• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pasar Modal 1.Pasar Modal

2) Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah tempat perdagangan sekuritas (contohnya saham) setelah melewati masa penawaran perdana. Pasar sekunder berguna bagi investor untuk mengubah instrumen financial mereka (saham) menjadi bentuk yang lebih likuid yaitu uang (Olugunde et al, 2006). Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual (Sunariyah 2006:13).

Besarnya permintaan dan penawaran ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor : (a) faktor internal perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan internal

commit to user

16 pada suatu perusahaan beserta kinerja yang dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. (b) faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikan. Dari sudut pandang investor, keberadaan pasar sekunder akan menjamin likuiditas sekuritas yang memang sifatnya negotiable, artinya sekuritas itu dapat diperjualbelikan oleh investor sesuai dengan keinginannya. Dari sudut pandang badan usaha yang membutuhkan dana jangka panjang, keberadaan pasar sekunder merupakan wadah berkumpulnya dana dari investor perorangan ataupun lembaga, sehingga pasar sekunder ini dapat menjadi alternatif pembiayaan. Harga saham yang terjadi di pasar sekunder adalah harga pasar saham atau kurs saham.

Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual

dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek diantara mereka disebut sebagai bursa efek (Bursa Efek Indonesia 2010:16). Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,surat berharga

commit to user

17 komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivative dari efek (UU Pasar Modal Pasal 1 angka 5). Perdagangan saham di Indonesia dilakukan oleh suatu organisasi yang dinaungi oleh BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan gabungan atau peleburan dari 2 pasar bursa sebelumnya pada tahun 2007 yaitu Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ).

b. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Pasar modal berfungsi untuk membantu mengalokasikan

modal diantara sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah serta menyediakan berbagai macam pilihan bagi investor yang ingin bertukar atau memperjualbelikan sekuritas secara mudah, cepat dan efisien (Jones, 2004:83). Pasar ini menyediakan likuiditas dalam dua cara. Pertama, mereka dapat membuat perusahaan menaikkan pendanaan mereka dengan menjual sekuritas dan kedua membantu investor untuk membeli dan menjual sekuritas dengan relatif mudah dan cepat. Kegiatan membeli dan menjual sekuritas pada umumnya dilakukan di pasar sekunder. Jika tidak ada pasar sekunder, investor

commit to user

18 tidak bisa menukar sekuritasnya ke dalam bentuk yang lebih likuid yaitu uang (Olugunde et al, 2006).

Indikator berupa indeks harga saham seperti JCI, DJIA, FTSE, NIKKEI, mencerminkan kinerja dari pasar saham. Indeks harga saham gabungan ( IHSG) adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek (Sunariyah 2006:142). Indeks tersebut bisa digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja bursa saham sehubungan dengan saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks (Jones, 2004:100). Selain IHSG ada yang disebut dengan indeks LQ 45. Indeks LQ 45 adalah indeks yang terdiri atas 45 saham dengan likuiditas tinggi (Sunariyah 2006:142).

Harga dari suatu saham menentukan indeks dari saham secara keseluruhan. Namun indeks harga saham lebih dipengaruhi oleh saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar dan liquid. Maka penghitungan indeks tidak ditentukan oleh sedikit atau banyaknya transaksi, tapi oleh harga. Indeks gabungan memasukkan semua saham dalam proses perhitungannya seperti yang dilakukan oleh IHSG. Sedangkan indeks yang lain memasukkan sebagian saham dengan kriteria yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Sebagai contoh adalah indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA)

commit to user

19 yang hanya terdiri atas 30 indeks saham perusahaan industri di Amerika (Jones, 2004:98).

IHSG dapat mencerminkan kondisi bursa efek, apakah pasar sedang dalam keadaan bullish (harga saham cenderung bergerak naik) atau dalam keadaan bearish (harga saham cenderung bergerak turun). Jika IHSG meningkat, berarti harga saham secara keseluruhan cenderung meningkat, demikian pula sebaliknya. Apabila IHSG menurun, harga saham keseluruhan cenderung menurun.

Sedangkan harga saham sendiri dipengaruhi oleh resiko atas kepemilikan saham. Komponen-komponen dari resiko telah dikategorikan secara tradisional kedalam beberapa kelompok ; resiko bisnis, resiko suku bunga, resiko pasar, resiko likuiditas, dan resiko keuangan. Semua komponen dari resiko merupakan resiko yang secara sistematik (systematic risk) ditentukan secara eksogen atau oleh kekuatan pasar serta resiko yang tidak sistematik (unsystematic risk) yang tidak dapat diprediksi (unique) atau oleh kekuatan non-pasar.

Resiko sistematik merupakan resiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal (Sunariyah, 2006:194). Variasi dalam pengembalian (return) dari

commit to user

20 sekuritas yang secara langsung berhubungan dengan pergerakan secara keseluruhan dalam suatu perekonomian disebut sebagai resiko pasar atau resiko sistematis. Resiko ini tidak dapat didiversifikasikan dan semua sekuritas memiliki resiko ini (Sunariyah, 2006:194).

Resiko yang tidak sistematis atau resiko non-pasar

merupakan resiko yang unik, tidak terkait pada variasi perubahan pasar atau perekonomian namun tergantung pada macam sekuritas dan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan seperti resiko bisnis dan keuangan (Sunariyah, 2006:194). Resiko yang tidak sistematis ini dapat diperkecil dengan cara berinvestasi tidak hanya pada satu instrumen.

c. Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan

Ada dua metode dalam penghitungan indeks harga saham

gabungan yaitu metode rata-rata (Average Method) dan metode

rata-rata tertimbang (Weighted Average Method) (Sunariyah,

2006:144). Pada metode average method, harga pasar saham-saham yang dimasukan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi tertentu. Rumus indeks harga saham gabungan dengan metode rata-rata tertimbang (average method) adalah :

commit to user 21 base s P P IHSG å å = ………(2.1) Dimana,

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan

s

P = Harga pasar saham

base

P = Suatu nilai pembagi

base

P

å merupakan suatu faktor nilai pembagi dimana faktor

pembagi ini harus dapat beradaptasi terhadap perubahan harga saham teoritis, karena ada aksi emiten seperti right issue, dividen saham, saham bonus dan sebagainya. Seperti pada perhitungan indeks yang lain, IHSG ditentukan hari dasar perhitungan indeks. Pada hari dasar, harga dasar sama dengan harga pasar sehingga indeksnya adalah 100%.

Pada metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method) dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan di samping harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada dua ahli yang mengemukakan metode ini yaitu metode Paasche dan metode Laspayres.

commit to user 22 Rumus Paasche : ) ( ) ( s base s s xS P xS P IHSG å å = ………(2.2) Dimana :

IHSG = Indeks harga saham gabungan

Ss = Jumlah saham yang dikeluarkan (outstanding shares)

s

P = Harga pasar saham

base

P = Harga dasar saham

Dalam rumus diatas, (PsxSs) adalah jumlah nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) seluruh saham yang

tergabung dalam indeks yang bersangkutan. Sedangkan

)

(PbasexSs merupakan jumlah seluruh nilai dasar dari saham-saham yang bergabung dalam indeks yang bersangkutan. Jadi, rumus Paasche ini membandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan nilai dasar suatu saham yang bergantung dalam suatu indeks. Jadi makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan memberikan pengaruh yang sangat kuat jika terjadi perubahan pada harga saham yang bersangkutan.

commit to user 23 Rumus Laspeyres ( ) ) ( o base o s xS P xS P IHSG å å = ………>………(2.3) Dimana :

IHSG = Indeks harga saham gabungan

So = Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar

s

P = Harga pasar saham

base

P = Harga dasar saham

Pada metode Laspeyres diatas jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar dan tidak bisa berubah selamanya walaupun ada pengeluaran saham baru. Sedangkan Paasche menggunakan jumlah saham yang berubah jika ada pengeluaran saham baru.

d. Perhitungan Harga Teoritis dan Penyesuaian Nilai Dasar

Untuk mengeleminir pengaruh faktor-faktor yang bukan harga saham, nilai dasar selalu disesuaikan bila terjadi corporate action seperti split saham, dividen saham, saham bonus, penawaran terbatas dan sebagainya. Dengan demikian indeks akan benar-benar mecerminkan pergerakan harga saham biasa saja.

commit to user

24 Salah satu faktor yang haris dihitung dalam melakukan indeks adalah harga teoritis saham. Misalnya saham ABC melakukan split saham dengan rasio 1:1 (satu saham lama mendapatkan 1 saham baru). Bila harga saham pada hari terakhir sebelum split adalah Rp 2.000, maka harga terotitis saham pada hari bursa berikutnya adalah Rp 1.000. Uraian tersebut menjelaskan perhitungan teoritis terhadap perubahan-perubahan harga dasar saham tersebut akibat adanya pergerakan saham.

1) Split Saham (Stock Split)

Pemecahan saham (Stock Split) merupakan suatu aksi emiten dimana dilakukan pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil (Jones, 2004:101). Proses pemecahan saham (Stock Split) ini dilakukan dengan cara menukarkan saham dengan nilai nominal lama yang dimiliki dengan saham baru dengan nilai nominal lama yang dimiliki dengan saham baru

(dengan nilai nominal baru). Pemecahan tidak

mempengaruhi modal yang disetor penuh, karena tidak terjadi penambahan modal disetor, tetapi yang terjadi hanyalah pemecahan nilai nominal yang lebih kecil sehingga banyaknya saham meningkat. Harga teoritis saham sesudah pemecahan saham harus dihitung, sebab

commit to user

25 harga ini harus mengadakan penyesuaian sehubungan dengan nilai nominal baru dan harganya secara otomatis akan mengalami penyesuaian.

Dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar, maka harga dasar saham akan mengalami penyesuaian agar angka indeks tidak berubah. Untuk itulah dilakukan perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan karena split saham. Perhitungan split saham saham dari nominal a menjadi nominal b sebagai berikut :

n HAS HT =

……….(2.4)

HT : Harga teoritis

HAS : Harga akhir saham dengan nilai nominal lama

n : Nilai nominal lama

Nilai nominal baru : a Faktor Split b

Penyesuaian jumlah saham akibat split saham sehingga nilai nominal saham berubah dari Rp a menjadi Rp b.

commit to user

26

c : Jumlah saham setelah split

t : Jumlah saham sebelum split

n : Faktor split (a/b)

Penyesuaian Nilai Dasar karena adanya split :

xNDS NPS xC H NPS NDB +( x ) = …….…….…….(2.6)

NDB : Nilai dasar Baru

NPS : Nilai pasar sebelumnya

Hx :Selisih antara harga teoritis dengan harga

pembulatannya

NDS : Nilai Dasar Sebelumnya

2) Saham Bonus

Saham bonus atau bonus shares merupakan saham-saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan untuk para pemegang saham lama. Saham bonus ini berasal dari agio saham, yaitu selisih antara harga penawaran umum saham dengan nilai nominal. Agio saham ini dapat dikembalikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham bonus.

commit to user

27 menentukan banyaknya saham yang akan diterbitkan sebagai saham bonus. Saham bonus yang dikeluarkan oleh emiten ini akan menyebabkan penurunan persentase kepemilikan saham (delusi) sebanding dengan rasio saham bonus. Saham bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap jumlah lembar saham dipasar. Seperti yang sudah diketahui bahwa indeks harga saham akan berubah apabila terjadi perubahan harga. Oleh karena itu agar indeks ini tidak berubah, maka dilakukan penyesuaian dan dihitung berdasarkan harga teoritisnya . Harga teoritis saham sesudah saham bonus harus dihitung sebab harga ini harus mengadakan penyesuaian sehubungan dengan penambahan saham baru. Penambahan saham baru inilah yang menyebabkan dilusi kepemilikan saham, sehingga harganya secara otomatis akan mengalami penyesuaian.

Perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan pembagian saham dividen/bonus dengan rasio p:q (sejumlah p saham lama mendapatkan q saham baru).

xHAC pxq

p HT =

……….(2.7)

HT : Harga saham pada saat cum

commit to user

28

q : Jumlah saham baru

Penyesuaian jumlah saham baru akibat saham bonus/dividen dengan rasio p:q adalah sebagai berikut :

u p q p NDB ( + ) = ………....(2.8)

D : jumlah saham setelah pembagian saham

bonus/dividen

U : jumlah saham sebelum split

xNDS NPS xd H NPS NDB +( x ) = ……….(2.9) NDB : Nilai Dasar Baru

NPS : Nilai Pasar Sebelumnya

Hx : Selisih antara Harga Teoritis dengan harga pembulatannya

D :jumlah saham setelah pembagian saham

bonus/dividen

NDS : Nilai Dasar Sebelumnya 3) Penawaran Terbatas (Right Issue)

Right issue adalah kegiatan penawaran umum terbatas kepada pemegang saham lama dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu. Penawaran

commit to user

29 umum berarti memberikan tawaran kepada publik untuk membeli saham, sedangkan makna terbatas adalah bahwa penawaran umum ditujukan kepada pemegang saham lama. Jadi, kegiatan yang dilakukan perusahaan adalah penerbitan hak memegang saham terlebih dahulu. Setiap satu bukti right yang diterima satu pemegang saham berhak untuk membeli satu saham baru dengan harga yang telah ditentukan (exercise price). Exercise price ini biasanya sama dengan atau diatas nilai nominal saham.

Harga teoritis saham sesudah right issue harus dihitung, sebab harga ini harus mengadakan penyesuaian sehubungan dengan penambahan saham baru. Penambahan saham baru inilah yang menyebabkan dilusi kepemilikan saham, sehingga harganya secara otomatis akan mengalami penyesuaian.

Perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan oleh penawaran terbatas dengan rasio r:s (sejumlah saham lama mendapat hak membeli sejumlah saham s baru) dan harga pelaksanaan HP : ) ( ) ( ) ( rxs sxHP rxHAC HT + = ………(2.10) HAC : Harga pada saat cum

commit to user

30

HP : Harga pelaksanaan hak (exercise price) yaitu

harga yang telah ditetapkan emiten untuk membeli satu saham baru.

Penyesuaian jumlah saham baru akibat penawaran

saham terbatas dengan rasio r : s, sama dengan penyesuaian akibat penerbitan saham bonus/dividen, atau berdasarkan jumlah saham yang ditawarkan dan dilaporkan oleh emiten.

xv r xv s r e ( + ) = ………..(2.11)

e : jumlah saham setelah penawaran terbatas v : jumlah saham sebelum penawaran terbatas

xNDS NPS HPxF NPS NDB +( ) = ………...(2.12)

NDB : Nilai Dasar Baru

NPS : Nilai Pasar Sebelumnya

Hx : Selisih antara Harga Teoritis dengan harga pembulatannya

NDS : Nilai Dasar Sebelumnya

commit to user

31 F : Jumlah saham yang ditawarkan

4). Company Listing, Partial Listing, Penukaran Obligasi dan Penukaran Waran

Company listing, partial listing, penukaran obligasi dan penukaran waran beberapa kegiatan yang secara otomatis meningkatkan jumlah saham diterbitkan. Penambahan saham baru ini akan menyebabkan dilusi persentase kepemilikan saham.

Pencatatan saham di bursa yang ditawarkan ke publik atau IPO (Initial Public Offering) disebut first issue. Saham first issue yang sudah dicatatkan di bursa dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Sedangkan sisa saham yang merupakan milik pendiri/pemegang saham lama, tidak dapat diperdagangkan di bursa karena berlum dicatatkan (listed). Agar saham-saham tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder, maka dapat ditempuh 2 cara :

a) Partial Listing yaitu pencatatan sebagian saham milik pemegang saham lama di bursa sehingga dapat diperdagangkan di pasar

sekunder. Partial listing dapat dilakukan

commit to user

32 b) Company Listing yaitu pencatatan seluruh saham milik pemegang saham lama di bursa sehingga dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Penukaran obligasi (convertible bond) adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham baik saham penerbit atau saham lain yang dimiliki oleh penerbit obligasi. Nilai tukar obligasi konversi ke saham ditentukan dengan nilai tetap terhadap saham yang menjadi target konversi. Dalam hal terjadinya dilusi saham yang menjadi nilai tukar, maka nilai tukar obligasi konversi juga akan mengalami penyesuaian.

Waran adalah suatu jenis opsi yang sifatnya jangka panjang yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham biasa atas nama dengan harga yang ditentukan di dalam Waran (exercise price). Waran diterbitkan sebagai bumbu suatu penerbitan right issue maupun obligasi menjadi lebih menarik. Waran yang biasanya diterbitkan sebagai pemanis dari suatu emisi efek tertentu seperti obligasi atau right issue. Waran memberikan hak kepada pemegang untuk melakukan penebusan (redemption) saham biasa pada perusahaan

commit to user

33 tersebut dengan harga exercise price. Proses penebusan saham dari waran ini secara otomatis meningkatkan jumlah saham diterbitkan. Penambahan saham baru ini akan memberikan dilusi persentase pemilikan saham.

Penyesuaian jumlah saham akibat company listing, partial listing, penukaran obligasi dan penukaran waran adalah sama. xNDS NPS HASxG NPS NDB +( ) = …>……….(2.13)

NDB : Nilai Dasar Baru

NPS : Nilai Pasar Sebelumnya

HAS : Harga akhir saham hari sebelumnya

G : Jumlah saham yang dicatatkan

e. Teori Permintaan Aset

Aset merupakan suatu item atau milik yang dimiliki oleh perorangan atau perusahaan yang memiliki nilai uang. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seorang investor dalam memutuskan untuk memegang atau melepas suatu aset ( Mishkin, 2004:86):

commit to user

34 1) Kekayaan (wealth)

Ketika tingkat kekayaan seseorang meningkat, maka dia memiliki tambahan kekayaan yang dapat digunakan untuk membeli aset, sehingga akan meningkatkan permintaannya terhadap aset. Respon permintaan terhadap suatu jenis aset sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat kekayaan seseorang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada tingkat respon dari permintaan suatu jenis aset terhadap perubahan tingkat kekayaan dapat diukur melalui elastisitas kekayaan terhadap permintaan (wealth elasticity of demand). Elastisitas kekayaan terhadap permintaan mengukur berapa besar persentase perubahan kuantitas permintaan atas suatu jenis aset sebagai respon dari adanya persentase perubahan kekayaan, ceteris paribus.

W Dw w d D D = % % e ………..(2.14) Dimana : w d

e : elastisitas kekayaan terhadap permintaan

%DDw : persen perubahan kuantitas permintaan permintaan aset

commit to user

35

%DW : persen perubahan kekayaan

Semakin tinggi persentase perubahan permintaan atas suatu aset dibandingkan persentase perubahan kekayaan, maka semakin tinggi elastisitas kekayaan atas permintaan suatu aset.

Berdasarkan atas elastisitasnya aset dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu necessity dan luxury. Suatu aset disebut necessity, jika elastisitas kekayaan terhadap permintaannya lebih kecil dari satu, yaitu jika kenaikan persentase dari kuantitas permintaan terhadap aset tersebut lebih kecil dari kenaikan persentase kekayaan. Sedangkan suatu aset disebut bersifat luxury jika elastisitas kekayaannya lebih besar dari satu. Jika kekayaan bertambah, maka kuantitas permintaan akan aset ini akan bertambah dengan persentase yang lebih besar. Semakin besar kekayaan seorang individu maka keinginannya untuk menambah aset luxury semakin besar. Saham dan obligasi termasuk dalam kategori aset yang luxury, sedangkan mata

uang dan checking account deposits termasuk dalam

commit to user

36 Efek perubahan dari harga terhadap kuantitas permintaan suatu aset dapat disimpulkan sebagai berikut : kenaikan kekayaan seseorang akan meningkatkan kuantitas permintaan terhadap suatu aset, dan peningkatan kuantitas permintaan pada aset luxury lebih besar dari pada aset necessities, ceteris paribus.

Dokumen terkait