• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian Impulsif

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelian Impulsif

Secara umum, pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor,

yakni faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri

individu. Pada tahun 2012, Shahjehan, Qureshi, Zeb, dan Saifullah

melakukan penelitian mengenai hubungan antara kepribadian dengan

perilaku pembelian impulsif dan kompulsif pada konsumen. Hasil dari

penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara

kepribadian dan pembelian impulsif pada konsumen. Hal ini diperkuat

dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa

kepribadian dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada diri konsumen

(Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Verplanken & Herabadi, 2001;

Verplanken & Sato, 2011). Menurut Rook dan Fisher (1995), kepribadian

diprediksikan lebih dapat menunjukkan perilaku pembelian impulsif

daripada sifat-sifat lainnya.

Usia merupakan salah satu faktor internal dalam diri konsumen

dan Wiseman (dalam Ghani, Imran & Jan, 2011) menyatakan bahwa orang

muda akan cenderung lebih impulsif atau melakukan pembelian impulsif

lebih tinggi daripada para orang tua dan orang lanjut usia. Hal ini

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wood (dalam Ghani,

Imran, & Jan, 2011), yang menunjukkan hasil bahwa akan terdapat

peningkatan dalam perilaku pembelian impulsif pada usia 18 hingga 39

tahun dan akan terjadi penurunan perilaku pembelian impulsif setelah

umur 39 tahun. Terkait dengan usia muda, pada penelitian Lin dan Lin

(2005) yang menggunakan subjek remaja dengan rentang usia 15 hingga

19 tahun memperlihatkan hasil bahwa remaja yang berusia 19 tahun

menempati peringkat pertama dalam perilaku pembelian impulsif, disusul

oleh remaja dengan usia 15 tahun, dan remaja yang berusia 17 tahun.

Dalam beberapa penelitian sebelumnya, didapatkan hasil bahwa

gender atau jenis kelamin juga dapat mempengaruhi munculnya pembelian

impusif pada konsumen (Utami & Sumaryono, 2008; Gasiorowska, 2011;

Lin & Chuang, 2005). Terdapat perbedaan gaya belanja antara laki-laki

dan perempuan yang dapat mempengaruhi kecenderungan pembelian

impulsif pada diri mereka (Gasiorowska, 2011). Dari segi waktu dan

lamanya berbelanja, perempuan lebih lama dalam melihat-lihat produk

saat berbelanja dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2011). Hal ini

diperkuat oleh pernyataan bahwa kesenangan dalam berbelanja dinilai

merupakan perilaku yang wajar secara sosial dilakukan oleh perempuan

Gasiorowska, Lin dan Chuang (2005) menyatakan bahwa remaja putri

cenderung lebih impulsif daripada remaja putra karena remaja putri

terbiasa untuk melakukan kegiatan pembelian yang lebih tinggi

dibandingkan remaja putra.

Pembelian impulsif pada diri konsumen juga dapat dipengaruhi

oleh harga diri mereka. Semakin rendah tingkat harga diri konsumen,

maka akan semakin tinggi pembelian impulsif yang dilakukannya.

Begitupun sebaliknya, semakin tinggi tingkat harga diri konsumen, maka

akan semakin rendah pula pembelian impulsif yang dilakukannya

(Djudiyah, 2002; Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Marretha, 2013).

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada

konsumen adalah kontrol diri yang dimilikinya. Kontrol diri merupakan

perasaan bahwa seseorang dapat membuat keputusan dan mengambil

tindakan yang efektif untuk menghasilkan akibat yang diinginkan dan

menghindari akibat yang tidak diinginkan (Rodin dalam Utami &

Sumaryono, 2008). Terkait dengan pembelian impulsif, seseorang yang

memiliki kontrol diri yang rendah, kurang dapat menahan setiap stimulus

yang mendukung pembelian impulsif, mudah dipengaruhi dan tidak dapat

mengelola dirinya, maka akan menyebabkan terjadinya pembelian

impulsif. Sebaliknya, sesorang yang memiliki kontrol diri yang baik, maka

ia akan membeli produk sesuai dengan kebutuhan jangka panjangnya

Selain faktor-faktor internal tersebut, mood konsumen merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif.

Seseorang yang memiliki mood yang positif biasanya akan lebih mudah

tertarik, senang, loyal, bersemangat, dan merasa bahagia ketika melakukan

perilaku pembelian impulsif (Verplanken & Herabadi, 2001) dibandingkan

orang lain yang memiliki mood yang negatif (Rook, 1987; Rook &

Gardner dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009).

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan bahwa tampilan,

penyajian produk, dan penambahan backsound musik dalam sebuah took

dapat meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berbelanja yang

mengarahkan konsumen untuk melakukan perilaku pembelian impulsif.

Virvilate, Saladiene, dan Zvinklyte (2011) menambahkan bahwa stimulus

lain yang diberikan oleh toko seperti penampilan barang, dekorasi

ruangan, dan warna yang menarik juga dapat mempengaruhi konsumen

untuk melakukan pembelian impulsif. Selain itu, Kaur dan Singh (dalam

Muruganantham & Bhakat, 2003) juga menemukan bahwa penambahan

musik, bau, dan aroma, serta rasa dari suatu produk dapat mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pemeblian impulsif.

Ewert (dalam Monks, Knoers, & Haditono, 2002) menyatakan

bahwa kelompok memiliki pengaruh yang besar dalam pemberian norma

impulsif, maka anggotanya akan cenderung berperilaku serupa. Pada

penelitian Sihotang (2009), Astasari dan Sahrah (2009), dan Marretha

(2013), menunjukkan bahwa konformitas memiliki pengaruh dan

hubungan yang signifikan dengan pembelian impulsif. Dalam

penelitian-penelitian tersebut dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat konformitas

individu, maka semakin tinggi pula pembelian impulsif yang

dilakukannya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat konformitas

individu, maka semakin rendah pula pembelian impulsif yang

dilakukannya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konformitas

merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

munculnya perilaku pembelian impulsif pada diri individu.

Selain lingkungan, susasana toko, dan konformitas, harga menarik

yang ditawarkan oleh toko, pelayanan dan teknik promosi yang diberikan

oleh pelayan toko, promosi penawaran dan pemanfaatan perkembangan

teknologi modern yang semakin inovatif dan kreatif, serta media iklan

(cetak dan elektronik) dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan

pembelian impulsif (Youn & Faber; Harmanciouglu; Schiffman; Michael,

William, & Pandit, dalam Muruganantham & Bhakat, 2003). Hal ini

diperkuat oleh pernyataan Assael, 1998; Engel, Blackwell, dan Miniard,

1995; Loudon dan Bitta, 1993 (dalam Utami & Sumaryono, 2008) dan

Miller, 2002; Stern, 1962 (dalam Hodge, 2004) yang menyatakan bahwa

adanya ingatan yang muncul ketika teringat oleh iklan produk tersebut

(pada media massa cetak dan elektronik).

Berdasarkan beberapa faktor pembelian impulsif tersebut, dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian

impulsif yaitu faktor internal yang terdiri dari kepribadian, usia, gender

atau jenis kelamin, harga diri, kontrol diri, dan mood. Sedangkan faktor

eksternal terdiri dari konformitas, lingkungan toko, harga, pelayanan, dan

perkembangan teknologi termasuk iklan media massa cetak dan elektronik.

B. Iklan Televisi Celebrity Endorser