• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksisting Usaha Rajutan Pada Kedua Mitra

Dalam dokumen PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MA (Halaman 179-182)

Tabel.1.1 Gambaran Sentra Di Kota Bandung

1.2 Eksisting Usaha Rajutan Pada Kedua Mitra

Mitra Program IbM adalahUsaha Kecil di Sentra Indusrti Rajutan Binong Jati, Eka R. Jaya memiliki

merk produk ―Karimake‖ produk utama pakain rajut pria sebagai Mitra 1. Dan Wahyudin yang memiliki merk produk ―WahyuColection‖ produk utama pakain rajut wanita sebagai Mitra 2. berdasarkan hasil Kunjungan lapangan dengan keduaMitra, kedua mitra mengambarkan eksisting usaha Rajutan sebagai berikut :

1.2.1 PermodalanPada Kedua Mitra :

Sumber modal awal usaha kedua Mitra berasal dari hasil tabungan sendiri dengan jumlah modal mitra 1,Rp.7.500.000 sedangkan modal awal mitra 2,Rp. 10.000.000. Dalam meningkatkan usahanya tambahan modal biasanya didapatkan dari tabungannya sendiri, atau dari keuntungan usaha dan pinjaman dari kelompok pengusaha rajut(Koperasi), kedua mitra berpeluang mendapat pinjaman dana investasi, tetapi ada ketentuan yang harus dipenuhi yaitu memiliki perencanaan usaha(business Plan)dan legalitas usahasebagai syarat permohonan kredit dari Bank dan PKBL.

Modal usaha kecil Industri rajutan Binong Jati dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu (1) Modal kerja, yaitu modal yang diperlukan dalam kegiatan usaha sehari-hariseperti untuk pembelian bahan baku benang rajut dan untuk gaji para pekerja. (2) Modal tetap, yaitu modal yang dipakai untuk investasi peralatan atau perlengkapan antara lain: (1) mesin rajut datar/flatknitting (2) mesin linking (3) mesin obras (4) setrika steam uap.

Keuntungan perbulan yang didapat kedua mitra rata – rata antara Rp. 2.700.000 - Rp. 3.980.000 perbulan. Keuntungan tersebut di gunakan untuk keperluan menambah modal serta digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari–hari. Berikut gambaran rata – rata biaya produksi, total pendapatan kotor dan pendapatan bersih perbulan pada Industri Rajutan Kedua Mitra.

Tabel.1.2

Rata – Rata Biaya Produksi, Total Pendapatan Kotor Dan Pendapatan Bersih Perbulan Usaha Industri Industri Rajutan Pada Kedua Mitra

Biaya Produksi (Rp) Jumlah Produksi (Lusin) Total Penjualan (Rp) Keuntungan Bersih (Rp) Rp. 8.300.000 s/d Rp. 17.020.000 40 s/d 80 Lusin Rp. 11.000.000 s/d Rp. 20.000.000 Rp. 2.700.000 s/d Rp. 3.980.000

1.2.2 Tenaga Kerja dan Manajemen Pada Kedua Mitra:

Tenaga kerja padapada kedua mitra pada mulanyaberasal dari wilayah Binong Jati sendiri. Namun, sejalan dengan berkembangnyaindustri rajutan tersebut tenaga kerja tidak hanya berasal dari wilayah BinongJati saja, tetapi juga dari kelurahan sekitar serta daerah luar seperti Cileunyi,Padalarang dan dari luar Kota Bandung seperti Tasikmalaya, Garut danSumedang. Jumlah pekerja pada kedua mitra masing 10 orang, Pembagiankerja disesuaikan dengan jenis pekerjaan yangdilakukan saat produksi seperti; merajut menjadi kain menggunakan mesin rajutflatknitting, menyambung kain dengan mesin linking, menjahit kancing membersihkan benang – benang dari baju yang telah selesai dijahit, mengobras,menyetrika dengan setrika steam uap sampai packing hasil produksi. Para pekerja pada kedua mitra mayoritas adalah laki-lakidengan kisaran usia antara 16 sampai 40 tahun, sedangkan

170

pekerja perempuanusia antara 15 sampai 40 tahun dan mayoritas pekerjanya adalah lulusan SD dan SLTP.

Yang utama bagi tenaga kerja pada kedua mitra cukup memiliki keterampilan membuat rajutan.Jumlah jam kerja sekitar 8 jam setiap harinya, bekerja dari hari senin - sabtudari jam 08.00pagi-17.00sore. Namun bila banyak pesananakan ditambah (lembur), waktu lembur tidak ditentukan sampai jam berapa yangpasti sampai mencukupi jumlah pesanan. Sistem pembayaran upah padakedua mitra adalah per minggu. Untuk pekerjaan rajut dan linking masing – masingmemperoleh upah Rp. 250.000 selama 1 minggu. Untuk setiap lusinnya dihargaiRp. 50.000, berarti pekerja tersebut telah mengerjakan pekerjaannya sebanyak 5 lusin. Begitu pula pekerjaan lainnya seperti menjahit, obras, setrika, QC danPacking, upah yang di terima masing – masing pekerja merupakan hasilpekerjaannya rata – rata sebanyak 5 lusin dalam 1 minggu.

Manajemen pada kedua mitra masih sangat sederhana, yang mana belum ada pengelolaan yang terencana seperti perencanaan keuangan, perencanaan pegawai dan pembagian kerja (pengorganisasian) yang jelas, belum ada perencanaan pembelian bahan baku, proses produksi. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya permasalahan – permasalahan dalam semua aktivitas atau aspek - aspek usahanya, sehingga pengelolaan tidak efektif dan efisienpada kedua mitra.

1.2.3 Proses Produksi Raujutan Pada kedua Mitra.

Kelancaran dalam proses produksi pada Kedua Mitra tidak terlepas dari jumlah mesin, bahan baku dan bahan penolong yang tersedia, yang mana jumlah mesin terbatas disamping keterbatasan pembelian bahan baku hal ini juga muncul sebagai akibat tidak adanya perencanaa untuk kebutuhan proses produksi. Tabel berikut menunjukan jenis mesin dan bahan baku dalam proses produksi Rajutan Kedua Mitra.

Tabel.1.3 :

Jenis Mesin Dalam Proses Produksi Usaha Rajutan

Nama Mesin Harga Keterangan

Mesin Rajut / flatknitting Rp. 3.500.000 Dimiliki Kedua Mitra 10 – 15 Mesin Setrika steam uap + Meja Rp. 5.000.000 Dimiliki Kedua Mitra

Capacity tabung 20 liter, manual (gosokan/ Setrika)

Mesin Lingking Rp. 2.000.000 Di Makloon ke Pihak Lain Mesin Obras Rp. 1.500.000 Di Makloon ke Pihak Lain

Tabel.1.4

Jenis, Harga Bahan Baku Usaha Rajutan Kedua Mitra

Jenis Bahan Baku Harga (Per-Kg)

Benang Anysa Rp. 83.000

Benang(32) Wol Rp. 59.000

Gambar 1.1: Tahapan Proses Produksi Rajutan Pada Kedua Mitra: 1

Merajut Dari Bahan Baku Benang

2

Proses Linking Atau Menyambungkan Kain Rajut.

3 Menjahit 6 Quality Control (QC)&packing 5 Setrika Steam Uap 4. Mengobras.

171

Penjelasan: Tahapan Proses Produksi Rajutan Pada Kedua Mitra

1. Merajut dari bahan baku benang (benang Arcrylic, Nylon, Spandex, Wol) hingga menjadi kain menggunakan mesin rajut datar/mesin rajut flattknitting..

2. Proses linking atau menyambungkan kain rajut. Pada proses ini kain – kain rajutan akan disambungkan sehingga menjadi barang yang diinginkan seperti rompi, cardigan, bolero, baju hangat, syal, dll. Proses ini pada kedua mitra masih menggunakan sistem makloon/ disubkan ke pihak lain karena belum memiliki mesin Lingkin.

3. Menjahit merupakan proses ketiga dalam pembuatan barang rajutan. Tidak terlalu sulit pada tahapan

produksi ini biasanya pekerja yang melakukan pekerjaan ini adalah pekerja perempuan. Selain menjahit kancing, para pekerja juga harus membersihkan sisa – sisa benang hasil linking dengan menggunakan gunting.

4. Mengobras. Pada tahapan ini barang hasil produksi yang telah selesai akan diobras terlebih dahulu agar hasil produksi semakin rapi dan maksimal. Pengobrasan pada kedua mitra masih di subkan/maklookan kepada pihak lain, karena kedua mitra belum meiliki mesin obras.

5. Setrika steam uap. Setelah barang produksi selesai diobras maka dilakukan proses setrika dengan steam uap yang sudah menggunakan LPG.

6. Quality Control (QC) dan packing. Proses ini merupakan tahapan terakhir dari proses produksi rajutan sebelum barang dipasarkan. Pada proses QC barang yang telah jadi diperiksa dulu (disortir) apakah layak untuk dipasarkan atau tidak. Jika barang tersebut dibawah kualitas maka akan dipisahkan dan nantinya barang tersebut akan dijual dengan harga yang lebih murah.

Gambar1.2: Contoh Gambar Bagian Tahapan Proses Produksi Rajutan Pada Kedua Mitra.

1.2.4 Pemasaran Pada Kedua Mitra.

Produk yang dihasilkan pada kedua mitra ini relatif sama, untuk jenis, ukuran,maupun motif. Selain itu tidak ada spesifikasi khusus dan kualitas yang dihasilkan relatif sama. Dalam menentukan jenis, motif dan ukuran lebih didasarkan kepadatrend, yang mana kedua mitra belum menghasilkan produk ciri khas, unggulan yang kreatif atau inovatif seperti jenis, motif. Produk yang dihasilkan kedua mitra diantaranya meliputi : sweater, jaket, syal, rompi, tas rajut, blus, Asesoris, topi, sepatu, sarung tangan dan lain-lain dengan harga penjualan berkisar antara Rp. 35.000 sampai Rp. 200.000.dalam penentuan harga didasarkan pada biaya produksi.

172

Kedua Mitra melakukan promosi dilakukan secara tidak langsung oleh konsumen dilakukan melalui mulut ke mulut, memasang poster – poster produk rajutan di sekitar wilayah Binong, mengikuti pameran terbatas, menjaga hubungan baik dengan para supplier, dan pedagang langganan yakni para pedagang pelantara/grosir. Daerah pemasaran produk rajutan yang dihasilkan kedua mitra meliputi seluruh Indonesia, tetapi yang cenderung rutin meliputi daerah : Pasar baru bandung, tanah abang, cipulir, semarang, dan banjarmasin. Sedangkan Pola dalam sistem pemasaran produk atau distribusi produk yang dilakukan kedua mitra, sistem langsung /perorangan dan melalui penjual(pedagang).

Dalam dokumen PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MA (Halaman 179-182)