HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.5. Pembahasan Hasil Penelitian
IV.5.2. Pengaruh Net Profit Margin, Total Assets Turnover, Sales Growth dan
Debt to Total Assets terhadap Return on Assets pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Pengujian secara serempak menunjukkan net profit margin (X1), total
assets turnover (X2), sales growth (X3) dan debt to total assets (X4) berpengaruh
signifikan terhadap return on assets (Y). Hal ini berarti net profit margin, total assets
turnover, sales growth dan debt to total assets menentukan naik atau turunnya return
on assets pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Dengan demikian pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkan efisiensi biaya operasional dalam aktivitas penjualan, efektivitas penggunaan aktiva, pertumbuhan penjualan dan pembiayaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan dari tahun ke tahun
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2005).
Hasil analisis regresi berganda memperlihatkan bahwa net profit margin
(X1), total assets turnover (X2) dan sales growth (X3) mempunyai koefisien regresi
positif terhadap return on assets (Y) yang artinya hubungan variabel bebas searah terhadap variabel terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat. Sedangkan debt to total assets
(X4) mempunyai koefisien regresi negatif terhadap return on assets (Y) yang artinya hubungan variabel bebas berlawanan arah terhadap variabel terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat dan sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat.
Hasil uji parsial menunjukkan variabel net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah dikemukakan. Rasio net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari penjualan setelah dikurangi semua biaya operasional, semakin tinggi net profit margin
maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Dengan demikian untuk meningkatkan laba yang dihasilkan perusahaan maka pihak manajemen harus dapat melakukan efisiensi dalam pengeluaran biaya operasional untuk melakukan kegiatan penjualan. Peningkatan
jumlah biaya operasional yang dikeluarkan harus sesuai dengan peningkatan penjualan yang dihasilkan sehingga jumlah laba yang dihasilkan dapat mengalami peningkatan atau minimal dalam keadaan stabil dari tahun ke tahun. Dengan terus meningkatnya laba maka kondisi profitabilitas perusahaan akan semakin baik dan akan dapat berdampak pada pembagian dividen yang semakin besar kepada para investor sebagai pemegang saham.
Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel total assets turnover berpengaruh positif signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Rasio total assets turnover menunjukkan efektivitas pemakaian aktiva dalam menghasilkan volume penjualan, semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva perusahaan. Pihak manajemen dalam pelaksanaan operasional perusahaan harus melakukan evaluasi dan penilaian terhadap penggunaan aktivanya, investasi yang dilakukan pada aktiva harus dapat diperhitungkan manfaatnya dan harus terus dioptimalkan penggunaanya. Pihak manajemen harus melakukan pengelolaan aktiva yang tepat sehingga berperan dalam peningkatan penjualan perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba yang dihasilkan perusahaan dan akan dapat berdampak pada pembagian dividen yang semakin besar kepada para investor sebagai pemegang saham.
Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel sales growth tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Sales growth merupakan rasio pertumbuhan yang menunjukkan suatu peningkatan penjualan yang dapat dicapai
suatu perusahaan. Pertumbuhan penjualan dapat memberikan kontribusi dalam laba yang dihasilkan apabila pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut lebih besar dari peningkatan biaya operasional aktivitas penjualan yang dilakukan. Walaupun penjualan perusahaan mengalami peningkatan dalam jumlah tertentu tetapi peningkatan jumlah biayanya lebih besar maka laba yang dihasilkan belum tentu meningkat bahkan laba yang dihasilkan dapat menurun atau perusahaan akan merugi. Peneliti menduga bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami pertumbuhan penjualan tetapi pertumbuhan penjualan tersebut tidak signifikan terhadap laba yang dihasilkan karena peningkatan penjualan tidak sejalan dengan peningkatan laba yang dihasilkan sebagai akibat pengeluaran biaya operasional dalam aktivitas penjualan yang dilakukan. Beberapa perusahaan dalam sampel penelitian ini juga memperlihatkan nilai sales growth yang negatif, hal ini berarti terjadi penurunan jumlah penjualan perusahaan khususnya pada tahun 2009 banyak perusahaan yang mengalami sales growth negatif.
Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel debt to total assets berpengaruh negatif signifikan terhadap return on assets. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Semakin besar rasio debt to total assets
menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Debt to total assets merupakan rasio yang mengukur berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio debt to total assets (dimana beban hutang juga semakin
besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin berkurang (Laksono, 2006:21). Dengan demikian pihak manajemen harus dapat mengelola jumlah hutang yang dimiliki perusahaan yang akan digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan, pihak manajemen seharusnya dapat menurunkan nilai debt to total assets dari tahun ke tahun melalui pengurangan jumlah hutang atau penambahan investasi pada aktiva yang diperlukan untuk operasional aktivitas penjualan. Dengan semakin berkurangnya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan maka laba bersih yang dihasilkan dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan pembayaran dividen perusahaan.
BAB V