KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA
TRIWULAN II TAHUN 2014
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Luctor E. Tapiheru : Kepala Perwakilan /Direktur
Dudung C. Setyadi : Deputi Kepala Perwakilan /Deputi Direktur
Eko Siswantoro : Kepala Tim Ekonomi dan Keuangan /Asisten Direktur Wahyu Sihati : Analis Ekonomi /Manajer
Curie Rantung : Analis /Manajer Noula T. Sondakh : Analis /Manajer Connie T. Tumewu : Sekretaris /Manajer
Jeanny J. Legoh : Kepala Unit Layanan Nasabah dan Penyelenggara Kliring Teguh D. Prasetyo : Kasir Senior /Manajer
Achmad Jainuri : Kepala Unit Sumber Daya
Abdullah Atalapu : Kepala Unit Sekretariat, Protokol dan Pengamanan Esty Melasih : Analis Ekonomi /Asisten Manajer
Weno Adji Syahdana : Analis Ekonomi /Asisten Manajer Donny H. Pratama : Analis /Asisten Manajer
Softcopy buku ini dapat di-download di website Bank Indonesia dengan alamat : http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/sulut/
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2014 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Utara diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai wujud peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Sulawesi Utara terkini serta prospeknya. Kami berharap informasi yang kami sajikan ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait.
Dalam proses penyusunan kajian ini, kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha, laporan perbankan serta data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Untuk itu kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan kajian ini ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritikan dan masukan membangun demi penyempurnaan di masa yang akan datang.
Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Sulawesi Utara. Terima Kasih.
Manado, Agustus 2014
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI UTARA
Luctor E. Tapiheru Direktur
Halaman ini sengaja dikosongkan
Daftar Isi
KATA PENGANTAR halaman iii DAFTAR ISI halaman v INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI SULAWESI UTARA halaman vi
RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 1 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO halaman 11 Sisi Permintaan halaman 12 Sisi Penawaran halaman 18 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 31 Inflasi Tahunan (yoy) halaman 32 Inflasi Triwulanan (qtq)
Inflasi Bulanan (mtm) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Upaya Pengendalian Inflasi Daerah
halaman 33 halaman 34 halaman 37 halaman 41 BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 47 Struktur Aset Perbankan Sulawesi Utara halaman 47 Perkembangan Kantor Bank halaman 47 Perkembangan Bank Umum Konvensional halaman 49 Stabilitas Sistem Perbankan halaman 55 Perkembangan Perbankan Syariah halaman 59 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat
Box 1. Perkembangan Penggunaan Kartu Kredit di Sulawesi Utara dan Pemanfaatan Jasa Asuransi Dalam Penyaluran Kredit
halaman 60 halaman 62
BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 67 Struktur Dana Perimbangan di Sulawesi Utara halaman 67 APBD di Tingkat Provinsi halaman 69 Box 2. Kondisi Utang Luar Negeri Provinsi Sulawesi Utara halaman 75 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 81 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 81 Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 86 Box 3. Kliring Sebagai Prompt Indicator Dari Konsumsi halaman 88 BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
halaman 93
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah halaman 93 Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat halaman 96 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN halaman 105
Prospek Ekonomi Makro halaman 105 Prakiraan Inflasi
Prospek Perbankan
halaman 107 halaman 111 Daftar Istilah dan Singkatan halaman 115
INDIKATOR
I. MAKRO NASIONAL TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
A PDB Nasional (yoy) 6,02 5,81 5,62 5,72 5,21 5,12 B Inflasi Nasional (yoy) 5,90 5,90 8,40 8,38 7,32 6,70
II. MAKRO REGIONAL TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
A 1. Laju Inflasi (ytd) % 2,34 1,82 5,99 8,12 1,15 1,97 2. Laju Inflasi (yoy) % 6,83 4,95 7,73 8,12 5,67 6,27 3. Laju Inflasi (mtm) % 1,52 0,21 (2,10) 2,69 0,31 0,67 4. Inflasi Bahan Makanan (mtm) % 4,77 (2,36) (6,49) 7,97 1,30 1,43 4. Inflasi Makanan Jadi (mtm) % 0,13 0,01 0,08 0,79 0,12 0,05 5. Inflasi Perumahan (mtm) % 0,13 0,16 0,11 0,16 0,15 0,14 6. Inflasi Sandang (mtm) % (0,17) (0,71) 1,55 0,90 (0,19) 0,96 7. Inflasi Kesehatan (mtm) % 0,04 0,71 0,23 0,19 0,08 0,12 8. Inflasi Pendidikan (mtm) % - - - 0,16 0,07 0,33 9. Inflasi Transportasi (mtm) % 0,21 7,16 (1,10) 0,32 (0,20) 1,47 B PDRB Penggunaan 7,57 7,25 7,46 7,51 7,94 7,32 Konsumsi 7,78 6,81 5,37 6,52 6,31 7,58 Konsumsi Swasta 7,46 6,92 5,94 5,86 8,88 8,27 Konsumsi Pemerintah 8,39 6,60 4,28 7,61 1,43 6,26 PMTB 9,28 8,67 1,24 (2,73) 4,22 5,05 Stok (6,90) 7,33 28,22 30,73 (3,50) 4,70 Ekspor (5,75) (10,68) 3,09 6,16 2,63 7,70 Impor (7,51) (16,80) (5,71) (3,22) (3,87) 6,68 C PDRB Sektoral 7,57 7,25 7,46 7,51 7,94 7,32 Pertanian 2,46 2,29 3,19 6,95 1,03 1,98 Pertambangan & Penggalian 4,08 5,17 6,75 4,92 2,01 3,92 Industri Pengolahan 4,85 5,27 4,47 2,25 4,17 4,98 Listrik, Gas & Air Bersih 4,26 16,13 19,21 19,42 5,83 4,00 Bangunan 7,87 5,48 5,32 2,40 4,33 7,68 Perdagangan, Hotel & Restoran 10,70 11,40 12,04 15,22 14,37 12,96 Pengangkutan & Komunikasi 9,30 7,10 6,39 5,29 12,43 9,93 Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 16,38 16,32 14,23 14,65 12,21 6,67 Jasa-Jasa 7,24 7,73 8,41 6,35 10,32 7,23
II. MONETER TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
3. BI Rate (%) 5,75 6,00 7,25 7,50 7,50 7,50 Kurs (Rp/USD - posisi akhir) 9.709 9.882 11.404 12.087 11.427 11.893
III. PERDAGANGAN LUAR NEGERI TW I TW II TW III TW IV TW I TW II**
1. Ekspor (ribu USD) 218.765 192.930 199.269 229.306 290.623 351.209 2. Impor (ribu USD) 9.035 43.008 22.927 21.489 46.377 21.796 IV. PERBANKAN (berdasarkan bank pelapor) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
A. Jumlah Bank 43 44 44 45 45 45
1. Bank Umum 23 23 23 24 24 24
1.1. Bank Pemerintah 5 5 5 6 6 6
1.2. Bank Swasta 18 18 18 18 18 18
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 17 17 17 17 17 17
3. Bank Syariah 3 4 4 4 4 4
B. Jaringan Kantor (Termasuk Unit) 316 322 324 323 324 324
1. Bank Umum 254 255 274 272 272 272
1.1. Konvensional 241 239 258 258 258 258
1.2. Syariah 13 16 16 16 16 16
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 49 51 50 51 52 52
2.1. Konvensional 49 51 50 51 52 52
2.2. Syariah - - - - - - C. Total Asset (Rp miliar) 27.648 29.284 29.779 30.219 30.547 32.742* 1. Bank Umum 26.254 27.803 28.272 28.691 29.085 31.305 2. BPR* 850 905 959 962 906 891
3. Bank Syariah 544 576 548 566 556 546 Keterangan :
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
*** Berdasarkan Lokasi Bank Pelapor
2013 2014
INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI SULAWESI UTARA
INDIKATOR
IV. PERBANKAN (berdasarkan bank pelapor) TW I TW II TW III TW IV TW I TW II D. Indikator Kinerja Bank Umum Konvensional
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) (Rp miliar) 16.108 16.684 17.356 17.156 17.600 19.176 1.1.Giro 3.217 3.085 3.272 3.048 3.298 3.807 1.2. Deposito 5.158 5.577 5.669 4.710 5.954 7.009 1.3. Tabungan 7.734 8.022 8.414 9.398 8.348 8.359
-
2. Kredit (Rp miliar) 19.960 21.458 22.287 22.848 23.022 24.027 2.1. Berdasarkan Jenis Penggunaan
- Modal Kerja 5.865 6.204 6.320 6.455 6.543 6.923 - Investasi 2.423 2.697 2.502 2.591 2.520 2.692 - Konsumsi 11.672 12.557 13.465 13.802 13.959 14.412 2.2. Berdasarkan Sektor Ekonomi
- Pertanian 563 498 464 535 463 482
- Pertambangan 71 43 38 39 44 50
- Industri 438 526 446 467 610 670
- Listrik, Gas & Air 13 13 3 4 4 4
- Konstruksi 558 681 710 662 616 707
- Perdagangan 5.241 5.833 5.852 6.012 6.021 6.305 - Angkutan 183 218 214 228 219 234
- Jasa Dunia Usaha 704 789 773 726 686 731
- Jasa Sosial 225 296 316 374 399 433
- Lainnya 11.963 12.561 13.472 13.802 13.959 14.412 2.3. Kredit untuk Debitur UMKM 5.812 6.344 6.188 6.407 6.560 6.871 2.4. Loan to Deposit Ratio (LDR) % 123,91 128,62 128,41 133,18 130,81 125,30 2.5. Non Performing Loan (NPL) - Nominal (Rp miliar) 440 477 521 572 676 809
- Rasio (%) 2,21 2,22 2,34 2,50 2,94 3,37 V. SISTEM PEMBAYARAN TW I TW II TW III TW IV TW I 1. Kas (Rp miliar) - Inflow 2.314 1.299 2.093 1.536 2.422 1.129 - Outflow 952 1.732 2.308 3.094 869 1.298 2. Kliring - Volume Kliring (Lembar) 91.631 98.823 99.655 101.927 82.527 93.703 - Nominal Kliring (Rp Miliar) 2.407 2.411 2.657 2.816 2.446 2.593 - Rata2 Volume Kliring/hari (Lembar) 1.529 1.569 1.581 1.701 1.375 1.487 - Rata2 Nominal Kliring/hari (Rp Miliar) 40 38 42 47 41 41 - Rata2 Lembar Tolakan Kliring/hari (%) 1,87 2,13 2,03 1,96 2,15 1,97 - Rata2 Nominal Tolakan Kliring/hari (%) 2,19 1,94 2,07 2,08 2,19 2,33 Keterangan :
* Angka sementara
** Angka sangat sementara
*** Berdasarkan Lokasi Bank Pelapor
2013 2014
INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI SULAWESI UTARA
Halaman ini sengaja dikosongkan
RINGKASAN
EKSEKUTIF
x
Halaman ini sengaja dikosongkan
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perkembangan Makro Ekonomi Regional
Setelah tumbuh cukup impresif di awal tahun 2014, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 tumbuh sejalan dengan perekonomian nasional yang cenderung melambat. Pada triwulan II 2014, perekonomian Sulawesi Utara tumbuh pada level 7,32% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I 2014 yang tercatat 7,94% (yoy). Meskipun demikian, angka pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nasional pada triwulan II 2014 yang tercatat sebesar 5,12% (yoy).
Faktor utama yang masih menjadi pendorong pertumbuhan adalah adanya pelaksanaan Pemilu Legislatif pada April 2014 dan persiapan Pemilu Presiden pada Juli 2014, periode seasonal liburan sekolah, adanya perayaan hari besar keagamaan (Paskah) dan mulai dimasukinya masa bulan Ramadhan serta adanya pelaksanaan kegiatan berskala nasional maupun internasional di Sulawesi Utara.
Berdasarkan sumbangannya, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 masih didorong oleh kegiatan konsumsi dan membaiknya kinerja investasi. Aktivitas ekspor masih tumbuh membaik meskipun diikuti oleh peningkatan impor yang cukup tinggi. Dari sisi sektoral, pertumbuhan masih disumbang oleh aktivitas sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) serta sektor Angkutan dan Komunikasi, meskipun dengan angka pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Perkembangan Inflasi Daerah
Tekanan inflasi di Provinsi Sulawesi Utara meningkat di triwulan II 2014. Inflasi Provinsi Sulawesi Utara yang diwakili oleh Kota Manado tercatat sebesar 6,27% (yoy) di akhir triwulan II 2014, atau naik jika dibandingkan inflasi triwulan I 2014 yang sebesar 5,67% (yoy).
Dengan pencapaian tersebut, inflasi tahunan Kota Manado tetap berada di bawah angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 6,70%
Setelah tumbuh cukup impresif di awal tahun 2014, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 tumbuh sejalan dengan
perekonomian nasional yang
cenderung melambat. Pada triwulan II 2014, perekonomian Sulawesi Utara tumbuh pada level 7,32% (yoy)...
Tekanan inflasi di Provinsi Sulawesi Utara meningkat di triwulan II 2014.
Inflasi Provinsi Sulawesi Utara yang diwakili oleh Kota Manado tercatat sebesar 6,27% (yoy)di akhir triwulan II 2014...
(yoy), maupun wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) yang sebesar 6,68% (yoy).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan inflasi secara tahunan bersumber dari kelompok inti (core inflation) yang sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya, serta menguatnya tekanan inflasi kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) akibat gangguan produksi yang menimbulkan supply shock. Sementara itu, inflasi pada kelompok barang yang harganya diatur pemerintah (administered price) semakin mereda seiring berkurangnya efek kenaikan harga BBM bersubsidi tahun 2013.
Perkembangan Perbankan Daerah
Kinerja perbankan konvensional Sulawesi Utara secara umum menunjukkan perlambatan sejalan dengan arah kebijakan moneter.
Perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada sisi kredit, sementara pertumbuhan DPK relatif meningkat. Aset perbankan konvensional Sulut pada triwulan II 2014 tercatat tumbuh sebesar 12,60% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 15,59% (yoy), namun apabila dibandingkan dengan triwulan l 2014 pertumbuhan aset relatif meningkat. Kredit perbankan konvensional Sulut tercatat tumbuh sebesar 11,97% (yoy), melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh sebesar sebesar 22,58% (yoy). Di tengah perlambatan pertumbuhan aset dan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) mampu tumbuh lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 8,57% (yoy) menjadi 14,94% (yoy).
Pada triwulan II 2014 perkembangan perbankan umum syariah di Sulawesi Utara mengalami penurunan terutama dari sisi aset dan DPK.
Sementara itu, kredit perbankan syariah masih mengalami pertumbuhan kendati terus mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Total aset bank umum syariah sampai dengan posisi Juni 2014 mengalami penurunan sebesar 5,26% (yoy) sehingga tercatat sebesar Rp545,67 miliar pada triwulan laporan. Sebaliknya, kondisi kredit pada triwulan laporan masih mengalami pertumbuhan kendati mengalami perlambatan dari 7,9% (yoy) pada triwulan I 2014 menjadi Kinerja perbankan konvensional
Sulawesi Utara secara umum menunjukkan perlambatan sejalan dengan arah kebijakan moneter.
Perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada sisi kredit, sementara pertumbuhan DPK relatif meningkat...
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan inflasi secara tahunan bersumber dari kelompok inti (core inflation) yang sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya, serta menguatnya tekanan inflasi kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods)
Pada triwulan II 2014 perkembangan perbankan umum syariah di Sulawesi Utara mengalami penurunan terutama dari sisi aset dan DPK...
3,03% (yoy) pada triwulan II 2014. Di sisi lain, DPK mengalami penurunan mencapai 15,10% (yoy) sehingga tercatat sebesar Rp187,33 miliar pada Juni 2014.
Kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 mengalami kontraksi jika dilihat dari sisi aset, namun demikian NPL mulai menunjukkan perbaikan walaupun harus tetap diwaspadai karena masih berada pada level diatas 5%. Aset BPR pada triwulan II 2014 mengalami kontraksi sebesar 1.52% (yoy), sehingga menjadi Rp891.40 miliar. Pertumbuhan aset BPR yang terkontraksi pada periode laporan terutama disebabkan oleh penurunan jumlah kredit, tercatat sebesar 1.02% (yoy).
Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)
Dukungan fiskal dari pemerintah pusat untuk pengembangan ekonomi daerah tercermin dari transfer dana berupa Dana Perimbangan dan Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus. Dukungan fiskal dari pemerintah pusat kepada Provinsi Sulawesi Utara serta 15 kab/kota di bawahnya pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2013, yang tercermin dari peningkatan alokasi Dana Perimbangan dan Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus yang meningkat dari Rp8,64 triliun menjadi Rp9,23 triliun.
Meskipun alokasi belanja maupun target pendapatan pada tahun 2014 cukup besar, namun demikian realisasi sampai dengan triwulan II 2014 masih relatif rendah. Realisasi pendapatan baru mencapai 43%
atau senilai Rp1,01 triliun. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 1,04 triliun atau 54,7% dari total target. Kondisi yang sama juga terlihat dari realisasi belanja yang baru mencapai 27% atau senilai Rp670 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp694 miliar atau 35,4% dari target belanja.
Dukungan fiskal dari pemerintah pusat untuk pengembangan ekonomi daerah tercermin dari transfer dana berupa Dana perimbangan dan Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus.
Dukungan fiskal dari pemerintah pusat kepada Provinsi Sulawesi Utara serta 15 kab/kota di bawahnya pada tahun 2014 menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun 2013...
Kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 mengalami kontraksi jika dilihat dari sisi aset, namun demikian NPL mulai menunjukkan perbaikan walaupun harus tetap diwaspadai karena masih berada pada level diatas 5%...
Perkembangan Sistem Pembayaran
Pada triwulan II 2014, nilai transaksi sistem pembayaran tunai di Sulawesi Utara menunjukkan kondisi net outflow, disertai meningkatnya nilai transaksi sistem pembayaran non-tunai melalui kliring. Kondisi net outflow berarti uang yang keluar dari Bank Indonesia (ke masyarakat) lebih besar dibandingkan uang yang masuk sehingga mengindikasikan peningkatan kebutuhan penggunaan uang di masyarakat. Kondisi ini merupakan siklus umum yang terjadi secara tahunan dimana terjadi peningkatan aktivitas perekonomian yang didorong oleh peningkatan konsumsi pada masa seasonal liburan sekolah dan menyambut bulan Ramadhan.
Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan II 2014 di wilayah Sulawesi Utara menunjukkan kondisi net outflow. Bank Indonesia mencatat jumlah aliran uang keluar pada triwulan II 2014 sebesar Rp1,30 triliun sedangkan aliran uang masuk hanya berjumlah Rp1,13 triliun.
Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara selama triwulan II 2014 mengalami penurunan dari sisi volume dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, meskipun jika dilihat dari sisi nominal tercatat adanya peningkatan. Jumlah warkat yang dikliringkan pada triwulan II 2014 sebanyak 93.703 lembar dengan nilai Rp2,59 triliun atau menurun dari sisi volume sebesar 5,2% (yoy), sementara dari sisi nominal terjadi peningkatan sebesar 8% (yoy). Jumlah warkat harian yang dikliringkan selama periode laporan rata-rata sebanyak 1.487 lembar warkat per hari dengan nilai sebesar Rp 41,16 miliar.
Perkembangan Ketenagakerjaan & Kesejahteraan Masyarakat Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara mengalami perkembangan yang cukup baik di tengah laju pertumbuhan perekonomian Sulawesi Utara yang masih cukup tinggi di triwulan II 2014. Hal ini tercermin dari berbagai indikasi positif pada indikator tenaga kerja regional.
Jumlah tenaga kerja Sulawesi Utara tercatat tumbuh 6,37% (yoy), sejalan dengan meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ke angka 66,14%, sementara tingkat pengangguran dapat Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi
Utara mengalami perkembangan yang cukup baik di tengah laju
pertumbuhan perekonomian Sulawesi Utara yang masih cukup tinggi di triwulan II 2014...
Pada triwulan II 2014, nilai transaksi sistem pembayaran tunai di Sulawesi Utara menunjukkan kondisi net outflow, disertai meningkatnya nilai transaksi sistem pembayaran non- tunai melalui kliring...
terjaga relatif stabil. Hasil Survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan rata-rata ketersediaan lapangan kerja di triwulan Iaporan. Dari hasil liaison terhadap pelaku usaha, diketahui bahwa di tengah kenaikan UMP 2014 yang cukup tinggi, jumlah tenaga kerja tetap dipertahankan bahkan meningkat di beberapa sektor seiring rencana ekspansi perusahaan.
Dari sisi kesejahteraan, kondisi kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan terbatas pada triwulan laporan.
Kondisi kesejahteraan masyarakat yang semakin baik terlihat dari rata- rata indeks penghasilan masyarakat Sulut yang meningkat terbatas di triwulan II 2014. Kondisi kesejahteraan di sektor pertanian yang merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar juga mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.
Outlook Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III 2014 diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,34% - 7,74% (yoy). Pertumbuhan terutama akan berasal dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor Bangunan dan sektor Angkutan dan Komunikasi. Beberapa faktor yang diperkirakan menjadi pendorong pertumbuhan pada triwulan yang akan datang adalah periode seasonal menjelang tahun ajaran baru, peringatan hari besar keagamaan (Pengucapan Syukur, Ramadhan, Idul Fitri), serta pelaksanaan Pemilu Presiden. Di sisi permintaan, adanya peningkatan penghasilan masyarakat dalam bentuk pembayaran gaji ke-13 PNS/TNI dan Tunjangan Hari Raya (THR) diperkirakan juga akan dapat mendorong perekonomian khususnya dari aktivitas konsumsi.
Outlook Inflasi
Tren perlambatan laju inflasi tahunan Kota Manado diprakirakan masih berlanjut hingga triwulan III 2014, sehingga angka inflasi tahunan di bulan September 2014 akan berada pada kisaran 4,35%±1% (yoy).
Dari sisi fundamental, inflasi inti diperkirakan bergerak menurun.
Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III 2014 diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,34% - 7,74% (yoy).
Pertumbuhan terutama akan berasal dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor Bangunan dan sektor Angkutan dan Komunikasi...
Tren perlambatan laju inflasi tahunan Kota Manado diprakirakan masih berlanjut hingga triwulan III 2014, sehingga angka inflasi tahunan di bulan September 2014 akan berada pada kisaran 4,35%±1% (yoy)...
Dari sisi kesejahteraan, kondisi kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan terbatas pada triwulan laporan...
Tekanan inflasi sisi eksternal diperkirakan berada pada level moderat di tengah penguatan nilai tukar dan turunnya harga komoditas global.
Sementara dari sisi domestik diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi masyarakat didorong perayaan hari besar keagamaan, penyelenggaraan event, musim liburan sekolah dan tahun ajaran baru.
Dari sisi non fundamental, inflasi volatile foods diperkirakan berangsur mereda akibat berkurangnya permintaan pasca lebaran yang disertai membaiknya produksi. Sementara itu tekanan inflasi administered price diperkirakan juga menurun seiring hilangnya dampak kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi tahun 2013.
Outlook Perbankan
Perkembangan sektor keuangan khususnya perbankan di Sulawesi Utara diperkirakan masih akan tumbuh positif kendati mengalami perlambatan khususnya di sisi aset dan kredit. Sementara itu, DPK diperkirakan akan kembali tumbuh tinggi seiring tingginya minat masyarakat untuk menyimpan dana di perbankan sebagai imbas dari tingginya suku bunga simpanan yang cenderung lebih responsif dalam penyesuaian terhadap BI Rate.
Perkembangan sektor keuangan khususnya perbankan di Sulawesi Utara diperkirakan masih akan tumbuh positif kendati mengalami perlambatan khususnya di sisi aset dan kredit...
Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
BAB I
Halaman ini sengaja dikosongkan
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (yoy)
Sumber: Badan Pusat Statistik
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Setelah tumbuh cukup impresif di awal tahun 2014, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 tumbuh sejalan dengan perekonomian nasional yang cenderung melambat.
Pada triwulan II 2014, perekonomian Sulawesi Utara tumbuh pada level 7,32% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I 2014 yang tercatat 7,94% (yoy). Meskipun demikian, angka pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nasional pada triwulan II 2014 yang tercatat sebesar 5,12% (yoy).
Faktor utama yang masih menjadi pendorong pertumbuhan adalah adanya pelaksanaan Pemilu Legislatif pada April 2014 dan persiapan Pemilu Presiden pada Juli 2014, periode seasonal liburan sekolah, adanya perayaan hari besar keagamaan (Paskah) dan mulai dimasukinya masa bulan Ramadhan serta adanya pelaksanaan kegiatan berskala nasional maupun internasional di Sulawesi Utara.
Berdasarkan sumbangannya, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 masih didorong oleh kegiatan konsumsi dan membaiknya kinerja investasi. Aktivitas ekspor masih tumbuh membaik meskipun diikuti oleh peningkatan impor yang cukup tinggi. Dari sisi sektoral, pertumbuhan masih disumbang oleh aktivitas sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) dan sektor Angkutan dan Komunikasi, meskipun dengan angka pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
1.1 SISI PERMINTAAN
Diliat dari sisi permintaan, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 terutama ditopang oleh kegiatan konsumsi dan mulai kembali menggeliatnya aktivitas investasi. Kegiatan perdagangan internasional juga tercatat cukup baik seiring dengan pertumbuhan ekspor yang
7,32
Grafik 1.1.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara
60 80 100 120 140 160 180 200
Jan Feb Mar Apr May June Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May June
2013 2014
Penghasilan Saat Ini Pembelian Barang Tahan Lama Ketersediaan Lap. Kerja Kondisi Ekonomi Saat Ini
Sumber:Survei Konsumen (SK) KPwBI Prov. Sulut
cukup tinggi meskipun diikuti pula dengan peningkatan impor yang berdampak pada pertumbuhan net ekspor yang melambat dibandingkan periode sebelumnya. Faktor yang menggerakkan konsumsi diantaranya adalah masa seasonal liburan sekolah, peringatan hari besar keagamaan, perhelatan berkala nasional dan internasional, serta pelaksanaan Pemilu legislatif di bulan April 2014 dan persiapan Pemilu Presiden pada bulan Juli 2014.
Tabel 1.1.
Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (% yoy)
1.1.1 Konsumsi
Konsumsi masih menjadi kontributor utama pertumbuhan Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 dengan sumbangan sebesar 4,27% (yoy). Pertumbuhan sektor konsumsi pada triwulan laporan juga tercatat cukup tinggi, yaitu 7,58% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 6,31% (yoy).
Pertumbuhan konsumsi terutama didorong oleh aktivitas konsumsi swasta dengan pertumbuhan tercatat 8,27% (yoy).
Sementara konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 6,26% (yoy).
Masih cukup tingginya aktivitas konsumsi swasta terutama didorong masa seasonal liburan sekolah yang secara historis mampu meningkatkan belanja masyarakat. Sementara belanja pemerintah juga turut terdorong seiring dengan adanya perhelatan
internasional World Coral Reef Conference (WCRC) dengan pendanaan yang bersumber dari pemerintah pusat dan daerah serta pelaksanaan Pemilu Legislatif pada April 2014 dan persiapan Pemilu Presiden yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2014.
Q1 Sumb Q2 Sumb Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb
Kons ums i 7,78 5,24 6,81 4,26 5,37 3,32 6,52 4,19 6,31 4,26 7,58 4,27
Kons ums i Swa s ta 7,46 3,30 6,92 2,83 5,94 2,40 5,86 2,67 8,88 3,93 8,27 3,37
Kons ums i Pemeri nta h 8,39 1,94 6,60 1,43 4,28 0,92 7,61 1,51 1,43 0,33 6,26 1,35
PMTB 9,28 2,12 8,67 1,93 1,24 0,30 -2,73 0,81 4,22 0,98 5,05 1,14
Stok -6,90 -0,07 7,33 0,07 28,22 0,28 30,73 0,16 -3,50 -0,03 4,70 0,05
Eks por -5,75 -3,09 -10,68 -5,89 2,15 1,51 6,16 -0,92 2,63 1,24 7,70 3,53
Impor -7,50 -3,38 -16,80 -6,88 -6,98 -2,05 -3,22 -1,07 -3,87 -1,50 6,68 2,12
PDRB 7,57 7,57 7,25 7,25 7,46 7,46 7,51 7,51 7,94 7,94 7,32 7,32 2014
Jenis Penggunaan 2013
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara
Grafik 1.2.
Indeks Penjualan Eceran
Sumber: Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw BI Prov.Sulut
Grafik 1.3.
Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Jan Mar Mei Jul Sep Nop Des Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun
2011 2013 2014
Pakaian & perlengkapannya Makanan & tembakau
Bahan bakar Peralatan tulis
Indeks Riil Penjualan
Sumber : Pelaku Usaha, diolah
Indikator peningkatan konsumsi juga tercermin dari perkembangan penjualan ritel beberapa kelompok usaha di kota Manado. Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Bank Indonesia, terlihat adanya indikasi peningkatan penjualan yang tercermin dari peningkatan Indeks Penjualan Eceran dari 233,56 pada Maret 2014 menjadi 243,36 pada Juni 2014. Peningkatan angka indeks terutama berasal dari kelompok Makanan dan Tembakau, kelompok Pakaian dan Perlengkapannya serta kelompok Peralatan Tulis. Peningkatan angka indeks ini menunjukkan bahwa pedagang ritel dapat mengkonfirmasi relatif tingginya level konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya, khususnya untuk pembelian produk kebutuhan pokok serta kebutuhan menjelang tahun ajaran baru.
Indikator konsumsi swasta lainnya adalah perkembangan penjualan kendaraan roda empat di wilayah Sulawesi Utara. Berdasarkan prompt indicator yang diperoleh dari data penjualan kendaraan pada beberapa main dealer di Sulawesi Utara, jumlah kendaraan terjual sepanjang triwulan II 2014 masih menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya meskipun dengan pertumbuhan yang melambat.
Kinerja konsumsi swasta yang masih positif pada triwulan laporan juga terlihat dari perkembangan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini yang juga masih menunjukkan optimisme, meskipun pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perkembangan keyakinan konsumen tersebut tergambar dari hasil Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (KPw BI Prov. Sulut) yang menunjukkan angka Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) pada akhir periode laporan (Juni 2014) sebesar 167,83. Jika dilihat berdasarkan komponennya, optimisme masyarakat terutama terjadi pada rencana pembelian barang tahan lama yang ditunjukkan dengan indeks 137,50, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks Maret 2014 sebesar 123.
Grafik 1.5.
Perkembangan Kredit Konsumsi
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2011 2012 2013 2014
Kredit_Konsumsi (Rp miliar) - left axis gKredit_Konsumsi (% yoy) - right axis
Grafik 1.4.
Indeks Keyakinan Konsumen
Sumber : Survei Konsumen (SK) KPw BI Prov. Sulut
Seiring dengan meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat, pernyaluran kredit konsumsi oleh perbankan di Sulut juga menunjukkan pertumbuhan positif meskipun melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Juni 2014, kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum mencapai Rp14.686 miliar, atau tumbuh sebesar 16,34% (yoy), lebih rendah daripada pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 40,68% (yoy).
1.1.2 Investasi
Pada triwulan II 2014, investasi di Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,05% (yoy) dengan kontribusi sebesar 1,14% terhadap total pertumbuhan ekonomi Sulut.
Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan kinerja investasi pada triwulan yang sama tahun lalu yang tumbuh 8,67% (yoy) dengan kontribusi sebesar 1,93%.
Perlambatan investasi terlihat dari perkembangan penjualan bahan bangunan utama yaitu semen yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan yang hanya mencapai 4,76%. Kondisi ini lebih lambat dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai pertumbuhan 40%.
Namun demikian, jika dilihat dari sisi nominal tercatat adanya peningkatan jumlah penjualan semen pada triwulan II 2014 yang mencapai 180.354 ton, lebih besar dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 172.160 ton.
Aktivitas investasi pada periode laporan yang tercatat melambat tercermin dari penurunan kredit investasi. Penyaluran kredit investasi pada triwulan II 2014 tercatat Rp2,76 triliun atau hanya tumbuh 1,96% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya
60 80 100 120 140 160 180 200
Jan Feb Mar Apr May June Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May June
2013 2014
Penghasilan Saat Ini Pembelian Barang Tahan Lama Ketersediaan Lap. Kerja Kondisi Ekonomi Saat Ini
Grafik 1.6.
Perkembangan Penjualan Semen
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia
-40 -20 0 20 40 60 80 100
0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2010 2011 2012 2013 2014
Volume (ton) - left axis g_semen (%) - right axis
-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80
- 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2011 2012 2013 2014
Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis gKredit_Investasi (% yoy) - right axis
1.1.3 Ekspor Impor
Kinerja ekspor Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 menunjukkan perbaikan setelah mengalami kontraksi sepanjang tahun 2013. Ekspor tercatat tumbuh 7,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencatat pertumbuhan negatif 10,68% (yoy). Aktivitas ekspor pada triwulan laporan ini juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan kontribusi sebesar 3,53%.
Pertumbuhan ekspor yang cukup tinggi tersebut tidak terlepas dari mulai membaiknya kondisi perekonomian global, terutama negara tujuan ekspor (Amerika Serikat), serta mulai membaiknya tren harga komoditas dunia. Membaiknya kondisi ekspor juga tercermin dari total nilai ekspor Sulut pada triwulan II 2014 yang tercatat sebesar USD 563,26 atau tumbuh 60,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD349,87 juta.
Tabel 1.2.
Perkembangan Ekspor Sulawesi Utara (Juta USD)
Jika dilihat berdasarkan pangsa komoditi utama ekspor Sulut, komoditi yang menjadi unggulan ekspor masih berasal dari produk olahan lemak dan minyak nabati dengan komposisi sebesar 78%, diikuti oleh produk daging dan ikan olahan sebesar 7%, ikan (4%), ampas (4%), produk kimia (2%) dan lainnya (5%).
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
Total Ekspor (Juta USD) 333.40 257.00 213.60 150.20 183.00 349.87 211.87 229.91 255.86 563.26 60.99%
Uraian 2012 2013 Growth
(yoy) 2014
Grafik 1.7.
Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Lemak&Minyak 78%
Ikan 4%
Daging&Ikan Olah
7%
Ampas 4%
Produk Kimia 2%
Lainnya 5%
-120 -70 -20 30 80 130 180 230 280
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2010 2011 2012 2013 2014
Muat (Ribu ton) - left axis gMuat (% yoy) - right axis
0.00 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00
Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Oct-13 Jan-14 Apr-14
CCNO Price (USD/MT)
Sektor industri yang utama di Sulut adalah industri pengolahan komoditas pertanian dan perikanan yaitu usaha pengolahan ikan dan produksi minyak nabati yaitu minyak kelapa dan minyak kelapa sawit (CCNO dan CPO). Seiring dengan mulai membaiknya permintaan global yang diiringi dengan perbaikan harga komoditas internasional, terutama komoditas minyak nabati, maka total ekspor komoditas unggulan Sulut kembali meningkat yang selanjutnya meningkatkan nilai ekspor Sulut secara keseluruhan. Kondisi ini juga sesuai dengan hasil liaison yang dilakukan oleh KPw BI prov. Sulut kepada pelaku usaha industri pengolahan minyak nabati terbesar di Sulut yang mengkonfirmasi adanya perbaikan nilai ekspor.
Sementara itu, berdasarkan negara tujuan, ekspor Sulut sampai dengan triwulan II 2014 masih didominasi oleh Amerika Serikat (25%), Belanda (20%), China (18%), dan Korea Selatan (8%).
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Grafik 1.11.
Perkembangan Kegiatan Muat di Pelabuhan Bitung Grafik 1.8
Pangsa Komoditi Utama Ekspor Sulut
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah Grafik 1.10
Negara Tujuan Ekspor Jan-Jun 2014
Sumber : World Bank Commodity Price Data
Sumber : PT Pelindo IV, Bitung Grafik 1.9
Harga Komoditas International
-120 -70 -20 30 80 130 180 230 280
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*
2010 2011 2012 2013 2014
Muat (Ribu ton) - left axis gMuat (% yoy) - right axis
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Belanda 20%
AS 25%
Cina 18%
Korsel 9%
Australia 0%
Jepang 2%
Jerman 2%
Inggris 2%
Thailand 1%
Vietnam 2%
Lainnya 19%
Berbeda dengan kondisi ekspor luar negeri yang tumbuh positif, kinerja ekspor antar pulau/daerah menunjukkan adanya perlambatan yang tercermin dari penurunan kegiatan muat barang melalui pelabuhan Bitung. Selama triwulan II 2014, volume barang asal Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik sebanyak 181 ribu ton atau tumbuh negatif 43,77%
(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 322 ribu ton.
Sejalan dengan membaiknya kondisi ekspor luar negeri, aktivitas impor juga menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan II 2014, impor tumbuh 1,27% (yoy), relatif membaik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu yang tercatat negatif 33% (yoy). Kenaikan impor juga tercermin dari total nilai impor Sulut pada triwulan II 2014 sebesar USD 75,4 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar USD56,64 juta.
Berdasarkan komoditinya, impor komponen mesin merupakan komoditi impor terbesar dengan pangsa 59% dari total nilai impor, disusul oleh komoditas lainnya diantaranya kapal laut (10%) dan bahan bakar mineral (6%).
Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sampai dengan Juni 2014 lebih dominan didatangkan dari negara Amerika Serikat (37%), China (15%), Filipina (14%), dan Australia (9%).
Berbeda dengan aktivitas perdagangan internasional yang menunjukkan adanya perbaikan, impor antar daerah menunjukkan penurunan yang tercermin dari penurunan volume bongkar barang di pelabuhan Bitung. Pada triwulan II 2014, total barang yang masuk ke Sulut tercatat hanya 623 ribu ton, turun 12,41% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 711 ribu ton.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
Total Impor (Juta USD) 17.60 49.90 26.50 28.20 10.00 56.64 30.53 23.50 42.59 75.40 33%
Uraian 2012 2014 Growth
(yoy) 2013
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Tabel 1.3.
Impor Sulut (Juta USD)
Grafik 1.12
Pangsa Komoditi Utama Impor Sulut
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah Kapal
Laut 10%
Mesin-mesin 59%
Benda Besi Baja 6%
Bahan Bakar Mineral
6%
Bahan Peledak
2% lainnya
17%