• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.5 Penggunaan Bahasa Melayu pada Domain/Ranah

4.5.1 Ranah Rumah

Untuk mengetahui pemertahanan bahasa di ranah rumah maka dalam kuesioner sudah dipersiapkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pemertahanan bahasa Melayu responden di ranah rumah, untuk pertanyaan pada kelompok remaja di dalam kuesioner terdapat pada pertanyaan nomor : 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, sedangkan pada kelompok dewasa dan orang tua terdapat pada pertanyaan nomor : 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25.

Untuk lebih jelas hasil dari jawaban responden mengenai pemertahanan bahasa di ranah rumah sudah di sajikan pada table di bawah ini.

Tabel 4.29 Penggunaan Bahasa Pada Kelompok Remaja

No Jenis Responden Berdasarkan Kelompok Persentase (%)* 1 Kelompok Remaja

Bahasa Melayu Bahasa Indonesia Bahasa Batak Bahasa daerah lain

96,96% 3,03%

0% 0%

* persentase dihitung dari jumlah frekuensi pada tiap kategori dibagi jumlah seluruh frekuensi pada tiap kategori dan hubungan peran

Tabel 4.29 di atas merupakan pemaparan tentang penggunaan bahasa Melayu di ranah rumah pada kelompok remaja, pada tabel tersebut persentasi bahasa Melayu mendominasi dalam penggunaan basa di kelompok remaja yaitu 96,96% dan persentasi bahasa Indonesia 3,03%, sedangkan bahasa Batak dan bahasa daerah lain 0%, persentase pada kelompok remaja ini membuktikan bahwa bahasa melayu masih bertahan di ranah rumah, tampak pada tabel 4.29 di atas persentase penggunaan bahasa Indonesia hanya sebesar 3,03% kemungkinan penggunaan bahasa Indonesia di ranah rumah pada kelompok ini dikarenakan pergeseran bahasa yang disebabkan oleh pelajaran dan kebiasaan yang didapatkan oleh kelompok remaja dari sekolah.

Persentase penggunaan bahasa melayu yang cukup tinggi pada kelompok remaja di ranah rumah disebabkan kebiasaan sehari-hari yang masih menggunakan bahasa melayu sebagai alat komunikasi, baik antar sesama keluarga begitu juga kepada tetangga yang hendak bertamu ke rumah. Penggunaan bahasa melayu yang cukup kuat

di kalangan remaja di ranah rumah tidak terlepas dari pengaruh orang tua yang sudah membiasakan anaknya menggunakan bahasa melayu sejak kecil.

Dari hasil persentase yang telah di paparkan maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok remaja hampir seluruhnya menggunakan bahasa Melayu di ranah rumah, dan bahasa Melayu dinyatakan bertahan di ranah rumah untuk kelompok remaja.

Melalui observasi yang dilakkukan oleh peneliti di lapangan kelompok remaja memang menggunakan bahasa Melayu di ranah rumah, berikut contoh tuturan yang di peroleh di lapangan.

Data 1

Anak 1 : kenapo dio ? Kenapadia ? Anak 2 : tidak tau

Tidak tahu

Anak 1 : kanapo kamu nangis ? Kenapa kau nangis ?

Percakapan di atas terjadi saat seorang anak kecil yang sedang menangis yang membuat seoarang anak remaja heran dan menanyakan penyebab si anak kecil itu menangis kepada anak remaja yang ada di sekitar anak kecil yang sedang menangis tersebut, mereka bertutur dengan menggunakan bahasa Melayu antar sesama mereka begitu juga saat si remaja menayakan kepada si anak kecil penyebab kenapa ia menagis si remaja menggunakan bahasa Melayu kepada si anak kecil yang sedang menangis tersebut, namun pertanyaan yang di lontarkan oleh si remaja hanya dib alas dengan suara rengekan tangis anak kecil tersebut.

Data 2

Anak 1 : koncang kan dulu sikit

Besarkan dulu (suaranya) sedikit Anak 2 : apo nang di koncangkan ?

Apa yang mau di besarkan ? Anak 1 : musik nya itu

Musiknya itu

Percakapan di atas merupakan percakapan yang terjadi di ranah rumah saat duduk santai, pada saat itu sala seorang pemuda menghidupkan Mp3 Handphone namun karna suaranya tidak terlalu keras maka salah satu remaja yang ada di rumah itu menganjurkan kepada remaja yang sedang menghidupkan Mp3 Handphone itu dengan menggunakan bahasa Melayu, percakapan di atas merupakan percakapan antar suku Melayu, pada data satu tampak bahwa kedunya menggunakan bahasa Melayu saat berinteraksi.

Data 3

Anak 1 : apo itu Itu apa ?

Anak 2 : tanyo lah sama abang ini Tanya saja pad abang ini Anak 1: apa ini bang ?

Apa ini bang ? Peneliti : kuesioner dek.

Percakapan di atas merupakan percakapan diranah rumah saat seorang remaja penasaran dengan apa yang di isi oleh remaja lain yang ada di rumah itu. Mereka menggunakan bahasa Melayu antar sesame mereka akan tetapi saat berkomunikasi kepada peneliti si remaja yang awalnya bertanya kepada temannya menggunakan bahasa Melayu mengubah bahasanya menjadi bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan peneliti yaitu mengganti kata apo menjadi Apa, ini artinya terjadi alih kode yang dilakukan oleh remaja atau anak ke satu yang bertanya tersebut saat berkomunikasi kepada peneliti.

Hadiri oleh orang ke tiga pada bercakapan di atas tampak bahwa anak ke satu melakukan pengalihan kode kepada orang ketiga yaitu peneliti karna dia menganggap bahwa orang ketiga tidak menegrti bahasa Melayu Tanjungbalai sehingga anak ke satu langsung melakukan alih kode ke bahasa Indonesia saat berinteraksi dengan orang ke tiga atau peneliti.

Tabel 4.30 Penggunaan Bahasa Pada Kelompok Dewasa

No Jenis Responden Berdasarkan Kelompok Persentase (%)* 1 Kelompok Dewasa

Bahasa Melayu Bahasa Indonesia Bahasa Batak Bahasa daerah lain *** 67,80% 18,18% 0% 0% 14,01%

* Persentase dihitung dari jumlah frekuensi pada tiap kategori dibagi jumlah seluruh frekuensi pada tiap kategori dan hubungan peran

Tabel 4.30 di atas memaparkan tentang penggunaan bahasa Melayu di ranah rumah pada kelompok dewasa, pada tabel tersebut bahasa Melayu masih mendominasi walaupun tidak sekuat dominasi pada kelompok remaja ini dikarenakan mobilitas yang dilakukan oleh kelompok orang dewasa lebih banyak di banding kelompok yang lain, pada kelompok ini penggunaan bahasa Indonesia saat berkomunikasi biasanya dikarenakan rasa toleransi kepada lawan tutur agar komunikasi yang dugunakan berjalan dengan baik, pada tabel 4.30 persentase bahasa Melayu 67,80% dan persentase bahasa Indonesia 18,18% sedangkan persentase bahasa Batak dan persentase bahasa daerah yang lain 0%, pada tabel 4.30 terdapat tanda (***) yang menandakan bahwa pertanyaan yang ada dalam kuesioner tidak dijawab oleh responden, pada kelompok dewasa 14,01% responden tidak menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dikarenakan ketidaksesuaian pertanyaan atau lain hal sehingga responden tidak mengisi atau menjawab pertanyaan yang telah tertera dalam kuesioner. Maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok dewasa sebagian besar menggunakan bahasa Melayu di ranah rumah, dan bahasa Melayu dinyatakan sudah terpengaruh bahasa lain di ranah rumah untuk kelompok dewasa.

Melalui observasi yang dilakkukan oleh peneliti di lapangan kelompok remaja memang menggunakan bahasa Melayu di ranah rumah, berikut contoh tuturan yang di peroleh di lapangan.

Data 4

Tadi ibu mengatakan memasak (gulai) sop ?

Ibu : Tak jadi tadi katonyo nak boli sayur lontong ka Tanjung tak ada dapat nya sayur. Tidak jadi, (karna) tadi katanya mau membeli gulai ke Kota Tanjungbalai (ternyata) sayur yang dicari tidak ada.

Anak : Mano pula begitu bayah. Kenapa gitu

Percakapan di atas adalah percakapan percakapan di ranah rumah yang terjadi saat seorang anak menanyakan kepada ibunya tentang masakan yang telah di janjikan oleh ibunya sebelumnya, ternyata si ibu tidak memasak masakan yang telah di janjikan nya sebelumnya sehingga si anak menanyakan kepada ibunya dengan menggunakan bahasa Melayu kemudian si ibu memberikan alasan dengan menggunakan bahasa Melayu pula, si ibu memberi alasan mengapa ia tidak jadi memasak sop karna dia sudah berniat membeli sayur gulai di Kota Tanjungbalai, ternyata saat sayur gulai tersebut di beli ke Kota Tanjungbalai ternyata sayur yang di cari tidak ada.

Data 5

Ibu: Namonyo kapias pulo buayo

Nama (daerahnya) kapias pualau buaya Anak: Pulau buayo lah

Pulau buaya

Ibu: Sungai marbau namonyo Namnya sungai merbau

Anak: Pulau buayo daerah sungai marbau namanyo itu Pulau buaya itu daerah sungai merbau namanya

Percakapan di atas adalah percakapan antara seorang anak dengan ibunya di ranah rumah percakapan tersebut terjadi saat bercakap-cakap santai membahas tentang alamat daerah yang sudah diteliti percakapan di atas menggunakan bahasa Melayu, percakapan di atas menunjukkan bahwa ibu menggunakan bahasa Melayu ketika berkomunikasi dengan anaknya membahas tentang nama sebuah daerah penelitian yang baru saja disinggahi oleh peneliti siang itu.

Data 6

Peneliti : Makan lah bu (ayok) makan Bu Ibu : Ibu masih konyang

Ibu masih kenyang Anak : Makan lah mak

(ayok) makan Bu Ibu : Omak masih konnyang

Ibu masih konyang

Percakapan di atas adalah percakapan berbeda suku yang terjadi di ranah rumah, percakapan di atas terjadi saat sedang makan yang mana ibu di ajak makan bersama oleh si anak dan peneliti namun saat menjawab ajakan peneliti, ibu menggunakan campur kode yaitu dengan menggunakan kata Ibu sedangkan saat menjawab ajakan dari anak, ibu tetap menggunakan bahasa Melayu dengan menggunakan kata Omak, percakapan di atas menunjukkan bahwa ibu menggunakan bahasa Melayu bercampur bahasa Indonesia kepada peneliti sedangkan saat berkomunikasi dengan anak nya ibu tetap berbahasa Melayu.

Tabel 4.31 Penggunaan Bahasa Pada Kelompok Orang Tua

No Jenis Responden Berdasarkan Kelompok Persentase (%)* 1 Kelompok Orang Tua

Bahasa Melayu Bahasa Indonesia Bahasa Batak Bahasa daerah lain *** 82,94% 11,36% 0% 0% 1,89%

* Persentase dihitung dari jumlah frekuensi pada tiap kategori dibagi jumlah seluruh frekuensi pada tiap kategori dan hubungan peran

*** Tidak ada pilihan

Tabel 4.31 di atas memaparkan penggunaan bahasa Melayu di ranah rumah pada kelompok orang tua, pada tabel tersebut di atas tampak penggunaan bahasa Melayu di ranah ruma masih tetap mendominasi walaupun tidak sebesar persentase yang ada pada kelompok remaja, ini membuktikan bahwa mobilitas orang tua lebih besar dibanding kelompok remaja dan mobilitas dewasa lebih beasr daripada kelompok orang tua ini terbukti bahwa penggunaan bahasa Indonesia cenderung lebih besar pada kelompok dewasa dibanding dengan kolompok orang tua.

Pada dasarnya penggunaan bahasa Indonesia pada kelompok dewasa atau pun orang tua dikarenakan rasa tenggang rasa berbahasa yang ahirnya terjadilah alih kode atau campur kode saat bertutur dengan lawan tutur, terjadinya campur kode atau alih kode biasanya dikarenakan seorang pengguna bahasa Melayu kurang yakin dengan lawan tuturnya mengerti bahasa Melayu sehingga terjadilah campur code atau alih kode agar komunikasi berjalan dengan baik.

Pada tabel 4.31 ini persentase bahasa Melayu masih mendominasi yaitu 82,94%, persentase bahasa Indonesia 11,36%, persentase bahasa daerah lain 0%, dan pertanyaan yang tidak dijawab oleh responden yang ada dalam kuesioner 1,89%. Maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok orang tua hampir seluruhnya menggunakan bahasa Melayu di ranah rumah, dan bahasa Melayu di nyatakan bertahan di ranah rumah untuk kelompok orang Tua.

Melalui observasi yang dilakkukan oleh peneliti dilapangan kelompok orang tua memang menggunakan bahasa Melayu di ranah rumah, berikut contoh tuturan yang di peroleh di lapangan.

Data 7

Anak : Udangnya Wa (Singkatan Ketua) (silahkan makan) udang nya Wa Saya : Tak Mengapa

(sudah) nggak mengapa

Ibu : Kenapo tak di makan ? Alergi, Ahhhh mati kita, jadi apa yang di makan ? mati kita ! Kok tau aku alergi elok boli bawal aku.

Kenapa tidak di makan ? alergi, aduh matikita, jadi apa lagi yang dimakan ? mati kita! Kok tau aku alergi elok boli bawal aku

Percakapan di atas adalah percakapa tiga orang antara peneliti, seorang anak dan seorang ibu di ranah rumah, percakapan di atas menunjukkan bahwa anak menggunakan bahasa Indonesia saat menawarkan udang goreng saat makan dengan memanggil saya dengan panggilan Wa (singkatan Ketua), saat ibu menyadari bahwa saya tidak memakan udang goreng yang disajikan oleh ibu jadi ibu menayakan alasan

kenapa saya tidak memakan masakan udang goreng dengan menggunakan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa Melayu.

Data 8

Anak : Si Ipan tu gek mano korojo nyo ? Sudah bagaimana kabar kerja si Ipan

Ibu : Pore dio hari ini, kadang seminggu ado pore dua hari, satu hari kadang kadang be gaji dio 80

Dia libur hari ini, seminggu biasanya dia libur duahari, biasanya dia bergaji 80 ribu perharinya

Anak : Iyo Iya

Percakapan di atas adalah percakapan antar sesuku di ranah rumah, percakapan di atas terjadi saat anak menanyakan kabar pekerjaan saudaranya yang bernama Ipan kepada ibunya, kemudian ibunya menjawab pertanyaan anak tentang kabar pekerjaan Ipan bahwa Ipan sudah memiliki pekerjaan sebagai buru harian yang memiliki gaji 80 ribu perharinya, kemudian dalam seminggu biasanya Ipan libur selama dua hari, mereka menggunakan bahasa Melayu saat berkomunikasi membahas kabar kerja Ipan. Ini menunjukkan bahwa ibu dan anak menggunakan bahasa Melayu dalam berkomunikasi.

Tabel 4.32 Penggunaan Bahasa Pada Seluruh Responden

No Jenis Responden Berdasarkan Kelompok Persentase (%)* 1 Total Seluruh Responden

Bahasa Indonesia Bahasa Batak Bahasa daerah lain ***

11,19% 0% 0% 5,53%

* Persentase dihitung dari jumlah frekuensi pada tiap kategori dibagi jumlah seluruh frekuensi pada tiap kategori dan hubungan peran

*** Tidak ada pilihan

Tabel 4.32 di atas menunjukkan tentang penggunaan bahasa Melayu diranah rumah pada seluruh responden penelitian, pada tabel tersebut di atas tampak bahwa bahasa Melayu mendominasi dalam hal pemakaiaan bahasa pada masyarakat di Kota Tanjungbalai, pada tabel 4.32 ini persentase bahasa Melayu 84,57%, persentase bahasa Indonesia 11,19%, persentase bahasa Batak dan bahasa daerah lain 0% dan persentase pertanyaan yang ada dalam kuesioner yang tidak di jawab oleh responden 5,53%, persentase di atas membuktikan bahwa kebertahanan bahasa melayu di ranah rumah pada seluruh reponden masih sangat kuat sebesar 84,57%, ini menandakan bahwa bahasa melayu menjadi bahasa penghubung saat berkomunikasi di ranah rumah, dari persentase di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada seluruh responden hampir seluruhnya menggunakan bahasa Melayu di ranah rumah, dan bahasa Melayu di nyatakan bertahan di ranah rumah.