• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang sekaligus menguji keabsahan data tersebut. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi dalam melakukan wawancara agar mengetahui lebih mendalam. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian

71 Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kualitatif Kebidanan, (Yogyakarta: Graha Ilmu), h. 136

72 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung : Alfabeta, 2015), h. 329

ini, maka peneliti menggunakan uji kredibilatas. Uji kredibilitas ini digunakan untuk membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Teknik yang digunakan diantaranya adalah:

1. Triangulasi Data

Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, teknik, dan waktu.

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibiltas data dengan mengecek data yang sudah diperoleh melalui beberapa sumber. Apabila mendapatkan data dari tiga sumber yang berbeda, maka tidak dapat diratakan seperti penelitian kuantitaif, tetapi dideskripsikan, dispesifikan, mana pandangan yang berbeda, mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis peneliti dan menhasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan sumber data tersebut.73

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya diperoleh data melalui wawancara, lalu dicek melalui observasi atau dokumentasi. Bila menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lainnya. Hal itu dilakukan untuk memastikan data mana yang benar. Atau mungkin semuanya benar karena sudut pandang yang berbeda.74

73Ibid, h. 373

74Ibid, h. 373

c. Triangulasi Waktu

Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan wawancara pada pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka menguji kredibelitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara atau obervasi kembali di waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka lakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.75

2. Menggunakan bahan referensi

Maksud dari bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah valid. Contoh data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Kemudian data yang diperoleh melalui observasi perlu didukung dengan adanya foto-foto. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh dapat lebih dipercaya

3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan sistematis. Analisis data akan dilakukan dalam 2 tahapyaitu pada saat, pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Sejak awal data sudah mulai dianalisis, karena data akan terus bertambah dan berkembang.

Jika data yang diperoleh belum memadai atau masih kurang, maka dapat segera dilengkapi.76Dalam hal ini Nasution menyatakan bahwa analisis telah mulai merumuskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung sampai penulisan hasil penelitian. Penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses lapangan dengankumpulan data.

75Ibid, h. 374

76 Zainal Arifin, Opcit, h. 171

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPN 166 Jakarta 1. Profil SMPN 166 Jakarta

a. Kepala Sekolah : Alidzar, S. Pd, M.M.

b. Nama Sekolah : SMPN 166 Jakarta c. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

d. Alamat Sekolah : Jl. Kedondong No. 5 RT.2/RW.5, Jagakarsa, Jak-Sel.

e. Telepon : 021-7270219 f. Status Sekolah : Negeri

g. Nilai Akreditasi : Terakreditasi A h. Tahun Beroprasi : 1978

i. Website : http://smpn166.blogspot.com j. Email : [email protected]

2. Sejarah Singkat SMPN 166 Jakarta

SMP Negeri (SMPN) 166 Jakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Sama dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa Pendidikan sekolah di SMPN 166 Jakarta di tempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari kelas VII sampai kelas IX pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum 2013 yang sebelumnya menggunakan Tingkat Satuan Pendidikan dan KBK.

SMPN 166 Jakarta berdiri tanggal 19 Juni 1978 atau tepatnya berusia 40 tahun pada bulan Juni 2018. Dilihat dari usianya yang sudah hampir setengah abad, SMPN 166 Jakarta muncul dengan liku-liku sejarahnya tersendiri.

Pada Agustus 2009 di kecamatan Jagakarsa, SMPN 166 termasuk 3 sekolah negeri yang berprestasi dibidang akademik. Akan tetapi pada saat itu gedung sekolah belum dilakukan perombakan, sehingga waktu belajar dilaksanakan pagi dan siang hari. Itulah sebabnya SMPN 166 Jakarta tidak memenuhi kriteria sekolah standard nasional.

Oleh sebab itu, SMPN 166 Jakarta melakukan pembangunan ulang gedung sekolah, yakni pada tanggal 19 September 2010. Semua tenaga pendidik dan kependidikan melakukan pengungsian sekolah secara sementara. Sempat muncul rasa cemas dalam benak tenaga pendidik dan kependidikan SMPN 166 Jakarta, akhirnya kecemasan pun berakhir ketika pembangunan gedung tersebut mulai dilakukan pada bulan September tahun 2010. Hingga tahun ini SMPN 166 Jakarta menjadi salah satu SMP yang diminati oleh banyak peserta didik, mereka berlomba-lomba menjadi bagian dari keluarga SMPN 166 Jakarta, bisa dilihat dari kemajuan rombongan belajar pada tahun 2018 ini mencapai 21 rombongan belajar dengan jumlah peserta didik + 756 peserta didik. Bukan hanya prestasi akademik, akan tetapi prestasi non akademik pun SMPN 166 Jakarta mampu bersaing di tingkat Nasional.

3. Visi, Misi dan Tujuan SMPN 166 Jakarta a) Visi

Kompetitif, bebrudi pekerti luhur, berwawasan lingkungan berdasarkan ipteks dan imtaq”. Dengan indikator sebagai berikut:

1) Mampu bersaing dengan sekolah lain dalam bidang akademik dan non akademik

2) Lulusan SMPN 166 Jakarta dapat diterima masuk pada sekolah lanjutan SMA/SMK Negeri

3) Terlaksananya penanaman dan pengamalan budi pekerti yang luhur dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari

4) Menciptakan warga sekolah yang berwawasan dan peduli pada lingkungan

5) Terlaksananya pengembangan masyarakat belajar yang berwawasan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang didasari oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Misi

1) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2) Meningkatkan standar kompetensi kelulusan, baik akademik maupun non akademik yang kompetitif.

3) Menumbuhkembangkan pribadi yang berbudi pekerti luhur 4) Mengembangkan wawasan lingkungan yang dapat dimanfaatkan

bagi kehidupan

5) Menciptakan sekolah sebagai lingkungan wawasan wiyata mandala yang aman, nyaman, bersih dan sehat

6) Membentuk warga sekolah yang menguasai ilmu pegetahuan dan teknologi

7) Membentuk perilaku peserta didik yang beriman dan bertaqwa

c) Tujuan

Tujuan yang akan dicapai oleh SMPN 166 Jakarta selama satu tahun mendatang adalah sebagai berikut:

1) Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cermin akhlak mulia, beriman, dan bertaqwa 2) Terciptanya pelayanan sesuai kebutuhan peserta didik, orang

tua peserta didik, masyarakat, dan pihak-pihak lain yang memadai dengan budaya senyum, salam, sapa, dan santun

3) Meningkatkan nilai rata-rata UN secara bertahap dari tahun ke tahun sehingga mampu bersaing untuk masuk di SMA/SMK negeri maupun unggulan.

4) Mempertahankan presentase kelulusan 100%

5) Prosentasi kelulusan yang bisa diterima di SMA dan SMK Negeri minimal 95% dan secara bertahap yang diterima di sekolah unggulan 25%

6) Tercapainya prestasi dalam setiap lomba minimal mencapai juara provinsi

7) Menghasilkan tamatan SMPN 166 Jakarta yang santun, berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia

8) Tercapainya tenaga pendidik dan kependidikan yang kompetitif, professional, berkarakter, 20% guru berpendidikan S-2 dan tenaga usaha 80% S-1

9) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai serta sarana pembelajaran yang berbasis IT sesuai kebutuhan dan mampu memberdayakannya

10) Terlaksananya pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah yang konsisten

11) Tercukupinya biaya kebutuhan sekolah sehingga bisa tercapai visi dan misi sekolah

12) Tercapainya sistem penilaian obyektif, dapat dipercaya dan transparan serta mudah diakses

Tujuan tersebut secara berkala akan dimonitor, dievaluasi, dan dikembangkan agar tujuan tercapai dan dapat meningkat terus dari tahun ke tahun.

B. Deskripsi Data 1. Data Observasi

a. Tempat Pelaksanaan Kegiatan BTQ di Kelas

Dalam tahap observasi ini, peneliti melakukan observasi dikelas VII (Tujuh) sampai IV (Sembilan) dimana kelas tersebut sudah difasilitasi dengan papan tulis, kursi, meja, madding, proyektor, gordyn, AC dan rak buku. Tiap-tiap peserta didik memiliki tempat duduk dan kursi terdiri dari 4 banjar horizontal, tiap banjar terdiri dari 4 atau 5 baris vertikal. Yang tiap kursi diisi oleh satu sampai dua peserta didik. System tempat duduk antara perempuan dan laki-laki itu berbeda dimana laki-laki sebelah kanan dan perempuan sebelah kirinya dan sebaliknya. Dengan ruang kelas 1-7 dilantai 3 dengan berbagai kelompok yang ada dilantai 3, yang terdiri dari 7 kelompok perkelasnya menjadi A1, A2, B1, B2, B3, C1, C2

b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan BTQ di Luar Kelas

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di luar kelas ini biasanya pembimbing menggunakan masjid yang ada disekolah.

Pembelajaran dilaksanakan di luar kelas karena ingin menggabungkan kelompok belajar dari peserta didik yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing guru pembimbing. Kondisi yang kurang kondusif dalam proses BTQ ini pun tidak emmungkinkan bagi para siswa untuk belajar dalam satu tempat atau ruangan. Suasana sebelum pembelajaran kurang kondusif, namun guru pembimbing mempersilahkan peserta didik untuk merapihkan masing-masing posisis duduknya.

Setelah peserta didik telah rapih denan duduk beserta Al-Qur’annya, lalu mereka sama-sama berdoa sebelum memulai

pembelajaran, guru pembimbing menanyakan kehadiran dan kesiapan peserta didik.

c. Pelaku Pelaksanaan Kegiatan BTQ 1) Peserta Didik atau Siswa

Peserta didik kelas VII berjumlah 525 peserta didik.

2) Guru/Pembimbing Baca Tulis Al-Qur’an

a) Guru pembimbing sekolah yakni guru-guru yang berasal dari guru SMPN 166 Jakarta

b) Mahasiswa LIPIA, ini merupakan guru pembimbing yang berasal dari LIPIA yang dimana telah melakukan kerjasama terhadap SMPN 166 Jakarta

2. Proses Pelaksanaan Kegiatan BTQ

Pada proses BTQ, sudah tentu selalu membuka kitab Al-Qur’an sebagai media. Diwajibkan kepada seluruh peserta didik untuk mempunyai Al-Qur’an agar kegiatan ini berjalan dengan baik.

Tujuan BTQ di SMPN 166 Jakarta ini pun ingin tercapainya generasi siswa-siswi yang cinta terhadap Qur’an. Cinta terhadap Al-Qur’an banyak memiliki hafalan Al-Al-Qur’an, mampu menulis ayat-ayat suci Al-Qur’an beserta Bahasa arab dan mampu memahami isi daripada Al-Qur’an tersebut. Dan semua itu kami coba untuk terus tingkatkan agar alumni siswa-siswi kami mempunyai bekas yang cukup ketika berhadapan dengan masyarakat luas.

SMPN 166 Jakarta memberikan alokasi waktu untuk kegiatan ini selama 3 jam dari jam 1-3 sore. Dan untuk pertemuan kegiatan BTQ itu ada tiga kali pertemuan, yaitu selasa, rabu dan kamis. Proses kegiatan ini hanya diikuti olehh siswa-siswi kelas VII saja yang dimana klasifikasi ditentuan dengan test di awal pertemuan lalu terbagi menjadi 3 tingkatan dengan 7 kelas. Tiga tingkatan

teserbut yaitu tingkatan A, B dan C yang terbagi perkelas A1, A2, B1, B2, B3, C1, C2.

Pada pembahasan ini akan dibahas tentang aktivitas pelaksanaan pembelajaran BTQ pada kelas VII. Sebelum dimulainya pembelajaran, guru pembimbing terlebih dahulu membuka pertemuan dengan salam dilanjutkan dengan doa dan mengecek kesiapan dari peserta didik.

Dalam mengecek kesiapan para peserta didik, guru pembimbing memberikan waktu untuk peserta didik berwudhu dan menaruh Al-Qur’an di atas meja tiap peserta didik. Setelah itu kelompok dimulai dengan membaca dan menghafal yang kemudia disetorkan kepada guru pembimbing. Jika terdapat peserta didik yang keliru atau tidak tepat dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, amak guru pembimbing itupun segera membenarkannya atau memberitahukannya. Setelah kurang lebih dua pulu menit peserta didik pun mempersiapkan diri untuk menyetor hafalannya kepada pembimbing. Peserta didik menyetorkannya secara bergantian, pembimbing menyimak, membenarkan jika terdapat bacaan ayat Al-Qur’an yang tidak tepat serta membantu peserta didik yang lupa pada saat ia melafalkan ayat yang sedang dilafalkannya. Pada akhir pembelajaran guru pembimbing selalu mengingatkan kepada peserta didiknya yang belum menyetorkan bacaan pada hari itu, dan peserta didik untuk terus muroja’ah agar hafalan yang telah dihafal tidak hilang. Dan kemudian ditutuo dengan membaca hamdallah dan kafaratul majlis.77

Sedangkan aktivitas pada kelompok A, B, dan C itu tidak jauh berbeda dengan kelompok lainnya. Diawali dengan salah, membaca doa, dan mengecek kesiapan para peserta didik, kemudia pembimbing memberika waktu para peserta didik untuk mengambil

77Hasil Observasi dan wawancara pembimbing BTQ, Bapak Hidayat pada 2019 di SMPN 166 Jakarta

air wudhu lalu menyiapkan Al-Qur’annya diatas meja tiap-tiap peserta didik lalu membaca dan menghafalkan bacaan masing-masing diri sebelum menyetor kepembimbing. Untuk kelompok hafalan tiap suratnya yaitu:

Kelompok A : Surah As-Syam sampai Al-Alaq Kelompok B: Surah Adh-Dhuha sampai Al-Insyirah Kelompok C: Surah Adh-dhuha sampai Al-Alaq

Untuk penyetoran hafalan kepembimbing minimal setoran 2 ayat. Guru menyimak bacaan yang telah dibaca oleh siswa dan juga membenarkan bacaan yang keliru yang tidak sesuai dengan tajwid dan makhrajnya. Untuk mengoreksian bacaannya per kelompoknya yang dinilai dari kelompok :

A : dinilai dari makhrajnya, bacaan dan tajwidnya, kelompok B : dinilai dari kelancarannya dan tajwidnya, kelompok C : dinilainya dari kelancaran dari bacaan peserta didiknya.

Bagi peserta didik yang sudah selesai menyetora hafalan mereka ataupun yang masih menunggu antrian setoran hafalan, mereka menulis surah seperti imla dengan surah yang di tentukan dengan guru pembimbingnya masing-masing. Lalu guru akan mengoreksi kembali tulisan mereka. Diakhir pembelajaran pembimbing memberikan motivasi supaya peserta didik belajar membaca dan menulis Al-Qur’an dan kemudian ditutup dengan sama-sama membaca hamdalah dan kafaratul majlis.

3. Materi Kegiatan Pembelajaran BTQ

Materi pelajaran merupakan bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran, dimana pembelajaran ini berpusat pada materi pelajaran yang merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.78 Materi kegiatan pembelajaran BTQ ini meliputi membaca Al-Qur’an,

78Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-11, h. 141.

tajwid, makhrijul huruf, tahsin, kajian makna maupun terjemahannya. Materi yang digunakan oleh SMPN 166 Jakarta ini berdasarkan pedoman yang dipakai oleh mahasiswa LIPIA, namun kurikulum BTQ di SMPN 166 di inovasi oleh sekolah dengan bantuan mahasiswa LIPIA. Sehubung dengan materi BTQ yang digunakan di SMPN 166 Jakarta, materi diinovasi atas dasar pengalaman guru BTQ dan mahasiswa LIPIA yang dimana BTQ ini dijadikan sebagai kegiatan unggulan dan wajib bagi siswa dan siswi kelas VII (tujuh) di SMPN 166 Jakarta. Berdasarkan hasil studi dokumentasi berikut:

TARGET CAPAIAN KEGIATAN BTQ

KELOMPOK SMT MATERI PENCAPAIAN TES A

Adapun indikator kemampuan membaca Al-Qur’an.

Dalam membaca Al-Qur’an, terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan dan dilaksanakan bagi pembacanya, di antara peraturanperaturan itu adalah memahami kaidah-kaidah ilmu tajwid.

Membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sebagaimana ketentuan-ketentuan yang perlu untuk dipelajari, sebagaimana yang akan dijelaskan dibawah ini :

a. Ilmu Tajwid

Ilmu Tajwid merupakan bagian dari ulumul Qur’an yang perlu dipelajari, mengingat ilmu ini berkaitan dengan

bagaimana seseorang dapat membaca Al Qur’an dengan baik. Sebagai ilmu, tajwid dapat berdiri sendiri, karena mempunyai syarat-syarat ilmiah, seperti adanya tujuan, fungsi dan objek serta sistematika tersendiri. Mempelajari ilmu tajwid hukumnya Fardlu Kifayah. Membaca AlQur’an dengan baik sesuai dengan Ilmu Tajwid hukumnya Fardlu

‘Ain. Macam-macam hukum bacaan dalam ilmu tajwid ialah Nun sukun dan tanwin, Miem sukun, Nun bertasydid dan Mim bertasydid, Idghom, Lam Ta’rif, Tarqiq – Tafkhiem, Lam sukun, Qolqolah, Mad dan Waqaf. Berikut perinciannya :

Jenis Hukum Bacaan Macam-macamnya Nun Sukun dan Tanwin Idhar Chalqi, Idghom

bighunnah, idghom bila ghunnah, iqlab, ikhfaa’

Miem sukun Idhar Syafawi, Ikhfaa’

Syafawi, Idghom Miem Nun Bertasydid dan Miem

Bertasydid

Ghunnah

Idghom Idghom Mutamatsilain,

Idghom Mutajanisain, Idghom Mutaqoribain

Lam Ta’rif Idhar Qomariyah dan Idghom Syamsiyah

Tarqiq – Tafkhiem Lam Al Mufakhomah, Lam Al Muroqqoqoh, Ro’ Al Mufakhomah, Ro’

Muroqqoqoh

Lam sukun Lam sukun yang terdapat

dalam kata kerja Idhar : bila

setelah lam tidak ada huruf lam dan ro’ Idghom : bila setelah huruf lam terdapat huruf ro’ dan lam

Qolqolah Qolqolah Sughro dan

Qolqolah Kubro

Mad Mad Thobi’ie, Mad Wajib

Muttashil, MadJaiz Munfashil, Mad Lazim Mutsaqqol kilmi, Mad Lazim Mukhoffaf Kilmi, Mad Lain, Mad ‘Aridl Lissukuun, Mad Shilah Qoshiroh, Mad Shilah Thowilah, Mad ‘Iwadl, Mad Badal, Mad Lazim Charfi Mukhoffaf, Mad Lazim Charfi Mutsaqqol, Mad Lazim Musyabba’

Waqaf Harus berhenti, boleh lanjut

dan sebagainya sebagaimana tanda waqafnya masing-masing

Itulah beberapa keterangan terkait ilmu bacaan Tajwid dalam Al Qur’an yang merupakan suatu ketentuan dalam membaca Al Qur’an sebagaimana yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya.

b. Makharijul Khuruf

Makharijul huruf adalah tempat-tempat keluar huruf dari huruf pembaca. Semua huruf mempunyai tempat asal yang dikeluarkan pembaca, sehingga membentuk bunyi tertentu.

Jika huruf itu tidak dikeluarkan dari tempat asanya, maka menjadikan kekaburan bagi pembaca sendiri dan yang mendengarkan, serta tidak dapat dibedakan antara huruf satu dengan huruf lainnya.

Jenis Makharijul Huruf Huruf

Jauf (Dalam) ي,و,أ

Chalq (Tenggorokan) ع,ح,غ,خ,ء,ه

Lisa (Lidah) ش ، ي ، ض ، ل ، ق ، ك ، ج ، ص ، ز ، ظ ، ن ، ر ، ط ، د ، ث ، ذ ، ت

Syafatani (Dua bibir) م ، ف ، و ، ب Khoisyum (Dalam Hidung) م-ن ، ب-م ، م-م ،

4. Fasilitas Pembelajaran BTQ

Fasilitas merupakan salah satu yang menunjang keberhasilan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada peserta didik, dengan demikian pemenuhan sarana dan prasarana tahfidz harus dilakukan. Jika dilihat fasilitas diberikan oleh SMPN 166 Jakarta sudah memadai. Hal ini ditunjukkan dengan memberikan fasilitas ruang kelas, masjid, perpustakaan, ruang rapat maupun ruang tamu bagi peserta didik untuk menghafal dan menyetorkan hafalan mereka. Selain fasilitas kelas dan ruang lainnya sebagai tempat menghafal, peserta didik juga diberikan fasilitas buku panduan yang didalamnya terdapat surat-surat yang akan dihafalnya beserta pembatas hafalan yang telah ditentukan.

5. Evaluasi Penilaian Pembelajaran BTQ

Evaluasi merupakan terpenting dari proses pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Evaluasi dilakukan untuk meengetahui tingkat hafalan peserta didik. Waktu penilaian diberikan sepenuhnya kepada guru pembimbing dengan aspek penilaian yang telah disepakati oleh tim mahasiswa LIPIA dan sekolah, diantaranya: aspek fashaha, aspek tajwid, aspek kelancaraan dan sikap.

Menurut pak hidayat, bahwa penilaina (evaluasi) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan hafalan peserta didik serta mengetahui perkembangan peserta didik dalam menghafal, dan evaluasi dilakukan oleh tim yang diadakan tiap semesternya. Format yang digunakan dalam evaluasi ini berbentuk raport, dan penilaian raportnya ini menggunakan huruf dengan tingkatan A, B, C, dan D.

evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir semester saja, guru pembimbing juga mengevaluasi peserta didik yang tidak dapat menyetorkan hafalan dalam dua kali pertemuan. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Baca Tulis Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta dapat dilihat dari proses hafalan, menulis surah yang ditentukan guru pembimbing, materi yang dihafalkan, metode yang digunakan, fasilitas dan evaluasi. Keberhasilan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an tidak hanya dari materi atau metode yang telah di susun dalam RPP saja, namun faktor lain seperti lingkungan, fasilitas sekolah, pembimbing serta peserta didik pun ikut berperan dalam terlaksananya pembelajaran BTQ. Makah al tersebut berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an serta hasil pembelajaran BTQ yang dicapai oleh peserta didik.

6. Klasifikasi Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an

Di dalam KBBI, klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan.

Secara harfiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas. Menurut Ilmu Pengetahuan, Klasifikasi adalah Proses pengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an yang dilakukan di SMPN 166 Jakarta berjalan dengan baik yaitu, terdapat peserta didik yang dapat membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar. Jika dilihat dari kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an, peserta didik dapat membaca Al-Qur’an dengan lancer begitupun saat peserta didik melafalkan ayat saat menyetorkan hafalan kepada guru pembimbing Baca Tulis Al-Qur’an. Selain itu peserta diidk dapat melafalkan ayat Al-Qur’an dengan tepat dari segi melafalkan makhrijul huruf maupun hukum tajwid pada saat membaca maupun menghafalkan Al-Qur’an.

Kedua hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta telah berjalan dengan baik.

7. Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an

Berkaitan dengan masalah ini peran guru untuk meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an diharapkan besar pengaruhnya untuk keberhasilan proses belajar menulis dan membaca Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta. Program menulis dan membaca Al-Qur’an ini wajib di ikuti semua SMPN 166 Jakarta khususnya di kelas 7. Akan tetapi, hal ini agak sulit dikerjakan karena untuk baca tulis Al-Qur'an sangat

Berkaitan dengan masalah ini peran guru untuk meningkatkan kualitas baca tulis Al-Qur`an diharapkan besar pengaruhnya untuk keberhasilan proses belajar menulis dan membaca Al-Qur’an di SMPN 166 Jakarta. Program menulis dan membaca Al-Qur’an ini wajib di ikuti semua SMPN 166 Jakarta khususnya di kelas 7. Akan tetapi, hal ini agak sulit dikerjakan karena untuk baca tulis Al-Qur'an sangat