7.1. Prospek Ekonomi Makro
Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III 2014 diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,34% - 7,74% (yoy). Pertumbuhan terutama akan berasal dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor Bangunan dan sektor Angkutan dan Komunikasi. Beberapa faktor yang diperkirakan menjadi pendorong pertumbuhan pada triwulan yang akan datang adalah periode seasonal menjelang tahun ajaran baru, peringatan hari besar keagamaan (Pengucapan Syukur, Ramadhan, Idul Fitri), serta pelaksanaan Pemilu Presiden. Di sisi permintaan, adanya peningkatan penghasilan masyarakat dalam bentuk pembayaran gaji ke-13 PNS/TNI dan Tunjangan Hari Raya (THR) diperkirakan juga akan dapat mendorong perekonomian khususnya dari aktivitas konsumsi.
Perkiraan pertumbuhan yang positif tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara. Hasil SKDU menunjukkan bahwa ekspektasi pelaku usaha dari 9 (sembilan) sektor ekonomi terhadap perkembangan dunia usaha pada triwulan III 2014 akan meningkat dibandingkan triwulan II 2014, ditunjukkan dengan persentase Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 13,47%, lebih
tinggi dari indikator realisasi kegiatan usaha pada triwulan II 2014 yang menunjukkan nilai SBT sebesar 2,51%. Jika dilihat lebih dalam berdasarkan sektornya, hampir seluruh sektor menunjukkan perkiraan pertumbuhan positif. Sektor PHR akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2014 tercermin dari nilai SBT yang tercatat sebesar 4,57.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada triwulan III 2014 diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulut seiring dengan mulai dimasukinya masa seasonal tahun ajaran baru dan peringatan hari besar keagamaan (Pengucapan Syukur,
Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw BI Proc. Sulut
Jan Mar Mei Jul Sep Nop Des Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Agt*
2011 2013 2014
Pakaian & perlengkapannya Makanan & tembakau
Bahan bakar Peralatan tulis
Indeks Riil Penjualan
Ramadhan, Idul Fitri). Di samping itu, faktor pelaksanaan Pemilu Presiden di awal Juli 2014 diperkirakan juga masih akan memberi dampak terhadap pertumbuhan sektor ini. Pelaksanaan event internasional Tomohon International Flower Festival (TIFF) serta kegiatan MICE lainnya yang berskala nasional diperkirakan juga
akan dapat mendorong kinerja sektor PHR.
Indikator peningkatan aktivitas ekonomi di sektor PHR juga tercermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh KPw BI Prov. Sulut yang menunjukkan adanya perkiraan peningkatan angka Indeks Penjualan Eceran yaitu sebesar 274,05 pada Juli 2014, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan Juni 2014 sebesar 243,36.
Sektor Bangunan
Setelah mengalami perlambatan pada periode sebelumnya, kinerja sektor bangunan diperkirakan akan kembali memberi kontribusi yang lebih tinggi pada triwulan III 2014. Salah satu faktor yang mendorong kinerja sektor bangunan adalah mulai berjalannya proyek pembangunan infrastruktur pemerintah, dimana sesuai pola historisnya, proyek pembangunan akan lebih terakselerasi pada pertengahan hingga akhir tahun. Beberapa proyek baru pemerintah diantaranya adalah peningkatan ruas jalan dan jembatan di wilayah Manado dan kab/kota lainnya. Sementara itu, sektor swasta diperkirakan juga masih akan terus melanjutkan proyek pembangunan kawasan bisnis maupun pemukiman terutama di kota Manado.
Beberapa proyek pembangunan pemerintah kab/kota yang telah dan akan berjalan pada pertengahan tahun 2014 diantaranya :
1. Peningkatan ruas jalan Maesa dan perbaikan jembatan Sario di kota Manado.
2. Pembangunan 11 jalan produksi pertanian dan perkebunan di Tahuna dengan total anggaran Rp2,7 miliar.
3. Pembangunan 21 jalan di Boltim dengan nilai lebih dari Rp20 miliar.
4. Proyek pelebaran jalan Trans Sulawesi di Minahasa Selatan dengan nilai Rp16 Miliar.
5. Peningkatan dan pemeliharaan jalan di Minahasa Utara yang akan dimulai pada triwulan III 2014 dengan nilai mencapai Rp90 miliar.
Grafik 7.2
Perkembangan Penjualan Eceram
Sumber : Angkasa Pura
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul
2012 2013 2014
Datang (orang) Berangkat (orang) Grafik 7.3
Indeks Penjualan Bahan Konstruksi
Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw BI Sulut
-200
Jan Mar Mei Jul Sep Nop Des Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Agt*
2011 2013 2014
Indeks Bahan konstruksi gBahan konstruksi (%) -right axis
Proyek pembangunan swasta yang masih terus berlanjut di kota Manado diantaranya pembangunan kawasan bisnis di sepanjang Boulevard dan kawasan bisnis Kairagi serta pembangunan kawasan pemukiman.
Indikator pertumbuhan sektor konstruksi juga tercermin dari dari pergerakan angka Indeks Penjualan Barang Konstruksi. Dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulut pada bulan Juli 2014, penjualan eceran diperkirakan akan meningkat ditunjukkan dengan indeks sebesar
274,05, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada Juni 2014 sebesar 243,36.
Sektor Angkutan dan Komunikasi
Kontribusi Sektor Angkutan dan Komunikasi pada triwulan III 2014 diperkirakan juga akan memberi kontribusi positif yang didorong oleh periode seasonal liburan hari besar keagamaan dan pelaksanaan perhelatan nasional dan internasional, diantaranya pelaksanaan Tomohon International Flower Festival (TIFF) yang dihelat pada Agustus 2014. Hal ini juga terkonfirmasi dari hasil liaison terhadap pelaku usaha di bidang angkutan
udara yang menyatakan adanya peningkatan trafik jelang hari raya. Indikator pertumbuhan positif sektor Angkutan dan Komunikasi juga terlihat dari pergerakan jumlah penumpang pesawat, baik yang datang ke Manado maupun berangkat dari Manado. Pada bulan Juli 2014, jumlah penumpang yang datang dan berangkat dari bandara Sam Ratulangi berada tercatat pada kisaran 80 ribu orang. Diperkirakan jumlah penumpang tersebut akan meningkat lebih tinggi pada bulan Agustus 2014 seiring dengan periode liburan hari besar keagamaan dan pelaksanaan TIFF 2014.
Grafik 7.4
Jumlah Penumpang Pesawat
Grafik 7..6 Perkiraan Curah Hujan
Sumber : BMKG Grafik 7.5
Perkiraan Kegiatan Usaha
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Provinsi Sulut (15.00)
(10.00) (5.00) 5.00 10.00 15.00 20.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*)
2010 2011 2012 2013 2014
Kegiatan Usaha Pertanian (SBT) Perkiraan Kegiatan Usaha Pertanian (SBT)
Sektor Pertanian
Kinerja sektor pertanian pada triwulan III 2014 diperkirakan masih akan tumbuh meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPw BI Provinsi Sulut yang menunjukkan adanya peningkatan perkiraan kegiatan usaha di sektor Pertanian pada triwulan III 2014 yang terlihat dari nilai SBT sebesar 4,04, lebih rendah dibandingkan dengan nilai SBT pada triwulan II 2014 sebesar 4,08.
Perlambatan pertumbuhan diperkirakan akan berasal dari sub sektor pertanian padi yang disebabkan oleh faktor cuaca kering (El Nino). Hal ini sejalan dengan perkiraan BMKG yang menunjukkan curah hujan di wilayah Sulut hingga akhir triwulan III 2014 diperkirakan akan berada pada level menengah dengan kecenderungan rendah.
7.2. Prakiraan Inflasi
Tren perlambatan laju inflasi tahunan Kota Manado diprakirakan masih berlanjut hingga triwulan III 2014, sehingga angka inflasi tahunan di bulan September 2014 akan berada pada kisaran 4,35%±1% (yoy). Dari sisi fundamental, inflasi inti diperkirakan bergerak menurun.
Tekanan inflasi sisi eksternal diperkirakan berada pada level moderat di tengah penguatan nilai tukar dan turunnya harga komoditas global. Sementara dari sisi domestik diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi masyarakat didorong perayaan hari besar keagamaan, penyelenggaraan event, musim liburan sekolah dan tahun ajaran baru.
Dari sisi non fundamental, inflasi volatile foods diperkirakan berangsur mereda akibat berkurangnya permintaan pasca lebaran yang disertai membaiknya produksi. Sementara itu tekanan inflasi administered price diperkirakan juga menurun seiring hilangnya dampak kebijakan kenaikan BBM bersubsidi tahun 2013.
Faktor Fundamental
Tekanan inflasi inti pada triwulan III 2014 diperkirakan berkurang. Dari sisi eksternal, inflasi diperkirakan berada pada level moderat di tengah penguatan nilai tukar yang disertai penurunan harga komoditas global (grafik 7.11). Namun demikian risiko tekanan eksternal dapat bersumber dari tekanan harga emas.
Grafik 7.11.
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Grafik 7.12.
Interaksi Permintaan dan Penawaran
Sumber : Bank Indonesia Sumber : Survei Pedagang Eceran (SPE) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPw BI Prov. Sulut
Tekanan inflasi dari sisi domestik diperkirakan akan bersumber dari peningkatan konsumsi masyarakat yang didorong perayaan hari besar keagamaan (Idul Fitri, pengucapan syukur), event Tomohon International Flower Festival 2014, masa liburan sekolah dan dimulainya tahun ajaran baru. Indikasi peningkatan konsumsi tercermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw BI Prov. Sulawesi Utara yang menunjukkan kenaikan angka perkiraan indeks penjualan eceran pada triwulan III 2014. Pada sisi produsen, kapasitas produksi diperkirakan berada pada level yang tinggi terlihat dari pola historis kapasitas produksi di triwulan III (grafik 7.12).
Sementara itu kenaikan tarif tenaga listrik industri menimbulkan risiko penyesuaian harga barang dan jasa akibat kenaikan biaya produksi, meskipun dampaknya terhadap inflasi inti diperkirakan sangat minim.
Grafik 7.13
Indeks Ekspektasi Pedagang thd Harga 3 bln & 6 bln yad Grafik 7.14
Indeks Ekspektasi Konsumen thd Harga 3 bln & 6 bln yad
Sumber : Survei Pedagang Eceran (SPE) - KPwBI Prov. Sulut Sumber : Survei Konsumen (SK)- KPwBI Prov. Sulut
82
Indeks Riil Penjual Eceran (right axis) Kapasitas Produksi (left axis)
-1,00
Ekspektasi pedagang terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi pedagang terhadap harga 6 bulan yad Inflasi tahunan (yoy) - sb. Kanan
-1,00
Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yad Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yad Inflasi tahunan (yoy) - sb. Kanan
Tingkat ekspektasi inflasi masyarakat Sulut diperkirakan meningkat di triwulan III 2014 dibandingkan triwulan II 2014, namun tekanan tersebut cenderung mereda di akhir triwulan.
Hal ini tercermin dari kenaikan indeks rata-rata ekspektasi konsumen terhadap harga, hasil Survei Konsumen (SK) (Grafik 7.14). Di akhir triwulan III 2014, indeks ekspektasi harga jangka pendek diperkirakan menurun, sejalan dengan perkiraan laju inflasi tahunan yang melambat di bulan September 2014. Dari sisi pedagang, ekspektasi terhadap tingkat harga sepanjang triwulan III 2014 menunjukkan tren penurunan pasca musim liburan dan Idul Fitri (grafik 7.14).
Faktor Non Fundamental
Dari sisi non fundamental, inflasi volatile foods diperkirakan berangsur mereda akibat berkurangnya permintaan pasca lebaran yang disertai membaiknya produksi. Tekanan inflasi volatile foods di awal triwulan III 2014 diperkirakan berlangsung temporer seiring meningkatnya tekanan permintaan pangan selama bulan puasa, lebaran dan pengucapan syukur. Harga tomat sayur yang melambung dan menjadi penyumbang utama inflasi triwulan II 2014 diperkirakan kembali normal di triwulan III dengan membaiknya produksi lokal di daerah Minahasa.
Berdasarkan pemantauan harga beberapa komoditas pada Pusat Informasi Harga Bahan Pokok Strategis (PIHBS) Sulawesi Utara dan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH), terlihat bahwa terjadi
yang relatif mereda di akhir bulan, sementara harga pangan strategis lainnya stabil (Grafik 7.15
& 7.16).
Grafik 7.15.
Perkembangan Harga Bahan Pokok Strategis Grafik 7.16.
Perkembangan Harga Bawang, Cabai, dan Tomat
Sumber : PIHBS Sulut Sumber : Survei Pemantauan Harga (SPH) – KPw BI Sulut
Di sisi lain, tekanan inflasi kelompok administered prices juga diperkirakan menurun pada triwulan III 2014 seiring hilangnya dampak inflasi akibat kebijakan kenaikan BBM bersubsidi di tahun 2013. Tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara di awal triwulan III 2014 yang didorong peak season musim liburan dan lebaran, namun diperkirakan mereda di akhir triwulan. Selain itu terdapat tekanan inflasi yang bersumber dari kenaikan tarif listrik rumah tangga secara bertahap, meski diperkirakan hanya menyumbang sebesar 0,12%
terhadap inflasi umum.
01-Jun 01-Jul 01-Agust 01-Sep 01-Okt 01-Nop 01-Des 01-Jan 01-Feb 01-Mar 01-Apr 01-Mei 01-Jun 01-Jul
Bawang Merah Rp./Kg Rica/Cabe Rawit Rp./Kg Beras Superwin Rp./Kg Gula Pasir Curah Rp./Kg Minyak Goreng Curah Rp./Kg Telur Ayam Rp./Kg Tomat Sayur Rp./Kg Inflasi (mtm) - sb. Kanan
Jan FebMaretApr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
2013 2014
Rp/kg Rp/kg
Bawang Merah Cabe Rawit Tomat Sayur - sb. Kanan
7.3. Prospek Perbankan
Perkembangan sektor keuangan khususnya perbankan di Sulawesi Utara diperkirakan masih akan tumbuh positif kendati mengalami perlambatan khususnya di sisi aset dan kredit.
Sementara itu, DPK diperkirakan akan kembali tumbuh tinggi seiring tingginya minat masyarakat untuk menyimpan dana di perbankan sebagai imbas dari tingginya suku bunga simpanan yang cenderung lebih responsif dalam penyesuaian terhadap BI Rate.
Berdasarkan hasil survey perbankan yang dilakukan KPw BI Sulawesi Utara pada triwulan II 2014 terhadap bank umum maupun BPR yang berlokasi di Sulut, diperoleh hasil bahwa mayoritas responden memperkirakan bahwa permintaan kredit di triwulan mendatang akan mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh faktor prospek usaha nasabah yang meningkat.
Adapun permintaan kredit baru diperkirakan lebih didominasi oleh jenis kredit konsumsi dan kredit modal kerja. Sejalan dengan itu, posisi total kredit (baki debet) di triwulan mendatang juga diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring dengan naiknya permintaan kredit. Apabila dilihat secara sektoral maka peningkatan kredit tertinggi diperkirakan akan terjadi pada sektor PHR dan pertanian yang juga sebagai sektor utama perekonomian Sulawesi Utara.
Hasil survei perbankan juga menunjukkan bahwa DPK diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan positifnya di triwulan mendatang. Pendorong pertumbuhan positif DPK diprediksi berasal dari peningkatan jenis simpanan deposito dan tabungan. Sementara itu, tingkat suku bunga yang dalam tren meningkat diperkirakan sebagai pemicu utama kenaikan DPK perbankan.
Grafik 7.18.
Prakiraan Posisi Total Kredit Pada Triwulan III 2014
Sumber: Survey Perbankan Bank Indonesia Prov. Sulut Sumber: Survey Perbankan Bank Indonesia Prov. Sulut Grafik 7.17.
Prakiraan Kondisi Permintaan Kredit Pada Triwulan III 2014
80%
20%
Meningkat tajam (>10%) Meningkat (>1% s/d 10%) Sama (-1% s/d 1%) Menurun (<-1% s/d -10%) Menurun tajam (<-10%)
82%
14%
4%
Meningkat tajam (>10%) Meningkat (>1% s/d 10%) Sama (-1% s/d 1%) Menurun (<-1% s/d -10%) Menurun tajam (<-10%)
Di sisi lain, mayoritas responden survey perbankan juga menyatakan bahwa waktu respon penyesuaian suku bunga pinjaman terhadap perubahan suku bunga acuan (BI Rate) berkisar antara 3 hingga 6 bulan. Diketahui pula bahwa bisnis perbankan yang dijalankan saat ini masih on the track atau masih cukup sesuai dengan Rencana Bisnis Bank yang telah disusun sebelumnya.
Grafik 7.19.
Prakiraan Total DPK Pada Triwulan III 2014
Sumber: Survey Perbankan Bank Indonesia Prov. Sulut
Grafik 7.20.
Kesesuaian Perkembangan Bisnis Bank terhadap RBB
Sumber: Survey Perbankan Bank Indonesia Prov. Sulut 4%
64%
14%
18%
Meningkat tajam (>10%) Meningkat (>1% s/d 10%) Sama (-1% s/d 1%) Menurun (<-1% s/d -10%) Menurun tajam (<-10%)
32%
63%
5%
Sangat Sesuai (100%) Sesuai (80% - 99%) Cukup Sesuai (60% - 79%) Kurang Sesuai ( 40% - 59%) Sangat Kurang Sesuai (0% - 39%)
Halaman ini sengaja dikosongkan
Halaman ini sengaja dikosongkan