• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Penentu Harga Saham

BAB IV PRINSIP EKONOMI ISLAM DALAM

B. Faktor-faktor Penentu Harga Saham

Kondisi baik atau buruk perusahaan dapat dilihat melalui harga atau nilai dari sahamnya. Perusahaan yang memiliki kinerja baik cenderung mempunyai harga saham yang lebih stabil atau bahkan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, memaksimumkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya merupakan tujuan utama dari manajemen keuangan.9

Mengingat harga saham selalu berfluktuasi, maka baik bagi pihak perusahaan maupun investor hal ini menjadi masalah yang harus diperhatikan. Mengenai fluktuasi atau pergerakan harga saham, banyak faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Bringham adalah proyeksi laba perlembar saham, saat diperolehnya laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta pembagian dividen. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti tingkat kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak, dan keadaan bursa saham.10

Tingkat rendahnya harga saham benar-benar merupakan penilaian sesaat (judgement momental) yang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor psikologis dari penjual atau pembelinya. Kondisi perusahaan, kebijakan direksi, tingkat suku bunga, harga komoditi, investasi lain, kebijaksanaan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan, dan kemampuan analisis efek adalah sebagian dari hal-hal yang

8 Salahudin Ahmed. Islamic Banking Finance and Insurance a global overview (Kuala Lumpur: A.S. Noordeen, 2006), 400.

9Fred J. Weston and Thomas E. Copeland, Manajemen Keuangan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1992) , 9.

10Fred J. Weston (et el), Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Erlangga, 1993) , 26.

83

berpengaruh pada penentu harga saham. Harga saham bisa naik dan bisa turun tergantung dari perubahan satu atau lebih faktor yang mempengaruhinya. Pada saat permintaan tinggi terhadap suatu saham harganya bisa naik dan sebaliknya jika permintaan terhadap suatu saham rendah maka harganya akan turun. Pada saat suku bunga naik, umumnya efek menjadi kurang menarik sehingga harganya cenderung turun. Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian, ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisa keadaan harga saham dan kemungkinan turun naiknya harga saham tersebut.

Menurut Merill Lynch yang dikutip Heru Sutojo ada empat aspek utama dalam penilaian saham yaitu:11

a. Analisis Valuasi Model yang memperhitungkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi harga saham seperti tingkat bunga,

earnings, dividen, dan risiko yang dihadapi.

b. Analisis Sekular yang mempunyai implikasi terhadap return

dan risiko dibandingkan dengan bunga obligasi pemerintah, rentabilitas dan arus dana investasi.

c. Analisis Valuasi sektor utama berdasarkan perkalian price earning ratio, harga relatif, earnings, dan trend jangka panjang keuangan yang diukur dengan return capital, serta sumber dan penggunaan dana.

d. Analisis dan pengaruh masalah teknis termasuk unsur-unsur besarnya penawaran dan permintaan saham.

Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individual maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Model analisis teknikal lebih menekankan pada tingkah laku pemodal di masa yang akan

11Heru Sutojo, Tujuan Ekonomis dan Non Ekonomis Pada Merjer dan Akuisisi, (Usahawan, 1993) , 141-150.

84

datang berdasarkan kebiasaan masa lalu (nilai psikologis). Para penganut analisis ini menyatakan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan yang ditunjukkan oleh perubahan harga saham pada saat yang lalu dan oleh karenanya pola tersebut akan berulang.12

Sedangkan analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan kemudian menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga mendatang dan risiko penilaian perusahaan untuk menantikan nilai sekarang (present value) semua pembayaran yang akan diterima masing-masing saham. Apabila nilai buku saham melebihi harga saham, maka seseorang fundamentalis akan merekomendasikan membeli saham tersebut. Menaksir nilai pasar yang wajar tidak terlepas dari upaya menentukan nilai perusahaan berdasarkan nilai saham di bursa efek. Nilai pasar tersebut berkaitan dengan analisis fundamental mencerminkan kinerja perusahaan dimata pemodal, yang mencakup aspek-aspek fundamental.

Di samping itu, Heru Sutojo dalam tulisannya mengemukakan bahwa P/E ratio dan juga harga saham tergantung pada berbagai faktor, antara lain: siklus bisnis, payout ratio, return on book equity, growth rate, cash flow margin, suku bunga investasi bebas resiko, dan risiko-risiko yang diasumsikan.13

Menurut M. Samsul, tiga pendekatan yang sering dipakai untuk menentukan harga saham yaitu: pendekatan dividen, pendekatan ekuitas, dan pendekatan laba. Investor Indonesia pernah menggunakan pendekatan dividen untuk membeli saham, yaitu melebihi satu dasawarsa (tahun 1977 s/d tahun 1988) sejak Paket Desember 1988 pendekatan dividen sudah ditinggalkan. Investor yang ingin tetap menggunakan pendekatan dividen tidak akan pernah lagi mendapatkan saham, karena akan bersaing oleh

12Harinato F. Sudomo S, Perangkat dan Teknik Analisis investasi di Pasar Modal Indonesia (Jakarta: PT. BEJ, 2001) , 45.

13Heru Sutojo, Tujuan Ekonomis dan Non Ekonomis Pada Merjer dan Akuisisi (Usahawan, 1993).

85

investor yang menggunakan pendekatan laba. Analisis price earning ratio membuktikan hal tersebut.14

1) Tingkat Pengembalian Investasi Saham

Salah satu bentuk investasi finansial yang diminati oleh masyarkat adalah investasi kepemilikan saham melalui pasar modal. Return merupakan hasil yang diperoleh dari setiap alternatif investasi. Return yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pembagian dividen dan capital gain. Sehubungan dengan investasi, para investor akan memperkirakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh untuk suatu periode tertentu dimasa yang akan datang atas investasinya. Namun demikian, belum tentu tingkat keuntungan yang terealisasi (realized return) sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Adanya ketidak pastian akan tingkat keuntungan inilah yang diidentifikasi sebagai risiko investasi.

Perdagangan beberapa sekuritas, baik pada pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah mempunyai tingkat return dan risiko yang berbeda. Saham merupakan salah satu sekuritas di antara sekuritas-sekuritas lainnya yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang diterima oleh investor di masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan pengertian investasi menurut William F. sharpe bahwa investasi merupakan komitmen dana dengan jumlah yang pasti untuk mendapatkan return yang tidak pasti di masa depan.15

Menurut Sunariyah, tingkat pengembalian investasi saham ditentukan berdasarkan rasio perubahan harga saham individual. Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks harga saham, individual disajikan untuk periode tertentu, yang dalam hal ini mencerminkan suatu

14M. Syamsul, Model Multifaktor yang dimodifikasi Sebagai Dasar Pengembalian Keputusan Jual Beli Saham Pada Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Majalah Ekonomi, Desember, 2005) , 3.

86

nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham di bursa efek.16

Indeks harga saham untuk pertama kalinya, diperkenalkan pada tanggal 15 April 1983 di Indonesia dan mulai dicantumkan dalam kurs efek harian sejak tanggal 18 April 1983. Pada mulanya hanya merupakan indeks harga saham individual, mengingat jumlah emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa masih relatif sedikit. Indeks ini pertama kalinya ditentukan sebesar 100%, dengan dasar harga adalah harga perdana.

Harga dasar saham akan berubah apabila ada perubahan harga dasar saham secara teoritis. Harga teoritis yaitu harga dasar penyesuaian akibat adanya aksi emiten (corporate action). Aksi emiten adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh emiten secara sadar dan mempengaruhi harga saham yang cukup material. Misalnya, emiten membagikan dividen saham, saham bonus, stock split, warrant redemtion, right issue, dan sebagainya. Jadi, apabila emiten melakukan corporate action harga dasar dalam perhitungan indeks individual akan disesuaikan.

Perubahan-perubahan angka indeks harga saham individual dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama kondisi perekonomian di negara tersebut maupun global yang mempengaruhi pola investor di bursa. Ini berarti akan mempengaruhi pula transaksi di pasar modal yang tentunya akan berpengaruh pula pada harga saham individual.

Informasi sepenuhnya tercermin pada harga saham akan sangat berharga bagi para pelaku ekonomi di pasar modal dan institusi yang berkaitan seperti BEJ, Bapepam dan IAI. Para pelaku pasar modal, khususnya investor sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham tersebut. Secara umum, perubahan harga saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dan investasi investor. Berdasarkan hal tersebut harga saham sangat penting untuk diperhatikan karena harga saham mencerminkan berbagai informasi yang terjadi di pasar modal.

16Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2003) , 123.

87

Harga saham menjadi sangat penting bagi investor karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan harga saham akan mengubah nilai pasar dan kesempatan yang akan diperoleh investor di masa depan. Dalam kondisi perekonomian yang wajar secara teoritis indeks harga saham selalu berada di atas harga dasarnya. Tetapi dapat pula terjadi dalam suatu perekonomuian yang mengalami depresi harga saham yang berada di bawah harga dasarnya.

Sunariyah menjelaskan faktor internal yang mempengaruhi IHSG adalah kondisi dalam negeri seperti stabilitas politik, ekonomi dan keamanan. Sedangkan faktor eksternal berupa pengaruh dari luar negeri misalnya kondisi perekonomian global yang meliputi tingkat kurs, suplai uang, harga saham dunia dan sebagainya.17

2) Pendekatan Penilaian Harga Saham

Analisis nilai saham merupakan hal yang sangat mendasar yang harus dilakukan oleh pemodal sebelum melakukan investasi

pada saham, tanpa analisis yang akurat dan rasional kemungkinan para pemodal akan memperoleh kerugian yang besar. Keputusan untuk membeli saham bila nilai perkiraan (nilai intrinsik) di atas harga pasar, sebaliknya keputusan menjual saham terjadi bila nilai perkiraan di bawah harga pasar.

Upaya untuk merumuskan bagaimana harga saham yang seharusnya, telah dilakukan oleh setiap analis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik. Meskipun demikian dari hipotesa pasar modal yang efesien kita tahu bahwa sangat sulit bagi pemodal untuk terus menerus bisa mengalahkan pasar, dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal.

Husnan menyatakan bahwa model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel

17Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2003) , 126.

88

ekonomi tersebut seperti misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba, dan sebagainya.18

Ada dua model penilai saham yang sering dipergunakan untuk analisis sekuritas, yaitu:

a) Pendekatan present value (metode kapitalisasi penghasilan). b) Pendekatan price earning ratio atau PER (metode kelipatan

laba).

Pendekatan present value mencoba menaksir present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, menfaat yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham. Sedangkan pendekatan PER menaksir nilai saham dengan mengalihkan laba per lembar saham dengan kelipatan tertentu.

3) Analisa Fundamental

Suad Husnan menyatakan bahwa analisis fundamental adalah salah satu jenis analisis yang dilakukan oleh investor dengan mempertimbangkan laporan keuangan dan indikator fundamental lainnya, seperti pertumbuhan, pembayaran deviden, dan kualitas manajemen perusahaan daripada memperhatikan perkembangan-perkembangan harga saham tersebut dari hari ke hari. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.19

A. Rodoni menyatakan analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prosepk pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan yang meliputi tiga tahap analisis:20

1. Ekonomi makro : analisis ini bertujuan untuk melihat faktor yang menguntungkan dalam ekonomi makro dalam kaitannya dengan perusahaan itu sendiri.

18Suad Sunan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Yogyakarta: Unit Penerbit danPercetakan AMP YKPN, 1998) , 215.

19Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Yogakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 1998) , 304.

20Ahmad Rodoni, Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal (Jakarta: CSES Press, 2005) , 50.

89

2. Industri: analisis ini lebih spesifik dan bertujuan untuk melihat kaitan industri dengan perusahaan, seperti perkembangan perusahaan pesaing, standar industri dan pertumbuhan pasar. 3. Perusahaan: analisis yang bertujuan untuk melihat situasi

perusahaan yang meliputi berbagai aspek perusahaan, seperti keadaan keuangan perusahaan, situasi pemasaran, produksi dan manajemen.

A. Rodoni, di dalam analisis fundamental terdapat dua pendekatan yang biasa dilakukan yaitu: 21

1. Pendekatan top down. Pendekatan yang dimulai dari tingkatan makro ekonomi kemudian kepada situasi dan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Pada tahap analisis ekonomi dan pasar modal, investor melakukan analisis terhadap berbagai alternatif keputusan tentang alokasi investasi yang akan dilakukan (saham, obligasi, produk alternatif lainnya). Tahap kedua, yaitu analisis industri meliputi analisis berdasarkan analisis ekonomi dan pasar untuk menentukan jenis-jenis industri mana saja yang akan dipilih (tentu saja yang memiliki prospek baik dan menguntungkan). Tahap ketiga, didasari tahap sebelumnya bertujuan untuk menetukan perusahaan-perusahaan mana saja yang menguntungkan sehingga layak dijadikan pilihan investasi.

2. Pendekatan buttom up, pendekatan yang dimuali dari tingkatan mikro (perusahaan) yang kemudian berkembang kepada analisis industri dan terakhir adalah analsis makro ekonomi. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan:

a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. b. Menerapakan hubungan variabel tersebut sehingga

diperoleh taksiran harga saham.

Ada dua pendekatan dalam analisis fundamental yaitu

present value approach dan price earning ratio approach (P / E ratio). Pendekatan present value juga sering dinamakan sebagai pendekatan kapitalisasi pendapatan. Inti dari pendekatan present value atau kapitalisasi pendapatan adalah menilai saham dengan

21Ahmad Rodoni, Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal (Jakarta: CSES Press, 2005) , 51.

90

mendiskontokan cash flow (pendapatan) saham yang akan diterima dimasa yang akan datang (future cash flow) dengan tingkat

discount rate tertentu (yang diisyaratkan investor). Pendapatan yang digunakan untuk menganalisis nilai saham menurut Modigliani dan Miller adalah pendapatan bersih per saham (earning pershare) karena dividen tidak relevan untuk melakukan penilaian.22

Terdapat dua variabel utama yang memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat harga saham yaitu harapan investor akan cash flow yang akan diterima di masa yang akan datang seperti terlihat dari nilai FCFE diatas, serta tingkat bunga yang akan menjadi discount faktor dari cash flow tersebut. Dua faktor tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh aspek internal perusahaan (risiko tidak sistematis) tetapi juga dipengaruhi oleh aspek makro ( risiko sistematis) yang di luar kontrol manajemen.23

Dengan mendasarkan diri pada konsep pasar modal yang efesien, analisis fundamental maupun teknikal (analisis perilaku saham dengan bantuan metode statistik) kurang bermanfaat karena dalam pasar pasar yang efesien harga-harga saham yang terjadi di pasar modal telah menunjukkan semua informasi yang terkait dengan saham tersebut sehingga tidak akan ada insentif yang diterima pemegang asaham berupa return di atas normal bagi mereka yang melakukan analisis saham. Dari prespektif pasar modal efesien, para analisis tidak akan memperoleh insentif dalam memperoleh abnormal return. Namun dalam praktek, sulit dijumpai pasar yang demikian (efesien).

Jumayanti Indah dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja keuangan terbaik akan secara siginifikan memiliki pengaruh pada EPS (Earning Per Share) atau harga per lembar saham.24

Anio Indah Dalam thesisnya yang berjudul pengaruh fundamental dan teknikal terhadap harga saham menemukan hasil

22William Sharpe F., Investasi, edisi bahasa Indonesia (Jakarta: Prenhallindo, 1997) , 411.

23Ross Stephen A., Randolph Westerfield and Jeffery Jaffe, Coorporate Finance (USA: Mc. Graw-Hill Higher Education, 2002), 75.

24 Jumayanti Indah.Analisa fundamental sebagai dasar pengambilan keputusan Investasi (Jakarta:.Jurnal Ekonomi dan Bisnis.2004).

91

penelitian bahwa secara serempak faktor fundamental yang terdiri dari leverage ratio, fix asset turn offer, operating profit margin, Reutrn on Invesment, Price book value memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.25

I Ketut Sukedarsana , dan Yuliansyah dalam analisisnya yang berjudul Analisis fundamental nilai intrinsik dan nilai pasar saham sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi mengungkapkan bahwa ada perbedaan signifikan antara harga pasar saham dan nilai intrinsik keuangan perusahaan.26

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sartono dan Yarmanto menyimpulkan bahwa Bursa Efek Jakarta (BEJ) menunjukkan reaksi yang tidak wajar (overreaction) dalam menyesuaikan diri terhadap informasi baru. Dalam kondisi pasar overreaction para pelaku pasar akan menilai saham terlalu tinggi (overvalued) di dalam bereaksi terhadap kabar baik dan menilai saham terlalu rendah (undervalued) dalam bereaksi terhadap kabar buruk, sehingga secara teoritis kondisi tersebut menunjukkan bahwa BEJ belum menjadi pasar yang efesien meskipun dalam bentuk lemah. Dalam keadaan pasar yang demikian maka analisis fundamental dapat memberi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan danakan memberi manfaat bagi investor.

Karena faktior-faktor yang mempengaruhi harga saham sangatlah banyak, maka untuk melakukan analisis fundamental diperlukan beberapa tahapan analisis. Tahapan yang dilakukan diawali dengan analisis dari (1) kondisi makro ekonomi atau kondisi pasar, (2) kemudian diikuti dengan analisis industri, dan (3) akhirnya analisis kondisi spesifik perusahaan. Secara skematik, kerangka analisis fundamental dapat disajikan pada gambar dibawah ini:

25 Anio Indah Lestari Nasution.Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal terhadap harga saham.Thesis.USU.2006.

26 I Ketut Sukedarsana , dan Yuliansyah http://jurnal-esai.org diakses pada tanggal 02 Desember 2008.

92

Gambar 2.1. Kerangka Analisis Fundamental

Sumber : Hartono, hal 478 : 1998

4) Analisis Teknikal

Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu. Berlainan dengan pendekatan fundamental, analisis teknikal tidak memperkirakan faktor-faktor fundamental (seperti kebijakan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penjualan perusahaan, pertumbuhan laba, perkembangan tingkat bunga, dan sebagainya), yang mungkin mempengaruhi harga saham.

Karena analisis tersebut didasarkan pada perubahan harga saham di waktu lalu, maka alat analisis utamanya adalah grafik atau chart. Karena itu para penganut analisis ini sering juga disebut sebagai chartist. Terlepas dari sejauh mana besarnya kepercayaan

Analisis Fundamental Penilaian

1. Manfaat yang diharapkan, baik dalam bentuk dividen maupun laba 2. Risiko investasi yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang layak

Dilakukan dengan analisis

1. Ekonomi atau pasar 2. Industri

3. Perusahaan

Gunakan model valuasi dividen

93

akan pemikiran yang melandasi analisis teknikal tersebut, tampaknya jenis analisis ini masih banyak digunakan di bursa. Pertanyaan yang diajukan oleh kalangan akademis sebenarnya sederhana. Kalau benar gerakan saham mempunyai pola tertentu dan akan berulang, bukankah pola tersebut dapat diprediksi? Bukankah informasi hanyalah perubahan harga di waktu lalu, yang dapat diperoleh oleh semua pemodal? Dengan demikian, para pemodal akan bereaksi sesuai dengan prediksi tersebut, sehingga akhirnya pola tersebut akan hilang, sehingga menjadi tidak berpola lagi.

Menurut Suad Husnan, analisa teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan hrga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut diwaktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah (i) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, (ii) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh harga di waktu yang lalu, dan (iii) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan terulang.27

Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli (masuk) dan kapan akan menjual saham (keluar) pasar, dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis maupun menggunakan analisis grafis. A. Rodoni mengatakan, analisis teknikal merupakan study tentang tindakan atau aksi pasar, dengan bantuan grafik-grafik tertentu. Analisis ini dibuat dengan melihat keadaan harga, fluktuasi pasar serta analisis perkiraan (estimasi) menggunakan pola yang dibentuk oleh grafik dan atau perhitungan matematis mengenai pergerakan harga di waktu lampau sehingga dapat diperkirakan harga diwaktu yang akan datang.28

Menurut Sharpe,..29 bahwa analisis teknikal biasanya berusaha untuk meramalkan gerakan harga jangka pendek dan memberikan rekomendasi mengenai saat yang tepat (timing) untuk

27Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 1998) , 71.

28Ahmad Rodoni, Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal (Jakarta: CSES Press, 2005) , 3.

29William F. Sharpe, Investasi, edisi bahasa Indonesia (Jakarta: Prenhallindo, 1997) , 411.

94

membeli dan menjual saham atau kelompok saham (seperti industri) tertentu atau saham secara umum. Tiga asumsi utama dalam analisis teknikal, yaitu:

a. Pasar yang mempertimbangkan semua persoalan.

Yang dimaksud dengan pasar mempertimbangkan semua persoalan adalah para analisis teknikal percaya bahwa semua faktor yang mempengaruhi harga pasar akan tercermin dalam harga tersebut. Para analisis teknikal percaya kekuatan-kekuatan tertentu yang mempengaruhi permintaan akan meyebabkan pasat bergerak ke atas atau ke bawah.

b. Harga bergerak mengikuti arah aliran.

Para analisis teknikal percaya bahwa harga bergerak mengikuti arah aliran tertentu. Tujuan dilakukannya analisis teknikal adalah untuk memastikan arah aliran pada tahap awal dengan maksud melakukan perdagangan mengikuti arah aliran tersebut. Selanjutnya para investor dapat saja mengikuti arah aliran yang berlaku, sehingga arah aliran tersebut berputar

Dokumen terkait