• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAKARTA 2007 A. Latar Belakang Berdirinya Bamus Betawi

D. Faktor Birokrasi dan Keagamaan

Sebagai ormas Betawi, Forkabi sedikitnya mempunyai anggota dan kader dari aliansi jajaran pemerintah dan birokrasi. Hal ini dipergunakan untuk menjadi mesin politik bagi Forkabi, untuk berpartisipasi politik dalam Pilkada DKI Jakarta

21

Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010.

2007 mendukung dan mensukseskan calon pasangan gubernur dan wakil gubernur, Fauzi Bowo dan Prijanto.

Sebagai salah satu jajaran birokrasi dan pemerintah, sehingga dengan bermodal kekerabatan sesama birokrasi, bahwa yang masyarakat ketahui Fauzi Bowo adalah seorang birokrasi juga. Maka dari itu, adanya suatu kesamaan dalam bidang tersebut dan membuat dukungan Forkabi maupun masyarakat Betawi dapat mendukung Fauzi Bowo dengan baik.

Menurut C. Wright Mills didalam Gary Rachman Jusuf, Birokrasi ialah suatu alat kekuasaan yang paling utama bagi mengendalikan birokrasi juga.22 Dari definisi tersebut Forkabi mengunakan anggota dan kader yang beraliansi dari jajaran pemerintah dan birokrasi untuk menjadi alat pendukung untuk memberikan tujuan-tujuan masyarakat Betawi yang diinginkan.

Masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi, untuk mengeluarkan aspirasi-aspirasi mereka didalam dukungan, calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Prijanto, masyarakat Betawi melalui anggota dan kader Forkabi yang berada dijajaran pemerintah dan birokrasi. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan aspirasi masyarakat tersebut langsung didengar oleh calon pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut.

Menurut David Beentham didalam Miftah Thoha,23 ada 3 (tiga) elemen pokok dalam konsep birokrasi yaitu: 1. Birokrasi dipandang sebagai instrumen teknis, 2. Birokrasi dipandang sebagai kekuatan yang independen dalam masyarakat, sepanjang birokrasi mempunyai kecenderungan yang melekat pada

22

Gary Rachman Jusuf. Birokrasi Dalam Masyarakat Modern (Jakarta: Universitas Indonesia 1987), h. 16.

23

Miftah Thoha. Birokrasi dan Politik di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo 2003), h. 19

penerapan fungsi sebagai instrumen teknis tersebut, dan 3. Pengembangan dari sikap birokrasi tidak mampu dapat dipisahkan perilaku dan kepentingan sebagai suatu kelompok masyarakat tersebut.

Berdasarkan uraian konsep birokrasi diatas, dilain sisi Forkabi mempunyai anggota dan kader dari aliansi jajaran pemerintah dan birokrasi, Forkabi mempunyai suatu kelompok masyarakat yang cenderung begitu melekat dari masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, yaitu masyarakat asli DKI Jakarta ialah masyarakat Betawi. Hal ini terlihat pada kehidupan masyarakat Betawi sehari-hari, dimana begitu kuatnya persaudarahan Betawi melalui aspek keagamaan maupun tolong menolong.

Sementara itu dari aspek keagamaan Forkabi maupun masyarakat Betawi sangat kental dengan faktor keagamaan, terlihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut. Hal ini dikarenakan dengan kehidupan beragamaan kehidupan masyarakat Betawi dapat hidup sejahtera dengan masyarakat lainnya maupun dengan masyarakat Betawi lainnya.

Kemudian dari faktor keagamaanpun, salah satu Forkabi untuk berpartisipasi politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 selain faktor birokrasi. Hal ini yang menjadikan Forkabi maupun masyarakat Betawi untuk memilih calon-calon pejabat pemerintah, seperti Pemilihan Kepala Negara (Presiden) maupun Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur).

Berangkat dari uraian diatas, Forkabi melihat Fauzi Bowo dari kedekatan-dekatan dengan para ulama kharismatik di DKI Jakarta, seperti Mahfuz Asirun pimpinan pesantren Al-itqon Jakarta Barat, dari kedekatan ulama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Prijanto mendapat

dukungan dari ulama dan Forkabi maupun masyarakat Betawi, untuk menjadikan Fauzi Bowo dan Prijanto gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012.

Fauzi Bowo juga sering berpartisipasi dalam acara keagamaan yang diadakan oleh salah satu pesantren di DKI Jakarta yang dipimpin oleh Mahfuz Asirun selaku pimpinan pesantren Al-itqon Jakarta Barat, seperti acara pengajian bulanan keliling. Hal ini dilihat oleh Forkabi, didalam salah satu dukungannya untuk menjadikan Fauzi Bowo menjadi gubernur DKI Jakarta. Sehingga dari sisi kultural yang agamis Fauzi Bowo dapat diterima oleh masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi, untuk maju sebagai gubernur dan didampingi Prijanto sebagai wakil gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012.

Berdasarkan dari uraian diatas, peran Forkabi maupun faktor Forkabi untuk mendukung dan mensukseskan calon pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, nomor urut 2 (dua) Fauzi Bowo dan Prijanto. Dalam dukungannya Forkabi membuahkan hasil yang cukup mengembirakan bagi calon pasangan gubernur dan wakil gubernur tersebut, pada Pilkada DKI Jakarta 2007 dan mengembirakan juga bagi masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi.

Sesuai dengan perolehan suara Fauzi Bowo dan Prijanto pada Pilkada DKI Jakarta 2007 memperoleh 2.109.511 suara, maka KPUD DKI Jakarta menetapkan keputusan Nomor 16/JEP-KPU PROV/VIII/2007 Tentang Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2007.24 Pada tanggal 18 Agustus 2007 dengan Surat KPUD DKI Jakarta Nomor 904/KPU-DKI/VIII/2007

24

Keputusan Penetapan Calon terpilih tersebut disampaikan kepada Pimpinan DPRD DKI Jakarta untuk diproses lebih lanjut kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Dalam Negeri. Pada 7 Oktober 2007 untuk dilaksankan pelantikan dan pengambilan sumpah dan janji kepada gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2007-2012.

Kemudian setelah KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto, sebagai pemenang dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 dengan memperoleh 2.109.511 suara dan mengalakan pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar, yang memperoleh 1.535.555 suara. Sementara itu Forkabi, setelah mendengar KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan gubernur dan wakil gubernur terlipih, maka Forkabi mengucapkan syukur alhamdulillah pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto yang mereka dukung terpilih didalam Pilkada DKI Jakarta 2007 dalam penghitungan KPUD DKI Jakarta.

Forkabi yang dahulu, masyarakat ketahui ialah sebagai wadah untuk tempat berkumpulnya masyarakat Betawi dan wadah untuk menjaga atau melestarikan kebudayaan Betawi, maupun menjaga martabat masyarakat Betawi dari etnis-etnis lain selain etnis Betawi yang berada di DKI Jakarta. Dengan berjalannya waktu yang begitu cepat, perjalanan Forkabi sampailah kemasalah politik dan perjalanan politik Forkabi yang pertama kali pada saat Pilkada DKI Jakarta 2007, semenjak berdirinya Forkabi pada tanggal 18 April 2001.

Dalam kurung waktu kurang lebih 5 (lima) tahun, Forkabi dinilai mulai ikut didalam perpolitikan. Hal ini disebabkan anggota dan kader Forkabi lahir dari aliansi jajaran pemerintahan maupun birokrasi, hal ini menjadikan peluang untuk menjalankan perpolitikan khususnya perpolitikkan ditingkat daerah seperti,

mendukung dan mensukseskan calon pasangan gubernur dan wakil gubernur yang maju dalam Pilkada.

Untuk saat ini masyarakat tidak dapat melihat Forkabi hanya sebelah dengan mata saja, posisi Forkabi pada saat ini dengan kemajuan dan kejayaan dalam bidang apapun, dapat dilihat dari aspek perjalanan Forkabi. Hal ini terlihat dari aspek perpolitikkan daerah dalam peran Forkabi mendukung dan mensukseskan pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Prijanto, untuk menjadikan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta peroide 2007-2012 dalam Pilkada DKI Jakarta 2007.

Tidak hanya dinilai Forkabi mempunyai anggota dan kader dari aliansi jajaran pemerintahan dan birokrasi saja, namun Forkabi mempunyai massa yang begitu besar dipelosok-pelosok DKI Jakarta. Hal inipun yang menjadikan perjalanan Forkabi menjadi kemajuan dan kejayaan untuk dapat berperan dalam aspek seperti, melestarikan kebudayaan Betawi yang sudah ada maupun dari segi perpolitikkan daerah tersebut.

Kemudian pada saat inipun, Forkabi disamping menjadi wadah tempat berkumpul masyarakat Betawi, Forkabi yang masyarakat lihat saat ini ialah dapat menjadikan suatu kelompok kepentingan dalam perpolitikan. Hal ini dikarenakan Forkabi mempunyai massa yang begitu besar, dan hal tersebut dapat saja mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

71

A. KESIMPULAN

Melalui pembahasan tentang Etnis Betawi dalam Politik, Peran Forkabi dalam Pilkada 2007 DKI Jakarta. Maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pada tahun 2007 untuk pertama kalinya Pilkada di DKI Jakarta diselenggarakan secara langsung untuk memilih calon gubernur dan wakil gubernur.

2. Masyarakat DKI Jakarta didalam pelaksanaan Pilkada cukup tinggi, untuk menggunakan hak pilihnya 70% atau 3. 737. 053 pemilih dari 5. 716. 572 masyarakat DKI Jakarta yang memiliki hak pilih.

3. Partisipasi politik Forkabi dalam Pilkada 2007 DKI Jakarta dilakukan dengan cara bersosialisasi dari tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sampai Dewan Pimpinan Ranting (DPRt), misalnya melakukan sosialisasi calon pasangan yang didukung oleh Forkabi, serta melakukan kampanye-kampanye terbuka untuk mendukung pasangan gubernur dan wakil gubernur. Dalam Pilkada tersebut dapat memberikan suatu kesempatan bagi masyarakat asli DKI Jakarta yang mempunyai potensi untuk aktif berpartisipasi dan berpolitik.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik Forkabi dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 meliputi faktor Primordial, Birokrasi dan Keagamaan serta faktor partai politik pendukung.

5. Selain Forkabi yang berpartisipasi Politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 dengan cara mendukung calon pasangan gubernur dan wakil gubernur, ada

pula ormas Betawi lainnya yang bersebangngan dalam mendukung calon pasangan gubernur dan wakil gubernur, ormas tersebut ialah FBR yang mendukung pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar yang berlawanan dengan pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto yang didukung oleh Forkabi.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait