• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELEMEN YANG DIPERLUKAN

Dalam dokumen Pedoman Manajemen PONEK 24 Jam (Halaman 40-44)

RUMAH SAKIT KABUPATEN

B. ELEMEN YANG DIPERLUKAN

Bagian ini memberikan gambaran kebutuhan administrasi, staf, rancang bangun dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan.

Administrasi

a. Fasilitas kegawatdaruratan harus dikelola dan diselenggarakan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Rencana pengelolaan unit gawat darurat secara tertulis tidak boleh bertentangan dengan peraturan rumah sakit (hospital bylaws) dan sesuai dengan rencana dari bagian lain yang seharusnya ada di dalam rumah sakit. b. Penyelenggaraan unit gawat darurat harus didasarkan pada panduan pelayanan dan

prosedur yang tertulis.

c. Penanggungjawab unit gawat darurat”, bekerjasama dengan penanggungjawab perawatan dan secara terpadu dengan pelayanan kegiatan penunjang yang lain, harus dapat memberikan jaminan pemantauan dan penilaian secara berkala dari kualitas, keamanan dan ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan.

d. Setiap petugas kesehatan baru yang akan ditugaskan pada unit gawat darurat harus menjalani program orientasi secara formal yang menjelaskan tentang misi unit gawat darurat, standar prosedur pelayanan (standard operating procedures) gawat darurat dan tanggung jawab masing-masing.

e. Setiap petugas unit gawat darurat harus selalu menjaga dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya secara professional agar dapat selalu memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.

” Dalam dokumen ini, terminologi “pimpinan atau direktur unit gawat darurat“ dipergunakan untuk menggantikan kata “direktur medis unit gawat darurat”

f. Tugas dan tanggung jawab dokter, bidan, perawat serta petugas kesehatan lain pada unit gawat darurat harus dijelaskan secara tertulis. Program menjaga mutu pelayanan harus dapat melakukan penilaian dan pemantauan setiap petugas unit gawat darurat secara berkala.

g. Sesuai dengan hukum, peraturan dan standar pelayanan yang ada, triase dan penyaringan untuk setiap pasien yang masuk untuk mendapatkan pelayanan harus dilakukan oleh seorang dokter, atau oleh bidan yang telah mendapatkan pelatihan khusus. Pedoman pelayanan kegawatdaruratan harus disepakati bersama oleh wakil direktur pelayanan medis rumah sakit dan pimpinan instalasi gawat darurat.

h. Penilaian dan stabilisasi pasien dengan kegawatdaruratan sampai pada tingkat yang optimal, harus tersedia untuk setiap pasien yang masuk dengan kegawatdaruratan medis.

i. Dokter pada unit gawat darurat bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di unit gawat darurat. Tanggung jawab ini meliputi kemampuan medis untuk melakukan penilaian, menentukan diagnosis, dan pengobatan yang dianjurkan serta disposisi untuk pasien gawat darurat, termasuk pengarahan dan koordinasi pada semua unit pelayanan kesehatan yang terlibat dalam pemberian pelayanan. Tanggung jawab untuk pelayanan pada pasien tertentu di unit gawat darurat dapat dialihkan pada dokter lain apabila diperkirakan adanya keraguan diagnosis. Seorang bidan yang terdaftar bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan penilaian, perencanaan dan evaluasi dampak dari pengobatan yang diberikan.

j. Unit gawat darurat harus menyediakan registrasi terkontrol (controlled register) atau “log” untuk setiap pasien yang memerlukan perawatan kegawatdaruratan.

k. Catatan medik yang sah dan sesuai harus dibuat untuk setiap pasien yang memerlukan perawatan kegawatdarutan di unit gawat darurat. Catatan medik harus tersimpan dalam format sesuai dengan ketentuan hukum dengan baik, sehingga selalu mudah dicari pada saat dibutuhkan oleh petugas pelayanan kegawatdaruratan.

Penugasan (Staffing)

a. Petugas pelaksana pelayanan kegawatdaruratan yang memiliki kualifikasi dan terlatih dengan baik secara professional, termasuk dokter, bidan dan perawat, merupakan staf unit gawat darurat selama waktu pengoperasiannya.

b. Seorang Direktur medis unit gawat darurat memimpin secara langsung pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di unit gawat darurat. Direktur unit gawat darurat harus:

• Memiliki sertifikat Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) atau kualifikasi lain yang sejenis. 5

• Memperlihatkan kemampuan dalam pengelolaan dan administrasi pelayanan klinik pada unit gawat darurat.

• Merupakan anggota yang memiliki suara dari komite eksekutif staf medis rumah sakit.

• Memiliki pengetahuan tentang operasionalisasi sistem kegawatdaruratan medik dan jaringan kegawatdaruratan medik regional.

• Memberikan jaminan bahwa staf unit gawat darurat memiliki kualifikasi dan telah mendapatkan pendidikan / pelatihan yang sesuai.

c. Semua dokter yang menjadi staf unit gawat darurat, termasuk direktur medis, merupakan bagian dari proses administrasi umum dalam rumah sakit, menjadi staf

medis rumah sakit dengan tugas khusus pada pelayanan kegawatdaruratan medis. Dokter pada unit gawat darurat harus memiliki hak, kebebasan dan tanggung jawab yang sama seperti staf medis yang lain, seperti jenjang kategori yang tergambar dalam susunan organisasi rumah sakit.

d. Setiap dokter yang bekerja di unit gawat darurat harus telah mengikuti pelatihan, memiliki pengalaman dan kompetensi dalam pengelolaan dan pengobatan kasus dengan kegawatdaruratan untuk setiap pasien yang memerlukan pelayanan kegawatdaruratan, sesuai dan tidak bertentangan dengan hak serta kewenangan masing-masing dokter.

e. Asuhan keperawatan di unit gawat darurat dipimpin dan diarahkan oleh perawat dengan sertifikasi yang terdaftar. Direktur keperawatan pelayanan gawat darurat harus mampu:

• Menunjukkan kemampuan pendidikan dasar, pengalaman dan keterampilan dalam keperawatan gawat darurat.

• Menunjukkan kemampuan dan keterampilan manajemen dan pengelolaan administrasi pelayanan klinik di unit gawat darurat.

• Memberikan jaminan bahwa perawat dan staf pendukung yang lain memiliki pendidikan dan kualifikasi yang sesuai.

f. Setiap perawat yang bekerja di unit gawat darurat harus:

• Membuktikan kemampuan sebelumnya pada unit gawat darurat atau telah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan kegawatdaruratan (Basic/Advanced Training Life Saving, Life Saving Skills, PONED/PONEK).

• Mendemonstrasikan / membuktikan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang ada.

g. Direktur medis unit gawat darurat dan direktur keperawatan gawat darurat harus secara berkala melakukan penilaian kebutuhan staf. Sensus pasien, tingkat kesulitan trauma/penyakit (injury/illness severity), waktu datang dan ketersediaan pelayanan penunjang dan staf pendukung merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam penilaian jadwal kegawatan dan kebutuhan staf. Pola pembagian staf harus dapat mengatasi kemungkinan adanya kedatangan pasien dengan kegawatdaruratan pada waktu yang tidak diharapkan. Harus ada perencanaan yang jelas untuk penyediaan tambahan tenaga perawat, pembantu perawat dan dokter pada saat ada kebutuhan mendadak atau bencana alam.

Tabel 3.1 Kebutuhan minimal, peran dan fungsi tenaga pelayanan kesehatan maternal & neonatal di Rumah Sakit

No Jenis tenaga Tugas umum Tugas khusus Jumlah

1 Dokter spesialis obstetri

ginekologi

Penanggung jawab pela-yanan kesehatan maternal & neonatal

Konsultasi medik 1

2 Dokter spesialis anak

Pelayanan kesehatan peri-natal & anak

Konsultasi medik 1

3 Dokter spesialis / perawat anestesi

Pelayanan anestesi Membantu tindakan resu-sitasi

1 4 Dokter umum Penyelenggaraan

pelayan-an medik

Asisten operator pada tindakan operatif

Dokter jaga

No Jenis tenaga Tugas umum Tugas khusus Jumlah

5 Bidan koordinator Koordinator asuhan pela-yanan kesehatan

Koordinator kamar bersa-lin

1

6 Bidan penyelia Koordinasi tugas, sarana dan prasarana

Penerimaan dan penem-patan pasien baru atau pasien ruangan

Rujukan medik kebidanan

2

7 Bidan pelaksana Pelayanan asuhan kebidan-an

Membantu persiapan dan pelaksanaan tindakan operasi

Pemrosesan alat

6

8 Perawat Asuhan keperawatan 2

9 Petugas laboratorium Pelayanan pemeriksaan penunjang 1 10 Pekarya kesehatan Membantu pelaksanaan pelayanan kesehatan 2 11 Petugas administrasi

Administrasi dan keuangan Catatan medik 2

Catatan: Jumlah tenaga dirancang untuk kebutuhan selama 24 jam dengan alih tugas dalam 3 shift dan 3 hari pergantian waktu kerja

Fasilitas

Rancangan fasilitas fisik telah diatur dalam Buku Pedoman Unit Gawat Darurat dengan memperhatikan kebutuhan sarana fisik minimal dan alur pasien dalam pelayanan kegawatdaruratan. Unit penunjang seperti kamar operasi dan kamar tindakan obstetri juga harus dirancang secara baik dengan mempertimbangkan berbagai hal termasuk:

• Kebutuhan fasilitas fisik

• Alur (flow) pelayanan dan pasien • Sirkulasi udara

• Persyaratan bangunan untuk pencegahan infeksi nosokomial • Penentuan daerah steril dan non-steril

• Sistem penunjang kegiatan (aliran air, pengendalian dan pembuangan limbah)

Disamping itu perlu diperhatikan beberapa rancangan fasilitas dalam upaya meningkatkan kinerja seperti:

a. Unit gawat darurat dirancang untuk memberikan lingkungan yang aman untuk memberikan pelayanan dan harus mampu memberikan akses yang nyaman untuk setiap orang yang datang dan membutuhkan pelayanan.

b. Unit gawat darurat dirancang untuk menjaga, sampai pada tingkat kewajaran maksimum sesuai dengan kebutuhan medis, hak pasien untuk terjaga kerahasiaannya (visual and auditory privacy).

c. Unit Radiologi, pencitraan medik (imaging), dan pelayanan penunjang diagnostik yang lain harus tersedia dalam periode waktu kerja tertentu untuk pasien yang memerlukan pelayanan.

d. Pelayanan laboratorium harus tersedia selama periode waktu tertentu sebagai upaya penunjang untuk melaksanakan tes diagnostik bagi pasien yang membutuhkan. e. Terdapat penunjuk arah dari jalan umum ke unit gawat darurat yang sesuai dengan

peraturan yang berlaku, atau dimana terdapat fasilitas yang dirancang sebagai pusat pelayanan kegawatdaruratan khusus.

f. Harus dirancang dan dilaksanakan prosedur keamanan yang akan memberikan perlindungan yang memadai dan sesuai bagi staf unit gawat darurat, pasien dan pengunjung / pengantar.

Peralatan dan Bahan

a. Harus terdapat peralatan dan bahan dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan wajar pasien yang dikelola di unit gawat darurat.

b. Peralatan dan bahan yang diperlukan harus dapat tersedia dalam waktu singkat setiap saat.

c. Dapat dilakukan pembuktian pemeriksaan fungsi setiap peralatan pakai ulang (reusable medical equipment), dan hasil pemeriksaan harus didokumentasikan secara berkala.

Obat Farmakologi/Terapeutik

Obat yang diperlukan sesuai dengan Appendix 2 harus secara mudah dan selalu tersedia. Harus terdapat mekanisme untuk mengenali dan mengganti semua obat sebelum batas waktu pakainya (expiration date) berakhir.

Pelayanan Tambahan

a. Laboratorium

Pelayanan laboratorium harus tersedia selama periode waktu tertentu sebagai upaya penunjang untuk melaksanakan tes diagnostik bagi pasien yang membutuhkan. b. Pemeriksaan Radiologi

c. Anestesi

d. Elektrokardiografi

e. Unit Radiologi, pencitraan medik (imaging), dan pelayanan penunjang diagnostik yang lain harus tersedia dalam periode waktu kerja tertentu untuk pasien yang memerlukan pelayanan.

Dalam dokumen Pedoman Manajemen PONEK 24 Jam (Halaman 40-44)