HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.5. Pembahasan Hasil Penelitian
IV.5.1. Pengaruh Cash Position, Return on Assets, Firm Size dan Debt to Equity terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia
Pengujian secara serempak menunjukkan bahwa variabel cash position (X1),
return on assets (X2), firm size (X3) dan debt to equity (X4) berpengaruh signifikan
terhadap dividend payout ratio (Y). Hal ini berarti cash position, return on assets, firm
size dan debt to equity menentukan naik atau turunnya dividend payout ratio pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Dengan demikian pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkan kondisi likuiditas, kondisi profitabilitas, ukuran perusahaan dan kondisi leverage perusahaan pada saat menentukan besarnya jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009), Hadiwidjaja (2007), dan Sutrisno (2001). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Nasution (2004), perbedaan hasil ini dapat disebabkan berbedanya tahun penelitian yang dilakukan, dimana penelitian Nasution (2004) dilakukan pada periode tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 serta perbedaan dapat terjadi dikarenakan berbedanya variabel independen yang digunakan terhadap variabel terikat dan berbedanya jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian..
Hasil analisis regresi berganda memperlihatkan cash position (X1), return on
assets (X2)dan firm size (X3) mempunyai koefisien regresi positif terhadap dividend
payout ratio (Y) yang artinya hubungan variabel bebas searah terhadap variabel
terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat dan sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat.Sedangkan untuk variabel debt to
equity (X4) memiliki koefisien regresi negatif terhadap dividend payout ratio (Y)
yang artinya hubungan variabel bebas berlawanan arah terhadap variabel terikat, hal ini berarti setiap peningkatan nilai variabel bebas akan dapat menurunkan nilai variabel terikat dan sebaliknya setiap penurunan nilai variabel bebas akan dapat meningkatkan nilai variabel terikat.
Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel cash position berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan teori yang telah dikemukakan, maka perusahaan harus mempertimbangkan cash
position perusahaan pada saat menentukan kebijakan pembayaran dividen setiap
tahunnya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sutrisno (2001) dan penelitian Marlina dan Danica (2009). Semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk dapat membagikan dividennya. Pihak manajemen harus dapat mengelola kondisi likuiditasnya agar dana yang dimiliki sesuai dengan tingkat kebutuhan perusahaan dan pastinya pada saat jatuh tempo pembagian dividen perusahaan harus memiliki jumlah kas yang sesuai untuk pembagian dividen. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nasution (2004) yang menunjukkan hasil bahwa secara parsial cash position tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel return on asset berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Marlina dan Danica (2009) dan Hadiwidjaja (2007) yang menyatakan variabel
return on asset berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Pihak manajemen
dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen harus memperhatikan nilai return on
assets. Return on assets adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan selama periode tertentu. Return
on assets juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaannya. Semakin tinggi nilai return on assets, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan manufaktur dan semakin baik pula posisi perusahaan manufaktur tersebut dari sisi penggunaan asset sehingga dengan peningkatan return on assets tersebut maka akan semakin besar nilai dividend payout
ratio yang dibayarkan kepada para investor sebagai pemegang saham. Hasil penelitian ini
berbeda dengan hasil penelitian Sutrisno (2001) dan Nasution (2004).
Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel firm size berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2004) dan Sutrisno (2001). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2009) yang menyatakan
perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik mampu membayar dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki hubungan yang positif. Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun – tahun mendatang karena tingkat kepastian laba sangat tinggi. Dengan demikian semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan dapat menghasilkan laba yang lebih besar sehingga dapat membagikan dividen dalam jumlah yang lebih besar juga (Sembiring, 2008:35). Dengan demikian ukuran perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam memutuskan kebijakan pembayaran dividen perusahaan.
Hasil uji secara parsial menunjukkan variabel debt to equity berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution (2004) dan Sutrisno (2001) yang menyatakan variabel debt to equity
berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Debt to equity
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar hutang yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban membayar hutang lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga debt to equity mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio
(Sutrisno, 2001:5). Dengan demikian perusahaan seharusnya dapat menurunkan nilai
debt to equity perusahaannya sehingga memberikan indikasi penurunan jumlah
hutang yang dimiliki perusahaan. Semakin menurunnya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan maka akan mengurangi beban bunga yang harus dibayarkan sehingga laba bersih yang dibagikan sebagai dividen kepada para investor sebagai pemegang saham dapat ditingkatkan pembayarannya.