• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

II.3. Teori tentang Dividen 1 Pengertian Dividen

II.3.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen

Dalam menentukan kebijakan pembayaran dividen yang optimal sesuai dengan kemampuan dan tujuan perusahaan maka pihak manajemen perusahaan terutama manajer keuangan dapat mengukurnya melalui dividend payout ratio.

Marlina dan Danica (2009:1) dalam penelitiannya menyatakan pertimbangan mengenai dividend payout ratio sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh.

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:232):

Dividend payout ratio adalah perbandingan antara dividen yang

dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial

perusahaan semakin kuat”.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio harus dipertimbangkan oleh manajer keuangan. Menurut Sartono (2001:292) menyatakan faktor – faktor yang sesungguhnya terjadi dan harus dianalisis dalam kaitannya dengan kebijakan dividen sebagai berikut:

Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataannya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan, aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal di masa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola (skedul) pengurangan utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan dividen.

2. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbagan utama dalam banyak kebijakan dividen, karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan profitable akan memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai investasinya.

3. Kemampuan meminjam

Posisi likuiditas perusahaan dapat diatas dengan kemampuan perusahaan untuk meminjam dana jangka pendek. Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan flexibilitas likuiditas perusahaan. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar dividen.

4. Keadaan pemegang saham

Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak

dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan high tax dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout ratio yang rendah. Dengan dividend payout

ratio yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan

laba untuk kesempatan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai dividen yang diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.

5. Stabilitas dividen

Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend

payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat

pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Kemudian Levy dan Sarnat (1990:417-418) berpendapat faktor – faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen adalah:

1. Floatation and Transaction Costs

In practice retained earnings and new issues are not perfect substitutes. This is a consideration that may favor the use of retained earnings. Another factor that may favor the use of retained earnings is the existence of transaction costs. Shareholders who want to increase their investment in the firm will prefer to forego cash dividends, thereby increasing the investment in the firm, without the need to pay commissions on share purchases.

2. Control

In order to ensure control, some firms operate under a self-imposed constraint that limits the amount of external financing which can be used. Such consideration are prevalent among closely held or family-held firms. New issues of common stock dilute control, while after a point further increases in debt become undesirabel or even impossible.

3. Informational Content of Dividends

In the real world, relevant information regarding a firm’s dividends can be (and probably) important purveyors of information to investors. Informational content of dividends is changes in the dividend rate that affect investors’ expectations regarding a firm’s future prospects.

4. Cash Position

A firm’s cash position is another important factor that influences long-run dividend policy. Clearly a cash dividend requires that the needed cash balance be on hand, so liquidity can also be a factor affecting the dividend decision. A rapidly expanding and very profitable firm is often plagued by chronic shortages of cash. Such a firm usually prefers to set a relatively low dividend payout ratio and to plow back most of its earnings into financing further growth. The firm could, of course, turn to the capital market for funds. However, the uncertainty caused by rapid expansion often leads to the establishment of a “safe” dividend policy - that is, one that can be maintained should the rate of growth in earnings decline in the future.

5. Stability of Earnings

In general, the greater the risk of larger fluctuations in future earnings, the greater probability that the firm will adopt a policy of setting a relatively low dividend payout ratio.

6. Legal Constraints

There may at times be a legal constraint against declaring cash dividends. Similarly, dividends can be paid only out of earnings; they are usually not permitted if they reduce the firm’s paid in capital.

Halim (2007:97) berpendapat bahwa manajer keuangan perlu memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi kebjiakan dividen meliputi (a) posisi likuiditas; (b) kebutuhan pelunasan hutang; (c) pembatasan dalam perjanjian hutang; (d) tingkat ekspansi aset; (e) tingkat laba; (f) stabilitas laba; (g) akses ke pasar modal; (h) kendali perusahaan; (i) kemampuan meminjam.

Van Horne dan Wachowicz (2005:279-284) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen adalah sebagai berikut:

1. Aturan – aturan Hukum

Hukum badan perusahaan memutuskan legalitas distribusi apa pun kepada para pemegang saham biasa perusahaan. Aturan – aturan hukum ini berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan) dan penahanan laba yang tidak dibenarkan.

2. Kebutuhan Pendanaan Perusahaan

Kemungkinan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dividen harus dianalisis dalam kaitannya dengan distribusi probabilitas kemungkinan arus kas masa depan dan juga saldo kas. Berdasarkan analisis ini, perusahaan dapat menentukan dana residual yang mungkin dimiliki di masa depan.

3. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Karena dividen menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

4. Kemampuan untuk Meminjam

Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk meminjam dalam jangka waktu relatif singkat, maka dapat dikatakan perusahan tersebut fleksibel secara keuangan. Semakin besar dan semakin kuat perusahaan, maka akan semakin baik aksesnya ke pasar modal. Semakin besar kemampuan perusahan untuk meminjam, maka akan semakin besar fleksibilitasnya untuk meminjam, dan semakin besar pula kemampuannya untuk membayar dividen tunai.

5. Batasan – batasan dalam Kontrak Utang

Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman sering kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar hutang.

6. Pengendalian

Jika perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang cukup besar, maka perusahaan perlu mengumpulkan modal di kemudian hari melalui penjualan saham agar dapat membiayai berbagai peluang investasi yang menguntungkan. Berdasarkan situasi semacam ini, pihak yang memiliki kendali atas perusahaan

(controlling interest) dapat terdilusi jika pemegang saham mayoritas tidak atau

tidak dapat memesan saham tambahan. Para pemegang saham ini mungkin lebih menginginkan pembayaran dividen dalam jumlah rendah dan melakukan pendanaan investasi melalui laba ditahan.

Menurut Tampubolon (2005:186):

Kebijaksanaan dividen dari suatu korporasi merupakan fungsi dari beberapa faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan dividen tersebut antara lain adalah : (1) tingkat perutmbuhan korporasi

(company growth rate); (2) keterikatan dalam rapat (restrictive

convenant); (3) profitability; (4) stabilitas laba (earning stability); (5)

kontrol perbaikan (maintenance control); (6) memahami pengungkit keuangan (degree of financial leverage); (7) kemampuan untuk kondisi keuangan eksternal (ability to finance externally); (8) keadaan tak terduga (uncertainity); (9) ukuran dan umur korporasi (age and size).

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:232) besar kecilnya dividend payout

ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Faktor likuiditas

Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividend payout ratio.

2. Kebutuhan dana untuk melunasi utang

Semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi hipotek dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan

dividend payout ratio dan sebaliknya.

3. Tingkat ekspansi yang direncanakan

Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi dividend payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitas.

4. Faktor pengawasan

Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya pengawas cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan dividend

payout ratio dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan

dividend payout ratio.

5. Ketentuan – ketentua dari Pemerintah

Ketentuan–ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen.

6. Pajak kekayaan/penghasilan dari pemegang saham

Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka

dividend payout ratio lebih tinggi dibanding apabila pemegang saham para

Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) dirumuskan sebagai berikut:

Dengan demikian kebijakan pembayaran dividen yang tergambar pada

dividend payout rationya merupakan penggunaan laba bersih setelah pajak yang akan

dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba yang diperolehnya dalam bentuk dividen, maka akan mengurangi laba ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperolehnya, maka kemampuan pembentukan dana internal akan semakin besar. Dividend payout ratio merupakan perbandingan dividen kas per lembar saham terhadap laba yang diperoleh per lembar saham. Dalam penentuan dividend payout ratio yang optimal manajer keuangan harus mempertimbangkan berbagai faktor sehingga keputusan kebijakan pembayaran dividen yang diambil akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan dan investor sebagai pemegang saham.

Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga dapat memaksimumkan harga saham perusahaan.