• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

G. Validitas dan Reliabilitas

Menurut Azwar (2011), validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya suatu tes alat instrument pengukur dapat

dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan

fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2011). Validitas pada alat

ukur ini diuji dengan menggunakan validitas isi. Menurut Azwar (2011),

validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap

isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pada

penelitian ini, kuesioner pembelian dan skala pembelian impulsif telah

diuji oleh para professional judgment dalam penelitian Hutapea (2013)

sebelumnya dan diuji kembali oleh dosen pembimbing skripsi peneliti.

Selain kedua alat ukur tersebut, untuk validitas iklan yang dipakai

dalam penelitian ini juga menggunakan validitas isi. Pengukuran validitas

isi pada penelitian ini juga dilakukan dengan cara meminta penilaian dari

para professional judgment yang terdiri dari dosen pembimbing skripsi,

dosen ranah Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu Bapak R. Landung Eko P.,

M.Psi., dan Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., serta dosen

Komunikasi Pemasaran dan Periklanan Program Studi Ilmu Komunikasi

yaitu Bapak Drs. Ign. Agus Putranto, M.Si., dan Ibu F. Anita Herawati,

M.Si. Tujuan dari dilaksanakannya penilaian oleh para professional judge

ini adalah untuk meminta pendapat, penilaian, kritik, dan saran mengenai

iklan yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian eksperimen ini agar iklan

yang dipilih merupakan iklan yang dapat menjalankan fungsi ukurnya

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran ini.

Pelaksanaan professional judgment terhadap iklan-iklan yang akan

digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5, 10, 11, dan

12 November 2015. Peneliti mendatangi para professional judge sesuai

dengan waktu dan tempat yang telah disepakati bersama. Peneliti

melakukan prosedur pelaksanaan yang sama kepada seluruh professional

judge. Pada awalnya, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari

dilakukannya proses penilaian ini. Setelah itu, peneliti membagikan skala

interval survei iklan dan alat tulis kepada professional judge. Kemudian

peneliti menjelaskan maksud dari aspek-aspek yang diukur dalam skala

tersebut. Setelah selesai menjelaskan, peneliti mempersilakan professional

judge untuk memberikan pertanyaan terkait dengan aspek dan proses

penilaian nantinya. Setelah professional judge memahami dan siap untuk

memberikan penilaian, peneliti kemudian menampilkan satu persatu secara

berurutan iklan-iklan yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen

kemudian diminta untuk memberikan penilaian mengenai video tersebut

secara satu-persatu dan berurutan.

Skala interval survei iklan ini dibuat dalam bentuk interval dengan

kontinum lima jenjang. Semakin ke kanan penilaian yang diberikan oleh

para professional judge, maka menunjukkan bahwa video iklan yang

ditayangkan semakin favorable dengan pernyataan yang tertera dalam

aspek-aspek penilaian tersebut. Sedangkan, semakin ke kiri penilaian yang

diberikan, maka video iklan yang ditayangkan semakin tidak favorable

dengan pernyataan yang tertera dalam masing-masing aspek penilaian.

Setelah selesai menonton video iklan dan memberikan penilaian

terhadap masing-masing iklan, peneliti kemudian meminta kritik dan saran

dari para professional judge terhadap masing-masing iklan atau terhadap

iklan secara keseluruhan. Peneliti kemudian mengucapkan terimakasih

atas waktu, kesempatan, dan bantuan yang diberikan oleh para

professional judge dalam rangka penyeleksian aitem alat ukur yang akan

digunakan nantinya.

2. Seleksi Iklan

Iklan-iklan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

iklan-iklan yang telah dinilai sebelumnya oleh professional judge untuk

mengukur kelayakan alat ukur dalam penelitian ini. Iklan-iklan yang

dinilai dalam penyeleksian iklan ini terdiri dari dua jenis iklan yakni iklan

televisi celebrity endorser dan iklan televisi non celebrity endorser.

(rix) dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Adapun hasil

perhitungan seleksi iklan-iklan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.

Seleksi Iklan Professional Judgment

No Iklan Korelasi Aitem Total

1 Iklan

Televisi Celebrity Endorser

α = 0,697

rixIklan Alas Kaki A = 0,577

rixIklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh A = 0,843 rixIklan Aksesoris Pribadi A = 0,663

rixIklan Pakaian A = 0,531

rixIklan Perlengkapan Olahraga A = 0,323 rixIklan Parfum A = 0,131

rixIklan Produk Berkaitan dengan Hobi A = 0,821 rixIklan Makanan (junk food) A = -0,143

2 Iklan Televisi Non Celebrity Endorser α = 0,830

rixIklan Alas Kaki B = 0,790

rixIklan Kosmetik dan Perawatan Tubuh B = 0,662 rixIklan Aksesoris Pribadi B = 0,826

rixIklan Pakaian B = 0,555

rixIklan Perlengkapan Olahraga B = 0,555 rixIklan Parfum B = 0,892

rixIklan Produk Berkaitan dengan Hobi B = 0,332 rixIklan Makanan (junk food) B = 0,247

Berdasarkan hasil perhitungan seleksi video iklan televisi celebrity

endorser, terdapat dua aitem yang gugur karena kedua aitem tersebut

memiliki rix < 0,3 yaitu Iklan Parfum dan Iklan Makanan (junk food).

Sedangkan untuk video iklan televisi non celebrity endorser, terdapat satu

aitem yang gugur karena aitem tersebut memiliki rix < 0,3 yaitu Iklan

Makanan (junk food). Iklan produk parfum pada jenis iklan televisi non

celebrity endorser memiliki rix > 0,3, namun untuk mengimbangi jumlah

aitem iklan televisi celebrity endorser maka untuk iklan parfum pada jenis

sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil seleksi kedua

jenis iklan tersebut, dari delapan aitem iklan terpilihlah enam aitem iklan

dari masing-masing jenis iklan televisi yang akan digunakan dalam

penelitian eksperimen ini yaitu Iklan Alas Kaki, Iklan Kosmetik dan

Perawatan Tubuh, Iklan Aksesoris Pribadi, Iklan Pakaian, Iklan

Perlengkapan Olahraga, dan Iklan Produk Berkaitan dengan Hobi.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha

cronbach karena penyajian satu bentuk skala hanya dikenakan sekali saja

pada sekelompok responden (single-trial administration) (Azwar, 2011).

Dalam penelitian ini, reliabilitas alat ukur dihitung dengan menggunakan

program SPSS 16.0 for windows, diantaranya:

a. Reliabilitas Iklan Televisi Celebrity Endorser (dengan menampilkan selebritis) (R1) dan Iklan Televisi Non Celebrity Endorser (tanpa menampilkan selebritis) (R2)

Hasil perhitungan kedua jenis iklan tersebut yang telah dihitung

dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.

Reliabilitas Iklan

No. Jenis Iklan Reliabilitas

1 Iklan Televisi Celebrity Endorser α= 0,831 2 Iklan Televisi Non Celebrity Endorser α = 0,777

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tersebut, koefisien pada

iklan televisi celebrity endorseradalah α = 0,831 sehingga dinyatakan

reliabel. Menurut Azwar (2011), konsistensi yang sempurna memiliki

koefisien reliabilitas sebesar 1,00. Oleh sebab itu, koefisien α = 0,831 tergolong baik. Koefisien α = 0,831 berarti terdapat konsistensi sebesar 83,1% pada hasil perhitungan alat ukur iklan celebrity

endorser tersebut. Sedangkan pada iklan televisi non celebrity

endorser, koefisiennya sebesar α = 0,777 sehingga dinyatakan

reliabel. Oleh karena itu, koefisien α = 0,777 tergolong cukup. Koefisien α = 0,777 berarti terdapat konsistensi sebesar 77,7% pada

hasil perhitungan alat ukur iklan televisi non celebrity endorser

tersebut.

H. Metode Analisis Data