• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Bagan 1. Motivasi dalam perubahan

Struktur Bamus Betawi

Sumber: AD/ART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI) ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008.

a. Kepengurusan Bamus Betawi

1. Ketua Umum dipilih dan melalui Musyawarah Besar (MUBES) dan ditetapkan dalam Rapat Pleno MUBES.4

2. Wakil Ketua Umum dengan fungsi tugas Ketua Harian, Ketua-ketua, Sekretaris Jendral, Wakil-wakil Sekretaris Jendral, Bendahara Umum,

4

AD/ART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI) ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008, h. 14.

Ketua Umum

Nachrowi Ramli

Wakil Ketua Umum

Amarullah Asbah Ketua I Arsani Ketua II Agus Asenie Ketua III Becky Mardani Ketua IV Zamakhsari Ketua V Ida Suprida Sekretaris Umum Lulung Abraham Lunggana Wakil Sekum I Amirullah Wakil Sekum II

Abdul Azis Khaia

Wakil Sekum III

Edi Susilo Bendahara Umum Sibroh Malisi Wakil Bendahara I M. Natsir Wakil Bendahara II

Priya Djan Farid

Wakil Bendahara III

Wakil-wakil Bendahara, dan Personalia Komite-komite dipilih dan ditetapkan oleh Ketua Umum yang juga adalah Formatur sebagai Mandataris MUBES.

b. Pimpinan Bamus Betawi

1. Organisasi BAMUS Betawi dipimpin oleh Badan Pengurus.

2. Badan Pengurus adalah Lembaga Eksekutif tertinggi dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Besar (MUBES).

2. Keanggotaan Bamus Betawi a. Anggota Bamus Betawi

1. Anggota Muda

BAMUS Betawi adalah organisasi Kemasyarakatan Betawi, dapat berbentuk Organisasi Massa, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, Yayasan, Lembaga dan segenap potensi Masyarakat Betawi yang mengakui dan menerima AD/ART BAMUS Betawi dan mendaftarkan diri menjadi anggota sebelum dilantik atau disahkan menjadi anggota Biasa.

2. Anggota Biasa

Anggota Biasa BAMUS Betawi adalah organisasi Kemasyarakatan Betawi, dapat berbentuk Organisasi Massa, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, Yayasan, Lembaga dan segenap potensi Masyarakat Betawi yang mengakui dan menerima AD/ART BAMUS Betawi dan terdaftar dalam BAMUS Betawi.5

5

AD/ART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI) ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008, h. 19.

3. Anggota Luar Biasa

Anggota Luar Biasa BAMUS Betawi adalah organisasi atau kelompok warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan dan keahlian dibidang tertentu yang bermanfaat bagi Masyarakat Betawi serta menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BAMUS Betawi.

4. Anggota Kehormatan

Anggota Kehormatan adalah organisasi atau kelompok masyarakat yang berjasa terhadap pembinaan dan pengembangan Masyarakat Betawi, atau organisasi, instansi, kelompok, Warga Negara Indonesia yang berkedudukan di luar Negeri yang memiliki kemampuan dan keahlian dibidang tertentu yang bermanfaat bagi Masyarakat Betawi serta menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BAMUS Betawi.

b. Syarat Anggota Bamus Betawi

Setiap Organisasi, Yayasan, Lembaga dan kelompok Masyarakat Betawi yang mengakui dan menerima AD/ART BAMUS Betawi pada hakekatnya dapat menjadi Anggota BAMUS Betawi dengan cara mendaftarkan diri sebagai Anggota dan memenuhi Kriteria Anggota yang ditetapkan.6

c. Kewajiban Anggota Bamus Betawi

1. Anggota Muda BAMUS Betawi mempunyai kewajiban sebagai berikut:

6

AD/ART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI) ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008, h. 20.

a. Menyampaikan usulan, saran dan pemikiran kepada Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Badan Pengurus BAMUS Betawi, baik secara lisan maupun tertulis.

b. Memelihara keberadaan dan kehormatan BAMUS Betawi. c. Menerima dan mentaati ketentuan Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga serta peraturan Organisasi BAMUS Betawi.

2. Anggota Biasa BAMUS Betawi mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. Menyampaikan usulan, saran dan pemikiran kepada Dewan

Pembina, Dewan Penasehat dan Badan Pengurus BAMUS Betawi, baik secara lisan maupun tertulis baik diminta ataupun tidak.

b. Memelihara keberadaan dan kehormatan BAMUS Betawi. c. Menerima dan mentaati ketentuan Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga serta peraturan Organisasi BAMUS Betawi.

d. Melaksanakan ketetapan Musyawarah Besar BAMUS Betawi. 3. Anggota Luar Biasa BAMUS Betawi mempunyai kewajiban sebagai

berikut:

a. Menyampaikan usulan, saran dan pemikiran kepada Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Badan Pengurus BAMUS Betawi, baik secara lisan maupun tertulis.

c. Menerima dan mentaati ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan Organisasi BAMUS Betawi.7

4. Anggota Kehormatan BAMUS Betawi mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. Menyampaikan usulan, saran dan pemikiran kepada Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Badan Pengurus BAMUS Betawi, baik secara lisan maupun tertulis.

b. Memelihara keberadaan dan kehormatan BAMUS Betawi. c. Menerima dan mentaati ketentuan Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga serta peraturan Organisasi BAMUS Betawi.

d. Hak-hak Anggota Bamus Betawi

1. Anggota Muda BAMUS Betawi mempunyai hak sebagai berikut:

a. Mendapat bantuan perlindungan hukum atas tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kegiatan Organisasi.

b. Mendapat pembinaan Organisasi. c. Mendapat Informasi.

d. Anggota Muda hanya memiliki hak bicara, tidak punya hak suara. Mengajukan usul atau saran yang bertujuan untuk kemajuan masyarakat Betawi, baik lisan maupun tertulis. 2. Anggota Biasa BAMUS Betawi mempunyai hak sebagai berikut:

7

AD/ART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI) ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008, h. 25.

a. Mendapat bantuan perlindungan hukum atas tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kegiatan Organisasi.

b. Mendapat pembinaan Organisasi. c. Mendapat Informasi.

d. Anggota Biasa memiliki hak suara dan hak bicara. e. Mempunyai hak untuk memilih dan dipilih.

f. Mengajukan usul atau saran yang bertujuan untuk kemajuan masyarakat Betawi, baik lisan maupun tertulis.8

3. Anggota Luar Biasa BAMUS Betawi mempunyai hak sebagai berikut: a. Menghadiri rapat atau pertemuan Organisasi dan Musyawarah

Besar BAMUS Betawi atas undangan Badan Pengurus.

b. Mendapat bantuan perlindungan hukum atas tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.

c. Mendapat informasi.

d. Hanya memiliki hak bicara, tidak punya hak suara.

e. Mengajukan usul atau saran yang bertujuan untuk kemajuan masyarakat Betawi, baik lisan maupun tertulis.

4. Anggota Kehormatan BAMUS Betawi mempunyai hak sebagai berikut: a. Menghadiri rapat atau pertemuan Organisasi dan Musyawarah

Besar BAMUS Betawi atas undangan Badan Pengurus.

b. Mendapat bantuan perlindungan hukum atas tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.

c. Mendapat pembinaan organisasi.

8

AD/ART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI) ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008, h. 23.

e. Kriteria Masyarakat Betawi

Kriteria Masyarakat Betawi dapat dikategorikan berdasarkan:

1. Genetis : Berdasarkan garis keturunan (Bapak dan Ibunya Betawi atau salah satunya Betawi).

2. Sosiologis : Orang yang berperilaku budaya Betawi atau menyandang kebudayaan Betawi dalam kesehariannya. 3. Antropologis : Seseorang yang peduli dan memiliki kepedulian

terhadap budaya Betawi.

4. Geografis : Masyarakat yang hidup dalam teritori budaya Betawi, yaitu: Jakarta, sebagian daerah Bogor, sebagian aerah Depok, sebagian daerah Tanggerang dan sebagian daerah Bekasi.9

B. Latar Belakang Berdirinya Forkabi

Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) adalah salah satu ormas Betawi di DKI Jakarta yang menggunakan identitas ke-Betawian untuk memajukan masyarakat Betawi dibidang perekonomian yang semakin terpuruk, ormas tersebut berkantor di Jl. Kramat Sentiong Raya No 49 B, Jakarta Pusat. Berawal berdirinya Forkabi dari insitiatif Husain Sani yang sekarang menjabat menjadi Ketua Umum Ormas Forkabi 2005-2010 dan sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua II Bamus Betawi 2000-2005.

Pada awal terbentuknya Forkabi ialah terjadinya keributan antar etnis yaitu etnis Betawi dengan etnis Madura, yang terjadi di Pasar Kebayoran Jakarta

9

AD/ART Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI) ditetapkan di DKI Jakarta pada tanggal 13 Januari 2008, h. 12.

Selatan. Karena etnis Betawi sebagai masyarakat asli Jakarta tidak terima saudara- saudaranya ditindas oleh masyarakat pendatang pada saat itu (Madura).

Dilanjutkan dengan perbincangan kecil diantara tokoh muda masyarakat Betawi seperti, Husain Sani, Asmuni Muchtar, A. Latif HM, Djuli Zulkarnaen, dikediaman Husain Sani (Tanggal 11 Maret 2001). Diantara para tokoh tersebut, adanya kerinduan yang mendalam untuk mempererat tali silaturrahmi dan memperkokoh tali komunikasi yang kondusif diantara sesama masyarakat Betawi, akhirnya perbincangan itupun menghasilkan arti dan makna yang positif. Dari hasil perbincangan diatas, kemudian ditindak lanjuti dan dikembangkan secara mendasar melalui kontribusi Husain Sani. Kemudian tercetuslah sebuah langkah pemikiran segera memperluas kearah terbentuknya suatu wadah silaturrahmi masyarakat Betawi yang formal atau lembaga.10 Untuk mewujudkannya pada 18 April 2001, akhirnya di undanglah beberapa potensi pemuda yang diharapakan dapat memperluas visi dan orientasi, untuk lebih memperjatam pemikiran kearah yang lebih efektif dalam mengawali langka pembentukan. Proses pembentukan wadah silaturrahmi masyarakat Betawi, melalui sebuah pertemuan yang diadakan dikediaman Husain Sani. Segala sumbangan pemikiran, saran, pendapat dan nasihat dijadikan sebagai bahan rujukan (referensi) bagi Husain Sani dan kawan- kawan, didalam mengiringi gerak dan langka berikutnya menuju kearah pembentukan wadah silaturrahmi masyarakat Betawi.

Berangkat dari dukungan moril yang sangat positif serta kontribusi pemikiran tokoh masyarakat yang telah menjadi bahan referensi, maka Husain Sani dan kawan-kawanpun merasa perlu lebih cepat membentuk sebuah ormas

10

Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010.

untuk memperjuangkan masyarakat Betawi. Akhirnya selama 3 (tiga) bulan lamanya, Husain Sani dan kawan-kawan untuk membentuk sebuah ormas yang dinamakan Forkabi dan didirikan pada 18 April 2001 dan sebagai akses pembuka jalan kearah terbentuknya wadah silahturrahmi masyarakat Betawi secara melembaga yang formal, yang senantiasa telah lama dirindukan oleh masyarakat Betawi khususnya. Dari arti kata Forkabi menjadi (2) dua arti yaitu For ialah perkumpulan dan Kabi ialah dari kata bahasa Betawi adalah pukulan, maksud dari kata pukulan ialah untuk memukul sebuah masalah yang berhubungan dengan masyarakat Betawi dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah terlebih dahulu.11

Berangkat dari terbentuknya Forkabi dan arti dari kata Forkabi yang diuraikan diatas, Husain Sani mempunyai insitiatif untuk memperluas kedaerah- daerah lainnya seperti Banten, Depok dan daerah lainnya, untuk menjadikan wadah silaturrahmi masyarakat Betawi. Untuk pemilihan ditingkat daerah melalui Musyawarah Daerah (MUSDA) musyawarah tertinggi daerah yang dilakukan 5 (lima) tahun sekali yang dihadiri oleh peserta peninjau dan undangan Musyawarah Daerah.12

1. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari : a. 3 (tiga) orang utusan DPP FORKABI.

b. Seluruh Pengurus Harian dan Ketua-ketua Divisi DPD FORKABI.

c. Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC FORKABI.

11

Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010.

12

AD/ART Dewan Pimpinan Pusat FORKABI, ditetapkan di Cisarua (Bogor) pada tanggal 29 Juni 2002, h. 17.

2. Peninjau Musyawarah Daerah terdiri dari :

a. Seluruh Anggota Divisi DPD FORKABI.

b. Seluruh Pengurus Dewan Penasehat DPD FORKABI. c. Seluruh Pengurus Dewan Penasehat DPC FORKABI. d. Seluruh Pengurus Dewan Kehormatan DPD FORKABI. e. Organisasi kemasyarakatan Betawi lain tingkat Daerah. 3. Hak Suara dan Bicara terdiri dari :

a. Hak Pengurus Dewan Pembina DPD FORKABI.

b. Undangan yang diundang oleh DPD FORKABI untuk menghadiri acara tertentu di Musyawarah Daerah.

Visi dan misi dari Forkabi pada awalnya sangat sederhana, kalau sudah berkumpul dan terasa kompak, maka para anggota Forkabi harus punya kontribusi yang signifikan bagi proses pembagunan pemerintah DKI Jakarta, dan awal berdirinya Forkabi adalah sebagai murni sebuah penghinaan terhadap martabat masyarakat Betawi karena masyarakat asli Jakarta. Sekarang masyarakat Betawi tidak perlu hawatir terhadap martabatnya karena Forkabi mempunyai visi dan misinya jelas yaitu untuk mengangkat martabat masyarakat Betawi dan disamping melestarikan, mengembangkan kebudayaan Betawi.13

Forkabi yang didirikan berdasarkan pancasila yang dijiwai dengan ajaran- ajaran islam mempunyai tujuan yaitu:

1. Berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Betawi, agar orang Betawi dapat mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

13

AD/ART Dewan Pimpinan Pusat FORKABI, ditetapkan di Cisarua (Bogor) pada tanggal 29 Juni 2002, h. 2.

2. Masyarakat (SDM) masyarakat Betawi agar dapat mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

3. Memelihara, membina dan meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat Betawi khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. 4. Mengembangkan dan melestarikan budaya Betawi yang dapat

dikagumi oleh masyarakat Indonesia, Internasional dan sekaligus menjadi filter terhadap pengaruh buruk globalisasi budaya.

5. Ikut memelihara dan memperjuangkan keselamatan, keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang senantiasa mendapat Ridho Allah SWT.

1. Struktur Oranisasi Forkabi a. Kepengurusan Forkabi

1. Dewan Penasehat, terdiri dari sesepuh dan tokoh-tokoh masyarakat Betawi yang berjasa dalam perjuangan. Dewan Penasehat juga mempunyai hak dan kewajiban memberikan saran dan nasehat kepada Dewan Pengurus Forkabi.

2. Para pengurus Forkabi mempunyai hak dan kewajibannya yaitu, menjalankan amanat dan ketetapan musyawarah besar Forkabi menetapkan kebijakan ormas baik berupa pedoman ormas maupun keputusan-keputusan lainnya, serta memberikan laporan pertanggung jawaban atas segala amanat yang dilaksanakan pada musyawarah besar Forkabi.

Dokumen terkait