• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswi terjun ke dunia prostitusi Bukan tanpa sebab mereka menjadi seorang ayam kampus dan

Anggrek 22 tahun Gadis berkulit putih dan tubuh langsing ini sehari hari, mengendarai sedan ke kampusnya Gadis yang di waktu luangnya in

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswi terjun ke dunia prostitusi Bukan tanpa sebab mereka menjadi seorang ayam kampus dan

mengapa mereka memutuskan melakukan pekerjaan haram tersebut, tentu banyak faktor dan sebab mengapa mereka harus melakukannya diantaranya:

Faktor ekonomi

Faktor ekonomi faktor ekonomi ini tidak mutlak kemiskinan atau kesulitan-kesulitan ekonomi yang biasa kita kenal, tetap sebagian banyak bahwa faktor ekonominya adalah bahwa keinginan seseorang untuk menunjukkan sebuah prestise kekayaan agar merasa ingin dihormati dan dipandang oleh masyarakat sekitarnya. Dimana situasi dan tuntutan hidup semakin tinggi, dan harga diri dinilai berdasarkan kepemilikan materi yang mencirikan modernisasi seperti handphone, laptop, fashion bermerk, dan barang-barang mewah lainnya. Setiap hari, kaum muda diterpa tayangan- tayangan iklan baik di media massa maupun TV, disuguhi tontonan sinetron dan film yang menampilkan kehidupan serba mewah, sehingga secara sadar atau pun tidak, mereka meniru dan menginternalisasi nilai-nilai materialisme ini dalam cara pandang hidup mereka. Bagi mereka, satu-satunya cara untuk hidup bahagia dan mendapatkan penghargaan dari sebayanya adalah melalui kepemilikan materi yang serba mewah dan modern. Mereka juga ingin memperoleh segala sesuatunya secara cepat dan serba instan, kalau bisa tidak perlu bersusah payah tetapi mampu mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah. Situasi emosi seperti inilah yang memicu mereka terjerumus dalam pelacuran dengan menawarkan seks untuk mendapatkan uang dengan mudah. Dengan uang yang diperoleh maka mereka bisa mengapai identitas dirinya yang serba mewah, modern, dan fashionable.

Seperti yang di ungkapkan Mawar (bukan nama sebenarnya) ketika di tanya Apa yang melatar belakangi ia menjadi ayam kampus?

“Gaya hidup mawah. Jujur aku matre sih. Pengen ngikutin trend. pengen keliatan lebih dari yang lain lah”(wawancara dengan Mawar, 27 April 2010).

Sampai saat ini ia telah terjun di dunia prostitusi hampir 3 tahun. Pada awal mulanya mawar terjun di dunia prostitusi karena ajakan temennya yang lebih dulu terjun ke dunia prostitusi. Mawar juga menambahkan bahwa ia pilih-pilih dalam melayani tamu. Tidak semua orang bisa merasakan jasa melati. Mawar lebih menyukai melakukan one night stand dengan “om-om” yang berkelas dan berkantong tebal. Para pengusaha sukses yang jadi incaran mawar.

Pengaruh dari teman dekat

Dalam hal apapun di dalam hidup ini sering kali terjadi dalam setiap tindakan hidup seseorang kerena pengaruh teman dan seorang teman yang lebih dekat dari pihak lain. Peran teman begitu dominan sebagai tempat untuk mengadu apabila seseorang mengalami kesedihan dan kejenuhan, dan sering kali teman sangat menentukan jalan hidup seseorang, dari situlah akhirnya seseorang yang sekarang terjerumus dalam perbuatan seperti itu yang lebih dikenal sebagai “Ayam Kampus”. Seperti jawaban Melati berikut ini ketika di tanya, Adakah orang yang mengajak anda terjun ke dunia prostitusi?

“Ya ada lah, temen yang memperkenalkan saya ke dunia seperti ini” (wawancara dengan Melati, 12 April 2010).

Begitu juga ketika pertanyaan yang sama di ajukan kepada Mawar ” Yup….ada sai” (wawancara dengan Mawar, 27 April 2010). sedangkan jawaban yang di peroleh dariWiduri;

“Ada beibz, temenku yang ngajarin dapat duit dengan cara beginian” (wawancara dengan Widuri, 29 April 2010).

Pengaruh dari pacar

Kecewa dengan kekasih, adalah salah satu penyebab kenapa mahasiswi terjun ke dunia seks bebas. Kekasih yang awalnya dulu dia sayang, dan apapun buat dia seorang teryata ahirnya menghianati. Semua yang pria mau diberikan atas dasar nama cinta. Sampai-sampai kehormatan dan kesuciaanpun ahirnya terenggut oleh sang kekasih hanya karena rasa napsu belaka yang berkedok alasan pembuktian rasa sayang dan pengorbanan. Inikah yang disebut pemerkosaan atas nama cinta? Waktu pun akan menguji kebenaran dari ungkapan tersebut, apakah cinta itu benar-benar tulus dari hati, atau hanya sebuah kerangka napsu yang bertopeng cinta. Seperti yang terjadi terhadap Melati ( bukan nama sebenarnya). Dia lantas mengisahkan sepenggal perjalanan hidupnya.

“Saya kerja beginian setelah saya hamil, tapi pacar saya tak mau tanggung jawab. Terpaksa kandungan saya gugurkan. Saya frustasi mbak waktu itu. Mendingan sekalian nyebur saja. Ya gitu deh, laki- laki. Kalau udah dapet aja, ceweknya ditinggalin. Emang dia aja yang bisa kayak gitu? Gue juga!!! “ (wawancara dengan Melati, 12 April 2010).

Tuntutan biologis

Ketika usia seseorang menginjak belasan tahun atau remaja, organ- organ reproduksi seseorang telah berkembang dan mulai bekerja ibarat listrik. Limbido seks mereka sudah mulai koneks, para remaja sudah mulai “bergetar” apabila berdekatan dengan lawan jenisnya dan inilah yang disebut pubertas. Seperti yang terjadi pada Widuri. Widuri menceritakan bahwa :

“Aku hiper seksual beibz. Libidoku tinggi. Sekalian saja’kan aku komersilkan, kebutuhan seksual terpenuhi, dapat uang lagi” (wawancara dengan Widuri, 29 April 2010).

Lebih lanjut Widuri pun menambahkan kalau ia tidak pilih-pilih tamu. Tamu yang di layanin Widuri pun dari kalangan mahasiswa sampai kalangan pekerja. Mereka rata-rata berumur antara 20 tahun sampai 50 tahun. Widuri lebih menyukai pelanggan dari kalangan pekerja atau yang sering disebut “om-om. Berikut pernyataan Widuri:

“Mainnya sabar beibz, tenang, ga tergesa-gesa, bisa puas kalau sama om-om, lagian duitnya juga banyak“(wawancara penulis Widuri, 29 April 2010).

Hanya sebagian kecil saja dari teman Widuri yang mengetahui profesi gandanya.

Dari latar belakang dan faktor penyebab seorang mahasiswi berprofesi ganda yaitu sebagai “ayam kampus” jika di analisis dari teori Sutherland maka kasus Widuri, Bunga, Melati, Mawar dan Anggrek mempunyai sebab yang sama, yakni faktor ekonomi dan pergaulan seseorang dengan penyimpang dengan adanya sebuah proses, frekuensi yang bervariasi dan berbeda tiap

case-nya yang menimbulkan seseorang ingin melakukan peranan yang sama dengan penyimpang. Widuri, Bunga, Mawar, Melati dan Anggrek menjadi “ayam kampus” karena pergaulan dengan teman-temannya yang berprofesi sebagai “ayam kampus”. Menurut Sutherland, penyimpangan bersumber pada

differential association pada pergaulan yang berbeda. Dari kisah Melati Widuri, Bunga, Mawar, dan Anggrek karena pergaulan dengan temannya yang berprofesi sebagai “ayam kampus” yang dapat memenuhi segala kebutuhan dengan mudahnya membuat mereka ingin memainkan peranan yang sama (menyimpang) yakni berperan sebagai “ayam kampus”.

Menurut teori differential association milik Sutherland, perilaku menyimpang dapat ditinjau melalui sejumlah preposisi guna mencari akar permasalahan dan memahami dinamika perkembangan perilaku, proposisi tersebut antara lain :

a. Proses seseorang memiliki tingkah laku jahat adalah sama dengan proses dari mereka yang bertingkah laku tidak jahat.

b. Tingkah laku jahat seseorang dimilikinya karena pergaulan dengan orang-orang jahat melalui proses komunikasi.

c. Differential Association adalah hal spesifik yang menyebabkan seseorang bertingkah laku jahat.

d. Kesempatan seseorang memiliki tingkah laku jahat pada umumnya ditentukan oleh adanya kontak yang lama dengan orang-orang yang jahat.

e. Perbedaan-perbedaan individual, baik di dalam karakter maupun situasi sosialnya, menjuruskan ke perbuatan jahat hanya jika mereka telah terpengaruh dengan kelompok sosial yang memiliki pola-pola tingkah laku jahat di dalam kontak yang berulang-ulang dan secara tetap.

f. Konflik kebudayaan yang terjadi menjuruskan seseorang ke kelompok yang berbeda-beda dengan kata lain konflik kebudayaan mengarahkan seseorang ke perbuatan jahat.

g. Disorganisasi sosial merupakan sebab pokok yang menjuruskan secara sistematis seseorang ke perbuatan jahat.

Dalam kasus Bunga, Widuri, Melati, Mawar, dan Anggrek, Teori

differential association dapat dijelaskan sebagai berikut, perilaku menyimpang disebabkan bukan karena faktor genetik, tetapi adanya proses interaksi dengan orang lain. Dalam hal ini dengan teman-temannya yang berprofesi sebagai “ayam kampus”, dan proses komunikasi yang terjadi secara lisan dan melalui bahasa isyarat. Mereka jadi terbawa arus pergaulan yang negatif. Mereka dalam situasi yang tidak stabil, dari secara biologis maupun psikologis untuk mengatasi gejolak darah mudanya. Pada perkembangannya ia mencari teman dimana cenderung ia diterima sepenuhnya dalam kelompok tersebut.

Lalu bagaimana dengan harga diri ? Itu merupakan resiko mereka, awalnya mereka sangat risih dan takut untuk melakukan pekerjaan menjual

diri, tetapi lama-kelamaan menjadi biasa. 'Cinta kilat' dengan laki-laki yang ingin mengajak kencan, merupakan pilihan 'terbaik' untuk menyikapi pria iseng, sehingga ketika ditinggal sama sekali tidak akan berpengaruh. Dalam kaitan inilah kemudian secara otomatis berlaku hukum dagang, pria sebagai pembeli, “ayam kampus” sebagai penjual. Asal harga cocok, kencan tidak akan terkendala.

BAB III