e) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), merupakan tolk ukur yang digunakan sebagai dasar penilaian kinerja kegiatan. Pendekatan yang digunakan meliputi kuantitas (volume output), kualitas, dan harga output.

f) Keluaran (Output), adalah barang atau jasa yang dihasilkan atas pelaksanaan dari satu atau beberapa paket pekerjaan yang tergabung dalam kegiatan.

5) Pejabat Perbendaharaan

Pejabat Perbendaharaan yang dicantumkan dalam DIPA ada tiga yaitu :

a) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) b) Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM) c) Bendahara Pengeluaran

6) Rincian Penggunaan Anggaran

Tujuan pencantuman rincian penggunaan anggaran adalah dalam rangka pelaksanaan rencana kerja satker untuk mencapai keluaran (output) yang ditetapkan dan anggaran yang disediakan dapat dibayarkan/dicairkan melalui mekanisme APBN.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 35

a) Pencantuman Program. Kegiatan, Keluaran (Output), Sumber Dana, dan Jenis Belanja.

Sumber dana antara lain : Rupiah Murni (RM), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), ), Pinjaman dan Hibah Dalam Negeri (PHDN), Surat Berharga Syariah Project Based Sukuk (SBSN PBS).

Jenis Belanja mengacu pada uraian klasifikasi anggaran sebagaimana penjelasan di atas.

b) Kewenangan

Kewenangan satker Pemerintah Pusat yaitu kewenangan Kantor Pusat (KP) dan Kewenangan Kantor Daerah (KD). Sedangkan kewenangan yang diberikan kepada Satker Pemerintah Daerah antara lain : Kewenangan Dekonsentrasi (DK), Kewenangan Tugas Pembantuan (TP), dan Kewenangan Urusan Bersama (UB).

c) Pencantuman Kantor Bayar dan Cara Penarikan Dana

Kantor bayar dicantumkan dalam bentuk kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang ditunjuk untuk melaksanakan pembayaran/pencairan dana. Cara penarikan diperlukan dalam hal dibiayai PHLN/PHDN, antara lain mencakup Pembiayaan Pendahuluan (PP), Pembayaran Langsung (PL), Rekening Khusus (Reksus), dan Letter of Credit (LC).

7) Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan

Pencantuman rencana penarikan dana dan perkiraan penerimaan diperlukan untuk optimalisasi fungsi DIPA sebagai alat manajemen kas pemerintah.

8) Pengisian Catatan

Pengisian catatan aalah pencantuman penjelasan tentang rincian belanja yang memerlukan perlakuan khusus dan/atau persyaratan tertentu pada saat proses pencairan dana, yang memuat :

a) Besaran alokasi dana yang diblokir pada akun. b) Tunggakan tahun anggaran yang lalu.

c) Akun belanja yang alokasi anggarannya merupakan batas tertinggi dalam satu tahun anggaran yaitu Belanja Uang Makan PNS (511129), Uang Lembur (512211), Tunjangan Profesi Guru (511152), Tu

Kehormatan Profesor (511154).

Dalam dokumen Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara (Halaman 35-43)

Dokumen terkait