PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan inflasi secara tahunan bersumber dari kelompok inti (core inflation) yang sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya, serta menguatnya tekanan inflasi kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) akibat gangguan produksi yang menimbulkan supply shock. Sementara itu, inflasi pada kelompok barang yang harganya diatur pemerintah (administered price) semakin mereda seiring berkurangnya efek kenaikan harga BBM bersubsidi tahun 2013.
2.2.1 FAKTOR FUNDAMENTAL
Tekanan inflasi inti (core inflation) relatif terjaga sepanjang triwulan II 2014. Terjaganya inflasi inti pada triwulan laporan ditopang oleh tekanan domestik yang relatif terkendali. Sementara tekanan dari faktor eksternal meningkat seiring depresiasi nilai tukar rupiah yang disertai peningkatan harga emas domestik.
Tekanan permintaan yang mulai menguat di triwulan II 2014 direspon perusahaan dengan meningkatkan kapasitas terpakainya sehingga interaksi permintaan dan permintaan bergerak seimbang. Di sisi lain, ekspektasi inflasi masyarakat menunjukkan pelemahan meski dari sisi pedagang terdapat ekspektasi peningkatan harga seiring dimulainya liburan sekolah dan menjelang bulan puasa.
Eksternal
Tekanan inflasi eksternal meningkat seiring depresiasi nilai tukar rupiah yang cukup signifikan, disertai peningkatan harga emas domestik. Tekanan eksternal bersumber dari kenaikan harga jual barang dengan konten impor seperti bahan bangunan dan susu bubuk yang terpengaruh depresiasi rupiah sebesar 4,07% sepanjang triwulan laporan. Kenaikan bahan bangunan tercermin dari meningkatnya inflasi sub kelompok biaya tempat tinggal dari 7,10% (yoy) pada triwulan I 2014 menjadi 7,39% (yoy) di triwulan laporan, sedangkan meningkatnya harga susu bubuk ditunjukkan oleh inflasi sub kelompok telur, susu & hasil-hasilnya yang bergerak naik dari 6,26% (yoy tw I 2014) menjadi 10,13% (yoy tw II 2014).
Sementara itu menguatnya harga emas domestik di tengah fluktuasi harga emas dunia juga turut memberikan tekanan pada inflasi inti, sebagaimana dindikasikan melalui meningkatnya inflasi sub kelompok barang pribadi & sandang lainnya dari -2,66% (yoy) di triwulan I 2014 menjadi 4,58%(yoy) di triwulan II 2014.
Sumber:
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPw Prov. Sulut dan Survei Pedagang Eceran (SPE) KPw Prov. Sulut
Grafik 2.13.
Perkembangan Harga Emas Internasional Grafik 2.14.
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah USD
Sumber:Bloomberg Sumber: Bank Indonesia
Tekanan Domestik
Dari sisi domestik, tekanan inflasi yang dicerminkan oleh inflasi inti non traded relatif stabil.
Relatif stabilnya tekanan domestik bersumber dari kembali normalnya harga makanan jadi dan ikan olahan yang sempat meningkat akibat dampak banjir dan cuaca buruk di awal tahun. Hal ini tercermin dari inflasi sub kelompok ikan diawetkan yang menurun dari 19,44% (yoy) di triwulan I 2014 menjadi deflasi 2,13% (yoy) di triwulan laporan, sedangkan inflasi sub kelompok makanan jadi berkurang dari 2,78% (yoy tw I 2014) menjadi 2,51% (yoy tw II 2014). Di sisi lain, beberapa komoditas barang dan jasa lokal seperti sandang dan paket liburan mulai meningkat seiring dimasukinya masa liburan sekolah dan kenaikan kelas di akhir triwulan laporan.
.
Interaksi Permintaan dan Penawaran
Terjaganya inflasi inti tak lepas dari interaksi permintaan dan penawaran yang bergerak seimbang. Pada triwulan II 2014 konsumsi masyarakat secara umum mulai menguat sesuai pola
1.050
Indeks Riil Penjual Eceran (right axis) Kapasitas Produksi (left axis)
Grafik 2.10.
Perkembangan Pertumbuhan Indeks Penjualan Eceran dan Kapasitas Produksi
musimannya, tercermin dari indeks penjualan eceran yang meningkat di triwulan laporan.
Sejalan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, perusahaan merespon dengan meningkatkan kapasitas terpakainya (Grafik 2.10).
Ekspektasi Inflasi
Ekspektasi inflasi masyarakat menunjukkan penurunan di triwulan II 2014. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK), ekspektasi konsumen terhadap harga jangka pendek maupun jangka panjang mengalami tren penurunan sepanjang triwulan II 2014 (Grafik 2.11). Meskipun demikian, ekspektasi pedagang terhadap harga cenderung meningkat khususnya di akhir triwulan laporan yang bertepatan dengan dimulainya liburan sekolah dan menjelang bulan puasa (Grafik 2.12).
Grafik 2.11.
Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang dan Jasa di Kota Manado
Grafik 2.12.
Perkembangan Indeks Ekspektasi Pedagang Eceran Terhadap Harga Barang dan Jasa di Kota Manado
Sumber : Survei Konsumen (SK) KPwBI Provinsi Sulut Sumber : Survei Pedagang Eceran (SPE) KPwBI Provinsi Sulut
2.2.2 Non Fundamental
Volatile foods
Laju inflasi volatile foods mengalami akselerasi pada triwulan II 2014. Indikasi peningkatan inflasi volatile foods ditunjukkan oleh inflasi kelompok bahan makanan yang pada bulan Juni 2014 tercatat sebesar 9,45% (yoy) dengan sumbangan 2,00% terhadap inflasi umum, atau meningkat cukup tajam dibandingkan akhir triwulan I 2014 yang sebesar 3,89% (yoy).
Meningkatnya tekanan inflasi volatile foods didorong oleh supply shock komoditas tomat sayur akibat berkurangnya pasokan dari sentra produksi lokal di Minahasa. Terganggunya produksi tomat yang disebabkan curah hujan tinggi berdampak pada melambungnya harga tomat sayur di pasaran hingga mencapai dua kali lipat harga normal. Sementara itu di sisi lain, tekanan
Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yad
132,0
Ekspektasi pedagang terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi pedagang terhadap harga 6 bulan yad
sempat melonjak dari triwulan I hingga awal triwulan II 2014. Selain itu, koreksi harga juga terjadi pada ikan segar seiring membaiknya kondisi cuaca untuk melaut.
Grafik 2.15.
Perkembangan Harga di Kota Manado Grafik 2.16.
Perkembangan Harga Ikan Segar di Kota Manado
Sumber : Survei Pemantauan Harga (SPH) KPw BI Prov. Sulut Sumber : Survei Pemantauan Harga (SPH) KPw BI Prov. Sulut
Hasil Survei Pemantauan Harga KPw BI Provinsi Sulawesi Utara turut menunjukkan tren
pergerakan harga I 2014 (Grafik 2.15 & Grafik 2.16).
Pergerakan harga beberapa komoditas penyumbang inflasi Manado juga terpantau secara harian melalui Pusat Informasi Harga Bahan Pokok Strategis (PIHBS) Sulawesi Utara, yang berfungsi sebagai peringatan dini bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi Sulut (Grafik 2.17).
Grafik 2.17
Data Pergerakan Harga PIHBS Sulut (komoditas terpilih)
Sumber : Pusat Informasi Harga Bahan Pokok Strategis (PIHBS) Sulawesi Utara
Administered Price
Tekanan inflasi administered price semakin mereda di triwulan laporan seiring berkurangnya efek kenaikan subsidi BBM tahun 2013. Inflasi administered prices pada triwulan II 2014 tercermin dari inflasi sub kelompok Transportasi yang tercatat sebesar 10,64% (yoy) dengan
Jan FebMarAprMeiJun Jul AgstSept OktNovDesJanFebMaretAprMeiJuniJuli AgtSeptOktNovDecJanFebMarAprMei Jun
2012 2013 2014
Rp/kg
Bawang Merah Cabe Rawit Tomat Sayur Bawang Putih
Jan Feb Maret Apr MeiJuni Juli Agt Sept Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2013 2014
Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014
Bawang Merah Rp./Kg Rica/Cabe Rawit Rp./Kg Beras Superwin Rp./Kg Gula Pasir Curah Rp./Kg Minyak Goreng Curah Rp./Kg Telur Ayam Rp./Kg Tomat Sayur Rp./Kg Inflasi (mtm) - sb. Kanan
sumbangan 1,06% terhadap inflasi umum, atau turun dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 17,95% (yoy).
Perlambatan inflasi administered prices didorong oleh meredanya dampak kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang diberlakukan di akhir Juni 2013. Hal ini tercermin dari berkurangnya angka inflasi tahunan bensin dan angkutan dalam kota. Faktor lain yang mendorong perlambatan inflasi administered prices adalah tarif angkutan udara, yang secara tahunan tercatat masih mengalami deflasi meskipun secara triwulanan terjadi kenaikan tarif akibat penyelenggaraan event (World Coral Reef Conference 2014, kampanye Pemilu Presiden) dan musim liburan sekolah. Di sisi lain, penyesuaian tarif listrik (tariff adjustment) untuk pelanggan rumah tangga berdaya di atas 6.600 VA turut berperan menahan perlambatan inflasi administered prices di triwulan laporan.