• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepercayaan diri 29 5 85,29 4,70 34 00 2 Lambang kepribadian 28 6 82,35 7,64 34

3 Lambang kesetiaan 29 5 - - 85,29 14,70 - - 34 100 A : Sangat Setuju B :Setuju C :Tidak Setuju D : Sangat Tidak Setuju

Tabel di atas menunjukkan bahwa kelompok remaja 85,29% persentase memilih bahasa Melayu dan 14,70% persentase setuju bahawa bahasa Indonesia adalah lambang kepercayaan diri, selanjutnya 82,35% persentase memilih bahasa Melayu dan 17,64% persentase setuju bahwa bahasa Indonesia adalah lambang keperibadian, kemudian 85,29% persentase memilih bahasa Melayu, dan 14,70% persentase setuju bahwa bahasa Indoneisa itu lambang kesetiaan.

4.9 Pemertahanan Bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai

Pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat yang ada di Kota Tanjungbalai mulai dari masyarakat biasa sampai pada pemerintah setempat memiliki tanggung jawab bersama untuk mempertahankan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai, bentuk pemertahanan bahasa Melayu yang selama ini dilakukan oleh masyarakat Kota Tanjungbalai lakukan adalah dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar pada segala ranah dan menunjukkan sikap bahasa terhadap bahasa Melayu.

Untuk lebih jelas mengenai pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai di bawah ini akan di paparkan rangkuman pemertahanan bahasa Melayu pada tiap-tiap kelompok umur.

Tabel 4.55 Penggunaan Bahasa Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur Penggunaan bahasa (%)*

BM BI BB BDL ***

1 Kelompok Remaja 76,04% 23,95% - - -

2 Kelompok Dewasa 71,01% 23,58% - - 5,53%

3 Kelompok Orang Tua 77,19% 20,68% - - 0,65%

* Persentase dihitung dari jumlah frekuensi pada tiap kategori dibagi jumlah seluruh frekuensi pada tiap kategori

*** Tidak ada pilihan

Pada tabel 4.55 di atas tampak bahwa persentase bahasa Melayu pada kelompok remaja masih mendominasi begitu juga dengan kelompok dewasa dan orang tua, namun dari ketiga kelompok tersebut penggunaan bahasa Melayu yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari adalah kelompok orang tua ini dikarenakan mobilitas orang tua tidak sesibuk mobilitas kelompok dewasa sehingga penggunaan bahasa Melayu dari ketiga kelompok tersebut yang paling kecil persentasenya ada pada kelompok dewasa,

Pemaparan persentase tersebut di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa mobilitas menjadi salah satu faktor yang menyebabkan bahasa bergeser pada kelompok dewasa, kemudian pada kelompok remaja terdapatnya persentase bahasa Indonesia 23,95% dikarenakan pendidikan yang mendorong pengguna bahasa Melayu menggunakan bahasa di Indonesia saat di lingkungan sekolah yang terkadang terbawa bawa kelingkungan luar sekolah.

Sesuai pedoman tafsiran yang digunakan dalam penelitian ini maka kelompok remaja dan kelompok orang tua dalam pemertahanan bahasa Melayu masih dikategorikan bertahan sedangkan pada kelompok dewasa sudah terpengaruh oleh bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa oleh tiap kelompok umur juga di klasifikasikan sesuai ranah yang telah ditentukan dari awal, dari beberapa ranah yang telah di pilih menjadi tempat penelitian ternyata tampak variasi persentase pemertahanan bahasa Melayu, penggunaan bahasa pada setiap ranah merupakan parameter pemertahanan bahasa, sesuaikan dengan teori maka pemertahan bahasa pada seluruh ranah yaitu sebagi berikut :

Tabel 4.56 Rekapitulasi Penggunaan Bahasa Menurut Ranah Pada Tiap-tiap Kelompok

No Ranah Kelompok Persentase pengguna bahasa %

BM BI BB BDL **

1 Ranah Rumah

Kelompok Remaja 96,96 3,03 - - -

Kelompok Dewasa 67,80 18,18 - - 14,01 Kelompok Orang Tua 82,94 11,36 - - 1,89 Seluruh Responden 84,57 11,19 - - 5,53 2 Ranah Luar Rumah Kelompok Remaja 70,70 29,29 - - - Kelompok Dewasa 73,73 22,22 - - 4,04 Kelompok Orang Tua 76,76 23,23 - - - Seluruh Responden 72,97 25,75 - - 1,01 3 Ranah

Agama

Kelompok Remaja 93,93 6,06 - - -

Kelompok Dewasa 75,75 25,25 - - - Kelompok Orang Tua 84,84 16,16 - - - Seluruh Responden 82,94 17,04 - - -

4 Ranah Sekolah Kelompok Remaja 50,50 49,49 - - - 5 Ranah Pekerjaan Kelompok Dewasa 64,39 38,84 - - 0,75 Kelompok Orang Tua 62,87 37,12 - - - 6 Ranah

Transaksi

Kelompok Dewasa 76,96 23,03 - - - Kelompok Orang Tua 80,76 23,63 - - -

4.10 Faktor –faktor yang Menunjang dan Menghambat Pemertahanan Bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai baik yang menunjang maupun yang menghambat pemertahanan bahasa Melayu itu sendiri. Kota Tanjungbalai merupakan daerah yang berlatar belakang multi etnis, ini menjadi tantangan tersendiri pada pemertahanan bahasa Melayu yang ada di Kota Tanjungbalai. Sumarsono (2004:366) menyatakan bahwa faktor-faktor sosiolinguistik meliputi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain seperti kontak dengan bahasa nasional, pekerjaan, pendidikan dan emigrasi. Kemudian faktor internalnya seperti pengguna bahasa, identitas etnik, ikatan budaya tradisi (upacararitual), dan daya budaya tradisonal (kesenian tradisi).

Holmes (2001:52-64) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa yaitu administrasi negara, sekolah, migrasi, pekerjaan, media berita, sikap bahasa, identitas, partisipan, menghubungi family di kampung halaman,

ranah, perkawinan tidak sesuku, dan televisi, selanjutnya Romaine (2000:44-67) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa itu adalah migrasi, ranah, ekonomi, partisipan, politik, budaya, latar belakang pendidikan, agama, menghubungi famili di kampung halaman, kawin beda suku, sikap bahasa, konsentrasi tempat tinggal, administrasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alih kode dan campur kode.

Dari beberapa faktor-faktor yang di kemukakan oleh beberapa pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar bahwasanya foktor yang mempengaruhi pemertahanan basaha meliputi faktor ekstralinguistik dan faktor intralinguistik. Faktor ekstralinguistik merupakan faktor dari luar bahasa itu sendiri yang mampu mempengaruhi pemertahanan bahasa seperti ranah, migrasi, identitas, budaya, politik, agama, ekonomi, latar belakang pendidikan, sikap bahasa, menghubungi family di kampung halaman, perkawinan tidak sesuku, konsentrasi tempat tinggal, administrasi, pekerjaan, umur jenis kelamin, emigrasi, geografi, psikologi, koran dan televisi. Sedangkan faktor intralinguistik yaitu pengaruh yang datang dari bahasa itu sendiri antara lain seperti alih kode dan campur kode ini lah yang di sebut bahasa itu bersifat arbiterer sehingga faktor internal bahasa itu sendiri juga mempengaruhi pemertahanan bahasa itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kota Tanjungbalai faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa Melayu baik yang menghambat maupun yang menunjang pemertahanan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai yaitu sebagai berikut.

4.11 Upaya-Upaya Pemertahanan Bahasa Melayu Di Kota Tanjungbalai

Beberapa upaya yang dilakaukan untuk dapat mempertahankan bahasa Melayu di Kota Tanjungbalai yaitu :

1. Memiliki sikap positif terhadap bahasa daerah dalam diri masing-masing individu. 2. Menggunakan bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari

3. Mewariskan bahasa daerah kepada keturunan