• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAJIAN DAN ANALISA DATA

B. Komunikasi yang terjadi ketika kencan

a. Komunikasi yang terjadi diantara pelaku one night stand, sewaktu di dalam kamar

Komunikasi antara pelaku one night stand sebelum mereka melakukan hubungan intim dirasa sangat perlu dan sangat mungkin terjadi. Ini biasanya mereka gunakan untuk sekedar mencairkan suasana ataupun untuk sekedar basa-basi. Komunikasi ini dirasa sangatlah diperlukan untuk menghilangkan rasa canggung dan agar lebih menggenal pribadi masing-masing diantara para pelaku one night stand. Berikut komunikasi para pelaku one night stand, ketika mereka di dalam kamar-kamar hotel sebelum melakukan hubungan intim.

Ketika saya ajukan pertanyaan, Sewaktu anda berdua di dalam kamar dengan kliend anda, adakah komunikasi yang terjadi sebelum anda melakukan hubungan intim? Dan seperti apa komunikasi tersebut berlangsung?

Berikut jawaban dari Bunga:

Ya adalah. Biasanya ngobrolin masalah kesibukan masing-masing tiap harinya kayak nanya:” jarang kliatan kemana saja? Hobbinya apa?

sukanya makan sama apa? “.Basa-basi gitulah mbak (wawancara dengan Bunga, 1 April 2010).

Sedangkan jawaban yang Mawar berikan :

Kita’kan di dalam kamar ga langsung ML sai. Biasanya ngobrol dulu, bahas acara tivi, basa-basi gitulah,sai (wawancara dengan Mawar, 27 April 2010).

Jawaban dari Melati:

Ada mbak…penting malahan..buat mencairkan swasana biar ga kaku gitu. Ya biasanya sambil menikmati minuman atau makanan ringan kita cerita kegiatan sehari-hari kita. hoby kita, tempat maen yang sering kita nongkrong itu diamana sambil dengerin music juga kadang. Ya basa-basi itu perlu biar akrab dulu, ga canggung gitu mbak (wawancara dengan Melati, 12 April 2010).

Jawaban dari Widuri:

Yang penting aku buat tamu napsu dulu, kan pria mudah terangsang. Nah kalau dia sudah terangsang aku tanyain “mau di oral, anal, atau lansung aja nih. Aku milik mu sekarang”(wawancara dengan Widuri, 29 April 2010).

Jawaban yang Anggrek:

Ya ngobrol-ngobrol semacam: sukanya makan apa, kesibukan sehari- hari selain kuliah ngapain ajah, seringnya nongkrong di mana, aslinya orang mana”, semacam itu lah, yang penting suasana cair dan ga kaku (wawancara dengan Anggrek, 5 Mei 2010).

Bunga, Mawar, Melati, dan Anggrek saat dengan tamunya menggunakan komunikasi secara verbal yaitu simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana, 2009: 260). Mereka berkomunikasi secara diandik, untuk menghilangkan rasa canggung dengan tamu nya masing-masing,

Sedangkan Widuri lebih suka menggunakan komunikasi non verbal sebelum hubungan intim , karena rangsangan yang berupa sentuhan dan cumbuan merupakan pesan non verbal menurut Mulyana (2009: 379) Sentuhan adalah prilaku non verbal multi makna, dapat menggatikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa merupakan tamparan, pukulan, cubitan, senggolan, tepukan, belaian, pelukan, pegangan, rabaan, hingga sentuhan lembut sekilas. Sentuhan kategori terahirlah yang sering diasosiasikan dengan setuhan. Konon menurut orang muda, seorang dapat merasa seperti terkena setrum ketika di sentuh oleh lawan jenis yang disenanginya.

b. Komunikasi yang terjadi diantara para pelaku one night stand dalam penganjuran pemakaian kondom (pengaman) sebelum melakukan hubungan intim

Banyak orang sudah menyadari pentingnya pemakaian kondom sebagai usaha untuk mencegah kehamilan, atau melindungi dari penyakit menular seksual. Namun, rata-rata pria tidak menyukai keberadaan kondom saat berhubungan intim, entah kondom yang digunakan itu supertipis, ultratipis, sensitif, atau kondom biasa yang temukan di apotek atau minimarket. Berikut komunikasi yang terjadi diantara pelaku one night stand

ketika menganjurkan menggunakan kondom, sebelum melakukan hubungan intim.

Kepada penulis tanyakan: Bagaimana cara penyampaian anda kepada kliend, agar kliend anda mau memakai kondom sebelum berhubungan intim? Jawaban yang Bunga berikan:

Aku sih gampang, di awal sebelum sek terjadi juga aku bilang dulu sama tamu:”mas / om kita maen pake pengaman ya, tetep enak kok, kamu pengen yang pake duri atau kondom yang natural ajah?atau rasa buah-buah’an?”. Kurang lebih gitu mbak (wawancara dengan Bunga, 1 April 2010).

Komunikasi yang terjadi antara Mawar dengan kliend nya ketika Mawar menganjurkan menggunakan kondom sebelum berhubungan intim: Sebelum terjadi silaturahmi kelamin,

Aku bilang dulu sama tamu gini:” sabar…jangan masuk dulu, ada yang kurang nii “om”. Rompi anti pluru belum terpasang. Pasang dulu yuk, biar ga tembus om”(wawancara dengan Mawar, 27 April 2010).

Jawaban dari Melati:

Yaa sebelum ke intim aku bilang aja gini sama tamu: “Mas atau om…dedek dislimutin dulu donk. Biar ga kedinginan yaa…sini aku saja pakein ke dedek”( kemaluan laki-laki, red.) (wawancara penulis dengan Melati, 12 April 2010).

Jawaban dari Widuri:

Sebelum senggama aku bilang gini:” stop!! Junior belum make helm. Ga boleh jalan. Pokoknya pake dulu ya, kalau ga mau make ga jadi nikmat loh” gitu beibz (wawancara denganWiduri, 29 April 2010). Jawaban dari Anggrek:

“Mas sebelum kita maen, pake kondom dulu ya. Biar aman, biar ga kena penyakit menular. Tetep nikmat kok, rasanya entar. Sama enaknya” (wawancara dengan Anggrek, 5 Mei 2010).

Komunikasi yang terjadi ketika menganjurkan menggunakan kondom, antara Melati, Bunga, Widuri, Mawar dan Anggrek, teryata sama. Dengan himbauan kepada tamu akan terhindar dari penyakit yang menular, juga memastikan kepada pelanggan bahwa memakai kondom rasa nikmatnya tidak akan berkurang. Komunikasi antara Melati, Bunga, Widuri, Mawar dan Anggrek, dengan tamunya dalam anjuran pemakaian kondom termasuk komunikasi diandik yaitu komunikasi yang melibatkan hanya dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atopun non verbal, seperti suami-istri, dua sejawat dekat, seorang guru dengan muridnya, dan sebagainya. Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (Mulyana, 2009: 81) mengatakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah: Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat, Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.

c. Komunikasi yang terjadi dengan pelanggan, untuk mengetahui keinginan pelanggan dari servis seksual yang akan diberikan Sebelum melakukan aktivitas seksual, yaitu berhubungan intim para pelaku one night stand biasanya melakukan oral seks. Sering kali seks oral disebut sebagai bagian proses foreplay . Dimana melibatkan alat kelamin dan mulut. Oral seks tidak memungkinkan pertemuan dengan sel sperma dengan

sel telur, jadi tidak mungkin kehamilan bisa terjadi. Namun, bukan berarti ini merupakan seks aman, karena penyebaran penyakit menular seksual tetap dapat terjadi. Penyakit Gonorhoe, herpes, sifilis, bahkan AIDS masih mungkin menyebar melalui oral seks.

Berikut pengakuan Bunga, Mawar, Melati, Widuri, dan Anggrek ketika ditanya komunikasi yang berhubungan dengan servis yang akan di berikan kepada pelanggan.

Bunga menjawab:

Kalau sama yang baru biasanya aku tawarin dulu.”Mas atau om di mulai dari mana nih? Pengen di isep ga sayang? Sini aku elus-elus dulu ya sebelum main”. Kalau sama pelanggan baru:” ayo say…pemanasan dulu. Sebelum masuk ya, biar tambah enak”. Gitu mbak. Tapi bisa juga dari bahasa tubuhnya, cara dan gaya dia ngeraba- raba, dari cara dia bercumbu itu bisa kok, kebaca (wawancara dengan Bunga, 1 April 2010).

Jawaban Mawar :

Kalau sudah sama-sama telanjang dalam kamar, ga mungkin donk sai kalau mau belajar masak. Kan lucu…hehehehe…ya sudah ngalir saja, ngikutin bahasa tubuhnya maunya di apain, pengen posisi dan gaya kayak gimana juga mudah terbaca dari bahasa tubuhnya,sai (wawancara dengan Mawar, 27 April 2010).

Jawaban dari Melati

Namanya juga berlainan jenis di dalam kamar mereka butuh jasa saya, saya juga butuh uang dia ya lansung mbak awalnya ciuman bibir, raba- raba’an kalau sudah sama-sama terangsang kita lepas baju terus kadang di sela-sela sebelum mau lanjut ke hubungan seksual aku tanya dulu lirih “mau di oral dulu ga”. Aku jamin deh mbak maunya tamu gimana sudah bisa nebak dari bahasa tubuhnya….hehehehe. (wawancara $dengan Melati, 12 April 2010).

Lewat gerak-gerik posisi dia maunya gimana sudah ngalir kemana- mana entar beibz.hihihi (wawancara dengan Widuri, 29 April 2010). Jawaban dari Anggrek:

Hmm kalau masalah itu tidak perlu di omongin, lewat bahasa tubuh dia, sama cara posisi yang dia ambil maunya di gimanain sudah nangkep kok, saya (wawancara dengan Anggrek, 5 Mei 2010).

Komunikasi non verbal seperti, dengan sentuhan-sentuhan yang lembut, ciuman-ciuman yang sangat mendalam sehingga menimbulkan sensasi, disertai gerakan gerakan lidah yang liar, mencium disertai gigitan manja pada area sensitif yang menggemaskan. Saling meraba di bagian- bagian yang sensitif. Gerakan-gerakan dan posisi yang erotik sewaktu hendak melakukan hubungan intim.

Seperti itulah komunikasi yang terjadi antara Bunga, Mawar, Melati, Widuri dan Anggrek. Mereka lebih condong menggunakan komunikasi diandik non verbal ketika hendak melakukan hubungan intim dengan pasanganya. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian (Rakhmat 2007: 293).

C. Komunikasi yang terjadi antara pelaku one night stand dengan teman