• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAKARTA 2007 A. Latar Belakang Berdirinya Bamus Betawi

E. Pilkada DKI Jakarta

1. Kontestan Pilkada DKI Jakarta

DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dan sekaligus sebagai barometer politik Indonesia, hal ini terlihat dari pertumbuhan penduduknya bermacam-macam etnis dan bangunan properti. Sebagai penunjang kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di DKI Jakarta.

Dalam Pilkada DKI Jakarta 2007. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta memutuskan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Pasangan nomor 1 (satu) diduduki oleh pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar, pasangan ini didukung oleh 1 (satu) partai politik yaitu PKS dan mempunyai visi: menuju kota jasa, modern, aman dan sejahtera. Pasangan nomor 2 (dua) diduduki oleh Fauzi Bowo dan Prijanto, berdasarkan KPUD DKI Jakarta

18

Kompas 7 Agustus 2007, h. 4.

19

http://www.kpu.go.id, diakses pada tanggal 09 Desember 2010.

20

pada tanggal 16 Juni 2007.21 Pasangan ini diusung 19 (sembilan belas) partai politik dan mempunyai visi: DKI Jakarta yang nyaman dan sejahtera.

Kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur mengaku siap untuk menang dan kalah dalam Pilkada DKI Jakarta. Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 (dua) Fauzi Bowo menyatakan, dirinya konsekuen untuk siap menang dan siap kalah serta melaksanakan Pilkada secara damai.22

Kemudian calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 (satu) Adang Daradjatun menyatakan, dirinya siap menerima apapun dari hasil pilihan rakyat dalam Pilkada, menurut Adang Daradjatun, menang atau kalah adalah bagian dari demokrasi. Karena dari kekalahan adalah hakikatnya kemenagan bagi seluruh masyarakat DKI Jakarta.

Menurut Juri Ardiantoro Ketua KPU DKI Jakarta, meminta semua calon untuk terus mengingat dan memegang isi prasasti kesepakatan siap menang, siap kalah dan damai yang ditandatangani 23 Juli 2007 di Lapangan Monumen Nasional.23 Dalam deklarasi, pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar dan Fauzi Bowo-Prijanto menyatakan, siap menerima apapun hasil dari pilihan masyarakat DKI Jakarta, sepakat mengikuti seluruh tahapan Pilkada secara jujur, menaati seluruh aturan yang ditetapkan oleh KPUD, serta menghindari konflik diantara pendukung dari masing-masing calon gubernur DKI Jakarta.

Pilkada DKI Jakarta telah diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus 2007 dengan 2 (dua) pasangan calon yang bertarung memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur. Menarik untuk diamati, karena masing-masing calon yang

21 Kompas, 17 Juni 2007, h. 5. 22 Ibid, 8 Agustus 2007, h 4. 23 Ibid, 24 Juli 2007, h 4.

diusung oleh partai politik yang mendukung dan mempunyai kekuatan yang dipandang akan memenangi pertarungan tersebut.

Secara obyektif, setiap pasangan calon memiliki kekuatan dan kelemahan yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi pemilih khususnya masyarakat DKI Jakarta, dimana masyarakat tersebut melihatnya dengan komparasi janji-janji calon gubernur, yang sudah dilontar didepan masyarakat DKI Jakarta pada saat kampanye. Keputusan masyarakat untuk memilih pasangan calon gubernur akan disesuaikan dengan orientasi masyarakat tersebut. Tentu saja mesin politik juga akan menentukan kemenangan pasangan calon, karena kinerja mesin politik dapat membantu pasangan calon lebih dikenal oleh masyarakat khusunya DKI Jakarta.

55

Gubernur DKI Jakarta Dalam Pilkada 2007. A. Peran Forkabi Dalam Pilkada DKI Jakarta.

Semenjak Forkabi didirikan pada tanggal 18 April 2001 di DKI Jakarta, kegiatan Forkabi seperti sebagaimana organisasi kedaerahan lainnya secara umum memperjuangkan dan menjaga kebudayaan yang telah ada. Disamping itu pula, kegiatan Forkabi ialah menjaga harga diri dan martabat masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarkat Betawi, karena Forkabi salah satu dari 113 ormas Betawi. Maka dari itu Forkabi hanya melestarikan dan menjaga budaya Betawi sebagai kebudayaan DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan banyaknya etnis luar DKI Jakarta yang berkependudukan di DKI Jakarta.

Menurut Ketua Umum Forkabi Husain Sani, sebagai bagian dari masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi, Forkabi harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Betawi, jangan sampai hilang karena masuknya budaya daerah-daerah lain di DKI Jakarta.1

Kemudian dari uraian diatas, disamping berdirinya Forkabi dilandasi oleh pengaruh masuknya budaya daerah-daerah lain ke DKI Jakarta. Hal ini terjadi pada tanggal 23 Februari 2001 di Pasar Kebayoran Jakarta Selatan, keributan antara etnis Betawi dan etnis Madura. Keribuatan tersebut dipicu oleh masalah pengelolaan lahan parkir dari kedua etnis sehingga memakan korban jiwa kurang lebih 3 (tiga) orang dari etnis tersebut.2

1

Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010.

2

Dari peristiwa keributan antar etnis di Pasar Kebayoran Jakarta Selatan, barulah terbentuknya Forkabi. Hal ini dikarenakan Forkabi melihat saudara-saudaranya ribut lahan dengan etnis luar DKI Jakarta yaitu oleh etnis Madura. Kurang lebih hampir 3 (tiga) bulan proses terbentuknya Forkabi, dalam mekanisme pembentukan Forkabi hampir sama dengan organisasi-organisasi daerah lainnya seperti harus mempunyai anggota, kader, logo dan sebagainya.3

berangkat dari terbentuknya ormas tersebut, barulah Forkabi mempunyai anggota dan kader yang dapat membantu saudara-saudaranya, yang berada di Kebayoran untuk memukul mundur etnis Madura dari Pasar Kebayoran dan menjadikan daerah kekuasaan Forkabi pada saat itu.

Setelah mengalahkan etnis Madura dari Kebayoran, barulah Forkabi memperluas jaringannya melalui pembentukan cabang-cabangnya ditingkat daerah. Dimana Forkabi mempunyai 3 (tiga) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) pada tingkat Kotamadya. Selain DKI Jakarta Forkabi mambentuk pengurus diluar DKI Jakarta, yakni DPD Kota Tangerang, DPD Kota Depok dan DPD Kota Bekasi.

Tabel 24

Jumlah Etnis Betawi di Daerah

Daerah Betawi Jumlah

Daerah Jakarta 778.953 jiwa

Daerah Tangerang 452.821 jiwa

Daerah Bekasi 563.439 jiwa

Daerah depok 354.153 jiwa

Sumber : http://betawi.blogsome.com.

3

Lihat Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h. 13.

4

Dari uraian diatas, pembentukan Forkabi ditingkat daerah tersebut dikarenakan untuk memudahkan masyarakat Betawi didaerah tersebut, disamping itu pula untuk tempat berkumpul dan melestarikan budaya maupun menjaga budaya Betawi, supaya tidak dapat etnis dari luar DKI Jakarta mengambil dan meniru dari kebudayaan Betawi.

Kemudian dengan terbentuknya Forkabi ditingkat daerah, untuk tingkat DKI Jakarta Forkabi mempunyai 6 (enam) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) antara lain ialah DPD Jakarta Pusat, DPD Jakarta Timur, DPD Jakarta Barat, DPD Jakarta Selatan, DPD Jakarta Utara dan DPD Kepulauan Seribu. Dengan terbentuknya Forkabi di wilayah-wilayah DKI Jakarta, barulah bermunculan anggota dan kader Forkabi kebanyakan dari jajaran pemerintah maupun birokrasi.5

Perkembangan anggota dan kader Forkabi dari waktu ke waktu membuahkan hasil yang cukup meningkat. Dari bermodal anggota dan kader Forkabi yang berada dijajaran birokrasi, Forkabi barulah memulai perjalanannya yaitu dengan mengikuti sedikit demi sedikit perpolitikan terutama perpolitikan daerah. Hal ini dikarenakan Forkabi melihat DKI Jakarta sebagai barometer politik bagi daerah lain selain DKI Jakarta.

Perjalanan politik Forkabi baru dimulai pada pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2007, setelah Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Menurut mantan Ketua Umum Forkabi Husain Sani, mengenai Undang-Undang tersebut, maka secara otomatis daerah sangat berperan

5

Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010.

dalam pelaksanaan Pilkada, hal tersebut dikarenakan daerah-daerah lain tidak mau ikut campur dengan pelaksanaan Pilkada di DKI Jakarta.6

Berangkat dari Pilkada DKI Jakarta, Forkabi sangat berperan penuh untuk mensukseskan Pilkada tersebut. Hal ini dikarenakan Forkabi adalah salah satu ormas Betawi yang mempunyai anggota dan kader yang berasal dari jajaran birokrasi. Disamping itu Forkabi mempunyai anggota dan kader dari masyarakat asli DKI Jakarta yaitu masyarakat Betawi dan sekaranglah masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi, dapat mengarahkan daerah DKI Jakarta kearah yang lebih baik, melalui Pemilihan Kepala Daerah secara langsung.7

Sementara itu dalam Pilkada DKI Jakarta KPUD DKI Jakarta memutuskan 2 (dua) calon pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang akan dipilih langsung oleh masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi. Calon-calon tersebut ialah Adang Daradjatun yang berpasangan dengan Dani Anwar dan Fauzi Bowo berpasangan dengan Prijanto. Dalam pengambilan nomor urut calon pasangan gubernur dan wakil gubernur, pada nomor urut 1 (satu) diperoleh pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar, kemudian pada nomor urut 2 (dua) yaitu pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto.8 Pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar didukung oleh 1 (satu) partai politik saja yaitu PKS, sedangkan pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto didukung oleh 19 partai politik, yang dimotori oleh PDI P serta didukung oleh 18 partai politik lainnya.

Melihat keputusan KPUD DKI Jakarta, dalam memutuskan nama calon gubernur yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Forkabi bertekad mendukung

6

Wawancara dengan mantan Ketua Umum FORKABI periode 2005-2010, Husain Sani. Pada tanggal 14 Januari 2011.

7

Lihat UU 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 56 ayat (1) (Jakarta: Ramdina Prakasa 2004), h. 38.

8

maupun mensukseskan pasangan nomor urut 2 (dua) yaitu pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto. Dukungan ini dicetuskan melalui Rapat Kerja 1 (RAKER) antara dewan kehormatan Forkabi, anggota dan kader Forkabi di 6 (enam) DPD, yang di adakan di Megamendung, Kabupaten Bogor pada tanggal 7 Januari 2007.9 Dalam RAKER 1 Forkabi membahas tentang dukungan dan mensukseskan pasangan calon gubernur pasangan nomor urut 2 (dua) yaitu pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto.10

Dukungan Forkabi tersebut, untuk mendukung pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto, menjadikan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, semula tidak mencapai kebulatan. Hal ini muncul suara yang berseberangan, satu DPD yang tidak ingin mendukung pasangan yang secara mayoritas mendukung pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto. Pihak tersebut mendapat dari DPD Forkabi Jakarta Timur.11 Menurut M. Iwan selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah Forkabi Jakarta Timur, hal ini dikarenakan Forkabi adalah ormas Betawi sebagian besar tempat untuk berkumpulnya masyarakat Betawi, yang tidak berpolitik jadi perkumpulan ini jangan ikut campur pula dengan masalah-masalah politik.12

Kemudian dengan berjalannya waktu pada saat RAKER 1 Forkabi, terjadilah loby-loby politik yang dilakukan oleh mantan Ketua Umum Forkabi Husain Sani pada saat itu, ia menyatakan kepada M. Iwan, dan menegaskan

9

Wawancara dengan Ketua Umum FORKABI, Husain Sani. Pada tanggal 3 Agustus 2010.

10

Ibid,

11

Wawancara dengan mantan Ketua Umum FORKABI periode 2005-2010, Husain Sani. Pada tanggal 14 Januari 2011.

12

Wawancara dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) FORKABI Jakarta Timur, M. Iwan. Pada tanggal 17 Januari 2011.

bahwa kapan lagi putra Betawi menjadi orang nomor 1 (satu) di DKI Jakarta, kalau bukan sekarang saatnya.13

Dari loby-loby politik, yang dilakukan pada akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan bagi masyarakat DKI Jakarta khususnya bagi masyarakat Betawi. Artinya, kemudian M. Iwan dapat menerima mendukung dan mensukseskan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Fauzi Bowo dan Prijanto untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012. Dukungan Forkabi kepada Fauzi Bowo, dikarenakan organisasi ini melihat sosok dari Fauzi Bowo selain sebagai Ketua Umum Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi) dan ia juga duduk dalam jajaran pemerintah sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada periode 2002-2007.14

Disamping itu sosok Fauzi Bowo dikenal sebagai putra Betawi. Dari beribukan Nuraini, sebagai warga asli DKI Jakarta. Namun suatu hal yang tidak dipungkiri. Bukan Fauzi Bowo saja sebagai putra Betawi, tetapi dalam pasangan nomor urut satu yakni wakil calon gubernur Adang Daradjatun yaitu Dani Anwar sebagai putra Betawi. Namun dukungan Forkabi jatuh kepada putra Betawi yaitu Fauzi Bowo. Hal ini dikarenakan Dani Anwar adalah calon wakil gubernur DKI Jakarta dengan pasangan Adang Daradjatun, maka dukungan Forkabi sepenuhnya kepada Fauzi Bowo, yang sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Disamping itu Forkabi akan mendukung dan mensukseskan Fauzi Bowo sebagai gubernur DKI Jakarta serta menjadikan orang nomor 1 (satu) di DKI Jakarta sebagai gubernur DKI Jakarta.

13

Wawancara dengan mantan Ketua Umum FORKABI periode 2005-2010, Husain Sani. Pada tanggal 14 Januari 2011.

14

Ibid. Lihat juga http://fauzi bowo sosok birokrat merakyat.blogsome.com, diakses pada tanggal 15 Januari 2011.

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Gubernur dan Wakil Gubernur), yang telah berlangsung tahun 2007 lalu pada akhirnya telah menghantarkan DKI Jakarta, pada keberhasilan proses penyelenggarakan Pilkada secara langsung. Ada hal yang membuat keberhasilan Pilkada tersebut, ialah peran Forkabi yang menggunakan isu putra Betawi. Bagi mendukung dari salah satu kandidat calon Gubernur tersebut yang putra Betawi. Selain itu tingkat partisipasi sebagai pemilih cukup meningkat, hal ini terlihat pada masyarakat DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 yang lalu.

Dokumen terkait