• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara

Dalam dokumen Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara (Halaman 54-63)

4. Relevansi Modul

1.5 Umpan Balik

2.1.3 Pihak-Pihak Terkait Penerimaan Negara

a. Wajib Bayar/Wajib Pajak

Wajib Bayar adalah orang pribadi atau badan yang ditentukan untuk melakukan kewajiban membayar PNBP sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Wajib Bayar dikenakan kewajiban membayar dikarenakan menerima manfaat atas kegiatan instansi pemerintah atau manfaat dari penggunaan barang milik Negara.

Wajib Pajak, sering disingkat dengan sebutan WP adalah orang pribadi atau badan (subjek pajak) yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan.Wajib pajak pribadi adalah setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan di atas pendapatan tidak kena pajak.

b. Petugas Pungut

Petugas Pungut merupakan petugas yang ditunjuk untuk melakukan pemungutan/penerimaan uang dari Wajib Bayar. Petugas Pungut misalnya ditunjuk untuk memungut uang dari jasa tanda masuk pelabuhan.

c. Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran

Bendahara Penerimaan hanya ditunjuk apabila pada satker yang bersangkutan terdapat PNBP yang bersifat fungsional. Bendahara Penerimaan menerima setoran dari Wajib Bayar langsung atau menerima setoran yang dipungut oleh Petugas Pungut.

Sedangkan Bendahara Pengeluaran berperan dalam memungut penerimaan Negara yang berasal dari potongan terkait dengan pembayaran yang dilakukan. Misalnya potongan pajak atas pembayaran honor, potongan pajak atas pembelian barang/jasa, dan sebagainya.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 48

d. Kuasa Pengguna Anggaran

KPA meupakan atasan langsung Bendahara Penerimaan yang bertanggung jawab secara umum dalam pengelolaan keuangan pada satker yang bersangkutan.

e. Bank/Pos Persepsi

Untuk menampung setoran penerimaan Negara ditunjuk bank/pos yang dikategorikan sebagai berikut :

1) Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak.

2) Bank Devisa Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara dalam rangka ekspor dan impor.

3) Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara.

f. Unit Terkait

Unit terkait adalah instansi yang bertugas menatausahakan penerimaan negara, antara lain :

• Kantor Pelayanan Pajak (KPP) – menatausahakan penerimaan perpajakan.

• Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) – menatausahakan penerimaan bead dan cukai.

• Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) – menatausahakan semua penerimaan Negara yang masuk ke Kas Negara.

2.1.4 Mekanisme Penyetoran Penerimaan Negara

Wajib Pajak/Wajib Bayar dapat menyetorkan/menunaikan kewajibannya baik secara langsung ke Kas Negara maupun melalui Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Petugas Pungut.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 49

Pembayaran yang dilakukan tersebut diakui sebagai pelunasan kewajiban sesuai dengan tanggal pembayaran.

Berikut ini beberapa cara penyetoran penerimaan Negara oleh Wajib Pajak/Wajib Bayar :

a. Wajib Pajak – Bendahara Pengeluaran – Kas Negara

Mekanisme ini digunakan untuk penyetoran pajak yang dipungut dari pembayaran kewajiban Negara yang dibebankan pada dana APBN melalui Uang Persediaan. Misalnya potongan pajak atas pengadaan keperluan perkantoran, pembayaran honorarium, dan sebagainya. Uang yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran selanjutnya disetorkan ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi oleh Bendahara Pengeluaran. b. Wajib Pajak – Kas Negara

Mekanisme ini digunakan untuk penyetoran pajak terutang pada Wajib Pajak yang tidak terkait pembayaran atas beban APBN. Wajib Pajak menyetorkan pajak yang terutang langsung ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi.

c. Wajib Bayar – Petugas/Juru Pungut – Bendahara Penerimaan – Kas Negara

Mekanisme ini digunakan untuk penyetoran penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) yang dipungut atas pelayanan instansi pemerintah yang langsung diterima/dinikmati oleh Wajib Bayar. Misalnya pungutan pelayanan jasa banda udara/pelabuhan, pungutan uang masuk tempat hiburan/taman/museum, dan sebagainya. Uang yang dipungut oleh Petugas/Juru Pungut disetorkan ke Bendahara Penerimaan. Atas penyetoran ini Petugas/juru Pungut memberikan karcis/tiket/kupon/ sejenisnya sebagai bukti setor kepada Wajib Bayar.

Selanjutnya Bendahara Penerimaan menyetorkan PNBP tersebut ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi. Penyetoran ke Kas Negara oleh Bendahara Penerimaan pada prinsipnya dilakukan setiap hari. Apabila tidak memungkinkan maka penyetoran dapat dilakukan secara berkala.

d. Wajib Bayar – Bendahara Penerimaan – Kas Negara

Mekanisme ini digunakan untuk penyetoran penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) yang dipungut atas pelayanan yang diterima atau

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 50

atas pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) oleh Wajib Bayar. Misalnya pungutan pelayanan pengurusan hak dan perijinan, pungutan pelayanan pertanahan, dan sebagainya. Uang yang terutang oleh Wajib Bayar disetorkan ke Bendahara Penerimaan. Atas penyetoran ini Bendahara Penerimaan memberikan kuitansi/bukti setor kepada Wajib Bayar.

Selanjutnya Bendahara Penerimaan menyetorkan uang pungutan tersebut ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi. Penyetoran ke Kas Negara oleh Bendahara Penerimaan pada prinsipnya dilakukan setiap hari. Apabila tidak memungkinkan maka penyetoran dapat dilakukan secara berkala.

e. Wajib Bayar – Kas Negara

Mekanisme ini digunakan untuk penyetoran penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) yang dipungut atas pelayanan yang diterima atau atas pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) oleh Wajib Bayar yang nilainya relatif besar. Penyetoran kewajiban dilakukan secara langsung oleh Wajib Bayar ke Kas Negara dilakukan melalui Bank/Pos Persepsi. Wajib Bayar dapat melakukan pembayaran setiap saat melalui Bank/Pos Persepsi yang terhubung dengan Modul Penerimaan Negara (MPN).

Tata cara penyetoran penerimaan negara ke Kas Negara diatur sebagai berikut:

a. Pembayaran melalui loket/teller Bank/Pos

1) Mengisi formulir bukti setoran dengan data yang lengkap, benar, dan jelas dalam rangkap 4 (empat).

2) Menyerahkan formulir bukti setoran kepada petugas Bank/Pos dengan menyertakan uang setoran sebesar nilai yang tersebut dalam formulir yang bersangkutan.

3) Menerima kembali formulir bukti setoran lembar 1 dan lembar ke-3, yang telah diberi NTPN dan NTB/NTP serta dibubuhi tanda tangan/paraf, nama pejabat Bank/Pos, cap Bank/Pos, tanggal, dan waktu/jam setor sebagai bukti setor.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 51

Gambar 2.1

Proses Penyetoran Penerimaan Negara

PROSES PENERIMAAN MELALUI MPN

BANK PUSAT BANK CABANG WP / WS / WB SSP SSPCP SSBP

MPN

DJBC DJP DJA KPP KPP KPBC KPBC DJPBN KPPN KPPN KPPN NTPN NTB NTPN

b. Pembayaran melalui electronic banking (e-banking)

1) Melakukan pendaftaran pada sistem registrasi pembayaran via internet di www.djpbn.depkeu.go.id.

2) Mengisi data setoran dengan lengkap dan benar untuk mendapatkan Nomor Register Pembayaran (NRP). Masa berlaku NRP sampai dengan jangka waktu yang ditetapkan.

3) Untuk tagihan yang ditetapkan instansi pemerintah, pendaftaran dilakukan oleh instansi terkait dan NRP tercantum pada surat tagihan dimaksud.

4) Melakukan pembayaran dengan menggunakan NRP.

5) Menerima NTPN sebagai bukti pengesahan setelah pembayaran dilakukan.

6) Mencetak BPN melalui sistem registrasi pembayaran atau di Bank dengan menunjukkan NTPN/NTB.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 52

Selain penyetoran oleh Wajib Pajak/Wajib Bayar/Wajib Setor/Bendahara Penerimaan, penerimaan Negara juga berasal dari potongan Surat Perintah Membayar (SPM). Penerimaan ini dibukukan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

2.1.5 Pengesahan Penerimaan Negara

Setiap transaksi penerimaan negara harus mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yaitu nomor yang tertera pada bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui MPN. Penerimaan negara yang disetor oleh Wajib Pajak/Wajib Bayar/Wajib Setor/Bendahara Penerimaan diakui pada saat masuk ke Rekening Kas Negara dan mendapatkan NTPN. Selain NTPN, pengesahan penerimaan juga harus dilengkapi nomor sesuai jenis mekanisme penyetoran yaitu :

a. Nomor Transaksi Bank (NTB) yang terdapat pada dokumen sumber atas penerimaan negara melalui Bank. NTB adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Bank.

b. Nomor Transaksi Pos (NTP) yang terdapat pada dokumen sumber atas penerimaan negara melalui Pos. NTP adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Pos.

c. Nomor Penerimaan Potongan (NPP) yang merupakan pengesahan atas penerimaan negara yang berasal dari potongan SPM. NPP adalah nomor bukti transaksi penerimaan negara yang berasal dari potongan SPM yang diterbitkan.

2.1.6 Pengelolaan Penerimaan Negara

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dalam pelaksanaan operasional penerimaan, membuka Rekening Penerimaan pada bank umum/kantor pos. Rekening Penerimaan tersebut digunakan untuk menampung penerimaan negara setiap hari pada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/ Pos Persepsi. Sesuai ketentuan dalam pelaksanaan Treasury Single Account (TSA) penerimaan, saldo Rekening

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 53

Penerimaan pada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi setiap akhir hari kerja wajib disetorkan seluruhnya ke Kas Umum Negara.

Gambar 2.2

Alur Pemindahbukuan Penerimaan Negara ke Kas Negara

KPPN Bank Indonesia (RKUN) DJPBN Bank Persepsi Wajib Pajak/ Bayar Bank Persepsi Bank Persepsi Wajib Pajak/ Bayar Wajib Pajak/ Bayar Pelimpahan Penerimaan Setiap Hari Laporan Laporan Bank Persepsi PBB/BPHTB BO III Pemerintah Daerah Wajib Bayar PBB/BPHTB Bagian Pemda Bagian Pusat Laporan Rekonsiliasi

Kementerian Negara/Lembaga rnencantumkan seluruh etimasi pendapatan ke dalam DIPA satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran mengangkat/menetapkan Bendahara Penerimaan untuk melaksanakan pemungutan PNBP pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga bersangkutan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Menteri/Pimpinan Lembaga dapat membuka Rekening Penerimaan pada Bank Umurn/Kantor Pos setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Bendahara Penerimaan wajib menyetor penerimaan Negara setiap akhir hari kerja ke kas Negara dan wajib mengirim Rekening Koran bulanan/Laporan Realisasi Penerimaan ke KPPN. Dalam hal penerimaan negara diterima pada hari libur dan/atau di daerah tersebut tidak terdapat Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi, maka Bendahara Penerimaan

menyetor penerimaan tersebut s berikutnya.

Atas permohonan

menunjuk dan menetapkan Bank U Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi penerimaan Negara

Persepsi/Devisa seluruh cabang di daerah.

Satuan kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban Penerimaan Negara. Pertanggungjawaban Penerimaan

Realisasi Anggaran yang dihasilkarr melalui Sistem Akuntansi Instansi.

2.2 LATIHAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat, padat, dan jelas !

1) Jelaskan pengertian penerimaan Negara dan pendapatan Negara serta berikan contohnya

2) Sebutkan dokumen penerimaan Negara 3) Jelaskan pihak

4) Jelaskan secara singkat bagaimana Negara dari Wajib Pajak/Wajib Bayar 5) Bagaimana

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA

menyetor penerimaan tersebut selambat-lambatnya pada hari kerja

Atas permohonan Direksi bank/kantor pos, Menteri

menunjuk dan menetapkan Bank Umum/Kantor Pos sebagai Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi untuk menerima setoran

Negara. Penunjukan Bank Umum/Kantor Pos s Persepsi/Devisa Persepsi/Pos Persepsi berlaku untuk Kantor

Bank vang bersangkutan/Unit Pelaksana Teknis Kantor Pos

Satuan kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban Penerimaan Negara. Pertanggungjawaban Penerimaan Negara tersebut berupa Laporan Realisasi Anggaran yang dihasilkarr melalui Sistem Akuntansi Instansi.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat, padat, dan jelas !

pengertian penerimaan Negara dan pendapatan Negara berikan contohnya !

dokumen-dokumen sumber yang menjadi dasar pencatatan penerimaan Negara !

Jelaskan pihak-pihak yang terkait penerimaan Negara !

Jelaskan secara singkat bagaimana tatacara penyetoran penerimaan dari Wajib Pajak/Wajib Bayar !

Bagaimana pengesahan penerimaan Negara ?

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 54

pada hari kerja

enteri Keuangan Pos sebagai Bank untuk menerima setoran antor Pos sebagai Bank ntuk Kantor Pusat maupun Teknis Kantor Pos

Satuan kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban Penerimaan Negara.

Negara tersebut berupa Laporan Realisasi Anggaran yang dihasilkarr melalui Sistem Akuntansi Instansi.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat, padat, dan jelas !

pengertian penerimaan Negara dan pendapatan Negara

dokumen sumber yang menjadi dasar pencatatan

!

2.3 RANGKUMAN

a) Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.

ruang lingkup Penerimaan Negara ini dikenal juga istilah Pendapatan Negara yaitu

kekayaan bersih.

b) Untuk pencatatan penerimaan Negara

Penerimaan yang selanjutnya disebut Dokumen pencatatan.

c) Pihak-pihak terkait penerimaan Negara

Bayar/Wajib Pajak, petugas pungut, bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran, KPA, bank/pos persepsi, dan unit penatausahaan penerimaan Negara seperti KPP, KPBC, KPP, dan KPPN

d) Wajib Pajak/Wajib Bayar dapat menyetorkan/menunaikan

baik secara langsung ke Kas Negara maupun melalui Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Petugas Pungut

e) Untuk pengesahan, s

mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yaitu nomor yang tertera

MPN.

f) Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dalam pelaksanaan operasional penerimaan, membuka Rekening Penerimaan pada bank umum/kantor pos. Rekening Penerimaan tersebut digunakan untuk menamp

Bank Persepsi/Devisa Persepsi/ Pos Persepsi

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA

RANGKUMAN

Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.

ruang lingkup Penerimaan Negara ini dikenal juga istilah Pendapatan Negara yaitu hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

pencatatan penerimaan Negara digunakan Dokumen Sumber Penerimaan yang selanjutnya disebut Dokumen Sumber

pencatatan.

pihak terkait penerimaan Negara antara lain adalah Wajib Bayar/Wajib Pajak, petugas pungut, bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran, KPA, bank/pos persepsi, dan unit penatausahaan penerimaan Negara seperti KPP, KPBC, KPP, dan KPPN

Wajib Pajak/Wajib Bayar dapat menyetorkan/menunaikan

baik secara langsung ke Kas Negara maupun melalui Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Petugas Pungut.

Untuk pengesahan, setiap transaksi penerimaan negara harus mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yaitu nomor yang tertera pada bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dalam pelaksanaan operasional penerimaan, membuka Rekening Penerimaan pada bank umum/kantor pos. Rekening Penerimaan tersebut digunakan untuk menampung penerimaan negara setiap hari pada Bank Persepsi/Devisa Persepsi/ Pos Persepsi

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA | 55

Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara. Dalam ruang lingkup Penerimaan Negara ini dikenal juga istilah Pendapatan hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai

digunakan Dokumen Sumber Sumber sebagai dasar

antara lain adalah Wajib Bayar/Wajib Pajak, petugas pungut, bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran, KPA, bank/pos persepsi, dan unit penatausahaan penerimaan Negara seperti KPP, KPBC, KPP, dan KPPN.

Wajib Pajak/Wajib Bayar dapat menyetorkan/menunaikan kewajibannya baik secara langsung ke Kas Negara maupun melalui Bendahara

etiap transaksi penerimaan negara harus mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) yaitu nomor diterbitkan melalui

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dalam pelaksanaan operasional penerimaan, membuka Rekening Penerimaan pada bank umum/kantor pos. Rekening Penerimaan tersebut ung penerimaan negara setiap hari pada

2.4 TES FORMATIF

Dalam dokumen Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara (Halaman 54-63)

Dokumen terkait