• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kriteria Pemilihan Saham Syariah

BAB IV PRINSIP EKONOMI ISLAM DALAM

A. Kriteria Pemilihan Saham Syariah

Untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah, maka di sejumlah bursa efek dunia telah disusun indeks yang secara khusus terdiri dari komponen saham-saham yang tergolong kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.1

Karena dalam menentukan klasifikasi saham pada pasar modal yang sudah dipraktekkan memiliki perbedaan dan persamaan, maka pada bahasan ini saya ungkapkan kriteria yang digunakan oleh beberapa negara dalam mengklasifikasikan saham-saham ke dalam saham syariah. Diantaranya adalah :

1. Amerika Serikat

Pengembang pertama indeks syariah dan equity fund seperti reksadana adalah Amerika Serikat, setelah The Amana Fund

diluncurkan The North American Islamic Trust sebagai equity fund

pertama di tahun 1986, tiga tahun kemudian Dow Jones Index meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index (DJIM). Sharia Suvervisory Board (SSB) dari Dow Jones Islamic Market Index

(DJIM) melakukan filterisasi terhadap saham-saham halal berdasarkan aktivitas bisnis dan rasio finansialnya. SSB secara lebih spesifik langsung mengeluarkan perusahaan yang memiliki usaha dalam bidang-bidang berikut :

1Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution. Investasi pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana, 2007) , 45.

78 1) Alkohol;

2) Rokok/Tobacco; 3) Daging Babi;

4) Jasa Keuangan Konvensional; 5) Pertahanan dan persenjataan; dan

6) Hiburan (Hotel, kasino/perjudian, cinema, musik)

Selanjutnya, saringan kedua berupa ketentuan atas rasio finansial untuk mengeluarkan perusahaan-perusahaan dengan utang dan/atau tingkat pendapatan dari bunga. Perusahaan akan dkeluarkan dari DJIM indeks jika :

1) Total Utang/Total Asset = atau > 33 % 2) Total Piutang/Total Aset = atau > 47 %

3) Non Operating Ineterest Income/Operating income =atau>9%2 Pada Februari 1999, Dow Jones meluncurkan Pasar Index Islam pertamanya. Dow Jones Islamic Index adalah salah satu bagian dari Dow Jones index Global group, yang meliputi dari 34 negara dan 10 sektor ekonomi, 18 sektor pasar, 51 grup industri dan 89 sub-sub kelompok yang digambarkan oleh Dow Jones Global Classification Standard. Dow Jones tidak memasukkan bursa index kelompok industri yang bertentangan dengan prinsip Islam. Aktivitas itu meliputi tembakau, minuman beralkohol, daging babi, perjudian, perdagangan senjata, pornografi, industri kesenian dan hotel, dan jasa keuangan konvensional ( perbankan, asuransi, dll).3

Kemunculan indeks dari Dow Jones pasti mempunyai dampak yang luar biasa pada investasi kekayaan menurut Islam. DJIM pasti mempunyai suatu efek yang kekal pada seluruh konsep keuangan berbasis syariah dan standardisasi itu telah mencapai sesuatu yang sangat banyak dicari pada area keuangan Islam yang lain. Dengan 35 Indeks Islam dan hampir 1,8 miliyar dollar AS diatur berdasarkan syariah. Dow Jones Islamic Market Index telah sangat sukses dalam waktu yang relatif pendek.4

2 Iggi H. Achsien. Investasi Syariah di Pasar Modal. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000).

3 Khaled A. Hussein. Islamic Investment : Evidence From Dow Jones And FTSE Indices. (Jakarta: Islamic Economic and Banking in 21 century, 2005), 275.

4 Salahudin Ahmed. Islamic Banking Finance and Insurance a global overview. (Kuala Lumpur: A.S. Noordeen, 2006) 398.

79 2. Indonesia

Di Indonesia, perkembangan instrumen syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Eefek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah. Penentuan criteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM.

Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengna prinsip hukum syariah Islam adalah :

1) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan konvensional.

3) Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

4) Usaha yang memproduksi mendistribusi serta menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat madharat.

Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan criteria saham-saham emiten yang menjdai komponen dari Jakarta Islamic Index tersebut adalah :

1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10 berkapitalisasi besar).

2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal 90 % (sembilan puluh persen).

3) Memilih 60 (enam puluh ) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

80

4) Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.5

Seiring dengan perkembangannya, BAPEPAM telah merilis Daftar Efek Syariah (DES), daftar tersebut akan menjadi panduan investasi bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di portofolio syariah.6

Proses screening (penyariangan) dalam penentuan Daftar Efek Syariah – BAPEPAM LK ialah :

Screening Pertama (Core Bisnis)

Screening Kedua (Rasio Keuangan) Kegiatan usahanya tidak bertentangan

dengan prinsip syariah seperti :

1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; 2. menyelenggarakan jasa keuangan yang

berkonsep ribawi , jual beli risiko yang mengandung gharar dan atau maisir 3. Memproduksi,mendistribusikan,

memperdagangkan, atau menyediakan :  Barang dan atau jasa yang haram

zatnya (haram lidzatihi)

 Barang atau jasa yang haram bukan karena dzatnya (haram ligairihi)

 Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat madharat

1. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 %

2. Utang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45:55 %

3. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10 %

3. Malaysia

Malaysia adalah salah satu Negara yang telah meluncurkan pasar modal Islam dengan bentuk Kuala Lumpur Stock Exchange

5 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi pada Pasar Modal Syariah (Jakarta: Kencana, 2007) , 55-57.

6 Ahmad Azhar Syarief.Evaluasi satu semester penerbitan Daftar Efek Syariah demi pengembangan Industri Pasar Modal Syariah di Indonesia .Karim Riview.2008.

81

Shariha Index (KLSE SI). KLSE SI diluncurkan pada 17 April 1999 Dalam rangka mengimbangi permintaan investor asing dan lokal yang mencari untuk menanam modal dalam sekuritas yang konsisten dengan prinsip shariah. Investor mencari-cari untuk dilibatkan dalam investasi berdasar pada prinsip shariah sekarang mempunyai suatu benchmark untuk membuat keputusan informasi yang lebih baik. KLSE SI adalah suatu rata-rata tertimbang index berisikan Sekuritas dari perusahaan papan utama yang telah didesain oleh Shariah Advisory Council (SAC) dari Komisi Sekuritas (SC). SAC mengeluarkan criteria standar yang difokuskan pada aktivitas utama dari perusahaan-perusahaan yang tercatat di KLSE. Dengan demikian perusahaan-perusahaan yang aktivitasnya tidak bertentangan dengan prinsip syariah akan termasuk dalam saham-saham yang disahkan.

Sekuritas yang dikeluarkan dari saham-saham yang halal adalah perusahaan yang :

1) Operasionalnya berdasarkan riba, seperti aktivitas yang dilakukan bank dan institusi keuangan konvensional.

2) Operasionalnya melibatkan perjudian (al-maysir atau gambling).

3) Aktivitasnya melibatkan pabrikasi dan/atau penjualan produk-produk haram, seperti alkohol, makanan haram, dan daging babi.

4) Operasinya mengandung elemen ketidakpastian (gharar atau uncertainty) seperti bisnis asuransi konvensional.

5) Aktivitas inti ( Core Activities) perusahaan harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah seperti empat criteria di atas.

6) Persepsi public dan image perusahaan harus baik.

7) Aktivitas inti (core Activities) perusahaan memiliki kepentingan dan Masalah (public benefit) untuk umat dan bangsa.7

Di Malaysia, ada dua indeks syariah, KLSE Syariah Indeks dan Rashid Hussain Bhd (RHB) Islamic Equity Index, yang mana

7 Hamida Chapakia dan Yulizar D Sanrego.an Empirical Analysis of Islamic Stock Return in Malaysia. The International Conference on Islamic Capfital Markets (Jakarta: Muamalat Institute.IRTI, 2007), 163.

82

mencerminkan tumbuhnya minat akan saham islam di negeri tersebut. Indeks ini sudah menyajikan suatu platform yang kuat untuk pertumbuhan saham dan manajemen dana islami dan industri broker saham di Malaysia. KLSE Syariah Indeks tlah menunjukkan performa yang baik pada tahun 2001 dengan keuntungan 2.3 persen.8

Dokumen terkait