• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pasar Modal 1.Pasar Modal

2) Ekpektasi Pengembalian (Expected Return )

Pengembalian (return) dari suatu aset mengukur berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita menyimpan aset tersebut. Pada saat kita memutuskan untuk membeli suatu aset, kita akan dipengaruhi oleh besarnya ekpektasi pengembalian (expected return) yang akan kita peroleh dari menyimpan aset tersebut.

Pada beberapa jenis aset, khususnya yang bersifat luxuries, tingkat suku bunga menggambarkan ekspektasi pengembalian atas suatu aset. Tingkat suku bunga berbanding terbalik dengan tingkat harapan pengembalian aset. Tingkat suku bunga yang tinggi menunjukan tingkat pengembalian yang rendah oleh aset. Artinya aset tersebut cenderung memiliki resiko atau kerugian yang juga tinggi. Ketika investor berfikir bahwa suku bunga akan meningkat di masa datang, maka mereka akan mengantisipasinya. Tingkat pengambalian

commit to user

37 yang diharapkan sekarang akan turun, dan permintaan aset tersebut juga akan turun untuk tiap tingkat suku bunga.

Ekpektasi atas tingkat pengembalian relatif antar aset juga menjadi hal yang mempengaruhi permintaan atas aset. Jika investor berekspektasi tingkat pengambalian saham akan lebih tinggi dari obligasi maka permintaan atas obligasi akan menurun sedangkan permintaan atas saham akan naik.

Perubahan ekspektasi atas inflasi juga

mempengaruhi nilai aset riil secara langsung dan lainnya secara tidak langsung. Kenaikan ekspektasi atas inflasi akan membuat nilai nominal dari aset riil naik dan meningkatkan permintaan atas aset tersebut. Sedangkan karena tingkat pengembalian yang diharapkan oleh aset lain relatif menjadi lebih rendah maka permintaan aset lain pun menjadi menurun.

Kesimpulannya adalah peningkatan pada expected return suatu aset relatif terhadap alternatif aset lainnya akan meningkatkan kuantitas permintaan dari aset tersebut, ceteris paribus.

3) Resiko (Risk)

Tingkat risiko atau ketidakpastian dari return suatu aset juga mempengaruhi permintaan aset tersebut. Semakin

commit to user

38 besar ketidakpastian akan pergerakan return dari suatu aset maka semakin besar resikonya. Resiko yang ada dalam suatu aset dapat diminimalkan dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya atas suatu aset. Dari informasi tersebut seorang investor akan dapat memperkirakan kemungkinan yang terjadi dimasa datang sehingga bisa mengantisipasinya.

Namun resiko yang tinggi atas kepemilikan suatu aset berusaha dikompensasikan dengan tingkat suku bunga (return) yang juga relatif tinggi. Sehingga investor masih dapat tertarik untuk memegang aset tersebut. Seseorang yang bersifat risk averse (menolak resiko) akan memilih saham aset yang memiliki return lebih pasti dari pada aset yang memiliki resiko lebih besar, walaupun aset tersebut memiliki expected return yang yang sama. Sebaliknya seorang investor yang bersifat risk lover, dia mungkin akan membeli saham yang memiliki resiko lebih rendah karena dia mengharapkan return yang lebih besar walaupun dia memiliki resiko juga untuk memperoleh return yang sangat kecil bahkan dapat merugi.

Kesimpulannya adalah jika resiko suatu aset meningkat relatif terhadap alternatif aset lainnya, kuantitas permintaan terhadap aset tersebut akan menurun, ceteris paribus.

commit to user

39 4) Likuiditas (liquidity )

Faktor lain yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu aset adalah seberapa mudah aset tersebut ditukar menjadi uang (cash) tanpa menimbulkan banyak biaya. Kebutuhan akan likuiditas suatu aset semakin tinggi ketika kebutuhan atas transaksi harian meningkat. Aset berupa saham, lebih likuid dari pada aset berupa sebidang tanah. Saham dapat dijual dengan biaya transaksi yang lebih rendah dalam pasar yang terorganisasi dengan baik, dimana terdapat banyak pembeli, sehingga saham dapat dijual dengan biaya transaksi yang rendah.

Kesimpulannya adalah semakin likuid suatu jenis aset relatif terhadap aset lainnya, maka aset tersebut akan semakin diinginkan sehingga kuantitas permintaannya akan meningkat.

f. Efficient Market Theory

Teori ini merupakan teori paralel dari ekspektasi rasional (rational expectation) yang dipakai pada pasar uang karena memiliki kesimpulan yang sama : ekspektasi pada pasar akan sama dengan peramalan optimal dengan menggunakan semua informasi yang tersedia (Sunariyah 2006:183). Teori ini diaplikasikan dalam penentuan harga sekuritas.

commit to user

40

Pasar efisien adalah pasar dimana harga sekuritasnya

merefleksikan seluruh informasi yang berhubungan dengan sekuritas tersebut (Mishkin, 2004:150). Investor di dalam pasar efisien akan menggunakan seluruh informasi yang ada untuk melakukan aktivitas jual-beli aset mereka. Pasar dikatakan efisien apabila di dalamnya terdapat banyak investor di dalamnya sehingga harga sebuah sekuritas tidak dapat dipengaruhi secara perorangan (Jones, 2004:314). Informasi merupakan elemen penting dalam pasar efisien, oleh karena itu seberapa cepat informasi menyebar dan digunakan oleh investor akan ikut menentukan tingkat efisiensi pasar. Sensitivitas informasi sangat terlihat di pasar efisien, sebagai contoh adalah harga saham akan langsung berubah apabila suatu informasi diumumkan (Sunariyah, 2006:184).

Efisiensi pasar dapat diukur melalui 3 bentuk efisiensi yaitu the weak form efficient market hypothesis (hipotesa pasar efisien bentuk lemah), the semistrong form efficient market hypothesis (hipotesa pasar bentuk efisien bentuk setengah kuat) dan strong form efficienst market hypothesis (hipotesa pasar efisien bentuk kuat) (Jones, 2004:338).

Hipotesa pasar efisien bentuk lemah mengemukakan bahwa harga saham merefleksikan semua informasi harga historis (Sunariyah, 2006:185). Harga saham yang ada di pasar modal saat sekarang dipengaruhi oleh harga saham masa lalu. Informasi mengenai pasar di masa lalu berperan penting dalam menentukan harga saham di masa yang

commit to user

41 akan datang baik itu yang berbentuk harga maupun volume yang diperdagangkan (Jones, 2004:317). Hipotesa ini menyatakan bahwa harga saham mengikuti suatu kecenderungan sehingga investor dapat memproyeksikan pergerakan saham secara tepat.

Hipotesa pasar efisien bentuk setengah kuat (semistrong) adalah bentuk hipotesa yang lebih komprehensif dibandingkan dengan hipotesa pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien bentuk setengah kuat mencakup seluruh informasi yang dipublikasikan dan tidak terbatas hanya pada informasi seputar pasar (Jones, 2004:318). Bentuk informasi non pasar contohnya adalah dividen, pendapatan, pengumuman stock split yang seluruhnya berhubungan dengan saham tersebut.

Pasar efisien bentuk kuat (the strong form) adalah bentuk pasar dimana harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi baik itu informasi yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (Sunariyah, 2006:186). Informasi yang tidak dipublikasikan berhubungan dengan internal perusahaan dan biasanya berhubungan dengan strategi perusahaan. Private information adalah informasi yang hanya diketahui oleh orang dalam dan bersifat rahasia karena alasan srategi (Sunariyah, 2004:186).

Efficient market theory didasarkan pada asumsi bahwa harga dari sekuritas dalam pasar keuangan sepenuhnya merefleksikan seluruh informasi yang tersedia (Jones, 2004:338). Namun hal penting dibalik

commit to user

42 teori ini adalah bahwa tidak semua terinformasi dengan baik atau memiliki ekspektasi rasional atas harga sampai mencapai titik pasar yang efisien dalam konteks ini bisa diartikan juga sebagai kondisi dimana tidak ada kesempatan keuntungan yang tidak tereksploitasi (unexploitated profit opportunies).

g. Hipotesis Ramdom Walk

Secara teori diartikan bahwa harga dari suatu aset di masa lalu tidak menjadi indikasi dari pembentukan harga dimasa yang akan datang (Mishkin, 2004:154). Random walk dideskripsikan sebagai proses statistik yang perubahannya merupakan faktor yang independen. Informasi yang akan mempengaruhi harga baik baru maupun lama, baik maupun buruk, juga tidak dapat diprediksi. Hipotesis random walk menyatakan bahwa harga bereaksi secara cepat terhadap informasi dan bergerak secara random (Sunariyah, 2006:190). Maka informasi yang dimiliki oleh investor akan digunakan seketika dan harga akan berubah dengan seketika itu juga.

Kinerja dari sekelompok saham yang sama menyiratkan tendensi untuk saham dengan industri yang sama untuk bergerak dengan arah yang sama. Kinerja dari perekonomian suatu negara juga menjadi komponen utama yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Persepsi investor atas situasi ekonomi dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi

commit to user

43 menjadi kunci dalam pergerakan harga saham. Faktor-faktor pengaruh pergerakan harga saham dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar:

1) Faktor makro / pasar

a) Tingkat inflasi dan suku bunga. Ini akan mempengaruhi pemilihan antara aset riil dan finansial serta antara saham dengan sekuritas dengan pendapatan tetap.

b) Kebijakan fiskal dan moneter. Hal ini mendeterminasikan penampilan dari pasar modal.

c) Tingkat dan trend dari aktifitas ekonomi. Hal ini mempengaruhi aktifitas saham untuk meningkatkan devidennya.

d) Ekonomi internasional. Hal ini diwakili oleh kompetisi tinggi dari perusahaan asing dan dampak dari perubahan nilai tukar mata uang asing.

2) Faktor mikro

a) Profit. Harga saham suatu perusahaan yang secara

konsisten meningkat seiring dengan pertumbuhan

keuntungan perusahaan.

b) Deviden. Profit dari perusahaaan akan dialirkan pada peningkatan deviden dari waktu ke waktu

commit to user

44 c) Kelebihan aliran dana. Perusahaan dengan pertumbuhan pemasukan yang tinggi dan beban hutang yang rendah bisanya memiliki nilai saham yang tinggi.

d) Perubahan fundamental pada perusahan / industri.

e) Perubahan prilaku investasi. Hal ini menggambarkan realita bahwa investor sering berganti pilihan aset dari waktu ke waktu.

Dokumen terkait