• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. DESAIN FASADE BANGUNAN YANG EFFISIEN TERHADAP PEMAKAIAN BEBAN ENERGI, berisi tentang pengujian hasil rancangan berupa

2.1 Teori Fasade

Fasade atau facade (dalam bahasa inggris) berdasarkan etimologis memiliki akar yang cukup panjang. Facade berasal dari bahasa prancis, yaitu facade, yang diambil dari bahasa italia facciata atau faccia. Faccia sendiri berasal dari bahasa latin facies, yang selanjutnya berkembang menjadi face (bahasa inggris yang berarti wajah) dalam dunia arsitektur fasade bangunan berarti wajah, bagian muka atau depan bangunan.

Fasade atau bagian tampak bangunan adalah unsur yang tidak dapat dihilangkan dari satu produk desain arsitektur dan bahkan merupakan bagian terpenting dari satu karya arsitektur karena elemen tampak inilah yang diapresiasi atau dilihat pertama kali.

Fasade bangunan merupakan selubung bangunan yang sering terkena sinar matahari setelah atap bangunan. Untuk iklim tropis lembab di Indonesia selain kelembaban udara, dan pengaruh kecepatan angin, maka radiasi matahari merupakan faktor utama yang akan dihadapi oleh fasade bangunan baik fasade bangunan yang tembus cahaya maupun bangunan yang tidak tembus cahaya atau opague.

Fasade adalah dinding terluar suatu bangunan, melalui fasade kita bisa mendapat gambaran tentang fungsi- fungsi bangunan, selain itu fasade juga berfungsi sebagai alat perekam sejarah peradaban manusia. Dengan mengamati dan mempelajari desain

fasade suatu bangunan, kita bisa mempelajari kondisi sosial budaya, kehidupan spiritual, bahkan keadaan ekonomi dan politik pada masa tertentu.

Fasade masih tetap menjadi elemen arsitektur terpenting yang mampu menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan. Fasade juga menyampaikan keadaan budaya saat bangunan itu dibangun, fasade mengungkapkan kriteria tatanan dan penataan, dan berjasa memberikan kemungkinan dan kreativitas dalam ornamen dan dekorasi.

Sebuah fasade menjadi enak dipandang jika setiap elemen pembentuk dirancang selaras satu sama lain. Keselarasan itu mencakup skala, komposisi, bentuk, warna, material, serta konsistensi penerapan salah satu gaya arsitektur. Posisi fasade menjadi sangat penting jika intensitasnya cukup tinggi untuk dilihat atau dinikmati publik.

Fasade utama umumnya berada dibagian muka bangunan, dengan fungsi fasade bangunan antara lain:

1. Fasade sebagai eksterior bangunan, yakni menjadi bagian dari eksterior bangunan membuat fasade menjadi pembatas ruang dalam lingkungan sekitarnya, dengan fungsi untuk membedakan hierarki ruang, membatasi pandangan, meredam kebisingan dan mengatasi iklim/cuaca

2. Fasade sebagai citra pertama, yakni fasade menjadi penting karena bagian ini pertama kali dilihat orang. Perlu desain semenarik mungkin agar menimbulkan kesan yang baik dan mendalam penikmat. Secara visual fasade mencitrakan konsep desain bangunan secara keseluruhan, melalui fasade

seorang arsitek atau pemilik bangunan hendak menyampaikan suatu pesan terhadap publik penikmatnya.

3. Fasade sebagai kulit bangunan, yakni berfungsi sebagai lapisan terluar bangunan, fasade juga menjadi shading atau peneduh bagi ruang dalam, dengan menghasilkan bayangan yang terbentuk dari dinding, teritisan, kisi-kisi, pintu-jendela, dan sebagainya. Bayangan inilah yang meneduhi ruang didalamnya sehingga lebih sejuk.

2.1.1 Elemen fasade

Berdasarkan komposisi yang terdapat pada sebuah bangunan didetailkan kedalam bagian-bagian yang penting dari sebuah fasade yang terdiri dari:

1. Bukaan (pintu dan jendela)

Pintu merupakan juga salah satu elemen bangunan yang berfungsi sebagai akses sirkulasi langsung antar ruangan di dalam bangunan, selain itu juga sebagai sirkulasi cahaya alami atapun sirkulasi udara dari luar bangunan atau sebaliknya. Sedangkan jendela merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi sebagai sirkulasi baik itu cahaya alami ataupun sirkulasi udara dari luar ruangan atau sebaliknya.

Hal terpenting dalam pemilihan bentuk bukaan udara adalah pengaruhnya terhadap arah dan kecepatan gerak udara agar dapat diperoleh kenyaman termal.

Arah udara merata dalam ruang. Syarat pemilihan bentuk bukaan udara pada fasade yang dapat menunjang kenyamanan termal, yaitu:

a. Desain bukaan yang fleksibel, dengan fleksibelitas buka-tutup maka dapat diatur arah, kecepatan, dan volume udara yang bersirkulasi dalam ruang.

b. Luas bukaan yang dapat menunjang kelancaransirkulasi udara, terdapat syarat minimal luas bukaan udara, yaitu 60%-80% luas fasade atau 20%

luas ruang.

2. Dinding

Dinding sebagai elemen pada bangunan yang berfungsi sebagai pembatas atau pelindung yang berbentuk permukaan menerus. Selain itu, dinding juga merupakan pemisah ruang yang bisa bersifat sebagai struktur ataupun sebagai elemen estetika.

3. Atap

Atap merupakan elemen rumah yang berada paling atas dan berfungsi sebagai pelindung utama bangunan. Atap merupakan mahkota bangunan yang dianggap badan bangunan, yaitu dinding. Sebagai negara tropis, atap di Indonesia semestinya mendapat perhatian khusus sehingga fungsinya dapat bekerja dengan baik terhadap pengaruh konsumsi energi pada bangunan.

4. Teritisan (sun shading)

Teritisan atau biasa disebut sun shading merupakan elemen bangunan yang berfungsi sebagai pelindung kusen pintu dan jendela berupa atap tambahan.

Di Indonesia sendiri sun shading dibutuhkan karena faktor iklim, yakni iklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi dan suhu cenderung panas.

2.1.2 Komposisi fasade

Elemen-elemen yang terdapat pada sebuah bangunan didetailkan kedalam bagian dari sebuah bentukan fasade yang terdiri dari:

1. Proporsi

Proporsi merupakan hubungan antar bagian dari suatu desain atau hubungan antara bagian dengan keseluruhan.

2. Bentuk

Dalam arsitektur, bentuk selalu dihubungkan dengan wujud, yaitu sisi luar karakteristik atau konfigurasi permukaan suatu bentuk tertentu. Yang dibedakan kedalam 2 bentuk bagian, yaitu:

a. Fasade geometrik

Bentuk geometrik yang paling banyak ditemukan adalah persegi, kotak, lingkaran, juga segitiga. Masing-masing bentuk dapat digunakan tidak hanya sebagai bidang dinding, tetapi berlaku pada bentuk atap dan bukaannya. Unsur garis biasanya hadir dalam pola geometris. Fasade geometrik terutama tampil dalam bentuk persegi dan kotak kini menjadi tren, mengikuti gaya minimalis yang praktis.

b. Fasade volumetrik

Fasade jenis ini menerapkan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti kubus, bola, limas. Bentuk bervolume cenderung dikombinasikan pada satu bidang fasade.

3. Material

Material atau bahan adalah zat atau benda dimana sesuatu dapat dibuat darinya atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Pada sebuah bangunan, penggunaan material dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian dari sebuah fasade, yaitu:

a. Bukaan (pintu dan jendela)

Material penutup pintu dan jendela dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu material alami, contohnya kayu dan bambu dan material pabrikan, contohnya aluminium dan kaca.

b. Dinding

Seperti juga material pintu dan jendela, bahan dinding dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu material alami, contohnya batu alam, batu bata, kayu, bambu, dam material pabrikasi, contohnya metal, kaca, GRC, aluminium composite panel, semen dan bata ringan.

c. Atap

Hal yang dilakukan setelah menentukan bentuk atap bangunan adalah menentukan bahan penutup atap. Bahkan untuk penutup atap dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu material alami, contohnya

genteng tanah liat, atap sirap dan material pabrikasi, contohnya genteng keramik, genteng beton, genteng metal, genteng fiber semen, polikarbonat dan kain terpal.

d. Teritisan (sun shading)

Pada bagian bangunan yang dirancang sebagai bagian terluar bangunan yang diharapkan mampu menangkal sinar matahari langsung. Pada bagian ini dijuga dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu material alami, contohnya bilah papan, bambu, tanaman rambat dan material pabrikasi, contohnya besi hollow, aluminium, kaca dan baja ringan.

4. Warna

Warna dapat mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. Warna dapat berperan untuk memperkuat bentuk dan memberikan ekspresi kepada pikiran atau jiwa manusia. Warna dapat menciptakan suasana yang kita harapkan. Secara garis besar pengelompokan warna, yaitu:

a. Warna netral

Merupakan warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi yang sama.

b. Warna kontras atau kontemporer

Merupakan warna yang berkesan berlawanan satu sama lainnya. Contoh warna kontras adalah warna merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

c. Warna panas

Merupakan kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran didalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah, dsb.

d. Warna dingin

Merupakan kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran didalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman, dsb. Seperti yang terlihat di lingkaran warna pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Lingkaran Warna Berdasarkan Teori Brewster Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/warna