• Tidak ada hasil yang ditemukan

Subsidiaries

INVESTASI

Investments

PENAMbAHAN MoDAL

Capital Increase

pT Citra Wassphutowa - Rp62,5 miliar billion

pT marga sarana jabar - Rp6,0 miliar billion

pT Citra marga nusantara propertindo Rp15,0 miliar billion

-pT jasa sarana - Rp1,9 miliar billion

Di tahun 2014 tidak ada corporate action yang dilakukan oleh perseroan, sehingga tidak ada realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.

In 2014, the Company had no corporate action so that there was no realization of the use of fund generated from initial public offering.

Di Tahun 2014 perseroan tidak memiliki Informasi Transaksi material yang mengandung Benturan Kepentingan dan/atau Transaksi Afiliasi, tetapi Transaksi dengan pihak Afiliasi terjadi di entitas Anak yaitu sebagai berikut:

In 2014, the Company did not have Material Transaction Information Containing Conflict of Interest and/or Transaction with Affiliated Parties, but Transaction with Affiliated Parties occurred in Subsidiaries, as follows:

Di Tahun 2014 perseroan tidak memiliki perjanjian penting, Ikatan dan Kontijensi, tetapi pada entitas Anak terdapat beberapa perjanjian penting, ikatan dan kontijensi yaitu sebagai berikut: 1. pada tanggal 2 April 2014, perusahaan telah menandatangani

perjanjian rencana pendirian usaha atungan bersama dengan jasa sarana untuk rencana keiktsertaan pengusahaan jalan tol untuk ruas Cileunyi-sumedang-Dawuan.

In 2014, CW made an advance payment amounting to rp33,623,166,349 to KSo and classified it as part of “Toll road concession rights”.

1. on April 2, 2014, the Company signed an agreement on the plan to establish joint ventures with JS for the participation on the toll road concession plan for section Cileunyi – Sumedang – Dawuan.

No. PIHAK-PIHAK bERELASI

Related Parties

SIFAT RELASI

Relationship Nature of Account balances/Transasctions

SIFAT SALDo AKUN/TRANSAKSI

1 pT jasa marga (persero) Tbk pemegang saham CmsShareholder of CMS

pekerjaan expantion Joint untuk ruas Cawang-Tomang-Cengkareng yang dilakukan oleh CpI

Expansion Joint Work on Cawang-Tomang-Cengkareng section by CPI

2 Budi prasetyo Utomo pemegang saham Girder IndonesiaShareholder of Girder Indonesia piutang Lain-lainOther receivables

3 jaka suprihana Direktur pT Citra WaspphutowaDirector of PT Citra Waspphutowa piutang Lain-lainOther receivables

4 pT Waskita Karya (persero) Tbk pemegang saham pT Citra WaspphutowaShareholder of PT Citra Waspphutowa Kontraktor dan konsultan pada proyek Depok-Antasari

Contractor and consultant on Depok - Antasari project

5 pT hutama Karya (persero) pemegang saham pT Citra WaspphutowaShareholder of PT Citra Waspphutowa Kontraktor dan konsultan pada proyek Depok-Antasari

Contractor and consultant on Depok - Antasari project

6 pT pembangunan perumahan (persero) Tbk pemegang saham pT Citra WaspphutowaShareholder of PT Citra Waspphutowa Kontraktor dan konsultan pada proyek Depok-Antasari

2. pada tanggal 25 september 2014, Cms menandatangani perubahan terakhir atas perjanjian penataan iklan pada jalan Tol simpang susun Waru - juanda yang menyatakan bahwa luas area yang disewa seluas 816m2 dengan nilai sewa lahan sebesar Rp963.968.000. jangka waktu penataan iklan seama 8 bulan sejak tanggal 15 mei 2014 sampai dengan tanggal 15 januari 2015.

3. pada tanggal 11 september 2014, CW kembali menyepakati ppDp dimana bersarnya dana dukungan pemerintah kepada CW untuk tahun anggaran 2014 untuk pengadaan tanah thap I maksima sebesar Rp503.655.000.000. sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, besar dana dukungan pemerintah yang belum dibayar kembali oleh pemerintah masing-masing sebesar Rp7.370.040.281 daan Rp15.790.820.275, yang dicatat sebagai uang muka. 4. pada tanggal 18 Agustus 2014, CW megadakan perjanjian

dengan pT multi phi Beta, pT Virama Karya (perseroan) dan pT Indotek Konsultan Utama terkait pekerjaan jasa Konsultan Review Desain dan pengawasan Teknik pembangunan jalan Tol Depok-Antasari dengan nilai kontrak sebesar Rp39.692.820.000 (belum termasuk ppn). jangka waktu pelaksanaan selama 20 bulan dimulai dari tanggal 22 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 21 April 2016. 5. pada tanggal 23 september 2014, CW mengadakan

perjanjian dengan Waskita-pp-hK KsO (KsO) terkait pekerjaan pembangunan jalan tol Depok-Antasari paket 1, segmen Antasari-Brigif/Cinere (sTA-01+121 s.d sTA 05+775) dengan nilai kontrak sebesar Rp1.222.660.594.535 (belum termasuk ppn). jangka waktu pelaksanaan selama 540 hari kalender dimulai dari tanggal 5 Desemberr 2014 sampai dengn tanggal 28 mei 2016, dengan masa pemeliharn selama 12 bulan.

pada tahun 2014, CW telah membayar uang muka sebesar Rp33.623.166.349 kepada KsO dan diklarifikasikan sebagai bagian dari dalam akun “hak pengusahaan jalan tol”. 6. pada tanggal 23 september 2014, CW mengadakan

perjanjian dengan KsO terkait pekerjaan pembangunan jalan tol Depok-Antasari paket 2, segmen Brigif/Cinere s.d sawangan (sTA 05 + 775 sd sTA 12 + 041) dengan nilai kontrak sebesar Rp640.841.169.635 (belum termasuk ppn). jangka waktu pelaksanaan selama 450 hari kalender dimulai sejak tanggal surat perintah mulai kerja yang diterbitkan oleh perusahaan dan pembayaran uang mua tahap 1 sampai dengan ditandatanganinya Berita Acara serah Terima Akhir.

2. on September 25, 2014, CMS signed on the latest amendment of arrangement for advertisements on the Toll road Simpang Sususn Waru Juanda which stated that the leased area covers 816m2 with total land lease amounting to rp963,968,000. The final advertising arrangement is for a periode of 8 months from May 15, 2014 until January 15, 2015.

3. on September 11, 2014, CW re-rentered into a PPDP on which the amount of the government’s maximum funding support to CW for fiscal year 2014 for land acquisition for phase I is rp503,655,000,000. As of December 31, 2014 and 2013, the amount of the government’s funding support that has not been reimbursed by the government amounted to rp7,370,040,281 and rp15,790,820,275, respectively, which is recorded as advance payment (Note 10).

4. on August 18, 2014, CW entered into an agreement with PT Multi Phi Beta, PT virama Karya (Persero) dan PT Indotek Konsultan Utama regarding Service on Consultancy, Design review and Monitoring Techniques for the Depok – Antasari Toll road Development with a total contract value of rp39,692,820,000 (excluding vAT). The implementation period of 20 months started on August 22, 2013 until April 21, 2016.

5. on September 23, 2014, CW entered into an agreement with WASKITA-PP-HK KSo (KSo) regarding the construction of the Depok - Antasari toll road project package 1, segment Antasari - Brigif/Cinere (STA- 01+ 121 s.d STA 05+775) with a total contract value of rp1,222,660,594,535 (excluding vAT). The implementation period of 540 calendar days started on December 5, 2014 until May 28, 2016, with a 12 month maintenance period.

In 2014, CW made an advance payment amounting to rp33,623,166,349 to KSo and classified it as part of "Toll road concession rights".

6. on September 23, 2014 CW entered into agreement with KSo regarding the construction of the Depok - Antasari toll road project package 2, Segment Brigif/Cinere s.d Sawangan (STA 05 + 775 sd STA 12 + 041) with a total contract value of rp640,841,169,635 (excluding vAT). The implementation period of 450 calendar days started from the date of issuance of “Surat perintah Mulai Kerja” issued by the Company which is the first stage of advance payment until the signing of the minutes of final handover (Berita Acara Serah Terima Akhir).

Bisnis jalan tol merupakan bisnis yang memperoleh pendapatan secara tunai setiap harinya sehingga tidak ada risiko piutang tidak tertagih. penerimaan pendapatan secara tunai memungkinkan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajiban perseroan. selain itu pengelolaan kelebihan kas yang ada dapat digunakan untuk pengembangan usaha lebih lanjut untuk menciptakan pertumbuhan pendapatan yang berkesinambungan.

Dalam bisnis pengelolaan jalan tol yang dikelola perseroan dan entitas Anak, faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan usaha adalah pengembangan wilayah, pertumbuhan kendaraan bermotor, peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat untuk wilayah kota-kota besar di pulau jawa.

Komitmen pemerintah yang sangat tinggi terhadap pembangunan jalan tol dibuktikan dengan dilakukannya penyempurnaan terhadap regulasi lama agar mampu memberikan iklim investasi yang lebih kondusif. Regulasi baru terkait jalan tol tersebut adalah Undang-Undang no. 38 tahun 2004 tentang jalan (revisi terhadap Undang-Undang no. 13 tahun 1980), dan peraturan pemerintah no. 15 tahun 2005 tentang jalan Tol (revisi terhadap peraturan pemerintah no. 8 tahun 1990).

Kedua regulasi tersebut memberikan landasan hukum bagi kepastian kenaikan berkala tarif tol setiap 2 tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi. Kenaikan tarif tol merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja perseroan di industri jalan tol. sesudah adanya kepastian kenaikan berkala tarif tol tersebut, maka investasi jalan tol lebih memenuhi persyaratan viable dan bankable.

selain regulasi bagi kepastian kenaikan berkala tarif tol, pemerintah juga memandang perlu adanya penyempurnaan regulasi tentang pengadaan tanah. Dengan diterbitkannya Undang-undang no. 2 tahun 2012 tentang pengadaan Tanah Bagi pembangunan untuk Kepentingan Umum termasuk jalan tol, maka tersedia aturan dasar, pokok-pokok, mekanisme dan prosedur pengadaan tanah yang tidak bertentangan dengan hukum tentang hak asasi manusia, kepentingan umum dan pribadi, tanah adat, ketentuan tata ruang dan lain-lain. hal mendasar lainnya adalah Badan pertanahan nasional (Bpn) sebagai instansi yang bertanggung jawab penuh secara permanen, tidak lagi bergantung kepada panitia pengadaan Tanah (p2T) yang bersifat sementara (ad hoc). Regulasi yang demikian diharapkan bisa memberikan landasan yang lebih kuat bagi kepastian waktu penyelesaian pengadaan tanah jalan tol.

The toll road business is business that earned cash revenues everyday so there is no uncollected debt risk exists. The receival of cash revenues enables the Company to fulfill all obligations of the Company. In addition, the management of the excess cash that can be used for further business development to create sustainable revenues growth.

In the business of toll road management by the Company and Subsidiaries, the main factors influenced the business development are the area expansion, motor vehicle growth, total population growth and public economic growth for big cities in Java island. Komitmen pemerintah yang sangat tinggi terhadap pembangunan

The high commitment of the government to the toll road development was proven by the imrpovement on the previous regulation to create more condusive investment climate. The new regulations concerning the toll road are law No. 38 year 2004 concerning road (amendment on law No. 13 year 1980), and government regulation No.15 year 2005 concerning Toll road (amendment of government regulation No. 8 year 1990).

Both of regulations gave legal basis for the certainty of regular toll tariff for every 2 years based on the inflation rate. The toll tariff adjustment is one of the most crucial factor in improving the Company’s performance in toll road industry. After the certainty of such regular toll tariff adjustment, the toll road investment is more viable and bankable.

In addition to the regulation for the certainty of regular toll tariff adjustment, the government also finds it necessary to improve the regulation on land procurement. With teh establishment of law No. 2 year 2012 concerning the land Procurement for Development of Public Interest including toll road, then the basic rules, cores, mechanisma nd procedures concerning the land procurement are set that are not contradict with the prevailing law concerning human rights, general and personal interest, indigenous land, spatial provisions, and others. The other basic matter is National land Agency (BPN) as an institution who is fully and permanently responsible, and no longer depend on land Procurement Committee (P2T) who is temporary (ad hoc). Such regulation is expected to create stronger legal basis for certainty of completion periof of toll road land procurement.

1. pada tahun 2014, telah ditetapkan peraturan menteri pekerjaan Umum nomor:16/pRT/m/2014 tentang standar pelayanan minimal jalan Tol, tertanggal 17 Oktober 2014, dan diundangkan pada tanggal 17 Oktober 2014 (untuk selanjutnya disebut peraturan menteri pU nomor:16/pRT/m/2014). peraturan menteri pU nomor :16/pRT/m/2014 ini mulai berlaku 6 (enam) bulan setelah tanggal diundangkan. Dengan berlakunya peraturan menteri pU nomor:16/pRT/m/2014 ini, maka peraturan menteri pekerjaan Umum nomor:392/pRT/m/2005 tentang standar pelayanan minimal jalan Tol dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

2. peraturan Otoritas jasa Keuangan nomor:32/pOjK.04/2014 tentang Rencana penyelenggaraan Rapat Umum pemegang saham perusahaan Terbuka, atas terbitnya peraturan ini maka dalam waktu 1 (satu) tahun sejak diundangkan perseroan wajib menyesuaikan Anggaran Dasarnya.

selama tahun 2014 tidak terdapat perubahan Kebijakan Akuntansi baru, perseroan telah menerapkan seluruk kebijakan Akuntasi sesuai dengan psAK yang berlaku

1. In 2014, the regulation of Minister of Public Works Number: 16/PrT/M/2014 concerning the Minimum Services Standard of Toll road, dated october 17, 2014 was established and legalized on october 17, 2014 (to be called as regulation of Minister of Public Works Number: 16/PrT/M/2014). The regulation of Minister of Public Works Number: 16/ PrT/M/2014 was imposed 6 (six) months after the legalization date. With the enactment of the regulation of Minister of Public Works Number: 16/PrT/M/2014, then the regulation of Minister of Public Works Number: 392/PrT/M/2005 concerning the Minimum Services Standard of Toll road was no longer valid.

2. regulation of financial Services Authority Number: 32/ PoJK.04/2014 concerning the Time of general Meeting of Shareholders of Public Company, since the establishment of this regulation, then within 1 (one) year since the legalization date, the Company shall adjust its Articles of Association.

Throughout 2014, there were no changes on the new accounting policy, the Company has implemented all accounting policy in accordance with the prevailing PSAK