• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

1.2 SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 disumbang oleh seluruh sektor yang ada dengan tingkat pertumbuhan total sebesar 7,32% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2014 sebesar 7,94% (yoy) namun lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 7,25% (yoy). Tiga sektor pendorong utama perekonomian Sulut pada triwulan II 2014 adalah sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) yang tercatat tumbuh 12,96% (yoy) dengan sumbangan sebesar 2,31%

terhadap total pertumbuhan, diikuti oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang tumbuh 9,93% (yoy) dengan sumbangan 1,27%, serta sektor Bangunan yang tumbuh 7,75% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,21%.

Tabel 1.4.

Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Q1 Sumb Q2 Sumb Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb

Pertanian 2,46 0,43 2,29 0,43 3,19 0,59 6,95 1,13 1,03 0,18 1,98 0,35

Pertambangan & Penggalian 4,08 0,21 5,17 0,25 6,75 0,32 4,92 0,24 2,01 0,10 3,66 0,18

Industri Pengolahan 4,85 0,39 5,27 0,40 4,47 0,34 2,25 0,17 4,17 0,32 4,98 0,37

Listrik, Gas & Air Bersih 4,26 0,04 16,13 0,13 19,21 0,15 19,42 0,14 5,83 0,05 4,00 0,03

Bangunan 7,87 1,26 5,48 0,88 5,32 0,85 2,40 0,41 4,33 0,68 7,75 1,21

PHR 10,70 1,86 11,40 1,95 12,04 2,12 15,22 2,76 14,37 2,56 12,96 2,31

Pengangkutan & Komunikasi 9,30 1,15 7,10 0,91 6,39 0,84 5,29 0,70 12,43 1,55 9,93 1,27 Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 16,38 1,13 16,32 1,13 14,23 0,99 14,65 0,98 12,21 0,91 6,47 0,49

Jasa-Jasa 7,24 1,11 7,73 1,17 8,41 1,27 6,35 0,98 10,32 1,57 7,23 1,10

PDRB 7,57 7,57 7,25 7,25 7,46 7,46 7,51 7,51 7,94 7,94 7,32 7,32 2014

Lapangan Usaha 2013 Grafik 1.13.

Negara Asal Impor Jan-Jun 2014

Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah

Grafik 1.14.

Perkembangan Kegiatan Bongkar di Pelabuhan Bitung

Sumber : Pelaku Usaha

Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis

(50.00)

Wisman (org) - left axis gWisman (% yoy) - right axis

0

Jan Mar Mei Jul Sep Nop Des Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun

2011 2013 2014

Pakaian & perlengkapannya Makanan & tembakau Bahan bakar Peralatan tulis Indeks Riil Penjualan

1.2.1. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pendorong utama perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 yang ditunjukkan dengan angka pertumbuhan sebesar 12,96% (yoy) dan sumbangan sebesar 2,31% (yoy) terhadap total pertumbuhan. Sektor ini mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,40% (yoy).

Dilihat berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor PHR pada triwulan II 2014 terutama berasal dari kegiatan Perdagangan Besar dan Eceran yang ditunjukkan dengan share 82%, diikuti oleh sub sektor Hotel (10%) dan sub sektor Restoran (8%).

Pertumbuhan sektor PHR terutama didorong oleh pelaksanaan Pemilu legislatif pada bulan April 2014, persiapan pemilu presiden pada Juli 2014, hari besar keagamaan dan adanya beberapa kegiatan MICE di Sulawesi Utara, diantaranya World Coral Reef Conference (WCRC).

Masih cukup tingginya aktivitas sub sektor perdagangan tercermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw BI Provinsi Sulut yang menunjukkan adanya peningkatan angka Indeks Penjualan Eceran dari 204,44 pada Juni 2013 menjadi 243,36 pada Juni 2014. Angka indeks terbesar berasal dari kelompok Kerajinan, Seni dan Mainan (864,75) serta Kelompok Makanan dan Tembakau (547).

Grafik 1.16.

Data Wisatawan Mancanegara

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.17.

Penjualan Kendaraan Grafik 1.15.

Indeks Penjualan Eceran

Grafik 1.19.

Perkembangan Penjualan Semen

Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE KPw BI Prov. Sulut Sumber : Asosiasi Semen Indoensia

0

Kredit_PHR (Rp miliar) gKredit_PHR (% yoy) - right axis

-40

Volume (ton) - left axis g_semen (%) - right axis

-200

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Des Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2011 2013 2014

Indeks Bahan konstruksi gBahan konstruksi (%) -right axis

Data penjualan kendaraan di Sulut juga masih menunjukkan adanya pertumbuhan meskipun melambat dibandingkan periode sebelumnya. Sementara itu, hal berbeda terlihat pada kegiatan sub sektor perhotelan, dimana terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan II 2014 yaitu menjadi 3858 orang, lebih rendah dibandingkan jumlah kunjungan pada tahun lalu yang tercatat 5196 orang.

Dari segi pembiayaan, dukungan perbankan kepada sektor PHR pada triwulan II 2014 masih cukup besar ditunjukkan dengan baki debet yang mencapai Rp6,42 triliun, atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun tumbuh melambat sebesar 7,32%

(yoy).

1.2.2. Bangunan

Pada triwulan II 2014 sektor bangunan tercatat tumbuh 7,75% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,21% terhadap total pertumbuhan. Pertumbuhan ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat tumbuh 5,48% (yoy) maupun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan sektor bangunan sejalan dengan kembali terakselerasinya kegiatan investasi di Sulawesi Utara. Hal ini sejalan dengan pola realisasi pembangunan infrastruktur fisik pemerintah yang mulai berjalan memasuki periode triwulan II.

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.18 Kredit Sektor PHR

Grafik 1.20

Indeks Penjualan Bahan Konstruksi

Tabel 1.5

Perkembangan Pembangunan Rumah di Kota Manado

Sumber : Survei Harga Properti Residensial (SHPR) KPw BI Prov. Sulut

Grafik 1.21.

Perkembangan Kredit Konstruksi TW II 2013 TW III 2013 TW IV 2013 TW I 2014 TW II 2014

Tipe Kecil 1589 923 1161 1242 1464

Tipe Sedang 322 369 422 477 480

Tipe Besar 75 164 142 130 119

Tipe Rumah Jumlah Unit Dibangun

Indikator meningkatnya pertumbuhan sektor bangunan dibandingkan periode sebelumnya juga tercermin dari nilai penjualan semen di Sulut pada triwulan II 2014 yang menunjukkan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun 2013.

Indikator pertumbuhan sektor bangunan lainnya ditunjukkan oleh peningkatan indeks penjualan bahan konstruksi. Dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Bank Indonesia, terlihat bahwa Indeks Penjualan Bahan Konstruksi pada bulan Juni 2014 tercatat 224,43 atau lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada Maret 2014 sebesar 204,40.

Beberapa proyek multiyears pemerintah diantaranya adalah pembangunan jalan MORR, serta pembangunan infrastruktur pasca bencana, diantaranya perbaikan jalan lintas Manado Tomohon dan perbaikan jembatan di beberapa titik di kota Manado. Sementara itu, proyek swasta yang masih terus berlanjut diantaranya pembangunan kawasan bisnis dan pemukiman di kota Manado (Boulevard dan Kairagi).

Masih tingginya aktivitas pembangunan kawasan pemukiman di kota Manado juga tercermin dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia terhadap 9 (sembilan) developer utama di kota Manado yang mencatat total rumah yang dibangun pada triwulan II 2014 sebanyak 2063 unit. Berdasarkan komposisinya, pembangunan rumah tipe kecil masih mendominasi diikuti dengan pembangunan rumah tipe sedang dan tipe besar.

Pertumbuhan sektor konstruksi juga masih didukung oleh kalangan perbankan dalam bentuk penyaluran kredit di sektor konstruksi. Total pembiayaan sektor konstruksi pada triwulan II 2014 mencapai Rp714 Miliar, meningkat dari sisi jumlah dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp685 miliar, meskipun dari sisi pertumbuhan terlihat adanya sedikit perlambatan dari 9,33% (yoy) pada triwulan II 2013 menjadi 4,30%(yoy) pada periode laporan.

Konstruksi (Rp miliar) - left axis gKonstruksi (% yoy) - right axis

Grafik 1.23.

Luas Panen (Ha) Produksi Kelapa (ton)

-40

Pertanian (Rp miliar) - left axis gPertanian (% yoy) - right axis

Tabel 1.22.

Perkembangan Produksi Kelapa

1.2.3. Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan II 2014 tumbuh 1,98% (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,29% (yoy) namun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di awal tahun (1,03%,yoy), dengan sumbangan sebesar 0,35%

terhadap total pertumbuhan ekonomi Sulut. Membaiknya pertumbuhan jika dibandingkan dengan triwulan I 2014 terutama disebabkan oleh membaiknya kinerja sub sektor pertanian tanaman bahan makanan (padi) dan perikanan seiring dengan membaiknya kondisi cuaca jika dibandingkan dengan kondisi di awal tahun. BMKG mencatat cuaca di wilayah Sulut sepanjang triwulan II 2014 diperkirakan akan berada pada kondisi curah hujan menengah (150 - 200 mm).

Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II 2014 berasal dari sub sektor Tanaman Bahan Makanan (31%), Tanaman Perkebunan (31%), Perikanan (26%), Peternakan (11)% dan Kehutanan (1%).

Meskipun kondisi cuaca pada triwulan II 2014 relatif lebih baik dibandingkan awal tahun, namun demikian kinerja sub sektor perkebunan justru menunjukkan penurunan, tercermin dari penurunan jumlah produksi kelapa dari 65 ribu ton pada triwulan I 2014 menjadi 63 ribu ton pada triwulan II 2014. Penurunan jumlah produksi tersebut terutama disebabkan oleh penurunan luas panen dari 56 ribu Ha menjadi 53 ribu Ha.

Jumlah kredit yang disalurkan untuk sektor pertanian pada triwulan II 2014 masih menunjukkan pertumbuhan negatif 5,54% (yoy), meskipun tidak sedalam sebelumnya yang tumbuh negatif 18,07% (yoy). Sementara jumlah kredit yang disalurkan pada triwulan II 2014 tercatat Rp472 miliar, meningkat dibandingkan penyaluran pada triwulan I 2014 Rp463 miliar.

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara

1.2.4. Sektor lainnya A. Sektor Jasa-jasa

Kinerja sektor jasa pada triwulan II 2014 tumbuh 7,23% (yoy), dengan sumbangan sebesar 1,1% terhadap total pertumbuhan triwulan laporan. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat tumbuh 7,73% (yoy), maupun jika dibandingkan dengan pertumbuhan di awal tahun sebesar 10,32%

(yoy). Dilihat berdasarkan sub sektornya, sub sektor pemerintahan umum memiliki share

76% terhadap nilai total sektor jasa, sementara sub sektor jasa swasta tercatat 24%.

Salah satu indikator perlambatan kinerja sektor jasa-jasa adalah realisasi belanja pemerintah Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 yang baru mencapai 27% dari total anggaran belanja.

Pencapaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perlambatan sektor jasa-jasa juga tercermin dari masih relatif rendahnya dukungan pembiayaan perbankan. Pertumbuhan penyaluran kredit sektor jasa tumbuh negatif 27,54% (yoy) pada triwulan II 2014, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu sebesar 21,68%

(yoy), dengan jumlah kredit yang disalurkan pada periode laporan sebesar Rp1,06 triliun.