• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data

5. Evaluasi Penilaian Pembelajaran BTQ

Evaluasi merupakan terpenting dari proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Evaluasi dilakukan untuk meengetahui tingkat hafalan peserta didik. Waktu penilaian diberikan sepenuhnya kepada guru pembimbing dengan aspek penilaian yang telah disepakati oleh tim mahasiswa LIPIA dan sekolah, diantaranya: aspek fashaha, aspek tajwid, aspek kelancaraan dan sikap.

Menurut pak hidayat, bahwa penilaina (evaluasi) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan hafalan peserta didik serta mengetahui perkembangan peserta didik dalam menghafal, dan evaluasi dilakukan oleh tim yang diadakan tiap semesternya. Format yang digunakan dalam evaluasi ini berbentuk raport, dan penilaian raportnya ini menggunakan huruf dengan tingkatan A, B, C, dan D.

evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir semester saja, guru pembimbing juga mengevaluasi peserta didik yang tidak dapat menyetorkan hafalan dalam dua kali pertemuan. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Baca Tulis Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta dapat dilihat dari proses hafalan, menulis surah yang ditentukan guru pembimbing, materi yang dihafalkan, metode yang digunakan, fasilitas dan evaluasi. Keberhasilan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an tidak hanya dari materi atau metode yang telah di susun dalam RPP saja, namun faktor lain seperti lingkungan, fasilitas sekolah, pembimbing serta peserta didik pun ikut berperan dalam terlaksananya pembelajaran BTQ. Makah al tersebut berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an serta hasil pembelajaran BTQ yang dicapai oleh peserta didik.

6. Klasifikasi Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an

Di dalam KBBI, klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan.

Secara harfiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas. Menurut Ilmu Pengetahuan, Klasifikasi adalah Proses pengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an yang dilakukan di SMPN 166 Jakarta berjalan dengan baik yaitu, terdapat peserta didik yang dapat membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar. Jika dilihat dari kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an, peserta didik dapat membaca Al-Qur’an dengan lancer begitupun saat peserta didik melafalkan ayat saat menyetorkan hafalan kepada guru pembimbing Baca Tulis Al-Qur’an. Selain itu peserta diidk dapat melafalkan ayat Al-Qur’an dengan tepat dari segi melafalkan makhrijul huruf maupun hukum tajwid pada saat membaca maupun menghafalkan Al-Qur’an.

Kedua hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta telah berjalan dengan baik.

7. Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an

Berkaitan dengan masalah ini peran guru untuk meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an diharapkan besar pengaruhnya untuk keberhasilan proses belajar menulis dan membaca Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta. Program menulis dan membaca Al-Qur’an ini wajib di ikuti semua SMPN 166 Jakarta khususnya di kelas 7. Akan tetapi, hal ini agak sulit dikerjakan karena untuk baca tulis Al-Qur'an sangat dibutuhkan semangat dan dorongan yang kuat dari siswa SMPN 166 Jakarta. Waktu untuk membaca dan menulis ayat-ayat Al-Qur`an di laksanakan pada hari selasa, rabu, kamis di jam 1 siang sampai jam 3 sore. Pengelompokannya juga ada pertimbangan dalam membentuk kelompok sesuai perkembangananak.

Peran guru dalam meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an di SMPN 166 Jakarta. Peran guru sangatlah penting dalam upaya meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an terhadap siswa-siswi, karena peran guru memiliki faktor keterlibatan yang sangat besar terhadap kemajuan para siswanya. Dalam baca tulis Al-Qur`an anak didik bukanlah suatu hal yang begitu saja berjalan tanpa proses. Tetapi memerlukan suatu upaya-upaya guru yang konkrit.

Ada beberapa upaya yang harus dilakukan guru dalam upaya meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an anak didik yaitu:

Menambah jam pembelajaran BTQ setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) selesai dan menciptakan kondisi yang baik pada waktu proses belajar mengajar, peran guru dalam upaya meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an harus memiliki kemampuan dan profesionalisme dalam baca tulis Al-Qur`an, karena kalau tidak memiliki kemampuan yang mumpuni maka akibatnya ke siswa-siswi akan buruk, Mengingat mempelajari Al-Qur`an tidak boleh sembarangan, ada aturan-aturan tajwidnya, makharijul hurufnya, dan sebagainya. Dan kebanyakan siswa-siswi masih kurang dalam BTQ nya dan ada pula yang sudah banyak yang bisa membaca tuis Al-Qur`an dengan baik dan benar.

upaya menciptakan kondisi yang baik ini juga bisa dalam bentuk memberikan sebuah metode yang menarik bagi siswa-siswi dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur`an.

Upaya peningkatkualitas baca tulis Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta. Berdasarkan pada analisis data yang telah diperoleh peneliti, dari metode penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an memerlukan metode sebagai salah satu faktor yang mendukung lancarnya proses upaya peningkatan kualitas baca tulis Al-Qur`an dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan tersebut adalah agar siswa-siswi lebih aktif, kreatif dan inovatif. Upaya peningkatan kualitas baca tulis Al-Qur`an juga memerlukan metode pendidikan dan

pengajaran yang tepat agar santri bisa memahami dan mempelajarinya.

Akan tetapi tidak semua metode tersebut dapat dipakai dalam penyampaian suatu bahan. Akan tetapi tidak semua metode tersebut dapat dipakai dalam penyampaian suatu bahan dan metode tersebut yaitu

A) Metode memberi contoh (tauladan) B) Metode menghafal

C) Metode membiasakan D) Metode perintah E) Metode tugas F) Metode tanya jawab

Sesuai tahap perkembangan siswa perlu adanya upaya untuk mendorong kemajuan siswa di SMPN 166 Jakarta, salah satu upayanya yaitu menyajikan metode yang tepat dalam baca tulis Al-Qur’an salah satu syaratnya adalah peran dari seorang guru. Guru yang berkualitas penuh daya juang yang efektif dan inovatif sangat perlu diharapkan karena dalam perkembangan siswa hal tersebut sangat penting seperti yang dikatakan oleh Ravik Karsidi bahwa guru sangat diharapkan mampu membimbing siswa sesuai peranannya yaitu peran guru terhadap peserta didik merupakan vital dari sekian peran yang harus dijalani, yaitu memberikan keteladanan, pengalaman serta ilmu pengetahuan kepada peserta didik.79

Hal ini juga ditegaskan oleh Sumadi Suryabrata bahwa peranan pendidik sangat besar dalam penentuan pandangan hidup siswa, karena itulah kenalilah mereka dan berikanlah mereka bimbingan. Guru yang memiliki karakteristik sebagai pembimbing walaupun masih dalam tahap awal mampu menunjukan interaksi yang dinamis antara guru dan peserta didik dalam praktek belajar mengajar yang bernuansa bimbingan, mereka juga memiliki

79 Ravik Rasidi, Sosiologi Pendidikan (Solo: Lembaga Pendidikan, 2007), 3.

kemampuan untuk membimbing peserta didik yang bermasalah.

Misalnya masalah dalam belajar, penyesuaian diri, masalah akibat keluarga yang tidak sehat, pengaruh TV, internet dan lain-lain.80 Hasil observasi di SMPN 166 Jakarta adalah rendahnya semangat untuk baca tulis Al-Qur'an ini banyak ditemukan. Misalnya kurangnya keseriusan dalam membaca dan menulis Al-Qur'an.

Masalah tersebut dapat menghambat proses baca tulis Al-Qur'an dikarenakan kurangnya motivasi. Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran dan upaya guru untuk meningkatkan kualitas dalam baca tulis Al-Qur'an di SMPN 166 Jakarta. Mengingat luasnya masalah penelitian tentang peran guru dalam upaya meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an di SMPN 166 Jakarta.Maka perlu sekiranya peneliti memberikan ruang lingkup dalam masalah ini. Adapun ruang lingkup ini adalah: Dalam penelitian ini mengambil batasan pengertian tertentu untuk membatasi bahasan dan agar penelitian bisa dilaksanakan lebih detail sebagai berikut: Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, bagaimanapun hebatnya teknologi.

Dengan metode-metode tersebut para hasilnya akan sangat baik bagi santri-siswa-siswi untuk membentuk kepribadian yang baik dan mengamalkan apa yang di anjurkan oleh agama islam di SMPN 166 Jakarta. Faktor penunjang dan penghambat di SMPN 166 Jakarta Faktor penunjang di SMPN 166 Jakarta sudah cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang memadai dan motivasi belajar yang tinggi pada diri santri dan mampu melahirkan stimulus yang baik dan menumbuhkan minat belajar. Sedangkan

80 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), 35.

Faktor penghambat kegiatan baca tulis Al-Qur`an pada santri di SMPN 166 Jakarta sangat kurang, karena keterbatasan waktu dalam kegiatan pengabdian merupakan suatu kendala yang dapat menghambat jalannya kegiatan pembelajaran. Dan perbedaan intelegensi dan latar belakang setiap siswa-siswi mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, ada yang memiliki intelegensi yang tinggi dan ada pula yang intelegensinya rendah. Hal ini menyebabkan tingkat penerimaan dan penguasaan materi yang di berikan oleh tutor bervariasi, ada yang cepat menguasai, sedang ada pula yang lambat.

Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa Hasil dari peran guru dalam upaya peningkatan baca tulis Al-Qur`an sangat memuaskan terbukti dengan adanya santri bisa membaca Al- Qur an dengan baik dan benar. Analisis data yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas yaitu dilakukan sejak awal penelitian di lapangan.

Aktivitas dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi tiga langkah yaitu: Data Reduction (Reduksi Data).

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.Jadi data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak perlu dicatat secara teliti dan rinci. Sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil analisis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan terkait dengan peran guru agama Islam dalam mendidik siswa baca tulis Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta, dapat di simpulkan bahwa:

1. Peranan guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an terdiri dari 3 aspek: pertama, guru sebagai pembimbing tugas dan tanggung jawab ini lebih menekankan kepada merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru harus mempunyai pengetahuan, menguasai ilmu dan bahan yang akan diajarkan. Kedua, guru sebagai pekerja yang memimpin yaitu memberikan tekanan pada tugas dan memberikan bimbingan berupa bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Ketiga, Guru sebagai administratur kelas, dan pengelola kelas, tugas ini pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Keempat, guru sebagai motivator pendidik Agama dapat memberikan dorongan kepada peserta didik dan niat ikhlas karena Allah SWT dalam belajar.

2. Peran guru sangatlah penting dalam upaya meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an terhadap siswa-siswi, karena peran guru memiliki faktor keterlibatan yang sangat besar terhadap kemajuan para siswanya. Dalam baca tulis Al-Qur`an anak didik bukanlah suatu hal yang begitu saja berjalan tanpa proses. Tetapi memerlukan suatu upaya-upaya guru yang konkrit. Ada beberapa upaya yang harus dilakukan guru dalam upaya meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an anak didik yaitu: Menambah jam pembelajaran BTQ setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) selesai dan menciptakan kondisi

yang baik pada waktu proses belajar mengajar, peran guru dalam upaya meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an harus memiliki kemampuan dan profesionalisme dalam baca tulis Al-Qur`an, karena kalau tidak memiliki kemampuan yang mumpuni maka akibatnya ke siswa-siswi akan buruk, Mengingat mempelajari Al-Qur`an tidak boleh sembarangan, ada aturan-aturan tajwidnya, makharijul hurufnya, dan sebagainya.

3. Upaya peningkatkualitas baca tulis Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta.

guru menggunakan metode yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an memerlukan metode sebagai salah satu faktor yang mendukung lancarnya proses upaya peningkatan kualitas baca tulis Al-Qur`an dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan tersebut adalah agar siswa-siswi lebih aktif, kreatif dan inovatif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka ada beberapa saran dari peneliti sebagai berikut:

2. Pelaksanaan kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an SMPN 166 Jakarta hendaknya tetap ditingkatkan dan disempurnakan mulai dari perencanaa, pelaksaan maupun evaluasi.

3. Untuk sekolah sebaiknya mengadakan pelatihan ataupun workshop kepada guru-guru pembimbing BTQ di SMPN 166 Jakarta dengan tujuan diharapkannya peningkatan kemampuan guru sebagai modal dalam pelaksanaan BTQ.

4. Mengingat pentingnya pelaksanaan kegiatan BTQ hendaknya sekolah menerapkan bimbingan BTQ sebagai mata pelajaran atau muatan lokal.

5. Sebaiknya pihak sekolah, keluarga dan lingkungan mempunyai rasa tanggung jawab yang sama kepada peserta didik dalam proses pembelajaran BTQ.

82

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014.Penelitian Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Bahri Djamarah,Syaiful. 2000.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Daien Indrakusuman, Amir. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Damsar. 2011.Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Darajat, Zakiyah. 1996.Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Zakiyah. 2003.Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. 2003 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta

Esti Wuryani Djiwandono, Sri. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

Gunawan, Adi. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika

Guntur Tarigan, Henry.1991.Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Hamalik, Oemar. 2005.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hernowo. 2005. Quantum Reading. Bandung: MLC.

Hernowo. 2003. Quantum Reading Cara Cepat nan Bermanfaat Untung Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung : Mizan Learning Center

Kholis Setiawan, M. Nur. 2005.Al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar . Yogyakarta:

ELSAQ Press.

Kurniawan, Heru. 2013.Satra Anak Dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, hingga Penulisan Kreatif . Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajawali Pres

Lickona, Thomas. 2013.Pendidikan Karakter Bandung; Nusa Media.

Majid Khon, Abdul. 2013. Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan al-Qur’an Qira’at Ashim dari Hafash. Jakarta : Amzah.

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Abdul Mujib, Pedoman Ilmu Tajwid. 1994. Gresik: Karya Abditama.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, Nata, Abuddin. 2010. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy).

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Ngalim, Muhammad Purwanto. Psikologi Pendidikan. 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurdin,Syafruddin. 2005. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum.

JakartaQuantum Teaching.

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama Republik Indonesia, Lajnah.

2018. Syaamil Quran. Jawa Timur: An-Nahdliyah Pondok Pesantren Langitan.

Putra Daulay, Haidar. 2002.Pendidikan Islam . Medan : IAIN Press.

Pupuh Fathurrohman dkk, Pupuh. 2012. Guru Profesional. Bandung : PT Refika Kurniawan

Rahman, Fazlur. 2016.Islam Sejarah Pemikiran dan Peradaban. Bandung: Mizan Pustaka.

Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Said, Alamsyah. 2016.95 Strategi Mengajar Multiple Intelloigences. Jakarta:

Kencana.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Subini, Nini. 2012.Awas Jangan Jadi Guru Karbitan. Jogjakarta: PT. Buku Kita.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2015.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Sukring. 2013. Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta:

Graha Ilmi

Sulistyaningsih. 2002.Metodologi Penelitian Kualitatif Kebidanan . Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Rosdakarya

Syaikh Khalil Manna’, Al-Qhaththan. 2011. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an.

Bogor: Pustaka Litera Antarnusa.

Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan dan Perspek Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya

Tampubulon. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.

Bandung: Angkasa.

Tombak Alam, Sie. H. 1995.Ilmu Tajwid Popular 17 Kali Pandai. Jakarta: bumi aksara

Ulum, Samsul. 2007.Menangkap Cahaya Al-Qur’an. Malang: UIN Malang Press . WJS Poerwadarminta . Kamus Umum Bahasa Indonesia .

Undang-undang No. 14 Pasal 1Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Usman, Moh. Uzer . 2011 . Menjadi Guru Profesional . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Usman dan Dra. Lilis Setiawati, Moh. Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Hasil Observasi di SMPN 166 Jakarta

LEMBAR HASIL OBSERVASI

Kebersihan sekolah sangat baik, karna sekolah sudah menyiapkan tempat sampah sesuai golongan, tempat sampah didepan kelas, di dekat kantin, agar peserta didik tidak malas untuk membuang sampah didepan kelas, di dekat kantin, agar peserta didik tidak malas untuk membuang sampah ditempatnya. Bahkan sekolah

4. Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah dibuat dengan baik, dan dijalankan dengan tegas oleh pembuat kebijakan sekolah dan guru-guru lainnya.

5. Keamanan Sekolah

Terciptanya keamanan yang baik sehingga peserta didik merasa aman ketika disekolah, petugas juga selalu memperhatikan peserta didik yang lalu lalang serta keluar

penyampaiannya harus jelas dan pelan-pelan. Pengamat melihat kondisi fisik peserta didik mengalami penurunan Ketika diperhatikan dan dinasehati Ketika berbicara, maupun dalam komunikasi lainnya.

Lampiran 2

Hasil Observasi SMPN 166 Jakarta

LEMBAR HASIL OBSERVASI

No Objek Pengamatan Deskripsi

1. Pelaksanaan

pembelajaran BTQ

Pada pembelajaran membaca dan menulis Al-Qur’an ini berlangsung untuk kelas 7 dengan 525 siswadi SMPN 166 Jakarta. Dilaksanakan dilantai 3 Pada saat itu, peserta didik datang tepat waktu dan langsung bersiap-siap duduk dengan tertib untuk memulai pembelajaran. Peserta didik menggunakan kitab Al-Qur’an masing-masing dan menyiapkan buku tulis untuk menulis. Pelaksanaan kegiatan BTQ ada juga guru-guru yang diajarkan oleh LIPIA bekerjasama dan sudah berjalan 5tahun lebih, sebanyak 6 orang.

2. Pelaku

pembelajaran BTQ

Pelaku pembelajaran kegiatan ini terdiri dari peserta didik dan guru pembimbing BTQ di SMPN 166 Jakarta yang memiliki kemampuan dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik. Serta guru pembimbing BTQ sesuai dengan kelompok pebagian kelasnya A1, A2, B1, B2, B3, C1 dan C2 3. Aktivitas

pembelajaran BTQ

Pembelajaran berlangsung selama 60 menit yang diawali dengan salam pembuka dari pembimbing setelah itu membaca do’a secara bersama-sama.

Pembelajaran BTQ di SMPN 166 Jakarta. Dimana peserta didik membaca ayat yang dipelajarin dengan menggunakan kitab Al-Qur’an, peserta didik

diberikan waktu untuk membaca dan memperlancar sebelum menyetorkan bacaannya kepada guru pembimbing secara sendiri-sendiri, saat itu guru pembimbing membaca dan menulis mendengar salah satu peserta didik yang sedang muroja’ah jika terdapat pelafalan yang kurang tepat ataupun keliru guru pembimbing akan segera membenarkannya.

Peserta didik diberikan waktu untuk mempersiapkan diri sebelum dipanggil untuk menyetorkan bacaan yang akan dibaca kemudia peserta didik menyetorkan kepada guru pembimbing membaca dan menulis secara bergantian. Bagi peserta didik yang telah menyetorkan hafalan, ia membantu temannya untuk muroja’ah. Dan juga ia menulis ayat yang telah ia baca. Pada kelompok ini, seluruh peserta didik dapat menyetorkan bacaan dan tulisannya. Pada akhir pembelajaran, guru pembimbing mengingatkan kepada peserta didik yang belum sampai selesai dengan target yang telah di tentukan maka pada pertemuan selanjutnya untuk menyetorkannya di awal setiap pertemuan dengan tujuan selesai target capaian tepat pada waktunya, kemudian memberikan solusi dan masukan kepada peserta didik yang belum dapat menyelesaikan bacaan, serta mengingatkan kepada peserta didik untuk teru muroja’ah agar apa yang telah dibaca dan ditulis dapat terus terjaga. Pembelajaran ditutup dengan membaca basmallah, kafaratul majlis serta salam. Evaluasi pada pembelajaran BTQ ini dilaksanakan pada saat UTS dan UAS.

Lampiran 3

Hasil Wawancara

Informan : Bapak Ahmad Hidayatullah

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam / Penggung Jawab BTQ

Waktu : 16 Desember 2019 Tempat : Ruang Kelas 7

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan BTQ di SMPN 166 Jakarta?

Sebelum dimulai ber’doa besama terlebih dahulu, lalu membacakan kehadiran siswa dan mengecek kesiapa para siswa. Kemudian guru memberikan sedikit materi, kemudia siswa-siswi menulis sesuai dengan ayat yang ditentukan oleh guru dan satu persatu setoran hafalan dengan pembimbing sesuai dengan ayat yang ditentukan:

Kelas A : Asy-Syams-Al-Alaq Kelas B : Adh-Dhuha-Al-Insyirah Kelas C : Adh-Dhuha-Al-Alaq

Yang sudah selesai boleh duduk ketempatnya kembali, Ketika terdapat teman yang kesulitan ia akan membantu temannya yang akan menyetorkan bacaannya dan tulisannya.

Setelah semua selesai ditutup dengan memberikan nasihat sebagai motivasi siswa.