• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Yang Menunjang dan Menghambat Pemertahanan Bahasa Melayu Di Kota Tanjungbala

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Pengantar

5.3 Faktor Yang Menunjang dan Menghambat Pemertahanan Bahasa Melayu Di Kota Tanjungbala

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor intralinguistik dan faktor ekstralinguistik untuk lebih jelas maka di bawah ini akan disebutkan beberapa faktor yang menunjang dan menghambat pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai

1. Identitas

Identitas merupakan salah satu faktor yang menunjang pemertahanan bahasa, Bahasa merupakan identitas diri dari sekelompok suku atau bangsa, dengan bahasa yang sering di gunakan oleh seseorang maka kita bisa mengetahui identitas seseorang tersebut. Identitas merupakan faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa (Holmes, 2001:62). Penggunaan bahasa daerah oleh sekelompok orang merupakan identitas dari kelompok orang tersebut maka penggunaan bahasa tertentu merupakan identitas dari seseorang tersebut.

Dalam hal ini bahasa daerah menunjuk pada identitas pemakai bahasa, apabila pemakai bahasa menganggap bahasa daerah tidak penting untuk kelanjutan identitas mereka sebagai pemakai bahasa, hal ini yang menyebabkan pergeseran bahasa (Edwards, 1985:48). Maka bahasa sangat penting untuk menunjukkan identitas diri, namun pada kenyataannya daerah yang merupakan identitas diri sendiri terkadang di anggap tidak penting dan justru menganggap penting bahasa orang lain, keadaan seperti ini yang menyebabkan pergeseran bahasa yang akhirnya menjadikan bahasa daerah sebagai identitas diri tidak bertahan lagi.

2. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan salah satu faktor yang menunjang pemertahanan bahasa, kepercayaan diri merupakan salah satu faktor yang juga sangat mempengaruhi pemertahanan bahasa, kepercayaan diri menggunakan bahasa daerah menentukan kebertahanan sebuah bahasa hal itu di buktikan dengan menggunakan bahasa Melayu di segala ranah, namun pada kenyataan nya bahwa bahasa Melayu yang digunakan oleh oleh masyarakat Melayu hanya pada ranah dan interlokutor tententu, ini merupakan dorongan diri untuk bertoleransi antar sesama interlokutor dan pada rana tertentu pula.

Masyarakat Melayu hampir seluruhnya menggunakan bahasa Melayu pada semua ranah jika interlokutornya satu suku atau sama-sama masyarakat Melayu sedangkan jika dihadiri oleh pihak ketiga hanya sebahagian yang bertahan menggunakan bahasa Melayu sedangkan sebagiannya menggunakan bahasa Indonesia kemudian ketika interlokutor beda suku maka akan terjadi campur kode atau alih kode.

Namun pada dasarnya kepercayaan diri oleh masyarakat Melayu dalam menggunakan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai dikatakan masih bertahan namun hanya pada kondisi tertentu saja mereka melakukan alih kode atau campur kode demi tercapainya fungsi komunikasi dan terwujudnya komunikasi yang baik.

3. Kesetiaan Bahasa

Kesetiaan bahasa merupakan salah satu faktor yang menunjang pemertahanan bahasa, kesetiaan bahasa bisa tampak jika pengguna bahasa menggunakan bahasanya dalam segala lini, kesetiaan bahasa sama seperti sebuah keyakinan yang tidak dapat

digoyahkan dalam hal pemakaiaan bahasa sama seperti ketika menggunakan bahasa Indonesia di sebut dengan nasionalisme.

Kesetiaan bahasa (languanage layality) merupakan sala satu yang mempengaruhi pemertahanan bahasa (Holmes, 2001:52-64). Kesetaian bahasa merupakan sebuah keyakinan yang mendorong seseorang untuk berusaha mempertahankan bahasanya dengan menggunakan bahasa nya itu di segala lini.

Masyarakat Melayu Kota Tanjungbalai digolongkan sebagai masyarakat yang setia menggunakan bahasa ini dikarenakan adanya faktor rasa bangga terhadap bahasa itu kemudian, bahasa Melayu sudah menjadi bahasa yang sering digunakan dalam berinteraksi sehingga kesetiaan penggunaan bahasa menjadi mudah dilaksanakan.

Kesetian bahasa masyarakat Melayu jika di lihat pada kelompok remaja, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua sebenarnya masih dikatakan setia namun tetap saja karena mengutamakan faktor fungsi komunikasi dan terwujudnya komunikasi yang baik maka sering terjadi alih kode atau campur kode pada ranah dan kondisi tertentu pula.

4. Kebanggaan Terhadap Bahasa dan Budaya

Kebanggaan terhadap bahasa dan budaya merupakan salah satu faktor yang menunjang pemertahanan bahasa, kebanggaan kepada sebuah bahasa dan budaya ditandai dengan menggunakan bahasa pada segala lini dan melestarikan budaya dengan secara terus menerus, bahasa Melayu merupakan bahasa yang umum digunakan di Kota Tanjungbalai dan budaya Melayu merupakan budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu di Kota Tanjungbalai ini dikarenakan dalam budaya Melayu adalah buda asli dari Kota Tanjungbalai padadasarnya budaya Melayu sangat banyak

mengandung pesan moral dan pengajaran, contohnya seperti balai dalam sebuah upacara adat Melayu balai memiliki arti yang sangat sakral dan menganduk makna filosofis.

Kebanggaan terhadap bahasa dan budaya merupakan salah satu langkah nyata dalam melakukan pemertahanan bahasa, kebanggaan terhadap bahasa dan budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pemertahanan bahasa (Romaine, 2000:44- 67). Ini menunjukkan bahwa kebanggaan terhadap bahasa dan budaya mampu mewujudkan pemertahanan bahasa yang baik dan mampu pula melestarikan budaya hingga tidak hilang di telan masa.

5. Kebiasaan menghubungi famili di kampung halaman

Kebiasaan menghubungi famili di kampung halaman merupakan salah satu faktor yang menunjang pemertahanan bahasa, Setiap orang pasti memiliki famili baik famili dekat maupun famili jauh baik itu bertempat tinggal di Kota, di desa ataupun berbeda daerah dengan kita. Jika kondisi di mana seorang penutur asli batak yang sudah lama bermigrasi ke Kota Tanjungbalai maka lambat laun bahasa batak seseorang tadi akan terintervensi bahasa Melayu sehingga bahasa batak yang ia gunakan sehari hari di kampung halaman nya dulu akan bergeser atau punah, namun karena adanya saudara di kampung halaman dan sering pula menghubungi atau mengunjunginya maka seseorang tadi akan terbiasa menggunakan dua bahasa dan bahasa bataknya akan kembali bertahan walau tampak sedikit kecanggungan berbahasa karena logat Melayu yang selama ini ia gunakan di Kota Tanjungbalai. Holmes (2001:63) mengatakan bahwa kebiasaan menghubungi sanak saudara di kampung merupakan faktor yang mempengaruhi pemertanahan bahasa.

6. Konsentrasi Tempat Tinggal

Konsentrasi tempat tinggal merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, karena jika seseorang yang menggunakan bahasa Melayu tinggal di daerah yang dihuni oleh masyarakan Batak maka akan mempengaruhi pemertahanan bahasa dari pengguna bahasa Melayu, kemudian kebiasaan berkomunikasi dengan tetangga akan memaksa komunikan menjadi bahasa alih kode agar fungsi komunikasi tercapai.

Konsentrasi tempat tinggal memang sangat penting dalam hal pemertahanan bahasa karena bahasa akan terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang memaksa pengguna bahasa beralih kode kebahasa tertentu lain atau mungkin beralih kode kebahasa nasional. Konsentrasi tempat tinggal merupakan faktor yang mempengaruhi bahasa (Romine, 2000:54).

7. Jumlah Penutur

Jumlah penutur merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa dalam sebuah pemertahanan bahasa jumlah penutur memang mempengaruhi kebiasaaan menggunakan bahasa tertentu agar bahasa tetap bertahan. hal ini terbukti bahasa Kota Tanjungbalai menggunakan bahasa Melayu untuk berkomunkasi antar sesama sehingga bahasa bertahan jika pada sebuah daerah jumlah penutur bahasa Melayu lebih banyak dari pada penutur bahasa lain maka bahasa Melayu akan tetap bertahan sedangkan bahasa lain akan terintervensi bahasa Melayu dan akan bergeser sehingga punah, ini membuktikan bahwa jumlah penutur sangat berkontribusi dalam mempertahankan bahasa (Jendra, 2010:145).

Jika dilihat pada Kota Tanjungbalai maka jumlah penutur bahasa Melayu merupakan jumlah yang mendominasi dikarenakan daerah Tanjungbalai merupakan daerah yang Melayu sedangkan para pendatang atau masyarakat yang bermigrasi dan menetap di Kota Tanjungbalai tidak lah sebanyak masayarakat setempat yang ada di Tanjungbalai sehingga jumlah penutur bahasa Melayu tetap banyak dan bahasa Melayu tetap bertahan di Kota Tanjungbalai. Namun dalam penelitian ini pemertahanan bahasa Melayu tidak bertahan dibeberapa lini dan ini merupakan hal yang lumrah terjadi pada setiap daerah dikarenakan peraturan atau dikarenakan menghargai orang ketiga saat berinteraksi.

8. Agama

Agama merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, Agama merupakan dogma yang di yakini oleh masyarakat yang mampu membawa kita kejalan kedamaian dan keteraturan hidup yang baik, pada dasaranya masyarakat Melayu cederung menganut agama Islam sebab salah satu syarat menjadi orang Melayu adalah berbahasa Melayu, beradat Melayu, beragama Islam dan lain-lain ini berarti agama Islam juga sangat mendukung pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai. Sedangkan agama lain bisa di pastikan akan membuat bahasa Melayu tidak bertahan sebab akan ada pengalihan kode saat berinteraksi di rumah peribadatan.

Agama Islam merupakan agama mayoritas yang ada di Kota Tanjungabalai sehingga bahasa Melayu bertahan di Kota Tanjungbalai karena syarat menjadi orang Melayu adalah beragama Islam.

Romaine (2000:54) mengatakan bahwa Agama/kepercayaan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pergeseran dan kepunahan bahasa. Dalam hal ini bahasa Melayu justru sangat didukung oleh agama namun hanya agama tertentu saja yaitu agaman Islam sebab Islam tidak terlepaskan dari masyarakat Melayu karena menjadi orang Melayu itu harus beragama Islam.

9. Umur

Umur merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, ini terbukti bahwa dalam penelitian ini umur juga menentukan bertahan nya sebuah bahasa. Pada tabel 4.26 tampak bahwa dari tiga kelompok umur yang telah ditentukan sebelumnya yaitu kelompok remaja, kelompok dewasa dan kelompok orang tua tampak ada perbedaan di tiap kelompknya namun dalam hal pemertahanan bahasa Melayu kelompok dewasa merupakan kelompok yang bahasa Melayunya sudah terpengaruh bahasa lain.

Namun jika di lihat dalam kuesioner yang telah disebar menurut ranah ternyata kelompok remaja juga mengalami pemertahanan bahasa yang lemah pada ranah tertentu yaitu pada ranah sekolah dikarenakan kebiasaan menggunakan bahasa Indonesia saat belajar mengajar berlangsung, sedangkan jika pada kelompok dewasa kecenderungan lemahnya pemertahanan bahasa terjadi pada ranah pekerjaan sebab pada rahan pekerjaan sering terjadi interaksi berbeda suku sehingga terjadi alih kode dan campur kode demi terwujudnya fungsi komunikasi yang baik.

10.Interlokutor

Interlokutor merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, fakta yang di dapatkan dalam penelitian ini bahwasanya

interlokutor sangat mempengaruhi pemertahanan bahasa Melayu pada masyarakat tutur di Kota Tanjungbalai ini bisa dilihat pada data yang ada yang mana jika terjadi interaksi antar sesama suku dan di hadiri oleh suku lain maka interaksi anata sesama suku tadi akan mengalami fenomena kebahasaan menjadi alih kode dan campur kode karna berusaha menghargai partisipan yang ikut serta dalam interaksi tersebut.

Kemudian apabila terjadi interaksi beda suku maka sudah hampir di pastikan akan terjadi alih kode dan campur kode dan biasanya alih kode atau campur kode yang terjadi menggunakan bhasa Indonesia ini bisa dilihat dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebar pada responden, pada setiap kelompok cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam bertinteraksi saat di hadiri oleh pihak ketiga.

Romaine (2000:44-67) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa adalah migrasi, ranah, partisipan, ekonomi, budaya, politik, agama, latar belakang pendidikan, menghubungi famili di kampung halaman, sikap bahasa, perkawinan tidak sesuku, administrasi, konsentrasi tempat tinggal, pekerjaan, umur, usia, jenis kelamin, campur kode dan alih kode.

11.Ranah

Ranah merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, ranah merupakan hal yang mampu mengukur sejauh mana bahasa itu bertahan jadi ranah sangat mempengaruhi bertahan nya bahasa atau tidak, seperti teori yang dipakai dalam penelitian ini untuk mengetahui pemertahanan bahasa maka dengan ranah kita akan mengetahui pemertahanan suatu nahasa, adapun ranah atau domain dalam penelitian ini antara lain adalah ranah rumah, ranah luar rumah, ranah

sekolah, ranah pekerjaan, ranah agama, dan ranah transaksi. Romaine (2000:44) mengatakan bahwa ranah adalah pemisahan/abstraksi yang menunjukkan kepada ruang lingkup kegiatan yang mewakili gabungan spesifik dari waktu, tempat, dan hubungan peran .

Faktor ranah pada penelitian ini memang di temukan dapat mempengaruhi pemertahanan bahasa, dalam penelitian ini di anggap sebagai faktor pendukung dan penghambat pemertahanan bahasa karena pada ranah tertentu pemertahan bahasa dianggap sudah tidak bertehan lagi seperti di ranah sekolah, di ranah pekerjaan dan diranah tetangga.

Akan tetapi dari seluruh ranah yang paling kuat pemertanahan bahasa nya dalah di ranah rumah, sebab ranah rumah adalah ranah paling dasar dalam pemertanahan bahasa, apabila ranah rumah sudah terpengaruh bahasa lain atau pun sudah sering terjadi alih kode maka pemertahanan di ranah lain juga akan sekakin tidak bertahan.

12.Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, pekerjaan merupakan salah satu hal pokok yang dianggap penting bagi masyarakat sebab dari hasil pekerjaan kita bisa mencukupi kebutuhan yang dibutuhkan oleh anggota keluarga kita.

Pekerjaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa karena dalam pekerjaan kita akan berinteraksi dengan orang yang berbeda suku dengan kita.

Seperti apa yang telah diteliti bahwa dari hasil penyebaran kuesioner ternyata kelompok remaja cenderung menggunakan bahasa Indonesia di ranah pekerjaan

dikarenakan kurtur yang ada di tempat kerjanya tersebut. Jelas bahwa sanya pada umumnya responden yang ada dalam penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pelajar jadi wajar jika mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia di tempat pekerjaan mereka begitu juga pada kelompok orang tua atau dewasa sebenarnya bahasa Melayu sudah dipengaruhi bahasa lain dan biasanya dipengaruhi oleh bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dianggap sebagai bahasa solusi untuk digunakan dalam berinteraksi saat berkomunikasi dengan lawan tutur di ranah pekerjaan dikarenakan dalam ranah pekerjaan pasti ada beberapa teman sekerja yang berbeda latar suku dengan masyarakat Melayu untuk itu maka digunakanlah bahasa Indonesia sebagai solusi bahasa dalam berkomunikasi agar fungsi bahasa tercapai.

13.Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka pemertahanan bahasa Melayu nya akan semakin bergeser jika tidak sering di asah dengan berkomunikasi menggunakan bahasa Melayu antar sesama suku. Setiap pendidikan selalu ada bahasa pengantar yang digunakan contoh nya seperti di Indonesia bahasa pengantar yang di gunakan di Indonesia adalah bahasa Indonesia begitu juga ketika kita menuntut ilmu di negara Barat otomatis bahasa yang di gunakan adalah bahasa inggris, kondisi ini memungkinkan pengguna bahasa akan semakin terintervensi bahasa lain.

Kebiasaan menggunakan bahasa lain ini lah yang memungkinkan pengguna bahasa Melayu semakin tidak mempertahan kan bahasa Melayu saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, dalam berinteraksi biasanya seorang yang sudah berpendidikan tinggi akan menyesuaikan bahasa yang digunakan nya pada kondisi

tertentu dan biasanya orang yang berpendidikan pandai menggunakan beberapa bahasa minimal pandai berbahasa daerah nya dan pandai pula berbahasa Melayu, jika seseorang sudah mampu menguasai beberapa bahasa maka seseorang tersebut di sebut sebagai bilingualisme, trilingalaisme atau multilingualisme/poliglotisme.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pendidikan memang merupakan salasatu fktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Romaine (2000:44-67) salasatu faktor yang mempengaruhi bahasa adalah pendidikan.

14.Sekolah

Sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, Sekolah merupakan sebuah lembaga yang dirancang sebagai wadah pengajaran peserta didik di bawah pengawasan guru atau pendidik. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib sesuai ketentuan peraturan pemerintahan nya sendiri. Sistem yang telah di sekolah yang telah di atur tersebut di harapkan dapat mencerdaskan anak bangsa sebagai cikal bakal sebagai pemimpin, pencipta dan pengabdi bagi masyarakat.

Sekolah memiliki andil penting dalam kemajuan sebuah daerah seperti di Indonesia pendidikan merupakan hal yang paling di utamakan dan paling diperlukan ini tampak dari anggaran pemerintah Indonesia yang memberikan anggaran yang sangat besar demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan pentingnya pendidikan di negara ini maka pengaruh sekola juga memiliki andil yang sangat besar dalam pemertahanan bahasa baik sebagai penghambat maupun penunjang sebuah pemertahanan bahasa, sekolah dapat dikatakan menunjang

atau mendukung pemertahanan bahasa jika sekolah memiliki program atau mata pelajaran yang berhubungan dengan bahasa daerah atau yang sering disebut sebagai mata pelajaran muatan lokal dengan harapan bahwa dengan adanya mata pelajaran muatan lokan peserta didik akan belajar bahasa daerah serta budaya daerahnya sendiri sehinggatetap terjadi dan terlestarikan akan tetapi justru sebaliknya sekolah juga bisa menjadi faktor penghamabat atau salah satu faktor yang membuat bahasa daerah semakin bergeser dan punah karena pada umumnya sekolah yang ada di Indonesia ini menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Kondis ini juga terdapat dalam penelitian ini yang mana pada kelompok remaja bahasa Indonesia menjadi bahasa yang sangat mempengaruhi bahasa Melayu di ranah sekolah.

15.Pemerintah

Pemerintah merupakan salah satu faktor penunjang dan juga penghambat pemertahanan bahasa, pemerintah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pemertahanan sebuah bahasa daerah khususnya bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai, karena pemerintah memiliki andil penting untuk memberikan tuntunan penyadaran terhadap masyarakat untuk melestarikan bahasa sebab dalam undang undang telah termaktub bahwa bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang keberadaannya diakui oleh Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Ini merupakan dasar pemerintah untuk membuat peraturan yang menelurkan prohram untuk dapat melestarikan bahasa dan budaya daerah.

H. Arif selaku Budayawan Kota Tanjungbalai juga memberikan pernyataan bahwa pemerinta Kota Tanjungbalai tidak memberikan dukungan penuh dalam

melestarikan budaya serta bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai namun walau pun begitu justru masyarakat Kota Tanjungbalailah yang secara sadar melestarikan bahasa serta budaya Melayu di Kota Tanjungbalai ini.

Pemerintah sebenarnya memiliki andil yang sangat penting dalam pemertahanan bahasa Melayu melalui kebijakan yang menelurkan program seprti apa yang di lakaukan oleh pemerintahan Kabupaten Gayo dimana pemerintahan setempat sangat mendukung pelestarian bahasa dan budaya Kabupaten Gayo ini terbukti dengan program yang mewajibkan seluruh sekolah formal yang ada di Kabupaten Gayo untuk hari jum’at dan hari sabtu menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar saat belajar mengajar berlangsung.

Kebijakan yang di ambil pemerintahan Kabupaten Gayo seharusnya menjadi referensi bahwa bahasa dan budaya daerah haruslah di lestarikan karena itu semua adalah warisan pusaka dari nenek muyang yang tidak ternilai harganya.

16.Teknologi

Teknologi merupakan salah satu faktor penghambat pemertahanan bahasa penggunaan teknologi oleh manusia cukup mempegaruhi pemertahan bahasa, ini dikerenakan kebiasaan manusia yang sering berinteraksi dengan menggunakan teknologi, baik itu berupa hand hone, televisi, internet, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi memang tidak bisa di elakkan sebab ketika kita menjauhi teknologi maka kehidupan tidak akan semakin maju dan tertinggal jauh.

Teknologi memang mempermudah semua kinerja manusia begitu juga dalam hal teknologi komunikasi, dengan teknologi jarak tidak menjadi masalah besar dengan

teknologi waktu bukan menjadi penghalang dan dengan teknologi memungkinkan manusia bisa berkomunikasi atau berinteraksi secara bebas dalam skala global.

Manfaat dari teknologi ini yang membuat manusia menjadi ketergantungan terhadap teknologi sehingga bahasa pun ikut terintervensi oleh teknologi, contoh kecil dari pengaruh teknologi adalah internet yang sering digunakan dalam hal berinteraksi aplikasi internet seperti facebook, twitter, instagram dan lain sebagai nya secara tidak sadar ternyata mempengaruhi pemertahanan bahasa, ini dikarenakan banyaknya istilah baru pada media online atau internet tersebut yang notabenenya merupakan bahasa Ingggris.

17.Alih kode

Alih kode merupakan salah satu faktor penghambat pemertahanan bahasa berdasarkan penelitian, alih kode merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai. Alih kode biasanya terjadi dikarenakan penutur beralih kebahasa lain baik berupa kalimat, kata atau frasa.

Faktor alih kode merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa, kebiasaaan menggunakan alih kode akan mempercepat terjadinya penggeseran bahasa sehingga bahasa akan punah.

Alih kode terjadi pada hampir seluruh ranah namun biasanya terjadinya alih kode dikarenakan hadirnya orang ketiga saat berinteraksi antar sesama suku atau masyarakat yang notabenenya merupakan warga Melayu mengetahui bahwa lawan bicaranya adalah orang yang berbeda suku dengan nya, kecenderungan terjadinya alih kode ini merupakan bukti rasa toleransi masyarakat Melayu terhadap lawan tuturnya.

Dalam penelitian ini kasus campur kode terdapat pada beberapa ranah seperti ranah tetangga, ranah rumah, ranah transaksi, ranah pekerjaan, ranah sekolah, ranah agama.

18.Campur Kode

Campur kode merupakan salah satu faktor penghambat pemertahanan bahasa terdapat nya campur kode pada interaksi yang terjadi pada masyarakat Melayu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang terjadi dengan alih kode. Campur kode merupakan salasatu jenis pilihan bahasa yang terjadi saat melakukan interaksi, campur kode terjadi ketika penutur memasukkan unsur-unsur bahasa lain dalam tuturan baik itu berupa kata, bunyi, ataupun frasa.

Campur kode juga terdapat dalam penelitian ini dan ini yang membuat bahasa Melayu terpengaruh bahasa lain, sebenarnya pada dasarnya campur kode terjadi dapat