i
ii
Halaman ini sengaja dikosongkan
iii
Periode Februari 2018
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT DIVISI ADVISORY DAN PENGEMBANGAN EKONOMI
Jl. Jenderal Sudirman No. 22 Padang Telp. 0751-31700 Fax. 0751-27313
iv Penerbit :
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi
Jl. Jenderal Sudirman No. 22 P A D A N G
Telp : 0751-31700
Fax : 0751-27313
e-mail : Bimo Epyanto ([email protected])
Kun Anifatussolikhah ([email protected]) Rizky Shantika Putri ([email protected])
Hasudungan P. Siburian ([email protected])
Langitantyo Tri Gezar ([email protected])
Nurmaya Hutasoit ([email protected])
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, kali ini kami kembali menghadirkan publikasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Sumatera Barat periode Februari 2018. Publikasi ini merupakan hasil asesmen terhadap perkembangan ekonomi terkini dari Sumatera Barat yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, keuangan daerah, stabilitas sistem keuangan dan perbankan, sistem pembayaran, kesejahteraan masyarakat, kondisi ketenagakerjaan, prospek perekonomian ke depan, serta ulasan atas beberapa isu terkini terkait ekonomi dan keuangan Sumatera Barat.
Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi rujukan informasi dan bahan masukan tentang perkembangan ekonomi dan keuangan Sumatera Barat bagi para pemangku kepentingan kami: pemerintah daerah, industri perbankan dan keuangan, akademisi, pelaku usaha dan para pihak terkait. Selain kami terbitkan dalam bentuk buku (hardcopy), kami juga menyediakan bentuk softcopy yang dapat diakses melalui laman kami www.bi.go.id.
Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada para pihak yang selama ini membantu dan mendukung penyediaan data dan informasi hingga terbitnya publikasi ini. Semoga dukungan dan kerjasama yang terjalin selama ini mampu terus dipertahankan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.
Tak ada gading yang tak retak. Kami berharap adanya masukan, kritikan dan saran dari para pembaca dalam rangka penyempurnaan KEKR ini. Akhirnya, semoga publikasi ini memberikan manfaat. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi langkah kita dalam tetap terus berkarya untuk negeri.
Padang, Februari 2018
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT
(ttd)
Endy Dwi Tjahjono Direktur
1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GRAFIK ... 5 RINGKASANEKSEKUTIF ... 8
INDIKATOR EKONOMI TERPILIH SUMATERA BARAT ... 15
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH ... 19
1.1 Perkembangan Umum ... 20
1.2 Dinamika Sisi Pengeluaran Perekonomian Sumatera Barat ... 22
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga... 22
1.2.2 Konsumsi Pemerintah ... 24
1.2.3 Investasi ... 25
1.2.4 Ekspor ... 26
1.2.5 Impor ... 28
1.3 Dinamika Lapangan Usaha Ekonomi Utama Sumatera Barat ... 29
1.3.1 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ... 30
1.3.2 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ... 31
1.3.3 Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan ... 33
1.3.4 Lapangan Usaha Industri Pengolahan ... 35
1.4 Perkembangan Ekonomi Keseluruhan Tahun 2017 ... 35
1.5 Prakiraan Perkembangan Ekonomi Triwulan I 2018 ... 37
2 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH ... 43
2.1 APBD Provinsi Sumatera Barat ... 44
2.1.1 Realisasi Pendapatan Provinsi Sumatera Barat ... 44
2.1.2 Realisasi Belanja Provinsi Sumatera Barat ... 46
2.2 APBD 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat ... 49
2.2.1 Realisasi Pendapatan 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat ... 49
2.2.2 Realisasi Belanja 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat ... 52
2.3 Alokasi APBN di Sumatera Barat ... 56
2.4 Rencana APBD Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 ... 57
3 BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ... 60
3.1 Perkembangan Umum Inflasi Provinsi Sumatera Barat ... 62
3.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ... 64
3.2.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ... 64
2
3.2.3 Inflasi Bulanan Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ... 66
3.3 Disagregasi Inflasi ... 68
3.3.1 Upaya Pengendalian Inflasi Daerah ... 71
3.4 Tracking Prakiraan Inflasi Triwulan I 2018 ... 73
4 BAB IV STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM ... 75
4.1 Ketahanan Sektor Rumah Tangga ... 78
4.1.1 Kinerja Sektor Rumah Tangga ... 78
4.1.2 Eksposur Sektor Perbankan pada Sektor Rumah Tangga ... 80
4.1.3 Risiko Sektor Rumah Tangga ... 82
4.2 Ketahanan Sektor Korporasi ... 83
4.2.1 Kinerja Sektor Korporasi ... 83
4.2.2 Eksposur Sektor Perbankan Pada Sektor Korporasi ... 86
4.2.3 Risiko Sektor Korporasi ... 87
4.3 Perkembangan Kinerja Bank Umum ... 88
4.3.1 Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum ... 88
4.3.2 Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum ... 89
4.3.3 Kredit Bank Umum ... 89
4.3.4 Risiko Kredit Bank Umum... 90
4.3.5 Perbankan Syariah ... 92
4.4 Akses Keuangan ... 92
4.4.1 Akses Keuangan UMKM ... 92
5 BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ... 99
5.1 Perkembangan Transaksi Non Tunai ... 101
5.1.1 Transaksi Kliring ... 101
5.1.2 Layanan Keuangan Digital... 101
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai ... 102
5.2.1 Pengelolaan Uang Rupiah ... 102
5.2.2 Perkembangan Uang Tidak Layar Edar dan Uang Palsu ... 103
6 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH ... 110
6.1 Ketenagakerjaan Daerah ... 113
6.2 Kesejahteraan Daerah ... 117
6.3 Indeks Pembangunan Manusia dan Rasio Gini ... 119
6.4 Perkembangan Nilai Tukar Petani Sumatera Barat ... 120
7 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ... 122
7.1 Prospek Ekonomi ... 123
3
7.1.2 Prospek Sisi Penawaran ... 125 7.2 Prakiraan Inflasi ... 128
4
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1. PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) BERDASARKAN HARGA KONSTAN ... 22
TABEL 1.2. PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDRB) BERDASARKAN HARGA KONSTAN ... 30
TABEL 2.1. PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2016 DAN 2017 ... 46
TABEL 2.2. BELANJA PROVINSI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV TAHUN 2016 DAN 2017 ... 47
TABEL 2.3. PENDAPATAN 19 KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2016 DAN 2017 ... 50
TABEL 2.4. BELANJA 19 KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2016-2017 ... 53
TABEL 2.5. BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2016 DAN 2017 ... 56
TABEL 2.6. ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2018 ... 58
TABEL 2.7. ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2018 ... 59
TABEL 3.1. PERBANDINGAN STANDAR DEVIASI DAN RATA-RATA INFLASI SUMBAR DAN NASIONAL ... 63
TABEL 3.2. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN SUMATERA BARAT MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA (% YOY) ... 64
TABEL 3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULANAN SUMBAR MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA (% QTQ) ... 66
TABEL 3.4. INFLASI BULANAN BERDASARKAN KELOMPOK BARANG (%,MTM) ... 66
TABEL 3.5. ANDIL INFLASI BULANAN BERDASARKAN KELOMPOK BARANG (%) ... 67
TABEL 3.6. KOMODITAS UTAMA PENYUMBANG INFLASI DAN DEFLASI BULANAN TRIWULAN IV 2017 (%,MTM) ... 67
TABEL 4.1. KOMPOSISI PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA TRIWULAN III 2017 ... 79
TABEL 4.2. KOMPOSISI PENGELUARAN RUMAH TANGGA PADA TRIWULAN IV 2017 ... 79
TABEL 4.3. DANA RUMAH TANGGA UNTUK MEMBAYAR CICILAN DAN PERUBAHANNYA BERDASARKAN PENDAPATAN ... 80
TABEL 4.4. DANA RUMAH TANGGA UNTUK MENABUNG DAN PERUBAHANNYA BERDASARKAN PENDAPATAN ... 80
TABEL 4.7. INDIKATOR PERKEMBANGAN BANK UMUM SUMATERA BARAT ... 88
TABEL 4.9. NPL PER KABUPATEN/KOTA ... 91
TABEL 4.10. LAR PER KABUPATEN/KOTA ... 91
TABEL 4.13. INDIKATOR PERKEMBANGAN BANK SYARIAH SUMATERA BARAT ... 92
TABEL 6.1. PERKEMBANGAN NTP PROVINSI DI SUMATERA ... 120
5
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 1.1. PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DI KAWASAN SUMATERA TRIWULAN IV 2017 ... 21
GRAFIK 1.2. PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT AGREGAT TAHUN 2017 ... 21
GRAFIK 1.3. PANGSA PDRB TW IV 2017 MENURUT PERMINTAAN BERDASARKAN HARGA BERLAKU ... 23
GRAFIK 1.4. PERKEMBANGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN ... 23
GRAFIK 1.5. SURVEI KONSUMEN ... 24
GRAFIK 1.6. PERTUMBUHAN KONSUMSI LISTRIK... 24
GRAFIK 1.7. PERKEMBANGAN SKALA LIKERT PERMINTAAN DOMESTIK ... 24
GRAFIK 1.8. PERTUMBUHAN KREDIT RUMAH TANGGA ... 24
GRAFIK 1.9. KOMPOSISI BELANJA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 DAN 2017 ... 25
GRAFIK 1.10. DAYA SERAP BELANJA MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 25
GRAFIK 1.11. KOMPOSISI BELANJA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 DAN 2017 ... 25
GRAFIK 1.12. REALISASI BELANJA PEMERINTAH ... 25
GRAFIK 1.13. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN (YOY) INVESTASI BANGUNAN DAN NON BANGUNAN ... 26
GRAFIK 1.14. PERKEMBANGAN INVESTASI PMA DAN PMDN DI SUMATERA BARAT ... 26
GRAFIK 1.15. KOMPOSISI BELANJA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 DAN 2017 ... 26
GRAFIK 1.16. DAYA SERAP BELANJA MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 26
GRAFIK 1.17. PERTUMBUHAN EKSPOR DAN IMPOR LUAR NEGERI ... 27
GRAFIK 1.18. EKSPOR IMPOR ANTAR DAERAH ... 27
GRAFIK 1.19. SKALA LIKERT EKSPOR HASIL LIAISON ... 27
GRAFIK 1.20. PMI NEGARA MITRA DAGANG ... 27
GRAFIK 1.21. NEGARA TUJUAN EKSPOR SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2017 ... 28
GRAFIK 1.22. KOMODITAS EKSPOR SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2017 ... 28
GRAFIK 1.23. NILAI IMPOR NON MIGAS ... 29
GRAFIK 1.24. VOLUME IMPOR NON MIGAS ... 29
GRAFIK 1.25. PORSI IMPOR KOMODITAS NON MIGAS TRIWULAN IV 2017 ... 29
GRAFIK 1.26. ASAL BARANG IMPOR SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2017 ... 29
GRAFIK 1.27. PANGSA PDRB TRIWULAN IV 2017 SUMBAR MENURUT LAPANGAN USAHA BERDASARKAN HARGA BERLAKU ... 30
GRAFIK 1.28. PERTUMBUHAN PDRB PER LAPANGAN USAHA UTAMA SUMBAR ... 30
GRAFIK 1.29. PETA DISTRIBUSI CURAH HUJAN SUMATERA BARAT BULAN DESEMBER 2017... 31
GRAFIK 1.30. PERKEMBANGAN INDEKS KEGIATAN DUNIA USAHA PERTANIAN (HASIL SKDU) ... 31
GRAFIK 1.31. JUMLAH WISMAN DI SUMATERA BARAT ... 32
GRAFIK 1.32. PENDAFTARAN KENDARAAN BERMOTOR BARU DI SUMATERA BARAT ... 32
GRAFIK 1.33. PERKEMBANGAN HARGA JUAL LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN (HASIL SKDU) ... 33
GRAFIK 1.34. PERKEMBANGAN KREDIT PERDAGANGAN ... 33
GRAFIK 1.35. PERKEMBANGAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU ... 34
GRAFIK 1.36. PERKEMBANGAN JUMLAH PENGIRIMAN KARGO MELALUI BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU ... 34
GRAFIK 1.37. INDEKS PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN (HASIL SKDU) ... 34
GRAFIK 1.38. INDEKS PENGGUNAAN JUMLAH TENAGA KERJA LAPANGAN USAHA TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN (HASIL SKDU) ... 34
GRAFIK 1.39. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG DAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL ... 35
GRAFIK 1.40. INDEKS SBT PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN (HASIL SKDU) ... 35
GRAFIK 1.43. PRODUKSI KELAPA SAWIT DI SUMATERA BARAT ... 37
GRAFIK 1.44. PRODUKSI PADI SAWAH DI SUMATERA BARAT ... 37
GRAFIK 1.41. PERKEMBANGAN INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN, INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN, DAN INDEKS EKONOMI SAAT INI (SK BI) ... 38
GRAFIK 1.42. PERKIRAAN INVESTASI (HASIL SKDU) ... 38
GRAFIK 2.1. ANGGARAN, REALISASI DAN DAYA SERAP BELANJA DI PROVINSI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2017 ... 44
GRAFIK 2.2. KOMPOSISI BELANJA (%) DI PROVINSI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2017 ... 44
GRAFIK 2.3. KOMPOSISI PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA BARAT ... 46
6
GRAFIK 2.5. DAYA SERAP BELANJA PEGAWAI SUMATERA BARAT PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 47
GRAFIK 2.6. DAYA SERAP BELANJA BARANG/JASA SUMATERA BARAT PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 48
GRAFIK 2.7. DAYA SERAP BELANJA MODAL SUMATERA BARAT PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 48
GRAFIK 2.8. KOMPOSISI BELANJA PROVINSI SUMATERA BARAT ... 48
GRAFIK 2.9. REALISASI 10 ANGGARAN BELANJA MODAL TERBESAR PROVINSI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV 2017 ... 49
GRAFIK 2.10. REALISASI PENDAPATAN 19 KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT ... 50
GRAFIK 2.11. KOMPOSISI PENDAPATAN 19 KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT ... 51
GRAFIK 2.12. KOMPOSISI PENDAPATAN 19 KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT PADA TRIWULAN IV 2017 ... 52
GRAFIK 2.13. DAYA SERAP BELANJA KAB/KOTA PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 54
GRAFIK 2.14. DAYA SERAP BELANJA PEGAWAI KAB/KOTA PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 54
GRAFIK 2.15. DAYA SERAP BELANJA BARANG/JASA KAB/KOTA PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 54
GRAFIK 2.16. DAYA SERAP BELANJA MODAL KAB/KOTA PER TRIWULAN 2016 DAN 2017 ... 54
GRAFIK 2.17. KOMPOSISI BELANJA 19 KAB/KOTA ... 54
GRAFIK 2.18. REALISASI BELANJA 19 KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN KOMPOSISINYA ... 55
GRAFIK 2.19. KOMPOSISI PENDAPATAN 19 KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT ... 55
GRAFIK 2.20. KOMPOSISI BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA BERDASARKAN FUNGSI ... 57
GRAFIK 2.21. KOMPOSISI BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA BERDASARKAN JENIS ... 57
GRAFIK 3.1. PERKEMBANGAN INFLASI SUMBAR, SUMATERA DAN NASIONAL ... 63
GRAFIK 3.2. INFLASI TAHUNAN (YOY) PER KOTA SAMPEL INFLASI SUMBAR ... 63
GRAFIK 3.3. INFLASI TAHUNAN (YOY) MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA (TW IV 2017) ... 63
GRAFIK 3.4. DISAGREGASI INFLASI BULANAN PROVINSI SUMBAR ... 68
GRAFIK 3.5. IKK, IKE DAN IEK KONSUMEN DI SUMBAR ... 70
GRAFIK 3.6. DISAGREGASI INFLASI TAHUNAN PROVINSI SUMBAR ... 70
GRAFIK 3.7. PERBANDINGAN PANGSA DAN ANDIL INFLASI SUMBAR TAHUN 2016 DAN 2017... 71
GRAFIK 3.8. EKSPEKTASI HARGA 3 DAN 6 BULAN MENDATANG ... 74
GRAFIK 3.9. PERKEMBANGAN HARGA BULANAN BERAS, CABAI MERAH DAN BAWANG MERAH (VOLATILE FOOD)... 74
GRAFIK 3.10. PERKEMBANGAN HARGA BULANAN EMAS (INTI) ... 74
GRAFIK 3.11. PERKEMBANGAN HARGA ROKOK DAN TIKET ANGKUTAN UDARA (ADMINISTERED PRICE) ... 74
GRAFIK 4.1. IKE, IEK, DAN IKE ... 78
GRAFIK 4.2. PROYEKSI PENGHASILAN RUMAH TANGGA ... 78
GRAFIK 4.3. KOMPOSISI PENGELUARAN RUMAH TANGGA TW III DAN IV 2017 ... 79
GRAFIK 4.4. KOMPOSISI DPK SUMATERA BARAT... 81
GRAFIK 4.5. PERTUMBUHAN DPK PERSEORANGAN ... 81
GRAFIK 4.6. KOMPOSISI DPK PERSEORANGAN ... 81
GRAFIK 4.7. PERTUMBUHAN DPK PERSEORANGAN ... 81
GRAFIK 4.8. PERTUMBUHAN KREDIT RUMAH TANGGA ... 82
GRAFIK 4.9. PANGSA KREDIT RUMAH TANGGA ... 82
GRAFIK 4.11. PERKEMBANGAN NPL KREDIT RUMAH TANGGA ... 82
GRAFIK 4.12. LIKERT SCALE PERMINTAAN DOMESTIK DAN EKSPOR ... 84
GRAFIK 4.13. LIKERT SCALE INVESTASI DAN PERKIRAAN INVESTASI ... 85
GRAFIK 4.14. LS KAPASITAS UTILISASI, LS PERSEDIAAN DAN KAPASITAS TERPAKAI (SKDU) ... 86
GRAFIK 4.17. PERTUMBUHAN DPK BANK UMUM BERDASARKAN KEPEMILIKAN ... 86
GRAFIK 4.18. PERTUMBUHAN DPK BANK UMUM MENURUT KEPEMILIKAN ... 86
GRAFIK 4.19. PERTUMBUHAN PENYALURAN KREDIT UNTUK KELAPA SAWIT DI SUMBAR ... 87
GRAFIK 4.20. PERTUMBUHAN KREDIT KORPORASI DI SUMBAR ... 87
GRAFIK 4.21. NPL KREDIT KORPORASI DI SUMBAR ... 88
GRAFIK 4.22. NPL 3 SEKTOR TERBESAR KREDIT KORPORASI ... 88
GRAFIK 4.25. PERTUMBUHAN DPK BANK UMUM MENURUT JENIS SIMPANAN (YOY) ... 89
GRAFIK 4.26. PERKEMBANGAN NOMINAL DPK MENURUT JENIS SIMPANAN ... 89
GRAFIK 4.27. PANGSA DPK BERDASARKAN KEPEMILIKAN... 89
GRAFIK 4.28. PERTUMBUHAN DPK BANK UMUM MENURUT KEPEMILIKAN ... 89
7
GRAFIK 4.34. PERTUMBUHAN KREDIT BANK UMUM DI SUMATERA BARAT MENURUT SEKTORAL... 90
GRAFIK 4.43. SERIES NPL BANK UMUM SUMATERA BARAT ... 91
GRAFIK 4.44. SERIES LAR BANK UMUM SUMATERA BARAT ... 91
GRAFIK 5.1. PERKEMBANGAN TRANSAKSI KLIRING DI SUMBAR ... 101
GRAFIK 5.2. PERKEMBANGAN TRANSAKSI UANG ELEKTRONIK BERBASIS SERVER DAN AGEN LKD DI SUMBAR ... 101
GRAFIK 5.3. FREKUENSI TRANSAKSI DAN JUMLAH REKENING YANG BERTRANSAKSI MELALUI AGEN LKD DI SUMBAR ... 102
GRAFIK 5.4. PERKEMBANGAN ALIRAN UANG KAS MASUK (INFLOW) DAN KELUAR (OUTFLOW) ... 102
GRAFIK 5.5. ALIRAN UANG KAS MASUK (INFLOW) DAN KELUAR (OUTFLOW) DI WILAYAH SUMATERA BARAT ... 103
GRAFIK 5.6. PERKEMBANGAN PEMUSNAHAN UANG TIDAK LAYAK EDAR (UTLE) DALAM LEMBAR ... 103
GRAFIK 5.7. TEMUAN UPAL DI SUMBAR ... 104
GRAFIK 5.8. PEMBELIAN VALAS OLEH KUPVA BB ... 107
GRAFIK 5.9. PENJUALAN VALAS OLEH KUPVA BB ... 107
GRAFIK 6.1. TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA ... 114
GRAFIK 6.2. ANGKATAN BEKERJA DI SUMATERA BARAT ... 114
GRAFIK 6.3. PEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA ... 115
GRAFIK 6.4. TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PENDIDIKAN PERIODE AGUSTUS 2017 ... 115
GRAFIK 6.5. TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KAB/KOTA DI SUMATERA BARAT PERIODE AGUSTUS 2017 ... 115
GRAFIK 6.6. SKALA LIKERT TENAGA KERJA DI SUMATERA BARAT (HASIL LIAISON) ... 115
GRAFIK 6.7. INDEKS KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGHASILAN SAAT INI ... 116
GRAFIK 6.8. PANGSA PEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA ... 116
GRAFIK 6.9. JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT ... 117
GRAFIK 6.10. GARIS KEMISKINAN DI SUMATERA BARAT ... 117
GRAFIK 6.11. GARIS KEMISKINAN UNTUK MAKANAN ... 118
GRAFIK 6.12. GARIS KEMISKINAN UNTUK NON MAKANAN ... 118
GRAFIK 6.13. INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) ... 119
GRAFIK6.14. INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2) ... 119
GRAFIK 6.15. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI DI SUMATERA, 2016 ... 120
GRAFIK 6.16. GINI RATIO PROVINSI DI SUMATERA, SEPTEMBER 2017 ... 120
GRAFIK6.17. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA DITERIMA (IT) DENGAN INDEKS HARGA DIBAYAR (IB) ... 121
GRAFIK6.18. NTP SUMBAR MENURUT SUBSEKTOR ... 121
GRAFIK 7.1. PRAKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI SUMBAR TAHUN 2018 ... 123
GRAFIK 7.2. PERKEMBANGAN UMP PROVINSI SUMBAR ... 124
GRAFIK 7.3. INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN ... 124
GRAFIK 7.4. PERKEMBANGAN DAN PROYEKSI HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL (PALM OIL) ... 125
GRAFIK 7.5. PERKEMBANGAN DAN PROYEKSI HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL (KARET) ... 125
GRAFIK 7.6. PERKEMBANGAN KONSUMSI LISTRIK INDUSTRI ... 127
GRAFIK 7.7. PROYEKSI INFLASI SUMBAR TAHUN 2018 ... 129
GRAFIK 7.8. INDEKS EKSPEKTASI HARGA KE DEPAN ... 129
GRAFIK 7.9. PROYEKSI HARGA EMAS (USD/TROY) ... 130
8
RINGKASANEKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT
PERIODE FEBRUARI 2018
Perekonomian Sumatera Barat triwulan IV 2017 sedikit melambat
Ekonomi Sumbar tumbuh moderat, dengan realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 sebesar 5,37% (yoy) atau sedikit melambat dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 5,39% (yoy). Perlambatan
bersumber dari menurunnya kinerja konsumsi
pemerintah dan investasi, yang disebabkan oleh faktor menurunnya tingkat realisasi belanja pemerintah baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran serta menurunnya porsi dan realisasi belanja modal dalam struktur APBD. Di sisi lapangan usaha (LU), perlambatan bersumber dari LU pertanian, LU perdagangan dan LU industri pengolahan. Tingginya curah hujan dan serangan hama berpengaruh pada penurunan kinerja LU pertanian. Selanjutnya, perilaku sebagian masyarakat yang menahan pembelian kendaraan bermotor berimbas pada melambatnya LU perdagangan. Sementara penurunan kapasitas produksi akibat turunnya permintaan berdampak pada tertahannya LU industri pengolahan untuk tumbuh lebih tinggi.
Sumber penopang pertumbuhan Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 berasal dari konsumsi rumah tangga, ekspor, serta perbaikan kinerja pertanian dan perdagangan
Secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumatera Barat tahun 2017 tumbuh 5,29% (yoy) atau sedikit meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 5,27% (yoy). Sumber penopang pertumbuhan tahun 2017 berasal dari meningkatnya konsumsi rumah tangga, dan ekspor luar negeri. Sedangkan secara lapangan usaha, pertumbuhan terjadi karena adanya perbaikan kinerja pertanian dan perdagangan.
Pertumbuhan triwulan I 2018 diprakirakan masih akan tertahan
Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2018 diprakirakan melambat dalam kisaran 5,1 – 5,5%
9
(yoy). Melambatnya kinerja konsumsi rumah tangga dan masih terbatasnya aktivitas swasta dan pemerintah di awal tahun menahan laju perekonomian pada triwulan I 2018. Sementara itu realisasi belanja modal pemerintah dan investasi sektor swasta yang juga masih rendah di awal tahun berdampak pada tertahannya kinerja investasi. Meningkatnya harga komoditas internasional seperti CPO diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kinerja ekspor dan industri pengolahan. Peningkatan nominal
realisasi pendapatan Provinsi Sumatera Barat pada triwulan IV 2017 diiringi dengan peningkatan realisasi belanja
Kinerja realisasi keuangan pemerintah Provinsi Sumatera Barat triwulan IV 2017 secara umum meningkat. Dana Perimbangan yang naik dibandingkan realisasi pada triwulan IV 2016 menyebabkan realisasi pendapatan Provinsi Sumatera Barat pada triwulan IV 2017 mencapai Rp5.767,50 miliar. Peningkatan juga terjadi pada realisasi belanja triwulan IV 2017 yang mencapai Rp5.755,98 miliar karena meningkatnya biaya belanja pegawai dari pengalihan sumber penggajian sebagian Aparatur Sipil Negara (ASN) dari APBD kabupaten/kota menjadi APBD provinsi. Selain itu peningkatan juga tercatat pada belanja barang/jasa dan modal di 19 kabupaten/kota yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Terjaganya kecukupan pasokan bahan makanan menjadi faktor utama inflasi hingga penghujung 2017
Tren rendahnya inflasi di triwulan III 2017 berlanjut ke penghujung tahun 2017. Laju inflasi Sumbar pada triwulan IV 2017 tercatat 2,03% (yoy), dipicu oleh menurunnya tekanan harga dari kelompok administered price dan keberhasilan pengendalian inflasi volatile food. Terjaganya pasokan pangan serta kenaikan harga tarif angkutan udara yang tidak setinggi tahun sebelumnya menjadi faktor penjaga inflasi pada triwulan IV 2017. Tekanan inflasi Sumbar
pada triwulan I 2018 diprakirakan naik
Mulai terbatasnya pasokan komoditas hortikultura di tengah permintaan yang tinggi berdampak pada meningkatnya tekanan inflasi Sumbar pada triwulan I
10
2018. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga, naiknya harga cabai merah, bawang merah, dan ayam ras memicu naiknya inflasi Sumbar pada triwulan I 2018 yang diprakirakan pada kisaran 2,0% - 2,4% (yoy). Stabilitas keuangan daerah
Sumbar relatif terjaga karena membaiknya harga komoditas unggulan, aktivitas pariwisata, permintaan domestik, dan ekspor
Secara umum, stabilitas keuangan daerah relatif terjaga. Hal tersebut didukung oleh kinerja sektor rumah tangga dan sektor korporasi yang ditopang oleh membaiknya harga komoditas unggulan Sumatera Barat, yakni CPO dan karet hingga triwulan IV 2017 ini. Kenaikan harga dua komoditas ini juga menyebabkan naiknya pendapatan masyarakat Sumatera Barat yang turut mendorong konsumsi rumah tangga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Selain itu, maraknya penyelenggaraan event berskala nasional maupun internasional dan semakin giatnya aktivitas pariwisata di Sumatera Barat ikut serta mendorong pendapatan dan konsumsi masyarakat Sumbar sebagaimana tercermin dalam Survei Konsumen (SK) berupa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE). Membaiknya kinerja sektor rumah tangga juga berkorelasi positif dengan peningkatan kredit multiguna dan kredit kepemilikan rumah (KPR). Sedangkan kinerja sektor korporasi juga menunjukkan perbaikan pada triwulan IV 2017 akibat membaiknya permintaan domestik dan ekspor.
Pertumbuhan kredit bank melambat
Kredit sektor rumah tangga sedikit mengalami pertumbuhan pada triwulan IV 2017. Kredit perbankan yang disalurkan untuk sektor rumah tangga pada triwulan IV 2017 mencapai Rp24,4 triliun atau tumbuh sebesar 8,07% (yoy), serta ditopang oleh kredit KPR yang tumbuh sebesar 8,72% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan kredit rumah tangga lebih lanjut tertahan oleh kredit kendaraan bermotor (KKB) yang mengalami
11
kontraksi dibanding triwulan sebelumnya Transaksi non tunai
menunjukkan penurunan pada transaksi kliring, namun transaksi uang elektronik naik signifikan
Transaksi non tunai di Sumatera Barat menunjukkan tren penurunan. Transaksi kliring Sumatera Barat triwulan IV 2017 cenderung lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Namun sebaliknya, transaksi uang elektronik mencatatkan kenaikan signifikan akibat mulai masuknya beberapa penyelenggara baru di Sumatera Barat. Perkembangan juga disebabkan oleh perubahan
mekanisme panyaluran bantuan sosial kepada
masyarakat Kota Padang menjadi non tunai melalui automatic teller machine atau agen-agen bank yang telah ditunjuk menggunakan kartu
Transaksi tunai masih menjadi pilihan utama masyarakat Sumbar
Dari sisi pengelolaan uang rupiah di Sumatera Barat, transaksi tunai masih menjadi pilihan utama masyarakat Sumatera Barat sepanjang tahun 2017 yang berimbas pada tingginya jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan mencapai 247,55 juta lembar bilyet atau setara Rp8,87 triliun.
Transaksi tunai tercatat net outflow
Pengelolaan uang rupiah, terjadi anomali arus kas (cashflow) perbankan. Karakteristik cashflow di Sumatera Barat pada triwulan IV dalam kurun waktu empat tahun terakhir menunjukkan kondisi net inflow. Namun, berbeda dengan triwulan IV 2017 yang justru mencatat net outflow.
Penyerapan tenaga kerja menurun diikuti peningkatan tingkat pengangguran
Perbaikan kinerja perekonomian Sumatera Barat ternyata belum sejalan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja, tercermin dari menurunnya tingkat partisipasi angkatan kerja yang diiringi oleh peningkatan pengangguran terbuka pada Agustus 2017. Perluasan lapangan kerja tidak dapat mengimbangi melonjaknya angkatan kerja baru. Keterbatasan jumlah industri dan ketidaksesuaian kualitas pencari kerja dengan kualifikasi perusahaan turut menyumbang turunnya angka
12
penyerapan tenaga kerja. Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja (Agustus 2017) masih didominasi oleh sektor pertanian dan perdagangan.
Kesejahteraan daerah terpantau membaik pada tahun 2017
Kesejahteraan daerah terpantau membaik pada tahun 2017, tercermin dari menurunnya jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin, dan indeks keparahan kemiskinan secara merata di perdesaan maupun perkotaan. Peningkatan harga internasional (CPO dan karet) yang terjadi sejak akhir tahun 2016 berimbas pada meningkatknya pendapatan masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya bergantung pada dua komoditas tersebut. Selain itu, kualitas hidup masyarakat Sumatera Barat juga relatif meningkat dengan membaiknya IPM, diikuti oleh perbaikan pada indeks ketimpangan atau ketidakmerataan ekonomi penduduk di Sumatera Barat. Angka rasio gini Sumatera Barat terpantau cukup baik, yakni berada pada urutan terendah ke-2 (tiga) di Sumatera atau ke-5 (lima) secara nasional.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat triwulan II 2018 diprakirakan meningkat dan cenderung stabil
Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan II 2018 diprakirakan tumbuh pada kisaran 5,2% - 5,6% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan prakiraan sebesar 5,1% - 5,5% (yoy) disebabkan faktor siklikal perayaan keagamaan Idul Fitri dan perhelatan Pilkada di empat daerah Sumbar. Di sisi permintaan, kondisi ini berdampak pada akselerasi konsumsi rumah tangga, sementara di sisi lapangan usaha (LU) berdampak positif pada LU perdagangan dan LU transportasi. Lebih lanjut, perkiraan meningkatnya harga komoditas CPO dan karet diperkirakan mampu mengangkat kinerja ekspor dan industri pengolahan.
13 Perekonomian Sumbar
secara keseluruhan di tahun 2018 diprakirakan tumbuh stabil
Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Sumbar di tahun 2018 diprakirakan berada pada kisaran 5,1% - 5,5% (yoy), cenderung stabil dibandingkan tahun 2017. Seperti halnya tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Sumbar dominan bersumber dari konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor. Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh moderat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan kelas menengah dan pelaksanaan Pilkada serentak pada pertengahan tahun 2018 yang diperkirakan mampu meningkatkan geliat LNPRT. Sementara itu, peningkatan harga komoditas internasional juga diperkirakan dapat mengangkat kinerja ekspor.
Inflasi triwulan II tahun 2018 diprakirakan meningkat
Laju inflasi di triwulan II 2018 diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan rentang inflasi 3,5% - 3,9% (yoy) yang dominan didorong
oleh peningkatan harga volatile food dan
administered price. Inflasi di triwulan II 2018 diperkirakan bersumber dari komoditas cabai merah dan tarif angkutan udara menjelang Idul Fitri. Konsumsi masyarakat yang meningkat juga diperkirakan berdampak pada inflasi inti. Lebih lanjut, tren kenaikan minyak dunia dan batubara berpotensi mengakibatkan kenaikan BBM nonsubsidi dan tarif listrik.
Laju inflasi Sumbar di tahun 2018 diproyeksikan meningkat
Laju inflasi Sumbar tahun 2018 diproyeksikan pada kisaran 3,5% + 1% (yoy) atau meningkat dibandingkan tahun 2017. Dari sisi eksternal, inflasi inti relatif terjaga dengan terkendalinya volatilitas nilai tukar dan harga komoditas internasional. Dari sisi internal
Sumbar, meningkatnya permintaan domestik
diprakirakan masih dapat diimbangi oleh sisi penawaran. Tekanan inflasi di tahun 2018 diperkirakan dominan bersumber dari kelompok volatile foods. Sementara pada kelompok administered price, adanya jaminan dari
14
pemerintah pusat untuk tidak menaikkan harga barang/jasa yang diatur pemerintah seperti BBM subsidi dan LPG 3 kg menjadi faktor penting penahan inflasi di tahun 2018. Mencermati risiko inflasi yang lebih tinggi, upaya pengendalian inflasi di 2018 akan dititikberatkan pada percepatan implementasi kerja sama antar daerah yang telah dijajaki pada tahun 2017.
15
INDIKATOR EKONOMI TERPILIH SUMATERA BARAT
I II III IV I II III IV I II III IV
IHK Sumatera Barat * 120,22 122,70 124,09 126,41 126,41 128,19 126,66 130,42 132,59 132,59 133,08 132,99 133,76 135,28 135,28 IHK Kota Padang 120,99 123,48 124,83 127,10 127,10 127,72 127,38 131,16 133,48 133,48 134,04 134,01 134,43 136,30 136,30 IHK Kota Bukittinggi 114,79 117,15 118,87 121,52 121,52 121,09 121,56 125,20 126,29 126,29 126,31 125,77 126,62 128,00 128,00 Laju Inflasi Tahunan Sumatera Barat (yoy %) 6,28 8,17 6,25 1,08 1,08 6,62 3,23 5,10 4,89 4,89 3,82 5,00 2,33 2,03 2,03 Laju Inflasi Tahunan Kota Padang (yoy %) 6,52 8,42 6,42 0,85 0,85 4,97 3,16 5,07 5,02 5,02 3,98 0,34 2,49 2,11 2,11 Laju Inflasi Tahunan Kota Bukittinggi (yoy %) 4,53 6,34 5,00 2,79 2,79 7,20 3,76 5,33 3,93 3,93 2,65 0,20 1,13 1,37 1,37
PDRB - harga konstan (miliar Rp) * * PDRB berdasarkan sisi Permintaan
- Konsumsi Rumah Tangga 17.884 18.069 18.498 18.569 73.021 18.628 18.863 19.345 19.401 76.237 19.454 19.728 20.175 20.465 79.822 - Konsumsi LNPRT 377 378 397 410 1.562 401 410 411 412 1.635 402 434 439 431 1.706 - Konsumsi Pemerintah 3.004 3.787 3.991 6.191 16.974 3.117 4.145 4.126 6.380 17.768 3.151 4.311 4.384 5.780 17.626 - Pembentukan Modal Tetap Bruto (Investasi) 9.927 10.230 10.565 10.954 41.676 10.606 10.970 11.086 11.574 44.236 11.135 11.292 11.821 11.894 46.143 - Perubahan Inventori (46) 94 83 (50) 81 (606) 1.131 415 (450) 490 (413) 446 731 (455) 308 - Ekspor Luar Negeri 4.942 5.838 5.068 5.236 21.084 4.407 4.073 4.784 4.913 18.178 5.453 5.458 4.929 5.335 21.175 - Impor Luar Negeri 2.133 2.135 2.136 2.323 8.727 1.412 1.689 1.861 1.092 6.055 1.665 1.459 1.802 1.877 6.803 - Net Ekspor Antar Daerah 74 (1.595) (732) (2.889) (5.142) 804,13 (1.109,30) (740,37) (3.309,71) (4.355) 228,96 (1.446,10) (1.084,44) (1.711,77) (4.013)
PDRB berdasarkan Lapangan Usaha
- Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.892 8.227 8.702 8.718 33.539 8.320 8.450 8.668 8.784 34.223 8.663 8.803 8.977 8.944 35.388 - Pertambangan dan Penggalian 1.569 1.541 1.543 1.482 6.136 1.519 1.533 1.589 1.626 6.268 1.564 1.553 1.589 1.632 6.338 - Industri Pengolahan 3.822 3.851 3.859 3.887 15.419 3.886 4.129 4.087 4.071 16.174 4.036 4.148 4.211 4.145 16.540 - Pengadaan Listrik, Gas 32 33 32 37 134 39 41 40 41 162 40 41 43 44 168 - Pengadaan Air 35 36 35 36 142 37 38 38 38 151 39 40 39 39 157 - Konstruksi 2.945 3.031 3.132 3.219 12.327 3.105 3.212 3.350 3.460 13.127 3.343 3.399 3.585 3.748 14.076 - Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 5.229 5.345 5.470 5.551 21.595 5.600 5.615 5.721 5.861 22.797 5.876 5.990 6.163 6.251 24.279 - Transportasi dan Pergudangan 3.943 4.011 4.101 4.102 16.156 4.243 4.419 4.537 4.308 17.507 4.457 4.722 4.834 4.736 18.750 - Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 339 348 362 371 1.420 372 385 396 404 1.557 403 421 429 441 1.693 - Informasi dan Komunikasi 2.233 2.261 2.357 2.280 9.131 2.403 2.495 2.556 2.480 9.934 2.582 2.723 2.732 2.765 10.803 - Jasa Keuangan 1.063 1.005 1.046 1.074 4.188 1.118 1.104 1.119 1.183 4.524 1.149 1.160 1.146 1.165 4.620 - Real Estate 658 669 692 728 2.748 704 712 724 755 2.896 738 768 751 768 3.026 - Jasa Perusahaan 150 152 156 163 622 159 160 163 170 651 168 171 172 174 685 - Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 1.915 1.931 1.959 2.054 7.860 2.040 2.071 2.087 2.090 8.287 2.083 2.144 2.189 2.243 8.659 - Jasa Pendidikan 1.231 1.233 1.261 1.314 5.040 1.332 1.335 1.362 1.387 5.416 1.443 1.481 1.509 1.521 5.955 - Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 440 446 471 521 1.877 470 484 504 526 1.984 520 533 545 556 2.155 - Jasa lainnya 533 547 556 560 2.196 597 611 624 645 2.477 641 665 679 688 2.673 Pertumbuhan PDRB (yoy %) 5,86 5,48 4,93 5,74 5,41 5,55 5,86 4,82 4,86 5,26 4,99 5,32 5,38 5,37 5,29 2016 2016 2017 2015 2015 2017 INDIKATOR Keterangan :
* IHK th 2012-2013 menggunakan tahun dasar 2007=100, IHK th 2014 menggunakan tahun dasar 2012=100 ** PDRB menggunakan tahun dasar 2010
Sumber :
- Data IHK, Laju Inflasi, PDRB berasal dari BPS
16
Tahun 2016
Indikator Makro
Tahun 2017
5,26
(% yoy)
Pertumbuhan Ekonomi5,29
(% yoy)
76.237
(miliar Rp)
Konsumsi Rumah Tangga
79.822
(miliar Rp)
1.635
(miliar Rp)
Konsumsi LNPRT1.706
(miliar Rp)
17.768
(miliar Rp)
Konsumsi Pemerintah17.626
(miliar Rp)
44.236
(miliar Rp)
Investasi46.163
(miliar Rp)
18.178
(miliar Rp)
Ekspor Luar Negeri
21.175
(miliar Rp)
6.055
(miliar Rp)
Impor Luar Negeri
6.803
(miliar Rp)
4,70% 4,36% -0,80% 4,31% 16,49% 12,36%17
Tahun 2016
Indikator Lapangan
Usaha
Tahun 2017
34.223
(miliar Rp)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
35.388
(miliar Rp)
6.268
(miliar Rp)
Pertambangan dan Penggalian
6.338
(miliar Rp)
16.174
(miliar Rp)
Industri Pengolahan16.540
(miliar Rp)
162
(miliar Rp)
Pengadaan Listrik dan Gas
168
(miliar Rp)
151
(miliar Rp)
Pengadaan Air157
(miliar Rp)
13.127
(miliar Rp)
Konstruksi14.076
(miliar Rp)
22.797
(miliar Rp)
Perdagangan Besar dan Eceran, danReparasi Mobil dan Sepeda motor
24.279
(miliar Rp)
17.507
(miliar Rp)
Transportasi dan Pergudangan
18.750
(miliar Rp)
1.557
(miliar Rp)
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1.693
(miliar Rp)
9.934
(miliar Rp)
Informasi dan Komunikasi
10.803
(miliar Rp)
4.524
(miliar Rp)
Jasa Keuangan4.620
(miliar Rp)
2,26% 4,06% 3,96% 7,23% 6,50% 1,13% 3,40% 7,10% 8,76% 8,74% 2,11%18
Tahun 2016
Indikator Lapangan
Usaha
Tahun 2017
2.896
(miliar Rp)
Real Estate3.026
(miliar Rp)
651
(miliar Rp)
Jasa Perusahaan685
(miliar Rp)
8.287
(miliar Rp)
Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib
8.659
(miliar Rp)
5.416
(miliar Rp)
Jasa Pendidikan5.955
(miliar Rp)
1.984
(miliar Rp)
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2.155
(miliar Rp)
2.477
(miliar Rp)
Jasa lainnya2.673
(miliar Rp)
4,49% 5,19% 4,49% 9,94% 8,58% 7,95%19
BAB I
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Ekonomi Sumbar tumbuh moderat, dengan realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 tercatat sebesar 5,37% (yoy) atau sedikit melambat dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 5,39% (yoy). Perlambatan bersumber dari menurunnya kinerja konsumsi pemerintah dan investasi yang disebabkan oleh faktor menurunnya tingkat realisasi belanja pemerintah baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran serta menurunnya porsi dan realisasi belanja modal dalam struktur APBD. Di sisi lapangan usaha (LU), perlambatan bersumber dari LU pertanian, LU perdagangan dan LU industri pengolahan. Faktor seperti tingginya curah hujan dan serangan hama berpengaruh pada penurunan kinerja LU pertanian. Selanjutnya, perilaku sebagian masyarakat yang menahan pembelian kendaraan bermotor berimbas pada melambatnya LU perdagangan Sementara penurunan kapasitas produksi akibat turunnya permintaan berdampak pada tertahannya LU industri pengolahan untuk tumbuh lebih tinggi.
Perekonomian Sumatera Barat pada triwulan I 2018 diprakirakan melambat dalam kisaran 5,1 – 5,5% (yoy). Kinerja konsumsi rumah tangga di awal tahun 2018 diprakirakan mengalami perlambatan seiring masih terbatasnya aktivitas swasta dan pemerintah di awal tahun. Siklus masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah dan investasi sektor swasta di awal tahun berdampak pada tertahannya kinerja investasi. Mulai berangsur meningkatnya harga berbagai komoditas internasional seperti CPO diharapkan memberikan dampak lanjutan pada peningkatan kinerja ekspor dan industri pengolahan. Secara keseluruhan tahun, perekonomian Sumatera Barat tahun 2017 tumbuh 5,29% (yoy) atau sedikit meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 5,27% (yoy). Sumber penopang pertumbuhan tahun 2017 berasal dari meningkatnya konsumsi rumah tangga, dan ekspor luar negeri. Sedangkan secara lapangan usaha, pertumbuhan terjadi karena adanya perbaikan kinerja pertanian dan perdagangan.
20 1.1 Perkembangan Umum
Dalam kurun waktu tiga triwulan terakhir, pertumbuhan ekonomi Sumbar cenderung tumbuh stabil di kisaran 5,4%. Realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 tercatat sebesar 5,37% (yoy) atau sedikit melambat dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 5,39% (yoy). Sumber penopang pertumbuhan ekonomi terutama berasal dari perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga, dan ekspor. Tingginya konsumsi seiring libur akhir tahun menjadi penopang konsumsi rumah tangga. Sedangkan dari sisi ekspor, kenaikan volume produksi CPO mendorong peningkatan kinerja ekspor luar negeri pada triwulan laporan. Sementara itu, kelompok lainnya seperti konsumsi pemerintah dan investasi justru mengalami perlambatan kinerja. Menurunnya tingkat realisasi belanja pemerintah baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran menjadi penyebab menurunnya kinerja konsumsi pemerintah. Lebih lanjut, terjadinya penurunan realisasi belanja modal APBN dan APBD serta penurunan realisasi PMDN berdampak pada melambatnya investasi. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 utamanya ditopang oleh lapangan usaha (LU) transportasi dan pergudangan sebagai dampak peningkatan permintaan transportasi seiring momen libur akhir tahun. Sementara itu, LU utama lainnya seperti LU pertanian, LU perdagangan dan LU industri pengolahan justru melambat. Perlambatan LU pertanian dipengaruhi oleh tingginya curah hujan dan serangan hama yang berdampak pada berkurangnya produksi. LU perdagangan tertahan seiring penurunan penjualan kendaraan bermotor. Khusus LU industri pengolahan, penurunan kapasitas produksi akibat turunnya permintaan berdampak pada perlambatan kinerja LU tersebut. 5,93 5,56 5,37 5,31 5,20 4,60 3,58 2,94 2,58 2,57 4,43 5,19 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00
7,00 Provinsi di Sumatera Sumatera Nasional
% yoy 5,51 5,29 5,17 5,12 4,99 4,64 4,51 4,19 2,71 2,01 4,3 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
6,00 Provinsi di Sumatera Sumatera
% yoy
21 Sumber: BPS, diolah
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di
Kawasan Sumatera Triwulan IV 2017 Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat Agregat Tahun 2017
Secara spasial, Sumatera Barat menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Sumatera. Laju pertumbuhan ekonomi Sumbar yang sebesar 5,37% (yoy) masih dibawah Sumsel dan Sumut. Jika dibandingkan dengan wilayah Sumatera, pertumbuhan ekonomi Sumbar jauh diatas Sumatera yang mencatat sedikit perlambatan yaitu dari 4,45% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 4,43% (yoy) pada triwulan IV 2017.
Secaara nasional, perekonomian Indonesia terus menunjukkan kinerja yang membaik dengan
struktur yang lebih berimbang. Realisasi
pertumbuhan PDB nasional triwulan IV 2017 yang membaik menjadi 5,19% dari 5,06% (yoy) pada
triwulan sebelumnya menunjukkan terus
berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik. Perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung struktur yang lebih kuat dengan investasi dan ekspor sebagai sumber utama pertumbuhan. Investasi tumbuh cukup tinggi 7,27% (yoy) di tahun 2017 ini, didorong kenaikan investasi bangunan sejalan berlanjutnya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya investasi nonbangunan sebagai antisipasi peningkatan permintaan ke depan. Sementara, ekspor tumbuh cukup tinggi 8,5% (yoy) dipengaruhi dampak positif pemulihan ekonomi dunia dan peningkatan harga komoditas. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh akselerasi belanja pemerintah di tengah cukup stabilnya konsumsi rumah tangga yang didukung inflasi yang terkendali. Di sisi lapangan usaha (LU), berlanjutnya pemulihan ekonomi terutama didorong peningkatan kinerja LU Kontruksi, LU transportasi dan Pergudangan, serta LU Informasi dan Komunikasi. Sementara itu, kinerja LU industri pengolahan secara keseluruhan masih terbatas meski kinerja sejumlah industri telah mulai meningkat seperti industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi dan industri logam dasar.
22
1.2 Dinamika Sisi Pengeluaran Perekonomian Sumatera Barat
Tabel 1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan
Konsumsi Rumah Tangga 4,40 4,36 4,42 4,38 4,39 4,43 4,59 4,29 5,48 4,70
Konsumsi LNPRT 6,46 8,51 3,68 0,46 4,67 0,23 5,82 6,76 4,56 4,36
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,48 4,75 -7,07 -0,07 0,02 1,07 4,00 6,25 -9,40 -0,80
Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,84 7,24 5,26 5,98 6,31 4,99 2,94 6,63 2,76 4,31
Perubahan Inventori 897,53 469,75 0,43 816,83 -2,34 -31,76 -60,59 76,19 1,15 -37,15
Ekspor Luar Negeri -8,57 -27,10 -3,51 -4,85 -11,46 23,73 34,00 3,02 8,59 16,49
Impor Luar Negeri -33,11 -20,81 -13,00 -54,08 -30,90 17,91 -13,64 -3,16 71,82 12,36
Net Ekspor Antar Daerah 202,45 -27,53 -42,39 11,64 -21,02 -71,53 30,36 46,47 -48,28 -7,85
P D R B 5,59 5,85 4,81 4,87 5,27 5,01 5,36 5,39 5,37 5,29
2017
Komponen Pengeluaran (%, yoy) 2016
IV Total
III IV Total I II III
I II
Sumber: BPS, diolah
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat terutama ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri dengan andil1 sebesar 2,81% dan 1,12%. Sementara itu, konsumsi pemerintah dan investasi terpantau melambat terhadap laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada triwulan IV 2017 dengan andil masing-masing sebesar -1,58% dan 0,85%.
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga mengalami akselerasi seiring meningkatnya permintaan barang dan jasa dalam menyambut libur akhir tahun. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,48% (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III 2017 4,29% (yoy). Pengeluaran konsumsi RT tumbuh didorong tumbuhnya kelompok konsumsi makanan dan minuman non beralkohol, serta pengeluaran untuk transportasi. Ditinjau dari struktur komponennya, konsumsi rumah tangga Sumatera Barat didominasi oleh konsumsi makanan dan minuman selain restoran dengan pangsa sebesar 46,05%, diikuti oleh kebutuhan untuk transportasi dan komunikasi (21,29%) serta perumahan dan perlengkapan (10,28%). Dengan pangsa yang besar, meningkatnya konsumsi makanan dan minuman dan transportasi memberikan dampak yang besar dalam penciptaan nilai tambah agregat konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017. Kinerja konsumsi ditopang oleh maraknya kegiatan-kegiatan baik yang dilakukan oleh instansi pemerintahan, BUMN, maupun swasta menjelang akhir tahun. Di
1
23
samping itu meningkatnya jumlah wisatawan domestik ke Sumatera Barat untuk pelaksanaan gathering maupun tujuan wisata lainnya seiring dengan liburan akhir tahun turut meningkatkan kinerja konsumsi.
Membaiknya konsumsi rumah tangga terefleksi dari peningkatan sejumlah indikator konsumsi. Meningkatnya optimisme kegiatan konsumsi masyarakat tercermin dari peningkatan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) BPS menjadi 103,28 pada triwulan IV 2017. Peningkatan tersebut didominasi oleh meningkatnya indeks pengaruh inflasi terhadap konsumen dan indeks volume konsumsi. Sejalan dengan BPS, kondisi membaiknya konsumsi rumah tangga juga tercermin dari hasil Survei Konsumen KPw BI Provinsi Sumbar yang menyatakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kembali menunjukkan kondisi optimis pada akhir tahun 2017. Kondisi tersebut utamanya didorong oleh optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat ini sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang mengalami peningkatan pada akhir tahun 2017.
Konsumsi RT ; 52.4% Konsumsi LNPRT ; 1.1% Konsumsi Pemerintah ; 11.4% Investasi ; 28.8%
Net Impor Antar Daerah ; -16.9% Net Ekspor LN ; 22.1% Sumber: BPS, diolah 111,58 107,48 108,91 106,14 94,58 101,07 100,61 99,10 101,85 109,04 109,53 103,73 99,93 109,67 102,76 103,28 0 20 40 60 80 100 120 140
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2014 2015 2016 2017
Indeks Tendensi Konsumen Pendapatan rumah tangga kini Pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan Tingkat konsumsi makanan dan non makanan
Indeks
Sumber: BPS, diolah Grafik 1.3. Pangsa PDRB Tw IV 2017 Menurut
Permintaan Berdasarkan Harga Berlaku Grafik 1.4. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen
Dari sisi pembiayaan perbankan, meningkatnya konsumsi rumah tangga terindikasi dari meningkatnya pertumbuhan jenis kredit konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017. Bahkan bila ditinjau lebih lanjut, pertumbuhan komponen kredit KPR, KKB dan kredit rumah tangga lainnya meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan permintaan yang mencakup pembelian alat komunikasi, elektronik, furnitur, dan peralatan rumah tangga lainnya. Kondisi ini terkonfirmasi dari hasil SKDU KPw BI Sumbar yang menyatakan bahwa akses kredit lebih mudah dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari Saldo Bersih akses kredit yang mengalami peningkatan dari 18,75% di triwulan III 2017 menjadi 29,63% di triwulan IV 2017.
24 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2013 2014 2015 2016 2017
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKK) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Baseline Positif
Indeks
Sumber: BI, diolah
12,8 8,4 13,1 6,6 7,6 5,2 4,6 0,5 3,3 3,7 1,6 6,3 1,9 3,4 2,4 0,1 0 2 4 6 8 10 12 14 300 310 320 330 340 350 360 370 380 390 400 410
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017
Konsumsi Listrik (juta Kwh) Pertumbuhan (%, yoy) - sisi kanan
Juta Kwh %, yoy
Sumber: PLN, diolah
Grafik 1.5. Survei Konsumen Grafik 1.6. Pertumbuhan Konsumsi Listrik
0,85 -0,5 -0,36 -0,29 0,50 0,42 0,46 0,9 1,3 0,7 0,5 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,10 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,91 1,1 1,2 1,3 1,4
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Sumber: BI, diolah
0 3 6 9 12 15 -25 -15 -5 5 15 25 35 45 55
I II III IV I II III IV I II III IV 2015 2016 2017
g Kredit Rumah Tangga (sisi kanan) g KPR
g KKB g Kredit Lain-Lain g Multiguna
%, yoy %, yoy
Sumber: BI, diolah
Grafik 1.7. Perkembangan Skala Likert
Permintaan Domestik Grafik 1.8. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga
1.2.2 Konsumsi Pemerintah
Menurunnya tingkat realisasi belanja pemerintah baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran berdampak pada terjadinya kontraksi pertumbuhan konsumsi pemerintah. Pada triwulan IV 2017, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi hingga
-9,40% (yoy), mengalami penurunan kinerja
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh hingga 6,25%. Dari sisi pendapatan, realisasi anggaran pada triwulan IV 2017 sebesar 94,38%, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan IV 2016 yang sebesar 100,02%. Sementara dari sisi pengeluaran, realisasi belanja sampai dengan triwulan IV 2017 hanya mencapai 92,45%, sedikit menurun dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 93,70%. Daya serap belanja pegawai
25
dan belanja modal pada triwulan IV 2017 bahkan menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan daya serap belanja triwulan IV 2016.
Sumber: Badan Keuangan Daerah Prov. Sumbar Sumber: Badan Keuangan Daerah Prov. Sumbar
Grafik 1.9. Komposisi Belanja Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 dan 2017 Grafik 1.10. Daya Serap Belanja Modal Provinsi Sumatera Barat per Triwulan 2016 dan 2017
Sumber: Badan Keuangan Daerah Prov. Sumbar
0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 200 400 600 800 1.000 1.200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2013 2014 2015 2016 2017
Belanja Barang Belanja Pegawai
Penyerapan Belanja Barang - sisi kanan Penyerapan Belanja Pegawai - sisi kanan
Miliar Rp
Sumber: Badan Keuangan Daerah Prov. Sumbar Grafik 1.11. Komposisi Belanja Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 dan 2017 Grafik 1.12. Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
1.2.3 Investasi
Menurunnya realisasi belanja modal APBN dan APBD berdampak pada melambatnya kinerja investasi. Pada triwulan laporan laporan, PMTB Sumbar tumbuh sebesar 2,76% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 6,63% (yoy). Dalam struktur APBD tahun 2017 terlihat bahwa porsi belanja modal mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2016. Porsi belanja pegawai justru mendominasi akibat bertambahnya jumlah anggaran APBD Provinsi Sumbar yang diperlukan untuk membayar gaji guru SMA/SMK sederajat. Lebih lanjut, penurunan daya
26
serap belanja pegawai dan belanja modal pada triwulan IV 2017 juga berkontribusi pada melambatnya kinerja investasi.
Di sisi swasta, penurunan signifikan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga berkontribusi pada melambatnya kinerja investasi secara agregat. Pada triwulan IV 2017, investasi PMDN hanya sebesar Rp150,72 miliar, menurun drastis dibandingkan triwulan sebelumnya Rp557,97 miliar maupun periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,79 triliun. Faktor wait and see dari para investor di tengah perekonomian yang cenderung stagnan serta masih perlunya pembenahan iklim investasi dari berbagai sisi diperkirakan menjadi penyebab turunnya realisasi PMDN di triwulan akhir 2017. 2,76 5,40 (2,08) -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2014 2015 2016 2017
Total Investasi Investasi Bangunan Investasi Non Bangunan
Sumber: BPS 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 50 100 150 200 250 300 350
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2013 2014 2015 2016 2017
Proyek PMA Proyek PMDN
Investasi PMA (USD ribu) Investasi PMDN (Rp juta)
Sumber: BKPM, diolah Grafik 1.13. Perkembangan Pertumbuhan (yoy)
Investasi Bangunan dan Non Bangunan Grafik 1.14. Perkembangan Investasi PMA dan PMDN di Sumatera Barat
Sumber: Badan Keuangan Daerah Prov. Sumbar Sumber: Badan Keuangan Daerah Prov. Sumbar
Grafik 1.15. Komposisi Belanja Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 dan 2017 Grafik 1.16. Daya Serap Belanja Modal Provinsi Sumatera Barat per Triwulan 2016 dan 2017
1.2.4 Ekspor
Kenaikan volume produksi CPO mendorong peningkatan kinerja ekspor luar negeri pada triwulan laporan. Harga komoditas ekspor utama Sumatera Barat, yaitu CPO dan karet, terpantau sedikit menurun memasuki triwulan IV 2017. Namun demikian,
27
walaupun harga komoditas menurun, volume produksi CPO justru mengalami peningkatan dari 432,7 ribu ton di triwulan III 2017 menjadi 497,6 ribu ton di triwulan IV 2017. Kondisi ini berdampak pada meningkatnya nominal ekspor di triwulan IV 2017 hingga mencapai 18,62% (yoy). Perbaikan kinerja ekspor ditopang pula oleh meningkatnya permintaan negara mitra dagang utama Sumatera Barat, tercermin dari meningkatnya aktivitas industri manufaktur negara mitra dagang utama Sumatera Barat seperti Tiongkok dan Amerika Serikat yang terkonfirmasi dari peningkatan purchasing manager’s index (PMI). Di sisi lain, adanya kebijakan Pemerintah Tiongkok menerapkan program B5 atau biodiesel campuran 5% dengan solar memengaruhi peningkatan permintaan ekspor CPO.
(60,00) (40,00) (20,00) 20,00 40,00 60,00 80,00 I II III IV I II III IV 2016 2017
%, yoy Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri
Sumber: BPS, diolah 0 100 200 300 400 500 600 0 100 200 300 400 500 600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 2015 2016 2017 M ill io n s
Nilai Ekspor Nonmigas Nilai Ekspor Karet Nilai Ekspor CPO Vol. Ekspor CPO (skala kanan) Vol. Ekspor Karet (skala kanan)
Juta USD ribu tonribu ton
Sumber: BPS, diolah Grafik 1.17. Pertumbuhan Ekspor dan Impor Luar
Negeri
Grafik 1.18. Ekspor Impor Antar Daerah
Meningkatnya ekspor Sumatera Barat tercermin dari perbaikan sejumlah indikator. Indikasi perbaikan ekspor tercermin dari skala likert pada triwulan IV 2017 sebesar 1,0, atau naik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,7. Berdasarkan hasil liaison Kantor
-0,2 -0,88 0,50 -0,67 0,17 -1,0 0,5 0,7 1,0 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,10 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,91
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Ekspor Indeks
Sumber: BI, diolah
80 85 90 95 100 105 110 115 120 45 47 49 51 53 55 57 59
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017
INDEKS INDEKS Amerika Serikat Tiongkok
Jepang Batas
Singapura
Sumber: ieconomics, diolah
28
Perwakilan BI Provinsi Sumatera Barat, volume penjualan ekspor salah satu perusahaan pengolahan CPO di triwulan IV 2017 mengalami peningkatan. Peningkatan pada periode tersebut didukung keadaan cuaca sepanjang 2017 yang cukup baik serta perawatan dan sistem pemupukan yang baik.
1.2.5 Impor
Semakin meningkatnya impor bahan bakar oleh Pertamina seiring dengan meningkatnya keperluan masyarakat menjadi pendorong kinerja impor. Impor luar negeri Sumatera Barat pada triwulan laporan
tumbuh 71,82% (yoy), meningkat signifikan
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi -3,16% (yoy). Menjelang libur akhir tahun, akitivitas swasta dan pemerintah semakin meningkat yang memicu tambahan impor bahan bakar. Demikian halnya dengan tren peningkatan wisatawan seiring libur Natal dan Tahun baru, yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan transportasi baik angkutan udara maupun angkutan darat dan pada gilirannya akan memicu konsumsi bahan bakar.
India 38% Amerika Serikat 17% Singapura 12% Tiongkok 5% Lainnya 28%
Sumber: BI, diolah
73% 12%
4%2% 1% 8%
Minyak dan lemak nabati atau hewani
Karet dan barang dari karet
Kopi, teh dan rempah-rempah
Aneka produk kimia Limbah dari industri makanan Lainnya
Sumber: BI, diolah Grafik 1.21. Negara Tujuan Ekspor
29 0 10 20 30 40 50 0 20 40 60 80 100 120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 2015 2016 2017 M ill io n s
Nilai Impor Nonmigas
Nilai Impor Limbah dari Industri Makanan Nilai Impor Pupuk
Nilai Impor Mesin
Juta USD juta USD
Sumber: BI, diolah
-50 0 50 100 150 200 250 300
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Vol. Impor Nonmigas Vol. Impor Pupuk Vol. Impor Mesin
Vol. Impor Limbah dari Industri Makanan Juta Ton
Sumber: BI, diolah
Grafik 1.23. Nilai Impor Non Migas Grafik 1.24. Volume Impor Non Migas
Khusus impor non migas, ditinjau dari klasifikasi pengelompokan barang, impor luar negeri masih didominasi oleh pupuk (20,24%), mesin (19,08%) dan limbah dari industri makanan (17,47%). Berdasarkan negara asal barang, impor luar negeri non migas Sumatera Barat pada triwulan laporan bersumber dari Tiongkok (15,4%), Kanada (15,3%), dan Australia (4,3%). Limbah dari industri makanan ; 17,47% Pupuk ; 20,24% Kertas; 7,90% Garam, sulfur, dan batu-batuan; 9,73% Mesin; 19,08% Lainnya ; 25,59% Sumber: BI,diolah Tiongkok 15,4% Kanada 15,3% Australia 4,3% Rusia 4,3% Jerman 1,8% Jepang 0,6% Lainnya 58,3%
Sumber: BI, diolah Grafik 1.25. Porsi Impor Komoditas Non Migas
Triwulan IV 2017 Grafik 1.26. Asal Barang Impor Sumatera Barat Triwulan IV 2017
1.3 Dinamika Lapangan Usaha Ekonomi Utama Sumatera Barat
Dari sisi lapangan usaha, pelemahan kinerja LU pertanian dan LU perdagangan merupakan pendorong utama sedikit melambatnya perekonomian pada triwulan laporan. Sementara itu, meningkatnya kinerja LU transportasi dan pergudangan serta LU informasi dan komunikasi menahan perlambatan ekonomi Sumatera Barat lebih dalam.
30
Tabel 1.2. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,38 2,65 -0,44 0,82 2,01 4,12 4,18 3,57 1,82 3,40 2 Pertambangan dan Penggalian -3,17 -0,48 2,74 9,26 2,00 2,98 1,28 -0,02 0,37 1,13 3 Industri Pengolahan 1,68 7,23 5,93 4,74 4,90 3,84 0,46 3,03 1,81 2,26 4 Pengadaan Listrik dan Gas 14,09 15,01 14,80 1,32 10,94 2,18 0,25 5,71 8,06 4,06 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,39 5,74 7,84 7,58 6,40 5,97 5,74 1,76 2,47 3,96 6 5,60 6,14 7,14 7,40 6,59 7,68 5,85 7,00 8,33 7,23 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,28 4,64 3,91 5,89 5,41 4,93 6,67 7,72 6,65 6,50 8 Transportasi dan Pergudangan 7,69 9,46 9,21 4,36 7,67 5,04 6,85 6,56 9,95 7,10 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,83 10,43 9,43 8,87 9,62 8,26 9,40 8,33 9,04 8,76 10 Informasi dan Komunikasi 7,07 9,79 9,32 11,45 9,40 7,43 9,12 6,90 11,52 8,74 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5,20 9,81 6,93 10,22 8,03 2,72 5,13 2,40 -1,57 2,11 12 6,87 6,47 4,64 3,68 5,37 4,92 7,81 3,64 1,78 4,49 13 Jasa Perusahaan 5,91 4,82 4,06 5,02 4,94 5,21 7,28 5,72 2,68 5,19 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,22 6,95 5,84 1,09 4,96 2,11 3,56 4,89 7,34 4,49 15 9,07 7,76 8,49 6,19 7,85 8,33 10,95 10,78 9,68 9,94 16 6,29 6,69 5,28 3,86 5,47 10,68 10,20 8,09 5,69 8,58 17 9,00 8,98 9,35 10,05 9,35 7,35 8,87 8,87 6,74 7,95 5,59 5,85 4,81 4,87 5,27 5,01 5,36 5,39 5,37 5,29 2016 2017 Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
II III IV Total
Konstruksi
Real Estate
I II III IV Total I
Lapangan Usaha (%, yoy)
Sumber: BPS, diolah
1.3.1 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertanian 23% Industri Pengolahan 10% Konstruksi 10% Perdagangan 15% Transportasi & Pergudangan 12% Jasa-jasa 13% Lainnya 17% Sumber: BPS, diolah 5,49 5,76 5,27 5,63 5,59 5,85 4,81 4,87 5,01 5,36 5,39 5,37 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Sumatera Barat Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan Transportasi dan Pergudangan
%, yoy
Sumber: BPS, diolah Grafik 1.27. Pangsa PDRB Triwulan IV 2017
Sumbar Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku
Grafik 1.28. Pertumbuhan PDRB per Lapangan Usaha Utama Sumbar
Kinerja lapangan usaha pertanian mengalami penurunan pada triwulan IV 2017. Tingginya curah hujan berdampak signifikan pada produksi berbagai subsektor pertanian. Di sektor tabama, jebolnya tanggul irigasi berdampak pada ancaman kekeringan pada 6.064 Ha lahan sawah di Kabupaten Pasaman Barat . Di sisi hortikultura, curah hujan yang tinggi juga berdampak pada terganggunya produksi tanaman seperti cabai merah. Di sisi perkebunan, tingginya curah hujan juga berdampak pada penurunan produksi karet dan kakao pada triwulan IV 2017. Sementara itu, di sisi lain faktor serangan hama juga berperan besar dalam penurunan kinerja LU pertanian. Berdasarkan informasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi
31
Sumatera Barat, pada bulan Oktober 2017 terdapat hama yang menyerang tanaman padi di beberapa daerah. Lebih lanjut, serangan hama tikus diperkirakan menyerang hampir merata di seluruh kecamatan, namun gangguan terluas terjadi di 28 Nagari. Hama wereng dan penyakit lain seperti virus kerdil rumput, penggerek batang, dan penyakit blast juga turut menyerang beberapa daerah sentra produksi padi. Khusus subkategori peternakan, melambatnya subsektor ini salah satunya disebabkan adanya KLB (Kejadian Luar Biasa) pada sapi ditandai dengan kematian mendadak sapi peternak di daerah Dharmasraya Kecamatan Sitiung hampir mencapai seratus ekor sapi di triwulan IV 2017. Indikator menurunnya kinerja lapangan usaha pertanian tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan dunia usaha sektor pertanian pada kuartal IV tahun 2017 masih mengalami kontraksi sama dengan kuartal sebelumnya, bahkan kontraksinya semakin mendalam menjadi -2,78 %. Masih belum membaiknya kegiatan usaha sektor pertanian tersebut diduga berkaitan dengan belum membaiknya harga-harga komoditi ekspor andalan daerah seperti karet, kopi, dan casiavera di pasar dunia.
1.3.2 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, serta Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Walapun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, LU perdagangan memiliki kinerja baik dengan pertumbuhan mencapai 6,65% (yoy). Gencarnya kegiatan pariwisata di Sumatera Barat dan berbagai penyelenggaraan event mendorong aktivitas perdagangan selama triwulan IV 2017. Semarak kegiatan berskala nasional dan internasional mendorong wisatawan untuk datang ke Sumatera Barat sehingga berimbas
Sumber: BMKG 1,94 6,54 5,96 -0,11 1,30 5,87 3,86 -3,54 -1,99 0,29 -3,41 -4,29 -6,76 -0,70-0,03 -2,89-2,32 -5,25 -2,52-2,78 -8,0 -6,0 -4,0 -2,0 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2013 2014 2015 2016 2017
Pertanian
Sumber: Sumber: BI, diolah Grafik 1.29. Peta Distribusi Curah Hujan Sumatera
32
pada peningkatan aktivitas perdagangan. Hal tersebut terkonfirmasi dari meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara pada triwulan IV 2017 menjadi 18.016 orang atau tumbuh sebesar 17,60% (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2016. Terpilihnya Sumatera Barat sebagai salah satu pemenang dalam ajang World’s Best Halal Destinations WHTA 2016 turut berpengaruh mendorong semakin banyaknya jumlah wisman ke Sumatera Barat.
Selain faktor aktivitas perdagangan oleh wisman, kinerja lapangan usaha perdagangan ditopang oleh peningkatan penjualan mobil seiring dengan strategi promosi dan adanya peningkatan market share salah satu varian mobil. Pertumbuhan pendaftaran kendaraan mobil tercatat sebesar 6,9% (yoy) sementara kendaraan sepeda motor justru terkontraksi sebesar -1,5%. Melambatnya pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor diperkirakan disebabkan oleh perilaku penundaan sebagian masyarakat golongan middle-up dengan pendapatan yang tetap seperti PNS dan karyawan swasta untuk melakukan pembelian kendaraan seiring dengan tren perlambatan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Sedikit menurunnya kinerja lapangan usaha tercermin juga dari penurunan indeks perkembangan harga jual lapangan usaha perdagangan hasil SKDU Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Barat.
0 5000 10000 15000 20000 IV I II III IV I II III IV 2015 2016 2017 14.069 11.69811.02111.647 15.320 13.054 11.607 13.636 18.016 Orang Sumber: BPS, diolah (30) (20) (10) 10 20 30 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2014 2015 2016 2017
Mobil Motor g.Mobil - sisi kanan g.Motor - sisi kanan
Unit % (yoy)
Sumber: DPKD Provinsi Sumatera Barat
Grafik 1.31. Jumlah Wisman di Sumatera Barat Grafik 1.32. Pendaftaran Kendaraan Bermotor