• Tidak ada hasil yang ditemukan

c. Energi dan Sumberdaya Mineral

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 80-83)

Seluruh desa/kelurahan (285 desa/kelurahan) di Kabupaten Pekalongan telah mendapatkan pelayanan listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebanyak 23 desa mendapatkan pelayanan listrik dari PLTMH (sebanyak 11 unit). Pelayanan listrik baik untuk rumah tangga, industri dan penerangan jalan umum dilayani oleh PT. PLN dalam jaringan pelayanan interkoneksi pelayanan listrik Pulau Jawa – Bali. Berdasarkan tingkat elektrifikasi rumah tangga di Kabupaten Pekalongan (2009) baru menjangkau sebesar 65% dari 179.643 rumah dan masih terdapat sebanyak 35% rumah belum mendapatkan pelayanan listrik. Rata-rata elektrifikas Kabupaten Pekalongan lebih rendah daripada Jawa Tengah sebesar 67,34% pada tahun yang sama.

Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2008 sebanyak 123.051 unit, dengan daya terpasang sebesar 119.411.295 Volt Ampere (VA) dan jumlah energi terjual sebesar 244.867.010 kilo watt hours (KWh). Pada tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 128.762 unit, dengan besarnya data terpasang sebesar 127.895.947 VA dan energi terjual sebesar 261.746.580 KWH. Sebagian besar pelanggan listrik termasuk pelanggan rumah tangga kecil (R-1) dengan daya terpasang sampai dengan 1.300 Watt. Terdapat kecenderungan penggunaan listrik untuk industri UMKM terutama garment, tenun, pembuatan jeans skala kecil dan menengah menggunakan listrik dari PLN.

Berdasarkan amanat UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan maka pemerintah daerah dapat merencanakan peningkatan penyediaan energi dan sumber tenaga listrik untuk wilayah perdesaan dan kawasan terpencil, sesuai dengan potensi sumber energi yang tersebut (misalnya tenaga mikro hidro, panas bumi, gas alam) dan lain-lain. Banyaknya PLTMH di Kabupaten Pekalongan sebanyak 11 unit, yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Lebakbarang 6 unit, Doro 2 unit dan Petungkriyono sebanyak 3 unit. Masing-masing kapasitas PLTMH dan jumlah pelanggan yang dilayani, sebagai berikut :

Tabel 2. 73

Jumlah PLTMH dan Jumlah Sambungan Listrik yang Dilayani di Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010

Sumber data : BPS Kab.Pekalongan, 2010

Banyaknya stasiun pompa bahan bakar umum (SPBU) sejak tahun 2006 – 2010 sebanyak 9 unit yang menyalurkan premium dan minyak solar. Sedangkan jumlah penyalur minyak tanah sebanyak 9 unit dan cenderung semakin menurun, karena penghapusan subsidi untuk minyak tanah.

Tabel 2. 74

Jumlah BBM yang disalurkan di Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2009 (kilo liter)

S

S

Sumber data : BPS Prov. Jateng, 2010

Banyaknya bahan bakar minyak (BBM) yang disalurkan pada tahun 2006 meliputi premium sebanyak 27.234 kilo liter meningkat menjadi sebesar 39.544

No Kecamatan Desa/Tahun

Dibangun Listrik Daya

(KW) Jumlah Sambungan (Rumah) 1 Doro Sidoharjo (2005) 22 62 Renovasi Sidoharjo (2008) 22 62 2 Petungkriyono Songgodadi (2006) 50 300 Curugmuncar (2008) 50 150 Tlogopakis (2009) 12 60 3 Lebakbarang Depok (2006) 15 110 Timbangsari (2007) 20 172 Kapundutan (2007) 40 200 Mendolo (2007) 20 42 Wonosido (2007) 20 110 Bantarkulon (2008) 22,5 86 No Jenis BBM 2006 2007 2008 2009 1 Premium 27.234 29.312 35.160 39.544 2 Minyak Solar 9.067 10.224 12.480 14.360 3 Minyak Tanah 30.246 28.230 26.985 26.385 4 Pertamax - - - 8

kilo liter pada tahun 2009, minyak solar dari sebesar 9.067 kiloliter menjadi sebesar 14.360 kiloliter tahun 2009. Sedangkan minyak tanah cenderung semakin berkurang, dari sebesar 30.246 kilo liter menjadi sebesar 26.385 kilo liter pada tahun 2009.

Jumlah stasiun pengisian bahan bakar gas atau disebut Stasiun Pengisian Pompa Bulk Elpiji (SPPBE) sebanyak 1 unit dan 6 unit usaha yang menyalurkan gas dalam tabung 3 Kg dan 12 Kg untuk kebutuhan rumah tangga dan restoran serta memenuhi kebutuhan dunia usaha. Namun masih banyak rumah tangga di perdesaan dan sektor usaha mikro yang menggunakan kayu bakar untuk memasak dan mengolah bahan makanan. Jumlah LPG yang disalurkan kepada masyarakat untuk tabung 12 Kg dan 60 Kg pada tahun 2009 sebanyak 2.084,39 Metrik Ton dan untuk tabung 3 Kg sebanyak 1.878,14 Metrik Ton. Pada tahun 2008/2009 Pemerintah Pusat melalui program nasional telah melaksanakan konversi minyak tanah ke liquid petroleum gas (LPG) sebagai bahan bakar untuk rumah tangga kecil dalam bentuk tabung kemasan 3 Kg yang disubsidi dari APBN. Dengan pengurangan subsidi untuk minyak tanah (kerosene) maka harga jual minyak tanah sesuai harga pasar minyak dunia menjadi sebesar Rp. 8.000 – Rp. 10.000 per liter (2010) dan akan berfluktuasi sesuai dengan naik turunnya harga minyak dunia. Jumlah SPBE di Kabupaten Pekalongan sebanyak 1 unit dengan jumlah disalurkan pada tahun 2008 sebanyak 1.909 metrik ton yang dipasarkan dalam tabung dengan kapasitas 3 kg, 12 kg dan 50 kg.

Potensi sumberdaya mineral di Kabupaten Pekalongan berdasarkan penelitian dan pemetaan di Kecamatan Petungkriono terdapat 10 jenis bahan galian golongan C yaitu : Andesit, Batu Gamping, Diorit, Kaolin, Kalsit, Sirtu, Lempung/tanah liat, Trass dan Tanah Urug. Jenis sumberdaya mineral dan sebarannya di Kabupaten Pekalongan yang merupakan potensi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 75

Jenis Sumber Mineral dan Sebarannya di Kabupaten Pekalongan

No Jenis Bahan Tambang Sebaran Potensi Bahan Tambang di Kecamatan 1 Andesit Tersebar di 5 kecamatan, yaitu Kandangserang, Petungkriono, Kajen, Karanganyar, Paninggaran dan Doro 2 Batu Gamping Kecamatan Kandangserang

3 Diorit Kajen dan Kandangserang

4 Kaolin Kecamatan Doro

5 Kalsit Kecamatan Kandangserang

6 Oker Kecamatan Paninggaran

7 Pasir dan Batu (Sirtu) Tersebar di 7 kecamatan Kesesi, Kandangserang, Kedungwuni, Wonopringgo, Talun, Karanganyar, dan Doro 8 Lempung/ tanah liat Tersebar di 5 kecamatan Kesesi, Bojong, Karanganyar, Doro, Talun dan Kedungwuni

9 Trass Kecamatan Paninggaran

10 Tanah Urug Tersebar di 4 kecamatan Talun, Bojong, Karanganyar dan Kecamatan Kajen Sumber : Dinas Pengairan, Pertambangan, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Pekalongan tahun 2010

Namun hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pertambangan secara open dumping adalah pengenalian dan pengawasan kelestarian lingkungan, menurunnya daya tampung air tanah dan konflik kepentingan dengan aktivitas pertanian, pemukiman dan pariwisata serta mitigasi bencana (tanah longsor dan kekeringan).

d. Pariwisata

Kabupaten Pekalongan secara geografis memiliki letak yang strategis di jalur perekonomian di Pantai Utara Jawa Tengah dan jalan tembus ke obyek wisata Dieng (melalui Kecamatan Karangkobar di Kabupaten Banjarnegara). Terdapat beberapa obyek wisata berupa wisata alam, wisata buatan, wisata budaya dan nilai – nilai tradisi yang dapat menjadi dikembangkan menjadi obyek wisata. Wisata alam di Pantai Depok di Kecamatan Siwalan sebagai obyek wisata bahari. Pantai Wonokerto merupakan obyek wisata yang banyak di kunjungi oleh masyarakat lokal maupun masyarakat luar daerah, terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Tradisi Sedekah Laut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Kabupaten Pekalongan memiliki potensi kerajinan batik, tenun dan sarung palekat yang dapat menjadi obyek wisata pendidikan (study tour) dan wisata budaya yang tersebar Kecamata Buaran, Kedungwuni dan Wonopringgo serta Wiradesa. Pengembangan Kampung Batik dan Wisata Belanja di Desa Kemplong Kecamatan Wiradesa semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri dan rintisan bagi pengembangan wisata budaya.

Obyek Wisata Linggoasri merupakan wisata unggulan dengan luas areal sekitar 5 hektar dilengkapi fasilitas : Kolam Renang, Villa, Taman Bermain Anak, Kebun Binatang Mini, Kolam Pemancingan, Panggung Kesenian, Arena Outbond, Bumi Perkemahan dan berbagai atraksi wisata lainnya.

Obyek wisata lain, yaitu Ekowisata Petungkriyono terletak di deretan pegunungan Rogojembangan dan memiliki keunikan hutan alam yang unik. Pengelolaan dilakukan bersama masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan berkoordinasi dengan Perhutani yang telah dirintis mulai tahun 2005, diresmikan 21 Januari 2006 dan semakin berkembang sampai sekarang.

Pengembangan juga dilakukan pada Obyek wisata belanja dan obyek wisata Pemancingan serta Obyek wisata budaya. Wisatawan bisa membeli oleh-oleh khas Pekalongan yakni batik tulis maupun batik cap di Grosir Pantura, terletak di jalur Pantura. Masyarakat ikut mendukung program pemerintah dalam pengembangan kepariwisataan. Terbukti dengan banyaknya tempat wisata-wisata keluarga dan rumah makan di Kecamatan Karanganyar dan sekitarnya berupa kolam renang, pemancingan dan rumah makan, antara lain : Tirta Alam, Prima Graha Wisata, Kulu Asri, Kampung Damai, Langkap Indah, Banyu Biru, Artomoro, Kampong Damai, alaska serta beberapa pemancingan yang lain. Wisata kuliner yang menonjol adalah Lesehan Nasi Megono di sepanjang jalan Kajen, Kedungwuni dan Bojong dan berbagai jenis makanan khas Kabupaten Pekalongan antara lain : kripik tahu Buaran, pindang tetel, kripik salak talun, sate kelinci bukur, ayam panggang santan di Kajen, taoto, kripik paru, kripik pisang, jenang sirsat dan lain – lain.

Dalam rangka pengembangan dan promosi pariwisata sejak tahun 2008 telah dikembangkan paket wisata “Dewo Balitung”, paket wisata meliputi beberapa obyek wisata yaitu Pantai Depok, Wonokerto, Kampong Batik Kemplong, Wisata Alam Linggo Asri, dan Ekowisata Petungkrirono. Jumlah wisatawan yang mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Pekalongan dari tahun 2008 sebanyak 103.738 orang dan tahun 2010, meningkat menjadi 104.188 orang.

Sarana pendukung pariwisata berupa hotel dan penginapan adalah hotel bintang ada 2 unit dan hotel melati sebanyak 6 unit dengan jumlah kamar sebanyak 62 kamar untuk hotel bintang dan 86 kamar hotel melati. Kegiatan perhotelan dapat menyerap jumlah tenaga kerja sebanyak 71 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 49 orang dan perempuan 22 orang.

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 80-83)