• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLUSI, TARGET LUARAN DAN METODE

Dalam dokumen PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MA (Halaman 55-58)

Penguatan Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat:

SOLUSI, TARGET LUARAN DAN METODE

Masalah akan dipecahan dengan menggunakan kerangka pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Memberi pemahaman kepada tokoh masyarakat, pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN), Badan Musyawarah (BAMUS) Nagari, Aparat Nagari akan pentingnya keberadaan BUMNag sebagai lembaga ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Pendampingan terhadap pengurus BUMNag dalam merumuskan dan menyusun standar operasional prosedur (SOP) pelayanan.

3. Melakukan konsolidasi dan kerjasama antar pihak terkait (Stakeholders) untuk mewujudkan BUMNag sebagai lembaga ekonomi yang berperan memajukan ekonomi masyarakat nagari. 4. Menguatkan BUMNag dengan menjalin hubungan yang saling mendukung antara BUMNag

dengan institusi lokal nagari.

5. Merumuskan komitmen bersama antara BUMNag dengan institusi lokal untuk secara konsisten mendukung keberlangsungan BUMNag.

Kerangka pemecahan masalah tersebut akan dilaksanakan dengan metode: 1. Brainstorming (Curah Pendapat)

46 Metode Focus group Discussion (FGD) digunakan untuk:

a. Merumuskan bersama visi, misi, tujuan, manfaat, SOP pelayanan BUMNag.

b. Membuat komitmen dengan menandatangi pernyataan bersama antar BUMNag institusi lokal untuk untuk secara konsisten mendukung keberlangsungan BUMNag.

Adapun sasaran kegiatan ini adalah aparat nagari, pengurus BUMNag, tokoh masyarakat, ninik mamak, tokoh adat, pengurus badan musyawarah nagari, pengurus kerapatan adat nagari (KAN). PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahap Prakegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan bekerjasama dengan pihak Pemerintahan Nagari Sungai Kamuyang, Kec. Luak, Kab. Limapuluh Kota. Persiapan pra kegiatan sebelumnya adalah melaksanakan kunjungan awal untuk bertemu dengan Wali nagari dan aparat nagari untuk mengidentifikasi masalah di Nagari Sungai Kamuyang dan yang bisa dibantu dan difasilitasi oleh Jurusan Sosiologi. Tercapai kesepakatan ketika itu untuk melakukan kegiatan pendampingan terhadap BUMNag yang baru beberapa bulan sebelumnya didirikan. Seteah kembali dari kunjungan awal dilakukan serangkaian diskusi internal Jurusan Sosiologi untuk membentuk tim dan pembagian tugas berikut penyiapan bahan dan materi yang diperlukan dalam kegiatan nantinya.

Beberaa hari sebelum pelaksanaan kegiatan, kembali dilakukan koordinasi dengan dengan pihak Pemerintahan Nagari Sungai Kamuyang terkait kapan waktu pelaksanaan kegiatan. Setelah berdiskusi, maka ditetapkan pelaksanaan kegiatan pada tanggal 29-30 September 2017 di Kantor Walinagari. Selain itu, juga dilakukan koordinasi terkait masalah undangan dan siapa saja peserta yang akan diundang.

Setelah memperoleh kepastian jadwal pelaksanaan kegiatan, maka dilakukanlah berbagai persiapan perlengkapan, transportasi yang digunakan, waktu keberangkatan, serta berbagai keperluan lain yang digunakan dalam kegiatan.

Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dalam dua hari yaitu pada Jumat/ 29 September 2017 dan Sabtu/ 30 September 2017.

a. Kegiatan pada Jumat/ 29 September 2017

Pesertanya adalah pengurus BUMNag Nagari Sungai Kamuyang, Kab. 50 Kota. Pada sesi ini ada dua narasumber yaitu Drs. Alftri, MS dan Prof. Dr. Afrizal, MA. Kegiatan dimoderatori oleh Drs. Ardi Abbas, MT. Pada awal kegiatan dibuka oleh sekretaris nagari Sungai Kamuyang. Setelah itu moderator memperkenalkan tim pengabdian masyarakat dari Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Andalas.

Kegiatan diawali dengan pemaparan Drs. Alfitri, MS yang mengambil topik mengenai

Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas (PPBK)‖. Dalam kegiatan ini, Drs. Alfitri, MS memaparkan dalam tahap awal ditumbuhkan terlebih dahulu sense of belonging dan sense of participation pada masyarakat. Ada tiga kegiatan yang bisa dilakukan mendukung konsep PPBK ini seperti kegiatan penjelajahan arung jeram, wisata budaya, dan wisata alam (eko tourism). Selanjutnya, dipaparkan juga mngenai prasarat PPBK bisa terwujud adanya kesadaran untuk berubah dan

47

keterlibatan (ikut serta), masyarakat hrs diyakinkan tentang manfaatnya, orang-orang harus diberi kesempatan.

Materi kedua dipaparkan oleh Prof. Dr. Afrizal, Ma yang mengangkat topik ―Pemanfaatan Hak

Ulayat untuk Pembangunan". Kemudian dipaparkan mengenai PPBK yang memiliki ciri-ciri tidak mengandalkan investor dan masyarakat sendiri yang mengelola. Selain itu, kita juga bisa belajar dari bagaimana masyarakat Taiwan mengelola pariwisata. Tidak perlu bangun hotel, cukup di rumah- rumah penduduk. Mereka butuh situasi yang asri. Tapi, dalam pelaksanaan PPBK ini persoalan- persoalan yang mungkin terjadi adalah bagaimana pengelolaaannya. Contohnya adalah hak-hak ulayat Kemudian juga dijelaskan mengenai dua jenis wewenang, yaitu; 1) Wewenang legal formal terhadap hak dasar Dasar hukum Negara yang menetapkan hak pengelolaan terhadap tanah (misal, sabagai hak milik, hak guna usaha, hak pakai, hak guna bangunan); 2) Wewenang tradisional, dasar hukum adat.

Mana yang lebih baik tergantung perspektif. UUD1945 (amandemen) pasal 18b angka 1 tentang asal usul tanah, dimana kedua-duanya diakui tetapi pengakuan itu bermasalah. Catatannya adalah BUMNag harus mendudukkan dulu dari awal persoalan tentang status tanah. Apakah klaimnya berdasarkan tanah adat atau negara ?

Bagaimana Strategi pemanfaatan sumber daya harus memperhatikan berbagai prinsip, yaitu; 1) Prinsip tanah yang dibebaskan. Apakah statusnya tetap / tidak; 2) Prinsip bagi hasil. Diatur oleh BUMNag. Perundingannya dengan siapa saja? bagi laba bagi rugi; 3) Prinsip sewa. Apakah secara adat cocok memakai prinsip sewa ; 4) Prinsip royalty. Harga diri ninik mamak kurang; 5) Prinsip kemitraan; 6)Pengelolaan bersama. Dasar-dasar dari prinsip diatas yaitu prinsip utama adalah harus ada persetujuan, sukarela, berdasarkan informasi (transparansi), dan prinsip dialog dengan komponen yang terlibat.

Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjuntukan dengan sesi diskusi dan Tanya jawab. Selama sesi diskusi, terlihat peserta antusias dalam menggali dan berbagi informasi mengenai kondisi BUMNag di Nagar Sungai Kamuyang, Kec. Luak, Kab. 50 Kota.

b. Kegiatan pada Sabtu/30 September 2017

Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus BUMNag, UMKM, dan tokoh masyarakat. Narasumbernya adalah Dr. Indraddin, M.Si dan Drs. Rinaldi Ekaputra, M.Si. Kegiatan ini dimoderatori oleh Zuldesni, S.Sos, MA. Adapun peserta yang hadir adalah dari pengurus BUMNag, UMKM, tokoh masyarakat, dan ikatan cadiak pandai.

Acara diawali dengan kata sambutan tim pengabdian jurusan sosiologi yang diwakili oleh Dr. Indraddin, M,Si. Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah adanya pengetahuan tentang BUMNag dan mengetahui bentuk peluang terutama oleh UMKM (pelaku usaha) dalam BUMNag tersebut. Setelah itu kata sambutan dari sekretaris nagari dan direktur BUMNag. Setelah itu moderator memaparkan alur diskusi dan perkenalan anggota tim pengabdian kepada masyarakat.

Narasumber I adalah Dr. Indraddin, M.Si. Sesi ini mengambil tema ―Pemberdayaan Institusi Lokal sebagai Modal Sosial Pengelolaan BUMNag‖. Dijelaskan bahwa di BUMNag merupakan

lembaga usaha milik desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Selain itu juga dijelaskan mengenai tujuan BUMNag yaitu meningkatkan perekonomian, meningkatkan pendapatan asli, meningkatkan pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa. Setelah itu dijelaskan tentang prinsip pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara koorperatif, partisipatif, emansipatif, transparasi, akuntabel, sustaniabel. Lalu, juga dijelaskan tentang dasar hukumnya, permodalan (bisa

48

dari pemerintah desa, tabungan masyarakat, bantuan pemerintah, pinjaman, penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan).

Selanjutnya, narasumber II oleh Drs. Rinaldi Ekaputra, M.Si memaparkan tentang ―BUMNag

Kuat, Masyarakat Hebat‖. Ide BUMNag harus bisa mengakomodir permasalahan nagari. Dalam

meningkatkan ekonomi desa adalah sprit pantang menyerah dan inovasi. Barang kalau diberi nilai value added maka akan ada nilai tambahnya. Ide-ide demikian harus ada di BUMNag.

Selain itu, kita harus bisa dilakukan analisis segmentasi pasar (arah permintaan masyarakat). Dalam mencari pasar, kita harus ada keunikan. Misalnya, orang Sungai Kamuyang harus kreatif ―to be

different‖. Kalau tidak bisa, maka harus ―the best‖ yaitu berikan pelayanan prima apalagi kalau dalam

hal penjualan jasa. BUMNag bisa berperan dalam membuat pernag, sehingga ada regulasi kalau menjalankan usaha.

Orang berwirausaha adalah orang yang mampu memberikan jawaban bagi permasalahan semua orang. Dalam wirausaha perlu inovasi dan kreatifitas. Contohnya, misalnya di jorong madang kadok potensinya adalah gulai enau. Maka dalam hal bungkus harus ditingkatkan. Kemudian, kalau ingin mencari pasar maka harus promosi. Misalnya, kalau memang ada potensi agrowisata, maka adanya melibatkan masyarakat dalam pelaku usaha. Semua hal butuh proses maka tidak bisa langsung jadi.Oleh karena itu, perlu adanya peran BUMNag dalam pengelolaan usaha tersebut. Pendataan itu penting. Karena ketika berdata maka usaha akan lebih maju. Kalau sudah ada aturan maka pasti akan tertib. Maka harus ada aturan dalam membangun BUMNag yang baik.

Kegiatan kemudian dilanjuntukan dengan sesi diskusi. Peserta terlihat antusias dalam memberikan informasi ataupun bertanya terkait materi yang disampaikan.

Dalam dokumen PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MA (Halaman 55-58)